Anda di halaman 1dari 22

PENGENDALIAN MUTU MIKROBIOLOGI

SAMPEL UDARA DI RUANG OPERASI

Anindita Ayu K (G0C217007)


Safrina Luthfiana D (G0C217010)
Wardani Puji H (G0C217026)
Laksito Yan N (G0C217041)
PENDAHULUAN
Adanya bakteri udara kemungkinan terbawa
oleh debu, tetesan uap air ataupun terhembus angin.
Bakteri yang berasal dari udara biasanya akan
menempel pada permukaan tanah, lantai, maupun
ruangan. Bakteri yang berasal dari udara terutama
yang mengakibatkan infeksi di rumah sakit
misalnya Bacillus sp., Staphylococcus sp.,
Streptococcus sp., Pneumococcus, Acinetobacter.
( Bibiana,1992).
Kamar operasi tempat untuk melakukan
tindakan medik terhadap organ tubuh manusia
yang beresiko untuk terjadi infeksi
nosokomial. Salah satu upaya untuk menjaga
mutu agar terhindar dari infeksi nosokomial
adalah menjaga sanitasi rumah sakit antara
lain sterilisasi. (Ririn Arminsih W.Dewi
Susana, Zakianis dan Ema Herawati).
PRA ANALITIK
PENGAMBILAN DAN PENANGANAN SAMPEL UDARA

1. Metode Tangkap

 Disiapkan 4 buah media BAP


 Diletakkan di beberapa titik/ sudut ruangan.
 Dibuka tutup petri tersebut selama 1 jam, jauhkan dari sinar
matahari langsung.
 Selama proses berlangsung tidak boleh ada kegiatan diruang
tersebut.
 Setelah 1 jam, petri ditutup.
 Diinkubasi petri pada suhu 35 – 370C selama 24 jam, buat
kontrolnya ( petri yang steril dan tidak dibuka).
 Dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh dengan satuan
CFU/m3
2. METODE FILTRASI
PERSIAPAN

 Diperiksa baterai melalui indicator Flow Rate (tingkat


akhir) 2,0 Lpm (liter/menit).
 Diisi impinger dengan NaCl 0,9% sebanyak 10 ml.
 Ditutup tabung impinger dengan rapat, jangan sampai
terdapat gelembung.
 Disterilisasi tabung impinger yang sudah berisi media
penyerap dengan sterilisasi basah pada suhu 1210C,
selama 15 menit.
 Ditempatkan impinger pada badan alat.
PELAKSANAAN

 Impinger yang telah berisi larutan NaCl 0,9%


dihubungkan dengan flow meter.
 Dihidupkan alat dan atur flow meter 1-2 Lpm

( tergantung luas ruangan).


 Dibaca dan catat flow meter pada skala indicator.

 Dilakukan pengambilan sampel selama 15 – 30

menit, sesuai dengan kondisi kebersihan ruangan.


 Dimatikan alat dan lepaskan impinger dari badan alat.

 Dimasukkan sampel kedalam cool box dan bawa ke

laboratorium.
2. MEDIA DAN REAGEN
MEDIA REAGEN

1. Larutan NaCL 0,9%


1. Media BAP 2. Cat untuk pewaranaan Gram
2. Media GULA-  Gram A: Karbol Gentian
Violet
GULA  Gram B : Lugol (KI+I2)
a. Media Glukosa  Gram C: Alkohol 96%
b. Media Laktosa  Gram D: Safranin
c. Media Manitol 3. Antibiotik Oxacilin dan
Cefixitin
4. H2O2 3%
5. Plasma Citrat
ANALITIK
Metode Filtrasi
 Disiapkan 5 buah cawan petri steril.
 Dilakukan pengenceran terlebih dahulu terhadap sampel yang sudah
didapat
 Dituangkan sampel pada 4 cawan petri steril, masing – masing 1 ml.
 Pada petri ke 5 digunakan sebagai control ( tanpa sampel ).
 Pada masing-masing cawan petri dituangkan media PCA ( Plate
Count Agar) sebanyak 10 – 15 ml dalam suhu 46 – 50 0 C.
 Digoyangkan secara perlahan agar tercampur merata.
 Diamkan cawan petri yang berisi sampel sampai membeku
kemudian inkubasi pada suhu 370C selama 24 – 48 jam dengan
posisi cawan terbalik.
 Dihitung semua koloni yang tumbuh.
PERHITUNGAN
 Setelah diinkubasi, dilihat koloni yang tumbuh
pada media

1. IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK
a. Dilakukan dengan pengamatan secara langsung
menggunakan colony counter.
b. Diperhatikan morfologi koloni yang terbentuk
(warna koloni,bentuk koloni, elevasi koloni).
c. Hasil pengamatan di catat.
(Stryjakowska-Sekulska dkk. 2007:625).
Staphylococcus aureus Bacillus sp

Staphylococcus epidermidis
2. Identifikasi Mikroskopik dengan Pewarnaan
Gram

a. Masing-masing koloni yang terbentuk diwarnai


dengan pewarnaan gram.
b. Gram A selama 3 menit , Gram B selama 2 menit,
Gram C sampai sisa pewarnaan luntur kira-kira 30
detik, Gram D selama 2 menit
c. Diamati hasil pewarnaan (bentuk, warna, dan
sifat) menggunakan mikroskop dengan perbesaran
100x .
d. Ungu : Bakteri bersifat Gram positif
Merah : Bakteri bersifat Gram negatif
3. UJI BIOKIMIA

a. Uji ini berdasarkan bentuk sel bakteri yang


diperoleh dari identifikasi mikroskopik
b. Bentuk sel bakteri coccus dilakukan uji
katalase. Bentuk sel bakteri basil dilakukan uji
laktosa.
c. Hasil positif katalase dilanjutkan uji koagulase
Hasil negatif uji laktosa dilanjutkan uji glukosa.
(Cappucino dan Sherman 2005:440)
4. UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK

a. Hasil uji katalase dan koagulase positif


dilanjutkan ke uji sensitifitas antibiotik untuk
mengetahui keberadaan MRSA.

b. Uji ini dilakukan dengan menginokulasikan


bakteri ke media NA, kemudian diletakan
antibiotik Oxacilin dan Cefoxitin ke atas goresan.

b. Jika hasil nya resisten maka disimpulkan bakteri


tersebut Staphylococcus aureus.
PASCA ANALITIK
HASIL
 Kuman udara dilaporkan dalam CFU/m3
 Jenis kuman yang ada
 Menurut Permenkes No 1204 tahun 2004 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan Rumah Sakit ambang batas kuman udara
sebesar 10 CFU/m3
 Ditemukan bakteri seperti Bacilus sp dan Staphylococcus sp
merupakan warning bagi pihak Rumah Sakit untuk segera
mengevaluasi alat sterilisasi dan bahan disinfektan yang
digunakan. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan
keberdaaan kedua bakteri tersebut antara lain kondisi filter AC
yang ada di ruang operasi, kondisi lantai, kondisi dinding,
peralatan medis, dan peralatan pakaian kerja petugas medis
PENGENDALIAN BAKTERI
UDARA
1. Cleaning dan Sanitasi
2. Desinfeksi
3. Antiseptis
4. Sterilisasi
5. Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya
6. Pengendalian Mikroba dengan Radiasi
7. Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi
DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino, J.G., dan Sherman, N. 2005. Microbiology: a Laboratory


Manual. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.
 
Stryjakowska-Sekulska, M dkk. 2007. Microbiological Quality of Indoor Air
in University Rooms. Polish Journal of Environments Study, 16: 623-632.
 
Kepmenkes RI. 2004. Kepmenkes 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Diakses dari http://www.indonesia.com
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai