Anda di halaman 1dari 70

KAIDAH PENULISAN

KARYA ILMIAH

Sutio Rahardjo, SPd., S.Kep.Ns., MM.


Dosen Prodi D3 Kebidanan Bangkalan
Poltekkes Kemenkes Surabaya
Karya Tulis Ilmiah?
PENDAHULUAN
Menulis itu mudah, terutama bagi yang
mau menulis
Jadi, syarat pertama untuk bisa menulis
dan menjadi penulis adalah kemauan
Jika kemauan belum muncul, padahal
tuntutan menghasilkan karya tulis terus
menghantui kita, kita harus memotivasi
diri sendiri
Jadi, syarat kedua untuk jadi penulis
adalah kemampuan memotivasi diri
sendiri
Lanjutan …..1

Bagaimana cara memotivasi diri sendiri?


Tergantung diri sendiri, tetapi keinginan-
keinginan tertentu sering manjur untuk
maksud itu
Misalnya, karena ingin cepat selesai kuliah,
namanya dikenal orang (terkenal),
pendapatnya diketahui orang, membuat
tulisan karena masalah seperti itu belum
ditulis orang, menanggapi tulisan,
pendapat, atau mereaksi suatu keadaan,
menambah penghasilan, dll
Lanjutan…2

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan


termotivasi karena memiliki pengetahuan dan
kemampuan
Pengetahuan dan kemampuan adalah syarat
berikutnya untuk menjadi penulis
Tetapi, jika kita telah mempunyai kemauan dan
motivasi, pengetahuan dan kemampuan lebih
mudah untuk dikembangakan
Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan
isi tulisan, apa yang diuraikan dalam karyatulis
Lanjutan ….3

Namun, ia juga berkaitan dengan cara dan


tatacara mengungkapnya
Yang terakhir itu berkaitan dengan
kemampuan membahasakan apa yang
ingin diungkapkan dan format penulisan

Jadi, pada intinya, untuk menjadi penulis


atau menghasilkan karya tulis orang harus
memiliki kemauan, motivasi, pengetahuan,
dan kemampuan
Lanjutan…4

Pengetahuan dan kemampuan juga terkait


dengan cara mengungkapkan gagasan: aspek
bahasa
Kemampuan mengungkapkan ide dalam
bahasa yang benar dan komunikatif adalah
kunci keberhasilan seeseorang untuk menjadi
penulis
Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan &
kemampuan yang harus dimiliki: apa yang
akan diungkapkan (isi) dan bagaimana cara
mengungkapkan (bentuk)
Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang
mendukung eksistensi sebuah karya tulis;
keduanya saling terkait dan saling melengkapi
Lanjutan ….5

Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi


tidak meyakinkan, orang akan malas
membaca karena tidak memberi nilai
tambah
Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal,
dan luas, tetapi jika bahasanya tidak benar
akan kacau (bahasa menunjukkan
karakter penulis)
Berlatih menulis karya ilmiah mesti
melibatkan kedua unsur itu
KENDALA MENULIS
Mengapa kita sulit menghasilkan karya tulis padahal
profesi kita menuntut untuk itu?
 Tampaknya, ada sejumlah kendala yang menjadi
penyebabnya yang antara lain dapat ditunjukkan
sbb.
Kendala psikologis:
 merasa tidak bisa padahal belum berusaha
 malu, takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang baik
sehingga ditertawakan orang
 malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa
pengetahuannya tidak banyak
 malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan
bahasanya kurang baik
 kurang termotivasi karena berbagai sebab
 malas, tidak ada keinginan untuk maju
 dll
Kendala kemampuan:
 kurang menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang
keilmuannya sendiri (unsur gagasan, isi)
 tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk
penulisan karya ilmiah
 kurang menguasai bahasa untuk membahasakan
gagasan pada penulisan karya ilmiah (aspek bentuk)
 kurang memahami model dan teknik penulisan karya
ilmiah

Kendala ekonomis/lain-lain:
 tidak ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga
sudah bisa hidup layak
 tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis
 kurang memahami/menghargai pentingnya penyebaran
informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca)
 masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol,
nonton televisi, dll)
MENEMUKAN IDE KREATIF

 Rajinlah mengembangankan rasa ingin tahu


melalui pertanyaan (5W+1H) agar mudah
menemukan ide-ide yang dapat ditulis,
sehingga menulis menjadi mudah.
 Pemicu ide ada di mana-mana; yang
dibutuhkan hanyalah sikap mental yang
kondusif dan kebiasaan mengamati situasi
sekitar.
 Kita perlu mengetahui tempat atau situasi
aktifitas apa yang dapat memicu ide kreatif
untuk menulis.
Handsfree Phone
MAKSIMALKAN
OTAK
KANAN
Pernyataan
Bacaan laporan hasil Seminar dan diskusi pemegang
penelitian/LTA/KTI otoritas

SUMBER IDE

Browsing internet
Pengamatan
Pengalaman
TEKNIK MENCIPTAKAN IDE BARU

BRAINSTORMING

FOCUS GROUP

LIBRARY AND
INTERNET RESEARCH 2-15
mempunyai
kemampuan?

bermanfaat?
menarik?

PERTIMBANGAN MENETAPKAN IDE

Referensi/ spesifik?
data bisa
diperoleh? memberikan
inovasi?
16
YUK, MULAI
BERPIKIR
IDE
KONSEP DASAR KARYA ILMIAH.
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas
ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis
dengan menggunakan bahasa yang benar.
Syarat minimal dalam sebuah karya ilmiah:
1.menggunakan bahasa tulis sebagai media,
2.membahas konsep ilmu pengetahuan,
3.disusun secara sistematis,
4.dituangkan dengan menggunakan bahasa yang benar.
Ciri-ciri karya ilmiah:
1. objektif, artinya memiliki objek dan memberikan
penilaian secara objektif terhadap objek
tersebut,
2. faktual, artinya dibuat berdasarkan fakta yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,
3. bermetode artinya disusun berdasarkan
metode ilmiah tertentu,
4. cermat dan jujur artinya mengangkat hal yang
sebenarnya.
Insan akademik harus memiliki ciri a.l:
1. memiliki pengetahuan dan konsep keilmuan dalam bidang
yang dibahasnya,
2. memiliki rasa ingin tahu,
3. memiliki sifat terbuka atas kritik dan saran terhadap karya
yang telah disusunnya,
4. memiliki sifat berani dan jujur dalam mengungkapkan
kebenaran,
5. objektif dalam memberikan penilaian terhadap masalah
yang dikajinya,
6. berpandangan maju, artinya bahwa karya ilmiah yang
disusunnya harus memberikan manfaat.
TUJUAN PENULISAN KARYA ILMIAH:
1. memecahkan masalah tertentu.
2. menambah pengetahuan, ilmu, dan konsep pengetahuan
tentang satu pokok masalah tertentu.
3. membina kemampuan menulis ilmiah dan berpikir ilmiah
bagi penulisnya.
KARYA ILMIAH MEMILIKI BEBERAPA FUNGSI:
1. fungsi pendidikan
2. fungsi penelitian (sebagai sarana untuk menerapkan
prosedur ilmiah dalam usaha mengembangkan ilmu
pengetahuan)
3. fungsi pengembangan (alat pengembangan ilmu, tambahan
bahan pustaka)
21
CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH
1. Mendalam/Tuntas,
artinya
a. segi-segi masalah dikupas secara
mendalam
b. masalah dibahas sampai ke akar-
akarnya;
c. Membicarakan topik secara mendetil.
Bagaimana agar dapat dibahas dengan tuntas?
 jangan memilih masalah/topik yang terlalu luas
 cukupkah buku-buku yang mendukungnya?
 Mengambil sampel yang proposional
 Melengkapi data literatur sebagai sumber rujukan

2. Objektif
 segala keterangan yang dikemukakan apa adanya sesuai dengan data
dan fakta yang diperoleh;
 masalah diungkap apa adanya tidak dibuat-buat atau direkayasa.

Keobjektifan karya ilmiah dapat dicapai dengan


 data literatur dan data lapangan yang memadai (datanya harus
representatif)
 Tidak memanipulasi data

3. Sistematis
uraian disusun menurut pola tertentu sehingga jelas urutan dan
kaitan antara unsur-unsur tulisan (berkesinambungan, berurutan,
berkaitan)
4. Cermat
berupaya menghindari kesalahan/kekeliruan

5. Lugas
artinya pembicaraan langsung pada persoalan yang dikaji
tanpa basa-basi.

6. Tidak emosional, artinya tanpa melibatkan perasaan

7. Berlaku umum (kesimpulan berlaku bagi semua populasi kajian) ---


 kebenarannya dapat diuji

8. Logis, maksudnya segala keterangan yang disajikan memiliki dasar


dan alasan yang masuk akal

9. bernas, artinya meskipun uraian itu singkat, isinya padat.

10. Jelas, keterangan yang dikemukakan dapat mengungkap


makna secara jernih sehingga mudah dipahami pembaca
11. Terbuka, tidak menutup kemungkinan
adanya pendapat baru
12. Menggunakan bahasa baku, tepat,
ringkas, dan jelas

Contoh bahasa dalam karya ilmiah


 Pohon itu ditanam sedalam ½ meter
kuantitatif
 berat maksimal yang diperbolehkan 5 ton
kuantitatif
 tiang yang harus disediakan sangat banyak
 volume pekerjaan per jam sangat padat
 mahasiswa itu sangat pandai baku/tidak
kuantitatif
LANGKAH AWAL PEMBUATAN
KARYA TULIS (PENELITIAN/LTA)
Cari dan Tentukan Topik
 Bagi penulis pemula, topik sebaiknya dicari yang
sesuai dengan bidang karena masalah itu yang paling
dikuasai
 Bertanya kepada diri sendiri: saya menguasai dan
atau tertarik pada bidang apa?
 Membaca dan membaca sebanyak mungkin: jurnal,
laporan penelitian, buku, makalah, akses internet
Lanjutan ….
 Penulis yang baik pasti sekaligus pembaca yang
rajin
 Diskusi dengan sejawat, berseminar
 Cermati bagaimana isi tulisan-tulisan itu:
gagasan, pengembangan dan pengorganisasian
gagasan, bahasa, dan lain-lain
Dari kegiatan-kegiatan itu lazimnya akan
muncul “ilham” di benak kita
Cermati Pola Pikir Pengarang
lain
 Sekali lagi bagi penulis pemula: ada baiknya mencermati
tulisan pengarang yang karangannya baik untuk “belajar”
 Cermati dan ikuti bagaimana cara:
(1) pengembangan gagasan
(2) pengembangan alinea
(3) perujukan acuan
(4) pengarang yang dirujuk
Lanjutan …..
(5) peramuan berbagai gagasan dari berbagai sumber
(6) sikap pengarang
(7) stile dan ejaan, dan lain-lain

Catatan:
-Dengan rajin menulis, pada akhirnya pengarang akan
menemukan kepribadian sendiri
-Itu perlu waktu dan mau menulis terus-menerus (tidak
hanya dimotivasi oleh tuntutan lulus kuliah atau mau naik
pangkat saja)
Praktik Menulis
 Aktivitas menulis tidak cukup hanya berbekal
teori walau pengetahuan teoretis juga penting
 Untuk dapat menulis, kita harus benar-benar
langsung praktik menulis
 Seperti belajar berenang: untuk dapat berenang
kita harus betul-betul praktik berenang dengan
resiko tenggelam
 Kendala utama biasanya ketika kita akan
memulai menulis, bingung tidak tahu apa yang
harus ditulis, atau mulai dengan atau dari mana
Lanjutan …..
 Semua orang mengalami itu, tetapi kita harus berani
membuang keraguan dan ketidakpercayaan diri itu
 Menulislah apa saja: apa yang diminati, apa yang ada di
pikiran, apa yang menantang, tanpa merasa takut salah
 Bentuk tulisan bisa jadi masih berwujud coretan-coretan
ekspresif, tidak karuan, tidak saling terkait,
 Itu tidak masalah, sebab substansinya adalah menulis-
kan apa saja, gagasan dan ide-ide atau pendapat kita
 Kemudian cobalah kembangkan menjadi sebuah outline
PEMBUATAN OUTLINE
 Menulis pada hakikatnya adalah
mengungkapkan ide dan gagasan ke dalam
wujud bahasa tertulis
 Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran
banyak sekali (baik yang sudah siap
diungkap maupun yang masih berupa
kelebatan-kelebatan pikiran yang harus
dikembangkan)
 Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-
logis dan dengan bahasa yang benar, semua
harus ditata, disistematiskan, dan
dipersiapkan dengan baik
Lanjutan …..1
 Penataan itu sebaiknya konkret, tidak
hanya di pikiran saja, dalam bentuk tulisan
yang dapat dibaca berulang-ulang
 Penataan pikiran itu sebenarnya berupa
perencanaan tentang apa saja yang akan
dituliskan dan bagaimana pengurutannya
 Itulah yang kemudian disebut sebagai
outline karya tulis
Lanjutan…2
 Outline (secara kamus): garis besar, bagan,
skema, sketsa, kerangka
 Outline karangan: kerangka karangan, garis
besar karangan
 Outline berisi kerangka topik dan sub-
subtopik yang akan dikembangkan menjadi
sebuah tulisan yang lengkap-jadi
 Outline mencantumkan judul karangan dan
sub-subjudul (bab, bagian) (semuanya
sementara)
 Outline haruslah sudah memberikan
gambaran jelas tentang masalah yang
diuraikan dalam karangan
Lanjutan …..3
 Semua subjudul harus mendukung tema karangan
yang secara jelas tercermin dalam judul; semua
subjudul mendukung judul utama karangan
 Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul
 Semua subjudul menunjukkan secara konkret
tentang apa saja yang akan diuraikan dalam
batang tubuh karangan
 Dengan membaca outline, mestinya orang sudah
dapat membayangkan apa isi karangan secara
keseluruhan
 Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi
sebuah karya tulis
Langkah pembuatan Outline
 Penyakit yang menghantui penulis pemula (sering
juga: yang telah berpengalaman) adalah memulai
sebuah tulisan
 Kebingungan itu biasanya meliputi pertanyaan: apa
yang harus pertama dituliskan, serta bagaimana
pengalimatan dan pengalineaannya
 Kebingunan pertama disebabkan oleh adanya
sejumlah gagasan yang “berebut” untuk lebih dahulu
dituliskan;apa yang mesti dituliskan di awal
penulisan
 Atau sebaliknya, kebingugnan karena takada
gagasan yang akan diungkapkan; belum punya topik
atau judul penelitian
Lanjutan …..1
 Kebingungan kedua menyangkut aspek
bahasa, bahasa tulis-menulis
 Bagi mahasiswa/pelajar yang sedang
belajar menulis, ketepatan unsur bahasa
tampaknya lebih ditekankan
 Tetapi, bagi para penulis sungguhan
(mahasiswa S2/S3 masuk kelompok ini),
aspek isi karangan lebih ditekankan
 Hal itu tidak berarti masalah bahasa
diabaikan, tetapi semestinya itu sudah baik
(kalau belum baik, ya…kebangeten)
Lanjutan …2
Cara pembuatan outline sebagai berikut
 Tuliskan judul (sementara) penelitian yang akan
dilakukan
 Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait
dengan judul (tema) karangan
 Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu
saja, tidak usah terburu mengurutkannya secara
logis-kronologis
 Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara),
cermati satu per satu berdasarkan cakupan dan
urutan
Lanjutan ….3
 Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik
dan sub-subtopik yang menjadi bawahannya
yang memang berkaitan secara logika
 Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul
yang mendukungnya
 Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke
dalam pengurutan yang menunjukkan alur
pemikiran yang logis-kronologis
 Urutan subjudul langsung mendukung
judul,dan sub-subjudul mendukung langsung
subjudul
Lanjutan …4
 Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul
secara logis-kronologis selesai, cermati sekali
lagi:
 Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang,
atau dipindah letaknya ke bagian yang yang
lebih sesuai
 Jika sudah, selesailah pembuatan outline
karangan itu dan dilanjutkan membuat karangan
secara utuh
 Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena
dalam proses penulisan selalu saja terjadi
perubahan: pengurangan, pemindahan, atau
penambahan sub-subjudul atau ide-ide baru
yang muncul kemudian
Lanjutan ….5
 Pengembangan outline menjadi karangan
yang utuh dapat dimulai dari subjudul
mana saja tergantung kesiapan referensi
 Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap
diusahakan pada akhir penulisan
 Tiap subjudul dan sub-subjudul harus
secara jelas mendukung tema karangan
BAHASA KARYA TULIS ILMIAH:
1. Baku
2. Denotatif
3. Berkomunikasi dengan pikiran bukan perasaan
4. Kohesif
5. Koheren
6. Mengutamakan kalimat pasif
7. Konsisten
8. Logis
9. Efektif
10. Kuantitatif
42
Lanjutan….1
1. Baku:
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah
bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan
ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan
menggunakan ucapan yang baku, menggunakan
kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau
sudah dibakukan.

Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli,
dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan
sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita
terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak
baku)
Lanjutan ….2

Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli,
dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan
sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita
terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak
baku)

Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain,
maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di
Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada
pengusaha asing. (baku)
Lanjutan …..3

2. Denotatif:
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah
bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna
ganda.

Contoh:
Makalah ini bertujuan untuk memberikan penerangan
yang memadai bagi masyarakat Indonesia. (tidak
lugas)

Maksud kalimat di atas tidak jelas karena kata


penerangan mengandung makna ganda, yaitu
informasi atau listrik.
Lanjutan …..4

Perbaikan:
Makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang memadai bagi masyarakat
Indonesia. (lugas)

Atau:
Makalah ini bertujuan untuk memberikan
listrik yang memadai bagi masyarakat
Indonesia. (lugas)
Lanjutan …..5
3. Berkomunikasi dengan pikiran daripada
perasaan:
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas,
tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak
emosional.
Contoh:
Responden tidak diambil dari komunitas pasar,
stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain-
lainnya, tetapi dari komunitas pegawai perusahaan
sebab jika diambil dari komunitas pasar, stasiun,
terminal, atau tempat-tempat ramai lain-lainnya
maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
tujuan yang diharapkan (tidak efisien)
Lanjutan …..6
Perbaikan:
Responden diambil dari komunitas pegawai
perusahaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
(efisien)

4. Kohesif:
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur,
baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga
hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang
lain bersifat padu maka digunakan alat penghubung,
seperti kata penunjuk, dan kata penghubung.
Lanjutan …..7

5. Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu
makna atau ide pokok.

6. Mengutamakan Kalimat Pasif

Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.

Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.
Lanjutan …..8

7. Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam
penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga
penggunaan kata ganti diri.

8. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
Untuk menghemat waktu, analisis dilakukan secara
serentak oleh tim peneliti. (tidak logis)
Perbaikan:
Untuk mengefektifkan waktu, analisis dilakukan secara
serentak oleh tim peneliti. (logis)
Lanjutan ……9

9. Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang
dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh
penyimak atau pembaca.

10. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur
secara pasti.

Contoh:
Dalam pengumpulan data diperlukan responden yang cukup
banyak.
Perbaikan:
Dalam pengumpulan data diperlukan responden seratus
orang. (kuantitaf)
TEKNIK MENGUTIP DAN MEMBUAT DAFTAR
PUSTAKA

1. Apakah mengutip itu?


2. Apakah daftar pustaka itu?
3. Mengapa kita harus mengutip?
dan membuat daftar Pustaka?
4. Bagaimana cara mengutip?
5. Bagaimana cara membuat daftar pustaka?
Apakah mengutip itu?

 Mengutip adalah menggunakan ide atau


hasil temuan orang lain untuk mendukung
ide atau pendapat penulis atau pembicara.
Apa yang harus dilakukan jika seseorang
mengutip ide atau temuan orang lain?
 Jika seseorang mengutip ide atau temuan orang
lain, orang itu harus mencantumkan sumber ide
atau temuan penelitian yang dirujukknya.
 Jika orang yang mengutip ide atau temuan
orang lain, tetapi orang itu tidak mencantumkan
sumber yang dikutipnya itu, orang itu dianggap
sebagai plagiat (pencuri kekayaan intelektual).
 Plagiator mendapat sanksi perdata, pidana, dan
sosial.
Apakah daftar pustaka itu?

 Daftar pustaka adalah daftar buku atau


referensi lainnya yang dirujuk oleh penulis.
Mengapa penulis harus membuat
daftar pustaka?
 Pembuktian kejujuran ilmiah penulis. Jika penulis
menggunakan ide atau temuan orang lain, penulis harus
mencantumkan sumber rujukan dalam teks dan
menuliskan buku atau literatur lain yang dirujuk. Jika
penulis menggunakan ide atau temuan orang lain, tetapi
penulis itu tidak mencantumkan dari mana ide atau
temuan itu diambil, penulis semacam itu dianggap
sebagai plagiat.
 Penyebarluasan informasi. Jika ada penulis lain yang
ingin mendalmi ide atau temuan penelitian yang dikutip
penulis, penulis lain dapat membaca buku yang terdapat
di dalam daftar pustaka.
 Menghargai orang yang telah bekerja keras sehingga
menghasilkan ilmu pengetahuan.
Mengapa orang perlu mengutip ide
atau temuan orang lain?
 Pada waktu saseorang menulis atau
berbicara, diperlukan ilmu pengetahuan
(teori) atau temuan yang mendukung ide
penulis atau pembicara.
 Tulisan atau pembicaraan yang tidak
berdasar pada ilmu pengetahuan dan
fakta, tulisan atau pembicaraan itu
diragukan kebenarannya.
Bagaimana cara mengutip ide atau
temuan orang lain?
 Ada dua cara mengutip ide atau temuan
orang lain, yaitu
 1. mengutip langsung
 2. mengutip tidak lansung (parafrase).
Cara Mengutip Langsung

 Mengutip langsung adalah mengutip ide


atau temuan orang lain yang idenya ditulis
persis sama (kata, struktur kalimat, dan
ejaannya) dengan teks aslinya.
Teks yang Bagaimana yang sebaiknya
Dikutip secara Langsung?
 Teks yang sebaiknya dikutip secara langsung
adalah teks yang rumusannya sangat padat dan
akurat yang dikhawatirkan jika teks itu dikutip
secara tidak langsung akan mengakibatkan
kesalahan atau penyimpangan.
 Contoh teks yang sebainya dikutip secara
langsung adalah pasal-pasal dalam suatu
undang-undang atau peraturan, hukum, dan
dalil.
Contoh Penulisan Kutipan Langsung
yang ≤ 4 Baris

 Untuk memahami etika, lebih dahulu perlu diketahui pengertian etika.


Suseno (1987:17) menyatakan, “Etika adalah usaha manusia untuk
memakai akal budi dan daya pikirannya untuk memecahkan masalah
bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik.”
Mengutip secara Tidak Langsung
 Mengutip secara tidak langsung adalah
mengutip ide atau pendapat orang lain
yang dilakukan dengan menyimpulkan
intisari ide dalam teks yang dikutipnya.
Jadi, dalam mengutip secara tidak
langsung yang penting adalah ide sama
dengan ide dalam teks aslinya, tetapi cara
pengungkapannya tidak sama dengan
teks aslinya.
Contoh Penulisan Kutipan Tidak
Langsung
 Adat dan kebudayaan adalah dua hal yang berbeda,
tetapi saling terkait di antara keduanya. Koentjaraningrat
(1987:10—11) menjelaskan bahwa adat merupakan
bagian kebudayaan. Adat adalah wujud kebudayaan
yang bersifat ideel. Dengan kata lain, adat itu dapat
disebut sebagai adat tata kelakuan karena adat
berfungsi sebagai pengatur kelakuan. Adat sebenarnya
dapat dibagi menjadi empat tingkat, yaitu (1) tingkat nilai
budaya, (2) tingkat norma-norma, (3) tingkat hukum,
tingkat aturan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang
dimaksud dengan daftar kepustakaan adalah
sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan
lainnya. yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan yang tengah digarap.
FUNGSI DAFTAR PUSTAKA
 untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya
tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan
pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan.
 untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap
penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil
karyanya yang turut menyumbang dalam penulisan karya
tulis yang kita tulis.
 Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah
menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis
karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat.
UNSUR-UNSUR DAFTAR PUSTAKA

1. Nama Pengarang, yang di kutip secara


lengkap
2. Judul Buku, termasuk judul tambahannya
3. Data Publikasi, penerbit, tempat terbit, tahun
terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal
(jumlah halaman) buku tersebut.
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul
artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid,
nomor dan tahun.
Catatan Penutup
 Kegiatan meneliti dan menulis itu sebenarnya mudah
dilakukan jika kita mau melakukannya
 Dosen dan mahasiswa jelas mempunyai tanggungjawab
moral untuk menulis dan menulis sejalan dengan kegiatan
meneliti dan meneliti
 Itu motivasi diri idealnya; kita wajib menumbuhkan motivasi
diri
 Motivasi yang lain: karena alasan nama, popularitas,
eksistensi diri, uang, naik pangkat, dll
 Jadi, mengapa kita tidak mau dan mampu memotivasi diri
kita sendiri untuk menulis dan menulis
 Mulai sekarang juga diputuskan untuk segera menulis, topik
apa pun yang ditulis
 ITU DIMULAI DENGAN SEGERA MENEMUKAN JUDUL
PENELITIAN, BUAT PROPOSAL, SEGERA MULAI
BEKERJA SEKARANG JUGA
www.themegallery.com

RAIH SUSKES DALAM


MENULIS KARYA
ILMIAH
TERIMA
KASIH

Selamat Menulis
Semoga Menjadi
Penulis yang Andal

Anda mungkin juga menyukai