KARYA ILMIAH
Kendala ekonomis/lain-lain:
tidak ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga
sudah bisa hidup layak
tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis
kurang memahami/menghargai pentingnya penyebaran
informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca)
masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol,
nonton televisi, dll)
MENEMUKAN IDE KREATIF
SUMBER IDE
Browsing internet
Pengamatan
Pengalaman
TEKNIK MENCIPTAKAN IDE BARU
BRAINSTORMING
FOCUS GROUP
LIBRARY AND
INTERNET RESEARCH 2-15
mempunyai
kemampuan?
bermanfaat?
menarik?
Referensi/ spesifik?
data bisa
diperoleh? memberikan
inovasi?
16
YUK, MULAI
BERPIKIR
IDE
KONSEP DASAR KARYA ILMIAH.
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas
ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis
dengan menggunakan bahasa yang benar.
Syarat minimal dalam sebuah karya ilmiah:
1.menggunakan bahasa tulis sebagai media,
2.membahas konsep ilmu pengetahuan,
3.disusun secara sistematis,
4.dituangkan dengan menggunakan bahasa yang benar.
Ciri-ciri karya ilmiah:
1. objektif, artinya memiliki objek dan memberikan
penilaian secara objektif terhadap objek
tersebut,
2. faktual, artinya dibuat berdasarkan fakta yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,
3. bermetode artinya disusun berdasarkan
metode ilmiah tertentu,
4. cermat dan jujur artinya mengangkat hal yang
sebenarnya.
Insan akademik harus memiliki ciri a.l:
1. memiliki pengetahuan dan konsep keilmuan dalam bidang
yang dibahasnya,
2. memiliki rasa ingin tahu,
3. memiliki sifat terbuka atas kritik dan saran terhadap karya
yang telah disusunnya,
4. memiliki sifat berani dan jujur dalam mengungkapkan
kebenaran,
5. objektif dalam memberikan penilaian terhadap masalah
yang dikajinya,
6. berpandangan maju, artinya bahwa karya ilmiah yang
disusunnya harus memberikan manfaat.
TUJUAN PENULISAN KARYA ILMIAH:
1. memecahkan masalah tertentu.
2. menambah pengetahuan, ilmu, dan konsep pengetahuan
tentang satu pokok masalah tertentu.
3. membina kemampuan menulis ilmiah dan berpikir ilmiah
bagi penulisnya.
KARYA ILMIAH MEMILIKI BEBERAPA FUNGSI:
1. fungsi pendidikan
2. fungsi penelitian (sebagai sarana untuk menerapkan
prosedur ilmiah dalam usaha mengembangkan ilmu
pengetahuan)
3. fungsi pengembangan (alat pengembangan ilmu, tambahan
bahan pustaka)
21
CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH
1. Mendalam/Tuntas,
artinya
a. segi-segi masalah dikupas secara
mendalam
b. masalah dibahas sampai ke akar-
akarnya;
c. Membicarakan topik secara mendetil.
Bagaimana agar dapat dibahas dengan tuntas?
jangan memilih masalah/topik yang terlalu luas
cukupkah buku-buku yang mendukungnya?
Mengambil sampel yang proposional
Melengkapi data literatur sebagai sumber rujukan
2. Objektif
segala keterangan yang dikemukakan apa adanya sesuai dengan data
dan fakta yang diperoleh;
masalah diungkap apa adanya tidak dibuat-buat atau direkayasa.
3. Sistematis
uraian disusun menurut pola tertentu sehingga jelas urutan dan
kaitan antara unsur-unsur tulisan (berkesinambungan, berurutan,
berkaitan)
4. Cermat
berupaya menghindari kesalahan/kekeliruan
5. Lugas
artinya pembicaraan langsung pada persoalan yang dikaji
tanpa basa-basi.
Catatan:
-Dengan rajin menulis, pada akhirnya pengarang akan
menemukan kepribadian sendiri
-Itu perlu waktu dan mau menulis terus-menerus (tidak
hanya dimotivasi oleh tuntutan lulus kuliah atau mau naik
pangkat saja)
Praktik Menulis
Aktivitas menulis tidak cukup hanya berbekal
teori walau pengetahuan teoretis juga penting
Untuk dapat menulis, kita harus benar-benar
langsung praktik menulis
Seperti belajar berenang: untuk dapat berenang
kita harus betul-betul praktik berenang dengan
resiko tenggelam
Kendala utama biasanya ketika kita akan
memulai menulis, bingung tidak tahu apa yang
harus ditulis, atau mulai dengan atau dari mana
Lanjutan …..
Semua orang mengalami itu, tetapi kita harus berani
membuang keraguan dan ketidakpercayaan diri itu
Menulislah apa saja: apa yang diminati, apa yang ada di
pikiran, apa yang menantang, tanpa merasa takut salah
Bentuk tulisan bisa jadi masih berwujud coretan-coretan
ekspresif, tidak karuan, tidak saling terkait,
Itu tidak masalah, sebab substansinya adalah menulis-
kan apa saja, gagasan dan ide-ide atau pendapat kita
Kemudian cobalah kembangkan menjadi sebuah outline
PEMBUATAN OUTLINE
Menulis pada hakikatnya adalah
mengungkapkan ide dan gagasan ke dalam
wujud bahasa tertulis
Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran
banyak sekali (baik yang sudah siap
diungkap maupun yang masih berupa
kelebatan-kelebatan pikiran yang harus
dikembangkan)
Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-
logis dan dengan bahasa yang benar, semua
harus ditata, disistematiskan, dan
dipersiapkan dengan baik
Lanjutan …..1
Penataan itu sebaiknya konkret, tidak
hanya di pikiran saja, dalam bentuk tulisan
yang dapat dibaca berulang-ulang
Penataan pikiran itu sebenarnya berupa
perencanaan tentang apa saja yang akan
dituliskan dan bagaimana pengurutannya
Itulah yang kemudian disebut sebagai
outline karya tulis
Lanjutan…2
Outline (secara kamus): garis besar, bagan,
skema, sketsa, kerangka
Outline karangan: kerangka karangan, garis
besar karangan
Outline berisi kerangka topik dan sub-
subtopik yang akan dikembangkan menjadi
sebuah tulisan yang lengkap-jadi
Outline mencantumkan judul karangan dan
sub-subjudul (bab, bagian) (semuanya
sementara)
Outline haruslah sudah memberikan
gambaran jelas tentang masalah yang
diuraikan dalam karangan
Lanjutan …..3
Semua subjudul harus mendukung tema karangan
yang secara jelas tercermin dalam judul; semua
subjudul mendukung judul utama karangan
Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul
Semua subjudul menunjukkan secara konkret
tentang apa saja yang akan diuraikan dalam
batang tubuh karangan
Dengan membaca outline, mestinya orang sudah
dapat membayangkan apa isi karangan secara
keseluruhan
Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi
sebuah karya tulis
Langkah pembuatan Outline
Penyakit yang menghantui penulis pemula (sering
juga: yang telah berpengalaman) adalah memulai
sebuah tulisan
Kebingungan itu biasanya meliputi pertanyaan: apa
yang harus pertama dituliskan, serta bagaimana
pengalimatan dan pengalineaannya
Kebingunan pertama disebabkan oleh adanya
sejumlah gagasan yang “berebut” untuk lebih dahulu
dituliskan;apa yang mesti dituliskan di awal
penulisan
Atau sebaliknya, kebingugnan karena takada
gagasan yang akan diungkapkan; belum punya topik
atau judul penelitian
Lanjutan …..1
Kebingungan kedua menyangkut aspek
bahasa, bahasa tulis-menulis
Bagi mahasiswa/pelajar yang sedang
belajar menulis, ketepatan unsur bahasa
tampaknya lebih ditekankan
Tetapi, bagi para penulis sungguhan
(mahasiswa S2/S3 masuk kelompok ini),
aspek isi karangan lebih ditekankan
Hal itu tidak berarti masalah bahasa
diabaikan, tetapi semestinya itu sudah baik
(kalau belum baik, ya…kebangeten)
Lanjutan …2
Cara pembuatan outline sebagai berikut
Tuliskan judul (sementara) penelitian yang akan
dilakukan
Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait
dengan judul (tema) karangan
Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu
saja, tidak usah terburu mengurutkannya secara
logis-kronologis
Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara),
cermati satu per satu berdasarkan cakupan dan
urutan
Lanjutan ….3
Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik
dan sub-subtopik yang menjadi bawahannya
yang memang berkaitan secara logika
Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul
yang mendukungnya
Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke
dalam pengurutan yang menunjukkan alur
pemikiran yang logis-kronologis
Urutan subjudul langsung mendukung
judul,dan sub-subjudul mendukung langsung
subjudul
Lanjutan …4
Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul
secara logis-kronologis selesai, cermati sekali
lagi:
Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang,
atau dipindah letaknya ke bagian yang yang
lebih sesuai
Jika sudah, selesailah pembuatan outline
karangan itu dan dilanjutkan membuat karangan
secara utuh
Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena
dalam proses penulisan selalu saja terjadi
perubahan: pengurangan, pemindahan, atau
penambahan sub-subjudul atau ide-ide baru
yang muncul kemudian
Lanjutan ….5
Pengembangan outline menjadi karangan
yang utuh dapat dimulai dari subjudul
mana saja tergantung kesiapan referensi
Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap
diusahakan pada akhir penulisan
Tiap subjudul dan sub-subjudul harus
secara jelas mendukung tema karangan
BAHASA KARYA TULIS ILMIAH:
1. Baku
2. Denotatif
3. Berkomunikasi dengan pikiran bukan perasaan
4. Kohesif
5. Koheren
6. Mengutamakan kalimat pasif
7. Konsisten
8. Logis
9. Efektif
10. Kuantitatif
42
Lanjutan….1
1. Baku:
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah
bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan
ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan
menggunakan ucapan yang baku, menggunakan
kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau
sudah dibakukan.
Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli,
dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan
sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita
terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak
baku)
Lanjutan ….2
Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli,
dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan
sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita
terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak
baku)
Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain,
maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di
Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada
pengusaha asing. (baku)
Lanjutan …..3
2. Denotatif:
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah
bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna
ganda.
Contoh:
Makalah ini bertujuan untuk memberikan penerangan
yang memadai bagi masyarakat Indonesia. (tidak
lugas)
Perbaikan:
Makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang memadai bagi masyarakat
Indonesia. (lugas)
Atau:
Makalah ini bertujuan untuk memberikan
listrik yang memadai bagi masyarakat
Indonesia. (lugas)
Lanjutan …..5
3. Berkomunikasi dengan pikiran daripada
perasaan:
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas,
tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak
emosional.
Contoh:
Responden tidak diambil dari komunitas pasar,
stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain-
lainnya, tetapi dari komunitas pegawai perusahaan
sebab jika diambil dari komunitas pasar, stasiun,
terminal, atau tempat-tempat ramai lain-lainnya
maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
tujuan yang diharapkan (tidak efisien)
Lanjutan …..6
Perbaikan:
Responden diambil dari komunitas pegawai
perusahaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
(efisien)
4. Kohesif:
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur,
baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga
hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang
lain bersifat padu maka digunakan alat penghubung,
seperti kata penunjuk, dan kata penghubung.
Lanjutan …..7
5. Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu
makna atau ide pokok.
Contoh:
Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.
Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium.
Lanjutan …..8
7. Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam
penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga
penggunaan kata ganti diri.
8. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
Untuk menghemat waktu, analisis dilakukan secara
serentak oleh tim peneliti. (tidak logis)
Perbaikan:
Untuk mengefektifkan waktu, analisis dilakukan secara
serentak oleh tim peneliti. (logis)
Lanjutan ……9
9. Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang
dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh
penyimak atau pembaca.
10. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur
secara pasti.
Contoh:
Dalam pengumpulan data diperlukan responden yang cukup
banyak.
Perbaikan:
Dalam pengumpulan data diperlukan responden seratus
orang. (kuantitaf)
TEKNIK MENGUTIP DAN MEMBUAT DAFTAR
PUSTAKA
Selamat Menulis
Semoga Menjadi
Penulis yang Andal