Landasan Hukum
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan &
diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
12 6 SD
0 1 2 3 4 9 10 18 1 SD 2 SD 5 SD
BLN
Sebisa mungkin pemberian imunisasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dalam pedoman penyelenggaraan imunisasi
IMUNISASI DASAR LENGKAP
EVALUASI CAKUPAN
IMUNISASI
13
KETEPATAN LAPORAN CAKUPAN IMUNISASI RUTIN
TAHUN 2021
100%
90%
80%
PELAPORAN SETIAP BULAN KE PROVINSI
MAKSIMAL TANGGAL 10
70%
60%
100%
100%
50%
92%
92%
83%
83%
40%
75%
75%
67%
30%
42%
42%
20%
25%
25%
25%
25%
25%
10%
17%
17%
17%
17%
17%
17%
17%
8%
0%
0%
0%
0%
t is r i ur i i i r i ok r
ar
ta ru bo
n
ay
a
an
g
an
g
KB
B
go ng ng an ka ay
u
ka
s
nj m an ah ka
s go ng on m s ik ja
Ga a m
re al ed Bo du ba ng ng bu ar Bo du eb bu ep Ta an
ak Ci Ci ra
w n u ni l e a m Be Ci
a a d Ci
m Be n i r a D B
rw ikm m B a S
Ku aj
a dr Su
k an ta ta Ba C
Su
k ta ta ta
Pu s Su Ka In ng ta
Ko Ko ta ot
a
Ko Ko Ko
Ta M Pa Ko o K o t a
K K
79.2
72.6
71.2
65.3
63.2
63.3
55.4
47.5
39.6
31.7
23.7
15.8
7.9
0.0
O G 1 2 3 4 V 1 2 3 R L b R
HB BC l io l io l io l io IP ib ib ib M ID Hi M
Po Po Po Po -H -H -H B- er
-H
B
-H
B
-H
B T -H ost
T T T DP Bo
DP DP DP er
ost
Bo
Dari Cakupan semua antigen imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan baduta Provinsi Jawa Barat
tahun 2021 yang mencapai target hanya HB0
Imunisasi Sehatkan Negeri
CAPAIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)
PROVINSI JAWA BARAT s.d OKTOBER 2021
Capaian Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL)
Prov. Jawa Barat
Tahun 2021 masih di
bawah target
120.0
103.6
100.0 93.6 94.4 95.6
89.6 91.7
86.4 86.1 87.5
86.5
83.4 83.6
78.9
78.6
80.0 75.5 75.1 75.9
69.7 69.9 69.4 71.5
68.7
63.0
66.5 65.5 68.0 65.3
63.2
61.8 61.9 59.1 56.9 59.3 61.5
58.1 58.9
58.4 58.3
60.0 54.5 54.2 53.6 53.9 54.5 56.3
48.9 51.3 49.8
46.0 48.3
42.7 44.9
40.0 37.4
36.9
33.2 32.7
29.6
20.0
0.0
r i ur g t is n n ka g u g ta g i r i si k i ik ar si
go um nj un ru ay
a
ga bo an ay an ar an ka
s
KB
B an go um un
g
bo
n
ka po ah as nj
Bo a d Ga al a m
in ri e ng d b k ar Bo d e e vin
ka
b
Ci n Ci n al
e e a m u a ra
w Be an
d ka
b n Ci
r B e D Ci m
ta
T B a
Pr
o
Su Ba ikm Ku C
aj m dr S rw Ka ta Su Ba ot
a ot
a ta Ko ot
a
s Su In Pu ng Ko a ta K o
Ta M Pa t a
Ko
t Ko K K K
Ko
KLB
Akumulasi anak yang tidak
PD3I mendapat imunisasi rutin lengkap
mengakibatkan tidak akan
terbentuk Kekebalan Kelompok
atau Herd Immunity
DUKUNGAN KEMENDAGRI MELALUI SURAT
EDARAN KEPADA KEPALA DAERAH
Surat Edaran
Mendagri
tentang
Peningkatan
Cakupan Diharapkan seluruh daerah
tidak lengah dan dapat
Program
berkomitmen serta secara
Imunisasi konkrit melakukan upaya
Nasional di penguatan imunisasi sehingga
Daerah dalam KLB PD3I tidak terjadi
Adaptasi
Kebiasaan Baru
Pelaksanaan defaulter tracking atau pelacakan bayi dan baduta yang belum lengkap status imunisasinya;
Melakukan catch-up imunisasi atau pelaksanaan imunisasi kejar untuk melengkapi status imunisasi pada
anak yang belum lengkap atau belum mendapat imunisasi sama sekali;
Melakukan peningkatan kompetensi petugas secara berjenjang, baik melalui peningkatan kapasitas
secara langsung dan on the job training, maupun melalui virtual training.
Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi melalui pelaksanaan supervisi suportif
Peningkatan kesadaran dan keinginan masyarakat untuk imunisasi atau penerimaan masyarakat
terhadap vaksin melalui pendekatan Human Centered Design.
Penguatan jejaring Public-Private Mix / kerjasama layanan kesehatan pemerintah dengan swasta
DOFU BLF
(Drop-out Follow Up) (Backlog Fighting)
Kegiatan lanjutan dari upaya pelacakan, Kegiatan melengkapi status imunisasi anak yang
dilakukan apabila masih ada bayi/baduta yang berusia kurang dari 3 (tiga) tahun yang belum
belum mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. mendapatkan imunisasi dasar maupun lanjutan.
DOFU dapat dilakukan secara periodik Kegiatan ini diprioritaskan untuk dilaksanakan di
(bulanan, triwulanan, dan tahunan). desa/kelurahan yang selama dua tahun berturut-
turut tidak mencapai UCI.
Dua Dosis Campak • Interval minimal dosis pertama dan kedua adalah 6 bulan
Rubela
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia
Imunisasi Sehat Negeri
Sehatkan
Crash Program
• Merupakan kegiatan pemberian imunisasi tambahan pada
sasaran tanpa memandang status imunisasi sebelumnya yang
dilaksanakan pada wilayah yang memerlukan intervensi secara
cepat untuk mencegah terjadinya KLB.
• Crash Program dilakukan minimal pada tingkat Puskesmas. Luas
wilayah dan kelompok usia sasaran ditentukan berdasarkan
kajian epidemiologi. Kriteria pemilihan daerah yang akan
dilakukan crash program adalah:
• Peningkatan kasus dan kejadian KLB PD3I tinggi ;
• Trend cakupan imunisasi di desa/kelurahan rendah
sekurang-kurangnya 3 tahun terakhir berturut-turut; dan
• Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang;
• Pelaksanaan crash program juga mempertimbangkan
performa surveilans PD3I yaitu pada daerah dengan
performa surveilans PD3I yang rendah, berisiko tidak
ditemukan dan dilaporkan kasus PD3I.
POLIO • Respon cepat berupa ORI terbatas yaitu pemberian imunisasi tambahan yang dilaksanakan dalam kurun waktu maksimal 14 hari paska
dilaporkannya kasus positif polio.
ORI terbatas ini dilakukan di seluruh wilayah di kabupaten/kota terjangkit.
Sasaran adalah anak usia <5 tahun atau dapat ditingkatkan menjadi 10-15 tahun bahkan seluruh populasi, berdasarkan kajian
epidemiologi.
Jumlah sasaran berkisar 200.000-500.000 sasaran untuk KLB Polio tipe 1 atau tipe 3, sedangkan untuk KLB Polio tipe 2
berkisar 100.000-400.000 sasaran.
Target cakupan ORI terbatas adalah minimal 95%.
• ORI terbatas kemudian dilanjutkan dengan Sub PIN sejumlah 2 putaran dengan wilayah yang lebih luas, berdasarkan kajian
epidemiologi.
Interval waktu antara putaran pertama dan kedua adalah 1 bulan.
Sasaran adalah anak usia <5 tahun atau dapat ditingkatkan menjadi 10-15 tahun bahkan seluruh populasi,
berdasarkan kajian epidemiologi.
Jumlah sasaran berkisar 2 juta sasaran untuk KLB Polio tipe 1 atau tipe 3, sedangkan untuk KLB Polio tipe 2 berkisar 1-4 juta
sasaran.
Target cakupan Sub PIN adalah minimal 95% untuk masing-masing putaran.
• Apabila teridentifikasi adanya kabupaten/kota atau wilayah dengan cakupan Sub PIN yang rendah, sehingga masih banyak sasaran
yang belum mendapat imunisasi, maka Sub PIN dapat dilanjutkan dengan kegiatan Mop-Up.
• Tindak lanjut: RCA dan jadwalkan pemberian imunisasi bagi sasaran yang belum mendapatkannya, lakukan corrective actions
Prinsip dasar:
Pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan
sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I.
PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
02 Pihak sekolah membuat edaran kepada orang tua siswa agar membawa
anaknya ke puskesmas sesuai jadwal dan janji temu yang disepakati oleh
sekolah dan puskesmas.
Masih adanya kekhawatiran orang tua untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena adanya Pandemi COVID-19
Kepatuhan petugas untuk melaporkan hasil pelayanan imunisasi/ cakupan secara lengkap dan tepat waktu menurun
Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, masih ada kesenjangan kompetensi petugas di daerah satu dengan daerah
lain
Perencanaan dan pengganggaran daerah yang masih terbatas, terfokus pada kegiatan penanggulangan pandemi
Masih kurang optimalnya pemanfaatan data serta analisa/review cakupan dan trend PD3I secara rutin
34
GLOBAL VACCINE ACTION PLAN 2011 - 2020
KOMITMEN GLOBAL DARI 194 NEGARA UNTUK MENCEGAH JUTAAN KEMATIAN DENGAN MENYEDIAKAN
AKSES YANG ADIL DAN MERATA TERHADAP VAKSIN UNTUK SETIAP ORANG
Eradikasi polio global Tercapainya target Tercapainya target Pengembangan dan Mencapai target
• Memotong
eliminasi global dan cakupan imunisasi di introduksi vaksin baru MDG – menurunkan
transmisi virus regional setiap wilayah, negara angka kematian anak
polio liar di dunia dan komunitas • Introduksi 1 atau
• Eliminasi tetanus • Menurunkan
• Sertifikasi lebih vaksin baru
pada ibu dan bayi • 90% cakupan angka kematian
eradikasi polio • Eliminasi campak atau vaksin yang anak di bawah 5
nasional dan 80%
• Eliminasi rubella/ cakupan di setiap kurang digunakan tahun
congenital rubella kab/kota
syndrome (CRS)
Pelaksanaan
introduksi tahun
2021
Pelaksanaan
introduksi tahun
2022, Tahun
2021 dilakukan
kegiatan
persiapan untuk
introduksi
42