Anda di halaman 1dari 42

KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI

Landasan Hukum
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan &
diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014


“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
• Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui
imunisasi
• Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak

UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014


“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

PERATURAN MENTERI KESEHATAN No. 12 Tahun 2017


tentang Penyelenggaraan Imunisasi

IMUNISASI WAJIB DIBERIKAN PADA BAYI DAN ANAK,


MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”. “ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
Pentingnya Imunisasi

Proteksi Spesifik Membentuk Kekebalan Proteksi Lintas


Individu yang Kelompok/ Community Kelompok/ Cross
diimunisasi Protection Protection
Setiap orang yang Jumlah orang yang diimunisasi Pemberian imunisasi pada
mendapatkan imunisasi dalam masyarakat dalam kelompok usia tertentu
akan membentuk antibodi jumlah yang cukup (95%) dapat (anak) dapat membatasi
spesifik terhadap penyakit melindungi kelompok penularan kepada kelompok
tertentu masyarakat yang rentan usia dewasa/orang tua

Orang Tua Pemerintah


Bagaimana Imunisasi Melindungi Masyarakat ?
KERJA VAKSIN

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


KEBERHASILAN PROGRAM
IMUNISASI

Eradikasi Penyakit Cacar


Tahun 1980  Imunisasi cacar stop

Sertifikat Bebas Polio


Tidak dijumpai lagi kasus polio liar sejak tahun 2006 (salah satu
tahapan eradikasi polio). Indonesia memperoleh Sertifikat
Bebas Polio pada 27 Maret 2014

Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal


Mei 2016
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020 - 2024

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
JADWAL IMUNISASI RUTIN (PROGRAM)
Imunisasi
Imunisasi Dasar pada bayi Lanjutan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
baduta

12 6 SD
0 1 2 3 4 9 10 18 1 SD 2 SD 5 SD
BLN

Hep B Penta 1 Penta 3 MR 1 JE** PCV 3* Penta 4 DT Td HPV** HPV**


OPV 2 OPV 4 MR 2 MR Td
PCV 1* IPV
BCG Penta 2 Imunisasi lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS)
OPV 1 OPV 3
PCV 2*
melalui screening
Status
Interval Minimal Pemberian Masa Perlindungan
Imunisasi
Keterangan: T1 - -
*Rencana dilakukan di seluruh Indonesia secara
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
bertahap (PCV)
**Hanya di kabupaten/kota terpilih (JE dan HPV) T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
Pentavalent = DPT/HepB/Hib
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun 9
An Immunization schedule is a schematic of the ideal timing of
administration of one or more vaccines, based on the best
oppurtunity to provide protection and minimize risk in the
prevention of vaccine preventable disease.

[Professor Edwin Asturias, Pediatrics-Infectious Diseases, Children’s Hospital Colorado, USA]

Sebisa mungkin pemberian imunisasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dalam pedoman penyelenggaraan imunisasi
IMUNISASI DASAR LENGKAP

Imunisasi Dasar Lengkap saja


belum cukup memberikan
perlindungan terhadap PD3I
karena beberapa antigen PERUBAHAN PARADIGMA
memerlukan booster/
pemberian dosis lanjutan pada
usia 18 bulan, usia anak sekolah
(BIAS) dan usia dewasa (WUS)

IMUNISASI RUTIN LENGKAP


KAPAN SEORANG ANAK DIKATAKAN SUDAH
MENDAPAT IMUNISASI LENGKAP
POKOK BAHASAN

EVALUASI CAKUPAN
IMUNISASI

13
KETEPATAN LAPORAN CAKUPAN IMUNISASI RUTIN
TAHUN 2021
100%

90%

80%
PELAPORAN SETIAP BULAN KE PROVINSI
MAKSIMAL TANGGAL 10
70%

60%
100%

100%
50%
92%
92%

83%

83%
40%
75%

75%

67%

30%
42%

42%
20%
25%

25%

25%

25%

25%
10%

17%

17%

17%

17%

17%

17%
17%

8%

0%
0%

0%
0%
t is r i ur i i i r i ok r
ar
ta ru bo
n
ay
a
an
g
an
g
KB
B
go ng ng an ka ay
u
ka
s
nj m an ah ka
s go ng on m s ik ja
Ga a m
re al ed Bo du ba ng ng bu ar Bo du eb bu ep Ta an
ak Ci Ci ra
w n u ni l e a m Be Ci
a a d Ci
m Be n i r a D B
rw ikm m B a S
Ku aj
a dr Su
k an ta ta Ba C
Su
k ta ta ta
Pu s Su Ka In ng ta
Ko Ko ta ot
a
Ko Ko Ko
Ta M Pa Ko o K o t a
K K

Imunisasi Sehatkan Negeri


CAPAIAN IMUNISASI RUTIN s.d OKTOBER 2021
PROVINSI JAWA BARAT
97.4
95.0 92.5 93.8 92.5 93
91.1 89.9 89.9
89.5 88.4 88.9
87.1

79.2
72.6
71.2
65.3
63.2
63.3

55.4

47.5

39.6

31.7

23.7

15.8

7.9

0.0
O G 1 2 3 4 V 1 2 3 R L b R
HB BC l io l io l io l io IP ib ib ib M ID Hi M
Po Po Po Po -H -H -H B- er
-H
B
-H
B
-H
B T -H ost
T T T DP Bo
DP DP DP er
ost
Bo

Dari Cakupan semua antigen imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan baduta Provinsi Jawa Barat
tahun 2021 yang mencapai target hanya HB0
Imunisasi Sehatkan Negeri
CAPAIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)
PROVINSI JAWA BARAT s.d OKTOBER 2021

Capaian Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL)
Prov. Jawa Barat
Tahun 2021 masih di
bawah target

Imunisasi Sehatkan Negeri


CAPAIAN IMUNISASI LANJUTAN BADUTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2021

120.0

103.6
100.0 93.6 94.4 95.6
89.6 91.7
86.4 86.1 87.5
86.5
83.4 83.6
78.9
78.6
80.0 75.5 75.1 75.9
69.7 69.9 69.4 71.5
68.7
63.0
66.5 65.5 68.0 65.3
63.2
61.8 61.9 59.1 56.9 59.3 61.5
58.1 58.9
58.4 58.3
60.0 54.5 54.2 53.6 53.9 54.5 56.3
48.9 51.3 49.8
46.0 48.3
42.7 44.9
40.0 37.4
36.9
33.2 32.7
29.6

20.0

0.0
r i ur g t is n n ka g u g ta g i r i si k i ik ar si
go um nj un ru ay
a
ga bo an ay an ar an ka
s
KB
B an go um un
g
bo
n
ka po ah as nj
Bo a d Ga al a m
in ri e ng d b k ar Bo d e e vin
ka
b
Ci n Ci n al
e e a m u a ra
w Be an
d ka
b n Ci
r B e D Ci m
ta
T B a
Pr
o
Su Ba ikm Ku C
aj m dr S rw Ka ta Su Ba ot
a ot
a ta Ko ot
a
s Su In Pu ng Ko a ta K o
Ta M Pa t a
Ko
t Ko K K K
Ko

Booster DPT-HB-Hib Booster MR

• Sebagian besar Kabupaten/Kota belum mencapai target imunisasi lanjutan baduta

Imunisasi Sehatkan Negeri


Bagaimana apabila Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
seorang anak tidak berbahaya sehingga mudah tertular penyakit,
mendapatkan imunisasi menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan
meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat
rutin lengkap?? menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain.

KLB
Akumulasi anak yang tidak
PD3I mendapat imunisasi rutin lengkap
mengakibatkan tidak akan
terbentuk Kekebalan Kelompok
atau Herd Immunity
DUKUNGAN KEMENDAGRI MELALUI SURAT
EDARAN KEPADA KEPALA DAERAH

Surat Edaran
Mendagri
tentang
Peningkatan
Cakupan Diharapkan seluruh daerah
tidak lengah dan dapat
Program
berkomitmen serta secara
Imunisasi konkrit melakukan upaya
Nasional di penguatan imunisasi sehingga
Daerah dalam KLB PD3I tidak terjadi
Adaptasi
Kebiasaan Baru

Imunisasi Sehatkan Negeri


STRATEGI PENGUATAN IMUNISASI

 Pelaksanaan defaulter tracking atau pelacakan bayi dan baduta yang belum lengkap status imunisasinya;

 Melakukan catch-up imunisasi atau pelaksanaan imunisasi kejar untuk melengkapi status imunisasi pada
anak yang belum lengkap atau belum mendapat imunisasi sama sekali;
 Melakukan peningkatan kompetensi petugas secara berjenjang, baik melalui peningkatan kapasitas
secara langsung dan on the job training, maupun melalui virtual training.
 Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi melalui pelaksanaan supervisi suportif
 Peningkatan kesadaran dan keinginan masyarakat untuk imunisasi atau penerimaan masyarakat
terhadap vaksin melalui pendekatan Human Centered Design.
 Penguatan jejaring Public-Private Mix / kerjasama layanan kesehatan pemerintah dengan swasta

 Vaccine supply chain yang cukup dan tepat waktu

Imunisasi Sehatkan Negeri


strategi PELACAKAN BAYI-BADUTA

pelacakan dan penjangkauan anak yang belum diimunisasi sama


sekali (left out/LO) dan anak yang tidak lengkap imunisasinya (drop
out/DO) untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia SehatSehatkan Negeri


Imunisasi
Imunisasi Kejar

DOFU BLF
(Drop-out Follow Up) (Backlog Fighting)
Kegiatan lanjutan dari upaya pelacakan, Kegiatan melengkapi status imunisasi anak yang
dilakukan apabila masih ada bayi/baduta yang berusia kurang dari 3 (tiga) tahun yang belum
belum mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. mendapatkan imunisasi dasar maupun lanjutan.
DOFU dapat dilakukan secara periodik Kegiatan ini diprioritaskan untuk dilaksanakan di
(bulanan, triwulanan, dan tahunan). desa/kelurahan yang selama dua tahun berturut-
turut tidak mencapai UCI.

Imunisasi Sehatkan Negeri


KETENTUAN MELENGKAPI IMUNISASI PADA
ANAK USIA <36 BULAN
• Diberikan paling lambat usia 11 bulan (<1 tahun)
Satu Dosis BCG
• Interval minimal antar dosis adalah 4 minggu
Empat Dosis OPV
• Diberikan segera ketika anak datang ke tempat pelayanan
Satu Dosis IPV • Bagi anak usia 9-12 bulan, maka interval dosis pertama dan
kedua adalah 4 minggu, interval dosis kedua dan ketiga
adalah 4 minggu dan interval dosis ketiga dan keempat
adalah 12 bulan
Empat Dosis DPT-
• Bagi anak usia >12-36 bulan, maka interval dosis pertama
HB-Hib dan kedua adalah 4 minggu, interval dosis kedua dan ketiga
adalah 6 bulan dan interval dosis ketiga dan keempat adalah
12 bulan

Dua Dosis Campak • Interval minimal dosis pertama dan kedua adalah 6 bulan
Rubela
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia
Imunisasi Sehat Negeri
Sehatkan
Crash Program
• Merupakan kegiatan pemberian imunisasi tambahan pada
sasaran tanpa memandang status imunisasi sebelumnya yang
dilaksanakan pada wilayah yang memerlukan intervensi secara
cepat untuk mencegah terjadinya KLB.
• Crash Program dilakukan minimal pada tingkat Puskesmas. Luas
wilayah dan kelompok usia sasaran ditentukan berdasarkan
kajian epidemiologi. Kriteria pemilihan daerah yang akan
dilakukan crash program adalah:
• Peningkatan kasus dan kejadian KLB PD3I tinggi ;
• Trend cakupan imunisasi di desa/kelurahan rendah
sekurang-kurangnya 3 tahun terakhir berturut-turut; dan
• Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang;
• Pelaksanaan crash program juga mempertimbangkan
performa surveilans PD3I yaitu pada daerah dengan
performa surveilans PD3I yang rendah, berisiko tidak
ditemukan dan dilaporkan kasus PD3I.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia SehatSehatkan Negeri


Imunisasi
Outbreak Response Immunization
KLB MEKANISME ORI
CAMPAK • Tanpa memandang status imunisasi sebelumnya
• Dilakukan pada wilayah terjangkit dan wilayah sekitar yang berisiko tinggi
• Kelompok usia sasaran adalah sesuai usia tertinggi suspek atau berdasarkan kajian epidemiologi.
• Target cakupan ORI adalah minimal 95%.
• Tindak lanjut: RCA dan jadwalkan pemberian imunisasi bagi sasaran yang belum mendapatkannya dan lakukan corrective
actions

DIFTERI • ORI dilakukan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.


• Sangat direkomendasikan agar ORI dilaksanakan pada seluruh wilayah di kabupaten/kota terjangkit dengan kelompok usia
sasaran adalah sesuai usia tertinggi suspek, berdasarkan kajian epidemiologi.
• Apabila terdapat kendala sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan ORI se-kabupaten/kota maka ORI harus
dilaksanakan di wilayah kecamatan terjangkit dan juga wilayah sekitar kecamatan terjangkit yang berisiko tinggi.
• Kelompok usia sasaran adalah sesuai usia tertinggi suspek atau berdasarkan kajian epidemiologi. Jenis vaksin yang
digunakan adalah sesuai dengan usia sasaran: DPT-HB-Hib bagi anak usia di bawah 5 tahun, DT bagi anak usia 5 sampai
dengan kurang dari 7 tahun dan Td bagi sasaran yang berusia 7 tahun ke atas.
• ORI dilaksanakan dalam 3 putaran dengan interval putaran pertama dan putaran kedua adalah 1 bulan sedangkan
interval putaran kedua dan putaran ketiga adalah 6 bulan.
• Target cakupan ORI adalah minimal 95%.
• Tindak lanjut: RCA dan jadwalkan pemberian imunisasi bagi sasaran yang belum mendapatkannya dan lakukan corrective
actions

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia SehatSehatkan Negeri


Imunisasi
Outbreak Response Immunization
KLB MEKANISME ORI
PERTUSIS • Melaksanakan RCA (Rapid Convenience Assessment) atau survei cepat status imunisasi DPT-HB-Hib anak usia <5 tahun pada wilayah
lokasi terjangkit dan wilayah sekitarnya yang berisiko tinggi
• Lengkapi status imunisasi anak, jadwalkan pemberian imunisasi bagi sasaran tersebut

POLIO • Respon cepat berupa ORI terbatas yaitu pemberian imunisasi tambahan yang dilaksanakan dalam kurun waktu maksimal 14 hari paska
dilaporkannya kasus positif polio.
 ORI terbatas ini dilakukan di seluruh wilayah di kabupaten/kota terjangkit.
 Sasaran adalah anak usia <5 tahun atau dapat ditingkatkan menjadi 10-15 tahun bahkan seluruh populasi, berdasarkan kajian
epidemiologi.
 Jumlah sasaran berkisar 200.000-500.000 sasaran untuk KLB Polio tipe 1 atau tipe 3, sedangkan untuk KLB Polio tipe 2
berkisar 100.000-400.000 sasaran.
 Target cakupan ORI terbatas adalah minimal 95%.
• ORI terbatas kemudian dilanjutkan dengan Sub PIN sejumlah 2 putaran dengan wilayah yang lebih luas, berdasarkan kajian
epidemiologi.
 Interval waktu antara putaran pertama dan kedua adalah 1 bulan.
 Sasaran adalah anak usia <5 tahun atau dapat ditingkatkan menjadi 10-15 tahun bahkan seluruh populasi,
berdasarkan kajian epidemiologi.
 Jumlah sasaran berkisar 2 juta sasaran untuk KLB Polio tipe 1 atau tipe 3, sedangkan untuk KLB Polio tipe 2 berkisar 1-4 juta
sasaran.
 Target cakupan Sub PIN adalah minimal 95% untuk masing-masing putaran.
• Apabila teridentifikasi adanya kabupaten/kota atau wilayah dengan cakupan Sub PIN yang rendah, sehingga masih banyak sasaran
yang belum mendapat imunisasi, maka Sub PIN dapat dilanjutkan dengan kegiatan Mop-Up.
• Tindak lanjut: RCA dan jadwalkan pemberian imunisasi bagi sasaran yang belum mendapatkannya, lakukan corrective actions

Imunisasi Sehatkan Negeri


PELAKSANAAN IMUNISASI RUTIN PADA MASA
PANDEMI COVID-19

Prinsip dasar:
Pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan
sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I.

Rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI):


Imunisasi harus tetap diupayakan lengkap sesuai jadwal. Penundaan
imunisasi akan memperbesar risiko KLB PD3I

Strategi pemberian imunisasi harus mempertimbangkan situasi epidemiologi


COVID-19, kebijakan pemerintah daerah, serta situasi epidemiologi PD3I.

Imunisasi Sehatkan Negeri


Pelayanan imunisasi dilakukan dengan menerapkan prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi serta prinsip menjaga
jarak aman 1-2 meter (physical distancing), sehingga
pelaksanaan imunisasi tetap AMAN untuk petugas
kesehatan dan sasaran.

Pemberian imunisasi ganda menjadi upaya yang efektif dan


efisien untuk optimalisasi pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19.

Imunisasi Sehatkan Negeri


ACUAN PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA
PANDEMI COVID-19 SEKOLAH (BIAS)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan BIAS (2018)

KMK Nomor HK.01.07/Menkes/4632/2021 ttg Petunjuk Teknis


Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa pandemi COVID-19

Imunisasi Sehatkan Negeri


Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan RI

Imunisasi Sehatkan Negeri


Draft Surat
Edaran Pelayanan
Imunisasi
Provinsi Jabar

Imunisasi Sehatkan Negeri


STRATEGI PELAKSANAAN BIAS PADA MASA PANDEMI
PELAKSANAAN DI SEKOLAH

01 Siswa dipanggil ke sekolah secara bergiliran berdasarkan nomor absen


sehingga setiap sesi pelayanan imunisasi dibatasi maksimal lima orang anak
(misal: nomor absen 1 - 5 jam 8.00; absen 6 – 10 jam 08.30; dst)

PELAKSANAAN DI PUSKESMAS

02 Pihak sekolah membuat edaran kepada orang tua siswa agar membawa
anaknya ke puskesmas sesuai jadwal dan janji temu yang disepakati oleh
sekolah dan puskesmas.

PELAKSANAAN MELALUI PUSKESMAS KELILING


Bila kegiatan BIAS tidak dapat terlaksana di sekolah maupun puskesmas atau
03 sasaran berada di wilayah yang sulit dijangkau, maka dapat dilakukan pelayanan
kesehatan yang sifatnya bergerak berupa kegiatan puskesmas keliling.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


PERMASALAHAN PELAKSANAAN
IMUNISASI RUTIN
 Penanggulangan pandemi COVID-19 termasuk vaksinasi COVID-19 dengan sasaran yang besar sehingga semua SDMK
terfokus pada kegiatan tersebut

 Masih adanya kekhawatiran orang tua untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena adanya Pandemi COVID-19

 Kepatuhan petugas untuk melaporkan hasil pelayanan imunisasi/ cakupan secara lengkap dan tepat waktu menurun

 Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, masih ada kesenjangan kompetensi petugas di daerah satu dengan daerah
lain

 Perencanaan dan pengganggaran daerah yang masih terbatas, terfokus pada kegiatan penanggulangan pandemi

 Penolakan di masyarakat karena Hoax/ berita negatif mengenai imunisasi

 Masih kurang optimalnya pemanfaatan data serta analisa/review cakupan dan trend PD3I secara rutin

 Himbauan/rekomendasi upaya perbaikan belum dilaksanakan dengan optimal

Imunisasi Sehatkan Negeri


POKOK BAHASAN

KOMITMEN GLOBAL DAN


RENCANA KEBIJAKAN 2022

34
GLOBAL VACCINE ACTION PLAN 2011 - 2020
KOMITMEN GLOBAL DARI 194 NEGARA UNTUK MENCEGAH JUTAAN KEMATIAN DENGAN MENYEDIAKAN
AKSES YANG ADIL DAN MERATA TERHADAP VAKSIN UNTUK SETIAP ORANG

Eradikasi polio global Tercapainya target Tercapainya target Pengembangan dan Mencapai target
• Memotong
eliminasi global dan cakupan imunisasi di introduksi vaksin baru MDG – menurunkan
transmisi virus regional setiap wilayah, negara angka kematian anak
polio liar di dunia dan komunitas • Introduksi 1 atau
• Eliminasi tetanus • Menurunkan
• Sertifikasi lebih vaksin baru
pada ibu dan bayi • 90% cakupan angka kematian
eradikasi polio • Eliminasi campak atau vaksin yang anak di bawah 5
nasional dan 80%
• Eliminasi rubella/ cakupan di setiap kurang digunakan tahun
congenital rubella kab/kota
syndrome (CRS)

Immunization Agenda 2030


cMYP Indonesia dibuat brdasarkan GVAP dan draft Immunization Agenda 2030
35
Imunisasi Sehatkan Negeri
JIKA INGIN MENCAPAI ELIMINASI CAMPAK DAN
RUBELA TAHUN 2023

1. Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi


terhadap campak-rubela dengan cakupan imunisasi dua dosis
imunisasi campak rubela minimal 95% dan merata di semua
wilayah, melalui kegiatan imunisasi rutin maupun imunisasi
tambahan.
2. Mengembangkan dan mempertahankan sensitivitas dan ketepatan
waktu surveilans campak-rubela berbasis individu dan CRS di
setiap tingkatan dan memenuhi indikator kinerja surveilans yang
ditetapkan.
3. Mengembangkan dan mempertahankan jejaring laboratorium
campak-rubela yang terakreditasi untuk mendukung pemeriksaan
laboratorium kasus campak-rubela di seluruh provinsi di Indonesia.
4. Memastikan kesiapsiagaan dan respon cepat terhadap KLB campak-
rubela.
5. Memperkuat dukungan dan kerja sama lintas program dan lintas
sektor terkait untuk mencapai strategi di atas.
Imunisasi Sehatkan Negeri
REKOMENDASI ITAGI TENTANG KEGIATAN PEMBERIAN
IMUNISASI TAMBAHAN CAMPAK RUBELA

Kegiatan pemberian imunisasi


tambahan Campak-Rubela dapat
dilaksanakan secara bertahap dengan
rentang waktu 2021-2023 dengan
mempertimbangkan hasil penilaian
risiko Campak-Rubela dan situasi
epidemiologi COVID-19 serta
disesuaikan dengan kemampuan
Pemerintah Pusat terkait penyediaan
logistik dan Pemerintah Daerah
sebagai pelaksana

Imunisasi Sehatkan Negeri


RENCANA PELAKSANAAN IMUNISASI TAMBAHAN
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL

• Fase 2 : mulai bulan Agustus tahun


2022
• Sasaran anak usia 9 – 59 bln
untuk imunisasi campak rubella
• Melakukan imunisasi kejar usia
12-59 bulan

Imunisasi Sehatkan Negeri


RENCANA INTRODUKSI VAKSIN BARU
2020-2024

Introduksi Vaksin Perluasan introduksi


Pneumokokus
(PCV) Imunisasi Japanese
Encephalitis (JE)

Perluasan Demonstrasi Rotavirus


Vaccine
Program Imunisasi • Introduksi
Human Papilomavirus Imunisasi
(HPV) Rotavirus (RV)

Imunisasi Sehatkan Negeri


RENCANA INTRODUKSI VAKSIN BARU
2020-2024

Rencana 2020 2021 2022 2023 2024


HPV Jawa Tengah (Kab. Jawa Timur
Tabanan, Gianyar, Kota Bandung, Kota Semarang
Karang Anyar dan (Kab. Kediri dan
Bangli Kab Bandung dan Surakarta
Sukoharjo) Lamongan)
JE Result of Japanese
Kalimantan D.I Yogyakarta
Encephaltis
Barat
Surveillance Review
Rotavirus Phase 3 Clinical
Trial: Rota Virus 3
(RV3) (BF,
Melbourne Uni,
UGM) in Sleman
dan Klaten district
Daerah terpilih dengan prevalensi diare tinggi
(Central Java)

Imunisasi Sehatkan Negeri


RENCANA INTRODUKSI VAKSIN BARU (PCV)
2020-2024

Pelaksanaan
introduksi tahun
2021

Pelaksanaan
introduksi tahun
2022, Tahun
2021 dilakukan
kegiatan
persiapan untuk
introduksi

Imunisasi Sehatkan Negeri


Hatur Nuhun

42

Anda mungkin juga menyukai