Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI KASUS

KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM


Disusun oleh :
Apriliani Amali
15 19 777 14 338
Pembimbing : dr. Daniel Saranga, Sp.OG(K)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2021
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. V
Umur : 28 tahun
Alamat : Kalukubula
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku : Kaili
Tgl Masuk RS : 30 Januari 2022
Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan tanggal 30
Januari 2022 jam 14.00 WITA
Keluhan Utama :
Janin tidak bergerak sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien G1P0A0 gravid 42 minggu datang ke IGD RSU
Anutapura Palu dengan keluhan utama janin tidak bergerak
sejak 3 hari SMRS, nyeri perut tembus belakang tidak
didapatkan, pelepasan darah (-), lendir (+). Sebelumnya pasien
tidak pernah merasakan hal tersebut. Pasien juga mengaku
keluar air sedikit sejak 5 hari yang lalu dan pasien
menganggap hal yang biasa dan tidak memeriksakan ke
bidan/dokter. Keluhan lain seperti nyeri ulu hati (-), mual (-),
muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-). Pasien melakukan
ANC di Puskesmas sekitar 4x selama kehamilan, tidak teratur
tiap bulannya. BAK lancar, BAB biasa. Pasien tidak
mengalami trauma dalam kehamilannya, pasien juga tidak ada
riwayat demam tinggi dan alergi selama hamil, riwayat
keputihan disangkal, Riwayat minum obat-obatan lama juga
disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi, DM,
alergi dan asma disangkal oleh pasien
• Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi, DM,
alergi dan asma disangkal oleh pasien.
• Riwayat Menstruasi :
 Menarche : 15 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lama haid : 7 hari
 Banyak : 2-3x ganti pembalut
 Dismenorrhea : (-)
 HPHT : 12 / 04 / 2021
 HPL : 19 / 01 / 2022
• Riwayat Perkawinan : Menikah satu kali, usia
perkawinan 2 tahun, status masih menikah.
• Riwayat Obstetri : Hamil sekarang.
• Riwayat KB : Tidak memakai KB.
• Riwayat Operasi : Pasien belum pernah
operasi sebelumnya
• Riwayat ANC : Kontrol ke puskesmas 4x selama
kehamilan, tidak rutin.
• Kebiasaan Hidup : Merokok (-), Alkohol (-), minum
obat & jamu (-)
PEMERIKSAAN FISIK
a. STATUS GENERALISATA
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 TB : 150cm BB : 55kg
 Tanda Vital : TD : 120 / 80 mmHg
N : 98 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,6 º C
 Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah rontok
 Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

edema palpebra (-/-)


 THT : Sekret telinga (-/-), sekret hidung (-/-), tonsil tidak
hiperemis, T1 – T1
 Leher : KGB tidak membesar, tiroid tidak teraba membesar.
Thorax :
Mammae : Simetris, membesar, areola mammae
hiperpigmentasi 
Pulmo :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada lapang paru, pekak pada area jantung,
batas jantung normal
A : Bunyi pernapasan vesikular (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-).
Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Lihat status obstetri
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Obstetrik
Inspeksi: Perut tampak buncit, striae gravidarum (+),
linea nigra (+), luka operasi (-)
Palpasi :
 Leopold I : TFU 30 cm
 Leopold II : Punggung kanan
 Leopold III : Presentasi Kepala
 Leopold IV : Konvergen ( Bagian terendah belum masuk PAP)
HIS : Tidak ditemukan
DJJ : Tidak ditemukan
TBJ : 2.635 gram
Pergerakan Janin : Tidak dirasakan
Janin Tunggal : Janin tunggal
Ginekologi
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :
Vulva : tidak ada kelainan
Vagina : tidak ada kelainan
Portio : tebal, lunak
Pembukaan : -
Ketuban : -
Penurunan : -
Ubun-ubun kecil : -
Bagian terdepan : -
Pelepasan : lendir (-), darah (-)
Pem. penunjang
Pemeriksaaan Hasil
HGB 11,2 g/dL

HCT 33,7 %

RBC 4,01 x 106 uL

MCV 86.4 fL

MCH 32.9 pg

MCHC 38.2 d/dL

PLT 330.000/ uL

WBC 17.300/uL

GDS 88 mg/dL

HbSAg Non Reaktif

Anti HIV Non Reaktif

Sars CoV-2 Antibody Non Reaktif


RESUME
Pasien G1P0A0 gravid 42 minggu MRS ke IGD
Anutapura Palu, dengan keluhan janin tidak bergerak
sejak 3 hari yg lalu, nyeri perut tembus belakang (-),
pelepasan darah (-), lendir (-). Pasien juga mengatakan
keluar air 5 hari yang lalu dan tidak kontrol ke
dokter/bidan. BAB dan BAK lancar. Riwayat
kehamilan G1P0A0, pernikahan yang pertama dgn
usia perkawinan 2 tahun.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaaan Umum sakit
sedang, kesadaran kompos mentis. Tanda vital : TD 120/ 80
mmhg, Nadi 98x/m, Respirasi 20x/m, Suhu 36,6 o C.
Abdomen tampak cembung, L1 30 cm, L2 Punggung kanan,
L3 Presentasi kepala, L4 belum masuk pintu atas panggul.
Pada pemeriksaan DJJ dengan alat Doppler tidak ditemukan
adanya bunyi jantung fetus. His pasien tidak ada. Dari
pemeriksaan dalam vagina ditemukan portio tebal lunak dan
tidak ada pembukaan tidak disertai pelepasan lendir dan
darah. Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan WBC 17,3;
HGB 11,2; HCT 33,7 , PLT 330.000 GDS 88. HbsAg Non
Reaktif, Anti HIV Non Reaktif, Sars Cov-2 Antibody Non
Reaktif.
DIAGNOSIS
G1P0A0 gravid 42 minggu, belum inpartu dengan IUFD

PENATALAKSANAAN
• IVFD D5% 20 tpm
• Ceftriaxone 1g/12 jam/IV
• Rencana partus pervaginam
• Drips oxytocin 5 IU dalam 500cc Dextrose 5%
• Misoprostol 1/2 tablet /6 jam/PV
• Observasi TTV, kemajuan persalinan dan patograf
PROGNOSIS
• Ibu : Dubia ad Bonam
• Janin : Malam
FOLLOW UP :
Tanggal 30/01/2022 jam 18.00 WITA
S : Nyeri perut tembus belakang (+), Perdarahan pervaginam (+)
sedikit, lendir (+), BAB biasa, BAK lancar.
O : Ku : baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD: 120/70 mmhg P: 22 x/m
N: 98 x/m SB : 36,7 °C
HIS : 2x dalam 10 menit, durasi 15-20 detik
Pembukaan : tidak ada, portio tebal-lunak, ketuban (+), pelepasan
darah (-), lendir (+)
A: G1P1A0 gravid 42 minggu, Belum inpartu dengan IUFD
P:
IVFD D5% 20 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam /IV (H1)
Drips oxytocin 5 IU dalam 500cc Dextrose 5%
Misoprostol 1/2 tablet /6 jam/PV
Tanggal 31/01/2022 pukul 05.00 WITA
S : Pasien mengeluh lemas, nyeri perut tembus belakang (+), Perdarahan
pervaginam (+), lendir (+), BAB kemarin, BAK lancar.
Tanggal 31/01/2022 pukul 05.45 WITA bayi telah lahir dalam keadaan mati, jenis
kelamin laki-laki, BB : 3.300gr, Pb : 49 cm, maserasi derajat 2, plasenta lahir
lengkap, perdarahan kurang lebih 100cc, perineum ruptur.
O : Ku : baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD: 110/60 mmhg
P: 20 x/m
N: 88 x/m
SB : 36,5 °C
TFU : 2 jari bawah pusat
ASI : (-)
A: P1A0 Post Partus H1 + Ruptur perineum gr II + IUFD
P : IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam /IV (H2)
Asam mefenamat 3x500 mg
Tanggal 01/02/2022 pukul 07.00 WITA

S : Lemas (-), nyeri perut bawah berkurang, Perdarahan pervaginam


(+) sedikit, lendir (-), BAB 2 hari yang lalu, BAK lancar.
O : Ku : baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD: 120/80 mmhg P: 20 x/m
N: 79 x/m SB : 36,6 °C
TFU : 3 jari bawah pusat ASI : (-)
A: P1A0 Post Partus H2 + Ruptur perineum gr II + IUFD
P : IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone Injeksi 1 gr / 12 jam / IV (H3)
Asam mefenamat 3x500 mg
Tanggal 02/02/2022 pukul 07.00 WITA

S : Lemas (-), nyeri perut bawah (-), Perdarahan pervaginam (+)


sedikit, lendir (-), BAB lancar, BAK lancar.
O : Ku : baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD: 120/80 mmhg P: 20 x/m
N: 88 x/m SB : 36,5 °C
TFU : 3 jari bawah pusat ASI : (-)
Lochia : +
A: P1A0 Post Partus H3 + Ruptur perineum gr II + IUFD
P : Aff infus
Cefadroxyl 2x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Boleh Pulang
Pembahasan
Pada kasus ini wanita, 28 tahun dengan
diagnosa kematian janin intra uterin. Dalam kasus
ini, diagnosis Intra Uterine Fetal Death ( IUFD )
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang disesuaikan
dengan literatur.
Dari anamnesis keluhan utama janin tidak bergerak sejak 3
hari SMRS, nyeri perut tembus belakang tidak didapatkan,
pelepasan darah (-), lendir (+). Sebelumnya pasien tidak
pernah merasakan hal tersebut. Pasien juga mengaku
keluar air sedikit sejak 5 hari yang lalu dan pasien
menganggap hal yang biasa dan tidak memeriksakan ke
bidan/dokter. Keluhan lain seperti nyeri ulu hati (-), mual
(-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-). Pasien
melakukan ANC di Puskesmas 4x selama kehamilan,
tidak teratur tiap bulannya. BAK lancar, BAB biasa.
Pasien tidak mengalami trauma dalam kehamilannya,
pasien juga tidak ada riwayat demam tinggi dan alergi
selama hamil, riwayat keputihan disangkal, Riwayat
minum obat-obatan lama juga disangkal.
Pada ketuban pecah dini juga terdapat risiko infeksi ibu dan
bayi. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi terjadi
septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Menurut
pemeriksaan penunjang pada pasien ditemukan peningkatan
leukosit yaitu 17,3 x 103/UL yang dapat mengindikasikan
adanya infeksi pada pasien sehingga bisa menjadi faktor
predisposisi atau penyebab terjadinya kematian janin dalam
rahim.
Penyebab IUFD bisa karena faktor maternal, fetal dan
plasental. Berdasarkan anamnesis, pasien ini tidak ada riwayat
trauma, infeksi, dan alergi dalam kehamilannya ini. Pasien
juga mengaku tidak punya kebiasaan minum alkohol,
merokok, dan minum obat- obatan lama. Namun melihat usia
kehamilan 42 minggu , dapat merupakan faktor maternal
dimana usia kehamilan >42 minggu.
Pada ketuban pecah dini juga terdapat risiko infeksi ibu dan
bayi. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi terjadi
septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Menurut
pemeriksaan penunjang pada pasien ditemukan peningkatan
leukosit yaitu 17,3 x 103/UL yang dapat mengindikasikan
adanya infeksi pada pasien sehingga bisa menjadi faktor
predisposisi atau penyebab terjadinya kematian janin dalam
rahim.
Penyebab IUFD bisa karena faktor maternal, fetal dan
plasental. Berdasarkan anamnesis, pasien ini tidak ada riwayat
trauma, infeksi, dan alergi dalam kehamilannya ini. Pasien
juga mengaku tidak punya kebiasaan minum alkohol,
merokok, dan minum obat- obatan lama. Namun melihat usia
kehamilan 42 minggu , dapat merupakan faktor maternal
dimana usia kehamilan >42 minggu.
Faktor fetal belum dapat kita singkirkan karena sebaiknya
dilakukan pemeriksaan autopsi apakah terdapat kelainan
kongenital mayor pada janin. Pasien tidak memiliki binatang
peliharaan, makan daging setengah matang, yang menurut
literatur dapat menyebabkan infeksi toksoplasmosis pada janin.
Inkompatibilitas Rhesus juga sangat kecil kemungkinannya
mengingat pasien dan suaminya dari suku yang sama.
Penatalaksanaan pada pasien ini sesuai dengan literatur, yaitu
dilakukan dengan penanganan aktif. Terminasi kehamilan
segera pada pasien ini dipilih melalui induksi persalinan
pervaginam dengan mempertimbangkan kehamilan dan
mengurangi gangguan psikologis pada ibu dan keluarganya.
Penanganan secara aktif pada pasien ini juga sudah sesuai
dengan prosedur yang seharusnya. Pada kasus ini dilakukan
terminasi kehamilan, induksi persalinan dilakukan dengan
pemebrian misoprostol 1/2 tab pervaginam karena serviks
belum matang.
Komplikasi IUFD lebih dari 2 minggu akan
mengakibatkan gangguan pembekuan darah,
infeksi dan berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa ibu.
Edukasi pada pasien ini ialah memberikan
dukungan psikologis agar pasien tidak terganggu
akibat kematian janin yang dialaminya saat ini,
dan menyarankan kepada keluarga pasien untuk
memberikan dukungan yang besar untuk ibu.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai