CONFLICT MANAGEMENT
Pengertian Konflik
• Konflik berasal dari bahasa Latin ‘Confligo’, yang terdiri dari dua kata, yakni ‘con’, yang
berarti bersama-sama dan ‘fligo’, yang berarti pemogokan, penghancuran atau
peremukan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata "konflik" berarti "pertentangan"
atau "percekcokan". Konflik atau pertentangan bisa terjadi pada diri seseorang (konflik
internal) ataupun di dalam kalangan yang lebih luas. Dalam organisasi istilahnya menjadi
"konflik organisasi"
• Konflik menurut Robbins, adalah suatu proses yang dimulai apabila satu pihak merasakan
bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi
secara negatif pihak lain, dan Alabenes dalam Nimran (1996) mengartikan konflik sebagai
kondisi yang dipersepsikan ada diantara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya
ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan
pihak lain.
Konflik Kerja
• Menurut Nawawi (2010), konflik kerja adalah ketidaksesuaian dua
orang atau lebih anggota atau kelompok-kelompok organisasi
yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus
membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan
kerja atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan nilai dan persepsi.
• Menurut Tommy (2010), konflik kerja adalah adanya pertentangan
antara seseorang dengan orang lain atau ketidakcocokan kondisi
yang dirasakan pegawai karena adanya hambatan komunikasi,
perbedaan tujuan dan sikap serta ketergantungan aktivitas kerja.
Transisi pandangan tentang konflik
• Ada tiga pandangan tentang konflik yaitu:
1. Pandangan Tradisional
Pandangan trandisional(traditional) ini sejalan dengan sikap yang dianut banyak orang menyangkut
perilaku kelompok pada tahun1930-an dan 1940-an. Konflik dipandang sebagai akibat disfungsional
dari komunikasi yang buruk, tidak adanya keterbukaan dan kepercayaan antar anggota serta
ketidakmampuan para manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan mereka.
Pandangan ini meyakini bahwa semua konflik membahayakan dan harus dihindari.
2. Pandangan Hubungan Manusia
Pandangan hubungan manusia berpendapat bahwa konflik adalah kejadian alamiah dalam semua
kelompok dan organisasi. Karena konflik tak terhindarkan, mahzab hubungan manusia mendorong
kita untuk menerima keberadaan konflik.
3. Pandangan Interaksionis
Pandangan interaksionis yang menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan positif
dalam suatu kelompok, melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja
positif. Oleh karena itu konflik harus diciptakan.
Bentuk-bentuk Konflik sebagai berikut:
• Konflik fungsional
Konflik yang mendukung tujuan kolompok dan meningkatkan kinerjanya.
• Konflik disfungsional
Konflik yang menghambat kinerja kelompok.
Yang membedakan konflik fungsional dan disfungsional dengan menunjukan dan memperhatikan jenis konfliknya secara spesifik,
ada tiga tipe konflik, yaitu:
a. Konflik Tugas
Konflik atas muatan dan tujuan pekerjaan.
b. Konflik Hubungan
Konflik berdasarkan hubungan interpersonal. Berdasarkan penelitian konflik hubungan hampir selalu menghasilkan konflik
disfungsional
c. Konflik Proses
Konflik tentang bagaimana pekerjaan dilaksanakan.
JENIS KONFLIK
Tahap V , Conflict Resolution/Resolusi konflik. Pada tahap ini konflik yang terjadi
diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan.
Tahap VI , Conflict Aftermath . Jika konflik sudah benar-benar diselesaikan maka hal itu
akan meningkatkan hubungan para anggota organisasi.
Tingkat Kesulitan Pengelolaan Konflik
Dimensi Sulit di pecahkan Mudah dipecahkan
Masalah yang menjadi Masalah prinsip Masalah yang dapat dibagi-bagi
pertanyaan
Keterlibatan pihak ketiga Tidak ada pihak ketiga yang Pihak ketiga dipercaya, kuat,
netral dihormati dan netral
Kemajuan konflik yang Tidak seimbang, satu pihak Pihak-pihak telah saling
dipandang merasa lebih dirugikan merugikan satu sama lain
Teknik-teknik Manajemen Konflik (S.P. Robbins)
Pemecahan Masalah Pertemuan tatap muka pihak-pihak yang berkomplik dengan maksud mengidentifikasi
masalah dan memecahkannya melalui pembahasan terbuka
Sasaran Bersama Menciptakan sasaran bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerjasama masing-
masing pihak yang berkomplik
Perluasan sumber daya Bila konflik disebabkan oleh kelangkaan sumberdaya seperti : uang, kesempatan
promosi, ruangan kantor, perluasan sumber daya dapat menciptakan menang-
menang
Penghindaran Menarik diri dari, atau menekan konflik
Penghalusan Mengabaikan arti perbedaan sembari menekankan kepentingan bersama antara pihak-
pihak yang berkonflik
Kompromi Setiap pihak yang berkomplik itu mengorbankan sesuatu yang berharga
Komando otoritatif Manajemen menggunakan otoritas formal untuk menyelesaikan konflik dan kemudian
mengkomunikasikan keinginannya ke pihak-pihak yang terlibat
Mengubah variabel manusia Melakukan pendidikan dan pelatihan untuk mengubah sikap dan perilaku
Mengubah variabel struktur Mengubah struktur organisasi formal dan pola interaksi pihak-pihak yang berkomplik
melalui perancangan ulang pekerjaan, pemindahan, penciptaan posisi dll.
• Manajemen konflik adl penggunaan teknik2 resolusi dan
stimulasi konflik untuk mencapai tingkat konflik yang
diinginkan.
Teknik- teknik Stimulasi Konflik
Mengubah struktur organisasi Menata kembali kelompok kerja, mengubah aturan dan
ketentuan
Menunjuk seorang “devil’s Menunjuk seorang “tukang” kritik agar secara sengaja
advocate” menentang posisi mayoritas yang disepakati oleh kelompok.
• Kunci keberhasilan model robbin adalah bagaimana mengusahakan agar
konflik berada pada situasi optimal.
Tingkat konflik yang terlalu rendah atau telalu tinggi dapat menghambat keefektifan sebuah kelompok
atau oranisasi, sehingga menyebabkan turunnya tingkat kepuasan anggota, naiknya ketidakhadiran dan
perputaran karyawan (turnover) dan pada akhirnya anjloknya produktivitas, namun ketika konflik berada pada
tingkat optimal rasa puas diri dan apatis harus diminimalkan, motivasi harus didongkrak melalui penciptaan
lingkungan yang menentang dan kritis dan vitalitas yang menjadikan pekerjaan menarik, serta harus ada
sejumlah tingkat perputaran karyawan yang diperlukan untuk menghindarkan organisasi dari ketidaksesuaian
dan anggota yang berkinerja buruk.
Metode Penyelesaian dari Konflik
Ada lima metode untuk menangani konflik yang terjadi di dalam organisasi, yaitu:
1. Competition
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan tanpa menghiraukan dampak terhadap pihak-pihak
lain. Biasanya, jika konflik terjadi di dalam suatu organisasi/kelompok yang formal, maka pihak yang
dominan/berkuasa akan berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan memanfaatkan kekuasaan yang
ada di pihaknya.
2. Avoidance
Salah satu pihak yang berselisih menyadari bahwa konflik tersebut ada dan pihak ini menarik diri
ataupun berusaha menekan konflik dengan memaksanya ‘tenggelam’ ke bawah permukaan. Dengan
metode ini, pihak-pihak yang berselisih dapat juga mengambil keputusan untuk berpisah secara fisik.
Tetapi jika perpisahan secara fisik tidak memungkinkan/tidak diinginkan, maka pihak-pihak yang
berselisih akan berusaha untuk menekan konflik.
3. Accommodation
Metode ini dilakukan dengan cara salah satu pihak berusaha untuk mengalah, dalam memenuhi tuntutan
pihak oposisinya. Jadi dalam rangka untuk memelihara hubungan, salah satu pihak bersedia untuk
berkorban.
4. Compromise
Metode ini berusaha untuk menjelaskan konflik dengan menemukan dasar di tengah dari dua pihak
yang beroposisi. Jika pihak-pihak yang berselisih sama-sama bersedia berkorban, maka hasil kompromi
akan tercapai. Cara ini bisa saja memperkecil kemungkinan untuk menimbulkan permusuhan yang
terpendam.
5. Collaboration
Pendekatan ini berusaha untuk memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Jadi, pihak-pihak
yang bertentangan bersama-sama mencoba memecahkan masalahnya dan bukan hanya mencoba menekan
konflik atau berkompromi.
STRATEGI NEGOSIASI INTERAKTIF
2. Hidup “sehat”
Menciptakan hubungan yang sehat dengan orang lain, pelihara iklim emosional yang
bersih
Mencoba untuk tidak mendominasi, mengancam, menjelekkan, atau selalu menilai
orang lain
Berlatih untuk mendengar secara efektif dan beritahu orang lain apa yang sebenarnya
anda butuhkan atau harapkan. Daripada membiarkan orang menduga-duga
3. Struktur organisasi organisasi yang terpusat dan birokratis punya
potensi lebih besar melahirkan konflik
4. Kepribadian pemimpin seorang pemimpin yang terbuka dan
memberikan dukungan kepada bawahannya, cenderung akan mengurangi
konflik
5. Iklim dan Suasana kelompok persaingan yang berlebihan dalam klpk
atau antar kelompok terutama jika persaingan itu berakibat adanya pihak
yang menang dan kalah cenderung untuk melahirkan konflik yang tidak
sehat
6. Kebijakan dan prosedur yang memadai dan jelas ketidakjelasan
kebijakan dan prosedur dapat menyebabkan interpretasi yang berbeda
dikalangan karyawan atau unit kerja; pada gilirannya kondisi ini akan
memicu konflik