Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI

(PPh)
KELOMPOK 2

Hanim Mawaddah
Yeni Yulia Sari Wahyu Setiawan

Indana Zulva Isnaini Helda Imilda Nugroho


Pengertian PPh
Pajak penghasilan atau in come tax adalah pajak yang
dikenakan pada orang pribadi atau badan atas penghasilan
yang diterima atau yang diperoleh dalam suatu tahun pajak.
Sedangkan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah
kekayaan dalam bentuk apapun.
Berikut disajikan data grafik pendapatan negara yang bersumber
dari pajak penghasilan dari tahun 2021.
Subjek Pajak Penghasilan (PPh)
Subjek PPh meliputi :
• Orang Pribadi
• Warisan yang belum terbagi menjadi satu kesatuan,
menggantikan yang berhak.
• Badan adalah sekumpulan orang dan/modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha.
• Bentuk usaha tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia.
Objek Pajak Penghasilan (PPh)

• Objek PPh adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan


kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia.
• Objek pajak atas pajak penghasilan atau PPh secara
garis besar bisa dikelompokkan menjadi:
1. Imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau imbalan
dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam undang-undang pajak
penghasilan
2. Hadiah dari undian
3. Laba usaha
4. Keuntungan penjualan/karena pengalihan harta termasuk:
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya.
6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan bangunan
pengembalian utang.
7. Dividen dengaan nama dan dalam bentuk apapun.
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
11. Keuntungan karena pembebasan utang.
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14. Premi asuransi
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas.
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai Ketentuan Umum dan tata cara perpajakan
19. Surplus Bank Indonesia
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 36 tahun 2008, besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak, dan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Penyesuain Besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang tertanggal 22 Juni 2016.
Peraturan tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016, dan
ketentuan PTKP dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi
perekonomian suatu negara serta dengan Ketetapan Menteri
Keuangan.
Secara terperinci besarnya Penghasilan Tidak
Kena Pajak dapat disajikan berikut ini :
No Status Jumlah

1. Wajib Pajak Tidak Kawin + 0 tanggungan (TK/0) Rp 54.000.000,00

2. Wajib Pajak Tidak Kawin + 1 Tanggungan (TK/1) Rp 58.500.000,00

3. Wajib Pajak Tidak Kawin + 2 Tanggungan (TK/2) Rp 36.000.000,00

4. Wajib Pajak Tidak Kawin + 3 Tanggungan (TK/3) Rp 67.500.000,00

5. Wajib Pajak Kawin + 0 Tanggungan (K/0) Rp 58.500.000,00

6. Wajib Pajak Kawin + 1 Tanggungan (K/1) Rp 63.000.000,00

7. Wajib Pajak Kawin + 2 Tanggungan (K/2) Rp 67.500.000,00


8. Wajib Pajak Kawin + 3 Tanggungan (K/3) Rp 72.000.000,00
9. Wajib Pajak Kawin + Penghasilan Istri digabung + 0 Tanggungan Rp 112.500.000,00
(k/1/0)

10. Wajib Pajak Kawin + Penghasilan Istri digabung + 1 Tanggungan Rp 117.000.000,00


(k/1/1)

11. Wajib Pajak Kawin + Penghasilan Istri digabung + 2 Tanggungan Rp 121.500.000,00


(k/1/2)

12. Wajib Pajak Kawin + Penghasilan Istri digabung + 3 Tanggungan Rp 126.000.000,00


(k/1/3)
Tarif Pajak Penghasilan (PPh)
Perhitungan pajak yang dikenakan atas penghasilan baik perorangan
maupun badan atas dasar tarif yang berlaku dalam undang-undang
perpajakan, akan tetapi terdapat perbedaan tarif pajak untuk wajib
pajak yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
wajib pajak yang tidak memiliki NPWP Besarnya Pajak Penghasilan
dihitung berdasarkan PKP (Penghasilan Kena Pajak), dan PKP
sebagai berikut.
PKP = Penghasilan Bersih per tahun-Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP)
Menurut UU Nomor 36 tahun 2008 Pasal 17, tarif pajak yang
ditetapkan atas penghasilan sebagai berikut.
Cara Menghitung PPh
PPh dari Gaji = Penghasilan Bruto – PTKP x Tarif Pajak.
Bapak Eko dan istrinya serta 4 orang anaknya tinggal di sebuah desa. Untuk mencukupi kebutuhannya ia bekerja sebagai seorang Kepala
Sekolah dengan penghasilan neto setiap bulannya sebesar Rp. 9.500.000,00 . Hitunglah berapa besar pajak penghasilannya yang harus
dibayarkan perbulannya oleh pak Eko?

Penyelesaiannya :

Gaji dalam waktu setahun = 12 x Rp. 9.500.000 = Rp. 114.000.000

PTKP – Diri Wajib = 54.000.000

- Status Kawin = 4.500.000

- Anak (maksimal 3 anak) = 3 x 13.500.000

= 72.000.000

PKP = 114.000.000,00 – 72.000.000,00 = 42.000.000

PPh = 5% x 50.000.000 = 2.500.000

15% x 64.000.000 = 9.600.000

= 12.100.000

PPh perbulan = 12.100.000/12 = 1.008.333,3333333


Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai