DUNIA
NAMA KELOMPOK 3 :
AFIFAH AZZAHIRA WIDDA (02)
AZZIZAH DEVI ALFIA M. (07)
HILDA CENDIKIA (13)
WAHYU SETIAWAN (28)
PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA MELALUI
HUBUNGAN INTERNASIONAL
01 02 03
MAKNA HUBUNGAN ASAS-ASAS HUBUNGAN PENTINGNYA HUBUNGAN
INTERNASIONAL INTERNASIONAL INTERNASIONAL BAGI
BANGSA INDONESIA
04 05 06
POLITIK LUAR
NEGERI INDONESIA PERWAKILAN
DALAM MENJALIN DIPLOMATIK DALAM BENTUK HUBUNGAN
HUBUNGAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
INTERNASIONAL INTERNASIONAL
01
MAKNA HUBUNGAN INTERNASIONAL
Makna Hubungan Internasional Secara umum hubungan internasional diartikan sebagai hubungan yang
bersifat global yang meliputi semua hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan.
Konsepsi hubungan internasional oleh para ahli sering dianggap sama atau dipersamakan dengan konsepsi
politik luar negeri, hubungan luar negeri, dan politik internasional. Makna ketiga konsep tersebut yakni:
a. Politik Luar Negeri adalah seperangkat cara/kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengadakan
hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk tercapainya tujuan negara serta kepentingan nasional
negara yang bersangkutan.
b. Hubungan Luar Negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu negara dengan semua
pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya.
c. Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup kepentingan dan tindakan beberapa atau
semua negara serta proses interaksi antarnegara maupun antarnegara denganorganisasi internasional.
02
ASAS-ASAS HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Asas teritorial Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi, terhadap semua
barang atau orang yang ada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.
B. Asas kebangsaan Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini,
setiap warga negara di mana pun ia berada tetap mendapat perlakuan hukum dan negaranya. Asas ini
mempunyai kekuatan ekstentorial. Artinya, hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga
negaranya, walaupun berada di negara asing.
C. Asas kepentingan umum Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan din dengan semua
keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum, Jadi, hukum tidak terikat oleh batas-
batas wilayah suatu negara.
PENTINGNYA HUBUNGAN 03
INTERNASIONAL BAGI BANGSA
INDONESIA
a.Membentuk satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara kebangsaan yang
demokratis.
b.Membentuk satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual dalam wadah Negara
Kesatuan.
c.Membentuk satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di dunia, terutama
dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar kerja sama membentuk satu dunia baru yang bersih dari
imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang sempurna.
d. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
e.Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat,apabila
barang-barang itu tidak atau belum dihasilkan sendiri.
f.Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai Indonesia dapat membangun
dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat.
g.Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul dalam Pancasila,
dasar dan filsafat negara kita.
04
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MENJALIN
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Politik Luar Negeri Indonesia adalah politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula
nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional
di dalam percaturan dunia internasional.
Karena itu, dalam konteks yang lebih luas, secara umum sasaran strategi Kementerian Luar Negeri yang hendak
dicapai dapat diuraikan sebagai berikut.
1)Terciptanya dukungan solid dan konsisten masyarakat internasional terhadap keutuhandan kesatuan wilayah
negara Republik Indonesia
2) Meningkatnya penyelesaian masalah perbatasan dengan negara-negara tetangga secaradiplomatis
3) Meningkatnya kerja sama ekonomi Indonesia di tingkat bilateral, regional, dan internasional.
4) Meningkatnya kerja sama teknik dan alh teknologi di tingkat bilateral, regional, dan internasional
5) Meningkatnya kerja sama ketenagakerjaan dengan negara pengguna tenaga kerja Indonesia(TKI)
6) Menguatnya dukungan terhadap kepemimpinan Indonesia di ASEAN Community.
7) Meningkatnya peran Indonesia dalam penanganan masalah kejahatan lintas batas di kawasan.
8) Meningkatnya peran indonesia kawasan Asia Pasifik
9) Terbentuknya kerja sama strategis antara negara-negara Asia dan Afrika.
10) Meningkatnya kerja sama politik dengan negara-negara sahabat.
11) Meningkatnya kerja sama sosial budaya.
12) Meningkatnya peran Indonesia dalam penguatan multilateralisme.
13) Meningkatnya peran Indonesia dalam forum regional dan multilateral.
14) Meningkatnya telaahan hukum dan perjanjian internasional yang akomodatif terhadapkepentingan nasional
15) Meningkatnya peran indonesia dalam penanganan masalah kejahatan internasional dalam forum multilateral
f. Perkembangan Politik Luar Negeri Republik Indonesia
Perang Dunia II telah membawa perubahan-perubahan yang besar pengaruhnya terdapat politik bebas aktif,
antara lain beralihnya pusat kekuasaan dunia dari Eropa di satu pihak ke Amerika Serikat, dan di pihak lain ke
Uni Soviet, yang kemudian menjadi dua kekuatan raksasa dunia. Perubahan lain yang juga mempunyai pengaruh
besar terhadap politik bebas aktif adalah meledaknya semangat nasionalisme dan anti penjajahan terutama di
Asia Afrika.
Dalam menjalankan hubungan dengan negara lain atau hubungan internasional diperlukan sarana yang dapat
menghubungkan kepentingan negara negara yang bekerjasama. Cara dalam menjalankan hubungan internasional
ini disebut sebagai agen transaksi internasional. Pengaturan mengenai agen transaksi terasa atau pelaksanaan
hubungan antar negara sudah tersedia dalam konvensi konvensi berikut.a. konvensi Wina 1961 tentang
hubungan diplomatik dan Protokol opsional nya.b. konvensi Wina 1963 tentang hubungan konsuler dan
Protokol opsional nya.dalam hukum internasional, yang di akui mempunyai kewenangan bertindak atas nama
negara untuk melakukan hubungan atau transaksi antar negara adalah kepala negara dan menteri luar negeri.
A. Kementerian Luar Negeri Kementerian
Luar Negeri merupakan kementerian yang
bertahun jawab atas hubungan suatu negara
dengan negara lain dan dengan organisasi
internasional. kementerian Luar Negeri
mempunyai fungsi eksekutif
mengimplementasikan politik luar negeri dan
mengelola hubungan internasional. Dalam
pelaksanaan menteri Luar Negeri dibantu oleh
staf permanen kementerian, kepala perwakilan
asing di negara nya sebagai staf perantara, dan
kepala perwakilannya di negara asing.
b. Perwakilan Diplomatik Permanen
Perwakilan diplomatik permanen mempunyai
tugas sebagai berikut:
1)Mewakili negara pengirim di negara
penerima.
2) melindungi kepentingan negara pengirim
dan warganegaranya di negara penerima,
dalam batas batas yang diperkenankan hukum
internasional
3) melakukan negoisasi dengan pemerintah
negara penerima.
c. Perwakilan Konsuler
Perwakilan konsuler bukan merupakan “Political angen” negara pengirim sehingga tidak
mempunyai fungsi politik. Konsul tidak mengadakan komunikasi langsung dengan
pemerintah negara penerima, kecuali penyangkut hal hal berikut.
1)kekuasaan perwakilan konsuler meliputi seluruh wilayah negara penerima.
2) negara penerima tidak mempunyai perwakilan diplomatik pada negara penerima.
Adapun tugas dan fungsi dari perwakilan konsuler sebagai berikut.
1)di negara penerima, melindungi negara pengirim dan warganegaranya, individu atau badan
hukum negara pengirim jalan batas batas yang diperkenankan oleh hukum internasional.
2) memajukan perkembangan hubungan komersial, ekonomi, kebudayaan, dan ilmu
pengetahuan antara negara pengirim dan negara penerima, serta meningkatkan hubungan
persahabatan antar negara pengirim dengan negara penerima.
3) menolong dan membantu warga negara, individu, dan badan hukum negara pengirim di
negara penerima.
d. Misi Khusus
Misi kursus adalah misi sementara yang mewakili negara, yang dikirim ke
negara lain atas persetujuan untuk membicarakan masalah khusus atau untuk
pelaksanaan hukum khusus.