Anda di halaman 1dari 11

Arrange By: Group 3

1.Masroida Manalu

Perencanaan 2.Rosita Siburian


Pajak Dengan PPh
Pasal 22 3.Eva Lubis

4.Togi Lumban Gaol

5.Nurhayati Simanjuntak

6.Purnama Simanjuntak
MINYAK BUMI DAN
GAS (MIGAS)

SUMBER PENERIMAAN
NEGARA SECARA UMUM

PAJAK
Perencanaan Pajak
(Tax Planning)adalah
suatu kapasitas yang
dimiliki oleh wajib
pajak (WP) untuk
menyusun aktivitas
keuangan guna
mendapat pengeluaran
(beban) pajak yang
minimal.
n P a jak
re nc anaa
-J e nis Pe
Jenis

Tax planning domestic nasional (national tax


planning)
National tax planning hanya memperhatikan
Undang-Undang Domestik, pemilihan atas
dilaksanakan atau tidak suatu transaksi dalam
national tax planning bergantung pada transaksi
tersebut

International tax planning


International tax planning selain
memperhatikan Undang-Undang Domestik,
juga harus memperhatikan undang-undang 
atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-
negara yang terlibat.
Pengertian PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang


dilakukan atas pembelian barang, impor barang
dan pembelian / penjualan barang di bidang
usaha tertentu.
Oleh karena itu yang dikenakan pemungutan PPh
pasal 22 adalah pemasok barang kepada
pemerintah, importer, dan pemasok / pembeli
barang dari badan.
Subjek Pajak PPh Pasal 22

1.Importir.
2.Rekanan pemerintah dan badan-badan
tertentu yang merupakan pemungut PPh
Pasal 22.
3.Konsumen semen, kertas, baja, dan
otomotif.
4.Distributor dan agen pertamina serta
badan usaha selain pertamina yang
bergerak di bidang BBM jenis premix
dan gas.
5.Industri dan eksportir di bidang
pertanian, perkebunan, kehutanan, dan
perikanan.
 
a sa l
PP hP
a jak
jek P
O b 22
1.      Pembelian
a.    Pembelian barang oleh bendaharawan
b.   Pembelian bahan-bahan berupa hasil perhutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan untuk keperluan industri dan
ekspor dari pedagangan pengepul
2.      Impor Barang
3.      Penjualan oleh Industri Tertentu
a.    Industri baja
b.    Industri semen
c.    Industri kertas
d.    Industri otomotif
4.      Penjualan BBM dan Gas oleh PERTAMINA
a.       Premium, solar, premix/superTT, minyak tanah,
gas/LPG, dan pelumas.
5.      Penjualan Barang yang tergolong sangat Mewah
a.       Pesawat udara pribadi, kapal pesiar, rumah sangat
mewah, apartemen sangat mewah dan kendaraan sangat mewah, dll.
 
Pemungut Pajak PPh Pasal 22

BUMN

BENDAHARA
PEMERINTAH DAN
KPA

BANK DEVISA DAN


DIREKTORAT
JENDERAL BEA DAN
CUKAI

AGEN TUNGGAL
PEMEGANG MEREK
(ATPM)

BADAN USAHA YANG


MEMPRODUKSI EMAS
BATANGAN
Pengecualian dari pemungutan PPh Pasal
22

1.Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan Pajak Penghasilan tidak terutang Pajak Penghasilan.

2.Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak
Pertambahan Nilai (PPN)
3.Dalam hal impor barang sementara jika pada waktu impornya nyata-nyata
dimaksudkan untuk diekspor kembali.

4.Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari
emas untuk tujuan ekspor

5.Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana bantuan


opersional sekolah (BOS)

6.Pembayaran untuk:
a)pembelian bahan bakar minyak ,bahan bakar gas,pelumas,benda-benda pos.
b)pemakaian air dan listrik.
Contoh Perhitungan PPh Pasal 22

1.Dr.Maruli,seorang bendahara Perusahaan Makmur Jaya membeli satu unit


komputer Rp.11.000.000 (harga yang tertulis sudah termasuk ppn /memiliki NPWP).

Harga yang tertulis adalah nilai barang termasuk ppn,maka PPh pasal 22
terutang:Rp.11.000.000 X 100/110 X 1.5% =Rp.150.000

Note:
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka PPh pasal 22 terutang:
Rp.110.000.000 X 100/110 X 1.5% X 200%=Rp.300.000
DEMIKIAN PRESENTASI KAMI
KAMI BUKA
SESI
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai