0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan10 halaman
Teks tersebut membahas peran tenaga farmasi dalam penerapan ilmu farmakoepidemiologi di era pandemi dan era 4.0. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) farmakoepidemiologi mempelajari efek obat pada populasi, (2) tenaga farmasi memiliki peran penting dalam mengembangkan ilmu ini di masa depan, dan (3) tenaga farmasi berperan dalam memenuhi kebutuhan alat kesehatan selama pandemi serta
Teks tersebut membahas peran tenaga farmasi dalam penerapan ilmu farmakoepidemiologi di era pandemi dan era 4.0. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) farmakoepidemiologi mempelajari efek obat pada populasi, (2) tenaga farmasi memiliki peran penting dalam mengembangkan ilmu ini di masa depan, dan (3) tenaga farmasi berperan dalam memenuhi kebutuhan alat kesehatan selama pandemi serta
Teks tersebut membahas peran tenaga farmasi dalam penerapan ilmu farmakoepidemiologi di era pandemi dan era 4.0. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) farmakoepidemiologi mempelajari efek obat pada populasi, (2) tenaga farmasi memiliki peran penting dalam mengembangkan ilmu ini di masa depan, dan (3) tenaga farmasi berperan dalam memenuhi kebutuhan alat kesehatan selama pandemi serta
Farmakoepidemiologi di Era Pandemi dan Era 4.0" FARMA NIM.202106036 A. LATAR BELAKANG
Farmakoepidemiologi muncul pada awal 1960 saat kekhawatiran
tentang efek samping obat muncul pada masyarakat sehingga mendorong terbentuknya metodedalam mempelajari keamaan terapi obat (Storm dan Kimmel, 2008). Pada tahun 1960 FDA (Federal Drug Administration) mulai mengumpulkan laporan efek samping obat, mengarah kepada pembentukan program pemantauan obat berbasis rumah sakit. Sistem ini dikembangkan lebih lanjut, dan farmakoepidemiolgi diusulkan menjadi disiplin ilmu baru yang mendukung sistem ini. Hal ini mempengaruhi pengembangan farmakoepidemiologi. Selama 50 tahun terakhir penelitian telah dikembangkan dari penelitian deskriptif seperti menghitung tablet yang digunakan hingga menilai efektivitas dan keamanan terapi obat dalam praktek klinis. Farmasi klinis memiliki peranan penting dalam perkembangan di masadepan. Pada abad ke-20 farmakoepidemiologi bergeser dari yang sepenuhnya berfokus terhadap efek samping obat dan studi hubungan resiko, termasuk hasil klinis lain dan aspek ekonomi kesehatan terhadap penggunaan narkoba, sehingga mengurangi perbedaan antara farmakoepidemiologi dan penelitian penggunaan obat. B. PENGERTIAN FARMAKOEPIDEMILOGI
• Farmakoepidemilogi terdiri dari beberapa kata yaitu pharmacon,
epi, demos, dan logos yang berarti ilmu yang mempelajari mengenai efek suatu obat terhadap suatu populasi. • Farmakoepidemiologi bisa dibilang jembatan yang menghubungkan Farmakologi klinik dan epidemiologi, Farmakoepidemiologi berkonsentrasi pada dampak/ outcome klinis terapi seperti memahami efek obatyang bermanfaat dan tidak dikehendaki, efek klinis interaksi antar obat, dan efekketidakpatuhan medis. C. HUBUNGAN ANTARA FARMAKOEPIDEMIOLOGI DAN FARMAKOLOGI • Farmakoepidemiologi mempunyai hubungan dengan Farmakologi klinis,Dimana farmakoepidemiologi adalah suatu studi cabang ilmu yangmenghubungkan disiplin ilmu epidemiologi dan farmasi klinik bertujuan untukmendalami efek suatu obat terhadap suatu populasi. Namun belum ada yangmenjelaskan perkembangan farmakoepidemiologi di Indonesia secara kronologis,namun sudah banyak penelitian yang mengimplementasikan epidemiologi sendiri. • Farmakoepidemiologi memiliki peran penting atau berhubungan erat dengan Farmakologi karena efek suatu obat yang diketahuimelalui ilmu farmakologi memiliki 2 sifat yaitu efek farmakologi dan efeksamping oleh karena itu dengan farmakoepidemiologi dapat diketahui sertameminimalisir suatu kejadian efek samping obat di populasi serta dapatmeningkatkan penggunaan obat yang tepat (efek yang diinginkan) pada populasimasyarakat atau dengan kata lain memberikan estimasi terhadap efek obat padasebuah populasi atau dengan kata lain memberikan solusi baru unyuk pemanfaatan obat dalam menghadapi permasalahan terkait penggunaan obat. a. Peran industri farmasi di masa pandemi covid 19 Sejak wabah Covid-19 menjadi pandemi global, masalah ketersediaan APD (Alat pelindung Diri) bagi tenaga medis untuk menangani pasien terjangkit virus turut menjadi sorotan. Kondisi ini pula yang dihadapi industri Farmasi dan alat kesehatan (alkes) dalam memenuhi kebutuhan APD bagi tenaga medis. Tak hanya kelangkaan dan sulit didapat, harga alkes dan APD pun sempat melambung tinggi. “Bahan baku untuk obat obatan 90-95% diimport, termasuk masker bahan bakunya diimport dari China dan India. Sehingga harga obat automatically mahal ditambah lagi biaya distribusi dan biaya PPN 10%. Selain itu adanya ketegori obat generik bermerek dagang, yang hakikatnya obat generic tetapi dijual dengan keuntungan tinggi dan tidak terkena aturan HET (Harga Eceran Tertinggi) generik dan mahalnya obat paten,” jelasnya. Ia juga menegaskan pentingnya peningkatan peran apoteker dan penegakan kode etik dokter yang mewajibkan menuliskan resep nama obat generic, juga pengadaan obat di instalasi Rumah Sakit Swasta. Salain itu, dengan menghindari penguasaan impor secara dominan oleh pelaku usaha tertentu juga penting mempertimbangkan sinergi dengan pemerintah yang memiliki keterkaitan dengan pembentukan harga obat dengan tujuan mengurangi biaya produksi obat, dengan tujuan mencegah mahalnya harga obat. b. Peran farmasi di era revolusi Industri 4.0 Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu sama lain pada berbagai bidang. untuk menghadapi era tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan. Indonesia memiliki keragaman hayati yang bisa di manfaatkan sebagai bahan baku dari biofarmasi. namun demikian, industri perlu terus melakukan riset untuk pengembangan inovasinya. Revolusi industri 4.0 telah merubah berbagai pola perilaku masyarakat dalam memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan beragam kemudahan. penggunaan plat form digital saat ini pun telah merambah pada pemenuhan dalam layanan kesehatan. perkembangan teknologi dan internet telah mempengaruhi interaksi pasien dengan petugas kesehatan. Perkembangan industri farmasi yang menggunakan teknologi nano saat ini sudah tumbuh demikian pesat. nano teknologi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah benda di pecah dalam skala nano meter atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu teknlogi yang di sebut – sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di segala bidang. di dunia farmasi, nano teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan keamanan. TERIMA KASIH 🙏