Anda di halaman 1dari 51

SUMBER 1

HUKUM
ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM 2
Standar Kompetensi
Memahami sumber-sumber hukum Islam,
hukum taklifi dan hukum wad’i, serta hikmah
ibadah

Kompetensi Dasar
1. Menyebutkan pengertian, kedudukan, dan fungsi Al-
Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber agama Islam
2. Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi Al-
Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber agama Islam
3. Menerapkan hukum taklif dalam kehidupan sehari-hari
WARISAN NABI SAW 3

ُْ ْ َّ َ َ َ ْ ُّ َ ْ َ ْ َ ْ ‫َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َأ‬
‫تركت ِفيكم مري ِن لن ت ِضلوا ما تمسكتم‬
ْ ُ َ َ َّ ُ َ َ َ َ
‫هللا و سنة رسو ِل ِه‬ ِ ‫ ِكتاب‬: ‫ِب ِهما‬
“ Aku telah tinggalkan atas kalian dua
perkara, kalian tidak akan tersesat jika
kalian pegang keduanya, Kitabulloh dan
Sunah RasulNYA “
Dua dalil hukum islam 4

 Dalil Naqli, dalil yang diambil dari sumber hukum yang


berasal dari teks (teks hukum) ayat-ayat Al-Qur’an atau
Hadits (sunah nabi Muhammad SAW)

 Dalil Aqli, dalil yang bersumber dari hasil ra’yu


(pemikiran) para ahli agama atau Ulama’. Mereka
berdiskusi membahas dan mendapatkan suatu pemikiran
yang kemudian ditetapkan sebagai dasar hukum atau biasa
disebut dengan istilah Ijtihad
Sumber hukum Islam 5

1. AL QURAN

2. HADITS

3. IJTIHAD
Sumber Hukum Islam
6
 SUMBER : adalah tempat yang menjadi asal usul dari sesuatu
 HUKUM : Adalah aturan yang memiliki kekuatan mengikat
kepada seseorang yang sudah akil baligh ( Mukalaf ) untuk
mematuhinya. Jika di langgar / diabaikan akan mendapatkan
sanksi (dosa)
 Hukum islam disebut juga dengan Hukum Syara’ / syariat
Islam yakni peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT
seluruh umat manusia pada umumnya dan khususnya umat
Islam

Sumber Hukum Islam yang dimaksud adalah segala


sesuatu yang menjadi dasar, acuan atau pedoman
syariat Islam
• Pengertian Al-Qur’an 7
Secara Bahasa ‫القرآن‬
Qoro-a : artinya membaca
Yaqra-u : artinya sedang membaca .
Qur’an : bentuk mashdar (kata benda) dari kata
Qoro-a (‫ )ق رأ‬: artinya Bacaan.
Sehingga “ Alqur’aanul Kariim artinya : bacaan yang
mulia

Istilah : Firman Allah swt. Yang diturunkan kepada


Nabi Muhammad saw. melalui perantara Malaikat Jibril.
disampaikan secara mutawatir / berangsur angsur sebagai
pedoman hidup bagi seluruh manusia. Membacanya dinilai
sebagai ibadah
‫القرآ‬
‫ن‬ 8

Alquran adalah sumber Hukum Islam


pertama dan utama, Kebenaran Alquran
bersifat qoth’i / pasti benar
alasanya : karena merupakan Firman Allah
yang tidak mungkin salah
ۡ ِّ ۛ ۛ ۡ ٰ ۡ َ ٰ
٢ ‫ين‬ َ ‫ي‬L‫ب اَل َر‬
َ ِ‫ب فِي ِه ُهدٗ ى لل ُمتَّق‬ ُ َ‫ذلِ َك ٱل ِكت‬
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,
‫القرآ‬
‫ن‬ 9

‫ا‬Lَ‫ َع ۡب ِدن‬L‫ا َعلَ ٰى‬Lَ‫ا نَ َّز ۡلن‬L‫ ِّم َّم‬L‫ب‬ ٖ ‫ي َر ۡي‬Lِ‫ ف‬L‫َوِإ ن ُكنتُ ۡم‬
ُ
‫م‬LL‫ش َه َدٓا َءك‬ ْ ۡ ۡ
ُ ‫ۦ َوٱد ُعوا‬LL‫ن ِّمثلِ ِه‬LL‫و َر ٖة ِّم‬LL‫س‬ ْ ۡ
ُ ِ‫فَأتُوا ب‬
٢ ‫ين‬ َ ِ‫ص ِدق‬ َ ٰ ۡ‫ُم‬L‫ون ٱهَّلل ِ ِإن ُكنت‬
ِ ‫ِّمن ُد‬
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang
Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja)
yang semisal Al Quran itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar.( QS.AL Baqoroh.23 )
Hubungan manusia
Pengertian, Kedudukan,
dengan
dan
Allah
Fungsi
SWTAl-Qur’an
disebut
“Ibadah” 10
Hubungan manusia dengan manusia disebut “
Muamalah “
Yang mengatur sikap prilaku , sopan santun
disebut “ Akhlaq “.
Cara beriman kepada Alqu’an harus secara Tafsili / rinci
artinya seorang muslim itu wajib :
1. Wajib Mempercayai kebenaranya
2. Wajib membacanya
3. Wajib mempelajari dan memahaminya
4. Wajib mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari
hari
5. Wajib mengajarkan kepada orang lain
Kandungan Al-Quran 11
1. Aqidah (I’tiqadiyah/ sesuatu yang terkait dengan
keyakinan
2. Syariah : hal yang terkait dengan hukum
3. Akhlak (Khuluqiyah) : hal yang terkait dengan
nilai keluhuran budi / kesopanan / akhklaqul
karimah
4. Fikih (‘Amaliyah) : Hukum Ibadah & Hukum
Muamalah
5. Tarikh (sejarah)
6. Ilmu Pengetahuan
CARA DITURUNKANNYA
1. Sekaligus (dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah)
12
2. Berangsur-angsur / mutawatir (dari Baitul Izzah ke Bumi)

Baitul Izzah (sering ditulis juga Bait Al- izzah dan Bayt al-Izzah) secara
harfiah diartikan sebagai rumah kemuliaan. Istilah ini merupakan
gabungan dari dua kata dalam Bahasa Arab yakni ‘Bait’ yang diartikan
rumah dan ‘Izzah’ yang diartikan kemuliaan, kekuatan, kehormatan.

Adapun artian Baitul Izzah secara terminologi adalah merujuk pada


sebuah tempat di langit dunia (langit pertama) yang dipercaya menjadi
tempat ‘transit’-nya Al-Quran saat diturunkan dari al-Lauh al-Mahfuz.
Dari Baitul Izzah, ayat alquran kemudian diturunkan ke Nabi Muhammad
secara berangsur-angsur.

Baitul Izzah berada pada tahapan kedua dari nuzulul Quran yang disebut
dengan At-Tanazul Ats-Tsani.
CARA DITURUNKANNYA
2. Berangsur-angsur / mutawatir (dari Baitul Izzah ke Bumi)
13

Hikmah diturunkan Al qur’an secara bertahap

1. Menguatkan dan meneguhkan hati Rasul (al kahfi : 6)


2. Tantangan dan mukjizat bagi Rosul ( furqon : 33, Hud : 13)
3. Mudah utk dihafal dan difahami (al jumu’ah : 2)
4. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi
5. Diturunkan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi
oleh Nabi
6. Bukti bahwa Al-Qur’an benar-benar firman Allah (Huud : 1)
Kedudukan dan FUNGSI AL QURAN
14
Kedudukan :
1. sbg sumber hukum Islam utama
2. Sebagai sumber hukum untuk membedakan antara yang baik dan
buruk.. Antara yang haq dan yang bathil dan menetapkan hukum
dari perbuatan tertentu
Fungsi :
3. Sebagai Hudan linnaas / Petunjuk bagi manusia dalam
menjalani kehidupan di dunia
4. Sebagai pedoman hidup bagi umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
5. Sebagai syifaul linnas ? Obat bagi manusia
6. Sebagai landasan hukum untuk menyelesaikan seluruh permasalah
yang dihadapi manusia
7. Sebagai pembenar, pengoreksi dan penyempurna bagi kitab yang
diturunlan sebelumnya
BUKTI-BUKTI KEBENARAN AL QURAN
15
1. Tetap dalam bahasa aslinya (QS Yusuf : 2)
2. Dijamin kemurniannya (QS Al Hijr : 9)
3. Penyampainya sorang yang Ummiy (QS Al Jumu’ah : 2)
4. Menundukkan semua mahluk (QS Al ahqof : 29)
5. Tidak ada yang dapat meniru (QS Al Isra : 88)
6. Tidak ada pertentangan di dalamnya (An Nisa : 82)
7. Mampu dihapal oleh jutaan orang (Al Qomar : 17, 22, 32,
40)
8. Menjelaskan hal-hal yang gaib, kisah masa lalu, masa
sekarang dan masa yang akan datang (kiamat)

ADA ISTILAH ASBABUN NUZUL : SEBAB2 DITURNKANNYA AYAT ALQUR’AN


Penulisan Alquran
Penulisan Alquran pada masa Nabi.
Dilakukan oleh para sahabat atas perintah Nabi :
diangkat sebagai sekretaris: seperti Ali bin Abi thalib ra,
Muawiyah ra, ‘Ubai bin K’ab ra. Dan Zaid bin Tsabit ra.
Setiap ada ayat turun, Nabi memerintahkan mereka
untuk menulisnya dan menunjukkan tempat ayat
tersebut dalam surah,bukan hanya pada lempengan
tempat menulis harus tersusun sesuai dengan surah yang
ditunjukkan pada Nabi, tetapi juga disampaikan pada
sahabat ayat yang turun itu dalam hapalan sahabat
dimasukkan pada surah yang ditunjuk, jadi ada
kecocokan antara hapalan dengan buktifisik dari ayat
yang tertulis.sehingga penulisan pada lembar itu
membantu penghafalandidalam hati.
Disamping itu sebagian sahabat juga menuliskan Alquranyang turun itu
atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh Rasulullah saw.
Mereka menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar,
kulit atau daun kayu, pelana,potongan tulang belulang binatang.
Para sahabat senantiasa menyodorkan Alquran kepada
Rasulullah saw. baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan.
Tulisan-tulisan Alquran pada masa Nabi tidak terkumpul dalam
satu mushaf
Para ulama telah menyampaikan bahwa segolongan dari
mereka, diantaranya Alibin Abi Thalib ra, Muaz bin Jabal ra,
Ubai bin Ka’ab ra, Zaid bin Sabit ra. dan Abdullahbin Mas’ud
ra.telah menghafalkan seluruh isi Alqurandimasa Rasulullah.
Dan merekamenyebutkan pula bahwaZaid bin Sabit ra. adalah
orang yang terakhir kali membacakan Alquran dihadapan
Nabi
Saat Nabi wafat : Alquran telah dihafal oleh ribuan para shahabat kemudian
ditulis dalam mushaf dengan susunan seperti disebutkan diatas. Tiap ayat-ayat dan
surah-surah dipisah-pisahkan, atau diterbitkan ayat-ayatnya saja dan setiap surah
berada dalam satu lembar secara terpisah dalam tujuh huruf. Tetapi memang
benar bahwa Alquran belum lagi dijilid dalam satu mushaf yang menyeluruh.
Sebab Rasulullah saw.masih selalu menanti turunnya wahyu dari waktu ke
waktu.Disamping itu terkadang pula terdapat ayat yang menasahh
(menghapuskan) sesuatu yang turun sebelumnya
2. Pengumpulan penilisan Qur’an pada Masa Abu Bakar.

Peperangan Yamamah yang terjadi pada tahun 12 H melibatkan


sejumlah besarsahabat yang hafal Alquran. Dalam peperangan
ini tujuh puluh qari’Alquran) dari para sahabat gugur. Umar bin
Khatab ra. merasa sangat kuatir melihat kenyataan ini, lalu ia
menghadap Abu Bakar ra. Dan mengajukan usul kepadanya
agarmengumpulkan dan membukukanAlqurankarena
dikhawatirkan akan musnah,

Pada masa Kekhalifahan Abu Bakar, Zaid bin Tsabit mendapat


tugas sangatpenting untukmembukukanAlquranZaid membuat dua
butir outline persyaratanpengumpulan ayat-ayat. Kemudian
Khalifah Abu Bakar menambahkan satu persyaratan lagi. Jadilah
ketiga persyaratan tersebut:
Pertama: ayat/surat tersebut harus dihafal paling sedikit dua orang.
Kedua: harus ada dalam bentuk tertulisnya (di batu, tulang, kulit
dan bentukhardcopy lainnya).
Ketiga: untuk yang tertulis, paling tidak harus ada dua orang saksi
yang melihat saat dituliskannya.
Lembaran-lembaran tersebut kemudian disimpan ditangan Abu
Bakar ra. Hingga wafatnya. Sesudah itu berpindah ke tangan
Umar ra. sewaktu masih hidup dan selanjutnya berada di tangan
Hafsah binti Umar ra.
3. Pengumpulan Alquran pada Masa Usman
Islam bertambah dan para penghafal Alquran pun tersebar diberbagai wilayah.
Dan penduduk di setiap wilayah itu mempelajari qira’at (bacaan) dari qari yang
dikirim kepada mereka. Cara-cara pembacaan (qiraat)Alquran yang mereka
bawakan berbeda-beda sejalan dengan perbedaan ‘huruf ‘ yang dengannya
Alquran diturunkan. Apabila mereka berkumpul di suatu pertemuan atau di
suatu medan peperangan, sebagian mereka merasa heran dengan adanya
perbedaan qiraat ini.Terkadang sebagian mereka merasa puas, karena
mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan itu semuanya disandarkan kepada
Rasulullah.
DARI PERTIMBANGAN INILAH Alquran ditulis kemabali
Usman ra. kemudian mengirimkan utusan kepada Hafsah ra. Untuk
meminjamkan mushaf Abu Bakar ra. yang ada padanya dan Hafsah ra. Pun
mengirimkan lembaran-lembaran itu kepadanya. Kemudian Usman ra.
memanggil Zaidbin Tsabit ra, Abdullah bin Az-Zubair ra, Said bin ‘As ra. dan
Abdurrahman bin Haris bin Hisyam ra. Ketiga orang terakhir ini adalah orang
quraisy, lalu memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf
Berikut
 nama-nama Al Qur’an adalah sebagai
20
berikut :
1. Al Kitab (buku)
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2)
2. Al-Furqan (pembeda antara yang benar dan yang salah)
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (
Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al Furqaan [25]:1)
3. Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (
Al-Qur'an), dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)
21
4. Asy-Syifa’ (obat/penyembuh)
  Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus
[10]:57)
5. Al-Huda (petunjuk)
 Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami
beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia
tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan
penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al Jin [72]:13)
 masih banyak lainya dari Nama Alquran

6. Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)  (QS. Yunus [10]:57)

7. Al-Hukm (peraturan/hukum) . (QS. Ar Ra'd [13]:37)

8. At-Tanzil (yang diturunkan) QS. Asy Syu’araa’ [26]:192)


9. Ar-Rahmat (karunia)  (QS. An Naml [27]:77)
22
10. Ar-Ruh (ruh) QS. Asy Syuura [42]:52)

11. Al-Bayan (penerang) (QS. Ali Imran [3]:138)

12. Al-Kalam ( ucapan/firman) (QS. At Taubah [9]:6)

13. Al-Busyra (kabar gembira) (QS. An Nahl [16]:102

14. An-Nur (cahaya) (QS. An Nisaa' [4]:174)

15. Al-Basha'ir (pedoman) (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)

16 Al-Balagh (penyampaian/kabar) (QS. Ibrahim [14]:52)

17 Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS. Al Qashash [28]:51)

18. Al-Hikmah (kebijaksanaan) (QS. Al Israa' [17]:39)


23
HADITS
 Menurut bahasa : Baru atau kabar
 Menurut definisi : Segala sesuatu / catatan yang berkaitan
dengan ucapan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah
 Sifat kebenaran hadis : Dhonni / belum pasti
 Oleh karena hadis berupa catatan, maka tidak menutup
kemungkinan catatan itu salah, kurang, ditambah-tambah atau
dipalsukan. Maka utk hal yang berkaitan dengan Hadis harus
dianalisa lebih lanjut
 Sunnah menurut bahasa : kebiasaan
 Sunnah menurut definisi : segala ucapan, perbuatan dan
ketetapan rasulullah
24
Pengertian Hadis
Segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW
berupa ucapan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir) serta
penjelasan sifat-sifat beliau

Kedudukan Hadis
Hadis menempati kedudukan kedua setelah
Al-Qur’an
ISTILAH HADITS
Hadis Qauliyah. 25
Yaitu hadis yang didasarkan kepada segala perkataan dan
ucapan Rasulullah SAW
Hadis Fi’liyah.
Yaitu hadis yang didasarkan kepada perbuatan dan tingkah
laku Rasulullah SAW
Hadis Taqririyah.
Yaitu hadis yang didasarkan pada ketetapan persetujuan
Rasulullah SAW atas perbuatan para sahabatnya Perbuatan
dan perkataan para sahabat diketahui Nabi tapi beliau
membiarkannya,
Hadits Hammiyah, yaitu Hadits suatu rencana atau
keinginan Nabi saw, tapi tidak sempat dilaksanakanya,
karena suatu halangan atau beliau keburu wafat, seperti
Shaum sunnah 9 Muharram Rasulullah belum sempat
melakukan keburu wafat
Unsur yang ada dalam seatu hadits
26
1. Matan Hadis artinya isi dari hadis / kata-kata
yang terkandung dalam hadis
2. Sanad artinya Rankaian orang yang
meriwayatkan hadis / sandaran hadis sehingga
sampai kepada si penerima
3. Rowi / Perawi Hadis artinya orang yang
meriwayatkan hadis

Setiap Hadis ada istilah Asbabul wurud :


sebab2 diriwayatkanya suatu hadis
Fungsi Hadis 27

Mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang


telah disebutkan dalam Al-Qur’an

Menjelaskan, menafsirkan, dan merinci ayat-ayat


Al-Qur’an yang masih umum dan samar

Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak


tercantum dalam Al-Qur’an yang prinsipnya tidak
bertentangan dengan Al-Qur’an
28
Fungsi HADITS dalam kaitanya dg alquran

1. Bayan Tafsir : mempenjelas hukum Alquran. Contoh perintah sholat, tidak


dijelaskan caranya
2. Bayan Taqrir : memperkuat hukum Alqur’an (Contoh hadis keutamaan
sholat )
3. Bayan Tafshil : memerinci hukum dala Alqur’an (Contoh cara wudlu,cara
ibadah haji dll)
4. Bayan Takhsish : pengkhususan dari hukum Alqur’an. ( Contoh perintah
sholat jum’at)
5. Bayan Ta’yin : sebagai Penentu. Contoh kifarat bagi pelanggar amalan haji)
6. Bayan Nasakh sebagai penghapus hukum tertentu ( Contoh dulu sholat
menghadap baitul maqdis)
7. Bayan tasyri / taudhih : menetapkan hukum yang belum dijelaskan dalam
Alqur’an
Macam-macam (kualitas) hadits
Pendapat mayoritas ulama mengenai hadis
29
1. Hadis qudsi qudsi :hadis yang maknanya dari Allah,
sementara redaksinya dari Nabi shallallahu
2. Hadis shahih ‘alaihi wa sallam.
3. Hadis hasan Hadist shahih merupakan hadist yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Sanadnya
4. Hadis dlo’if bersambung, perawinya yang adil, kuat ingatannya
atau kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.
5. Hadis maudlu’
Hadist Hasan
Menurut pendapat Ibnu Hajar, hadist hasan adalah hadist yang dinukilkan oleh
orang yang adil, yang kurang kuat ingatannya, yang muttasil sanadnya, tidak
cacat dan tidak ganji

Hadist Dhaif
Kata Dhaif berarti lemah atau yang tidak kuat.
Secara terminologis, Pendapat An-Nawawi mengenai hadist dhaif adalah sebagai
berikut: “Hadist yang didalamnya tidak terdapat syarat-syarat Hadist Shahih dan
syarat-syarat Hadist Hasan.”
Macam-macam (kualitas) hadits
30
Hadis maudlu’
Dari penelitian yang dilakukan para ulama hadis,ternyata ada hadis-
hadis yang tidak layak untuk dijadikan sumber ajaran karena
keberadaannya tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan, hadis itulah
yang disebat maudhu (palsu)

Para ahli hadis mendefinisikan bahwa Hadis Maudhu adalah: Hadis


yang diciptakan dan dibuat-buat oleh orang-orang pendustadan
kemudian dikatakan bahwa itu hadis Rasulullah saw.(Subhi Shalih,
Ulumul hadts wa Musthalahuhu, : 263

Tegasnya hadis maudhu adalanh hadis yang diada-ada atau dibuat-


buat (Ajaj al Khatib,Ushulul Hadits: 415).
Perngertian Ijtihad
31
Penggunaan akal sehat Kemampuan
untuk menemukan / menggunakan akal
menetapkan suatu hukum berfikir sehat untuk
tertentu yang tidak menetapkan suatu
ditetapkan secara eksplisit hukum yang tidak ada
dalam Qur’an dan Hadits. dalam Alqur’an dan
Hadis.
Hasil dari ijtihad tesebut tidak boleh bertentangan
dengan Alqur’an dan Hadis. jika hasil ijtihad
bertentangan dengan Alquran dan Hadis maka
ijtihadnya : tidak berlaku / batal
Orang yang berijtihad disebut Mujtahid
Syarat mujtahid / orang yang berijtihad 32
1. Memahami Al-Qur’an dan asbabun nuzulnya (sebab turunnya)
2. Memahami hadis dan asbabul wurudnya (sebab kemunculannya)
3. Dhobit hafalanya / kuat hafalan hadisnya
4. Mengetahui pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab
5. Mengetahui tempat-tempat ijma’
6. Mengetahui usul fiqh
7. Mengetahui maksud-maksud syariat
8. Memahami masyarakat dan adat istiadat tempat dia akan mengeluarkan
ijtihad
9. Bersifat adil dan wara’
KEDUDUKAN IJTIHAD 33
 Ijtihad
menempati kedudukan dalam sumber
hukum Islam ke 3 setelah Qur’an dan Hadits
 Sifat kebenarannya : Dhonni / belum pasti

FUNGSI IJTIHAD
Menetapkan hukum sesuatu
yang tidak termuat dalam
Al-Qur’an maupun hadis
Bentuk ijtihad
ijma’ : 1. Kesepakatan para ulama mengenai suatu hukum tertentu 34
berdasarkan qur’an dan Hadis
2. Kebulatan pendapat semua mujtahid pada suatu
masa atas suatu masalah yang berkaitan dengan suatu
hukum syariat
Qiyas:1. Menetapkan hukum atas suatu perbuatan yang belum ada
ketentuannya berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan
hukumnya dengan melihat kesamaan sebab antara keduanya
2. Menetapkan hukum dengan cara membandingkan
masalah yang belum ada dasar hukumnya dengan masalah
lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya ada
persamaan sebab.
Bentuk ijtihad 35

 Istishab melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada karena


adanya suatu dalil, sampai ada dalil lain yang mengubah hukum
tersebut
 Maslahah Mursalah, kemaslahatan dan kebaikan yang tidak
disinggung-singgung syara’ untuk mengerjakan atau
meninggalkannya dan bila dikerjakan akan membawa
kemanfaatan terhindar dari keburukan
 Urf, kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang baik kata-kata atau perbuatan
Contoh-contoh Ijtihad Majelis Ulama Indonesia
(MUI) 36

 Mengikuti natal bersama bagi umat Islam


hukumnya haram
 Penulisan kitab suci Al-Qur’an dalam bahasa di
luar Arab diperkenankan sepanjang disertakan
tulisan Arab aslinya
 Penggunaan pil anti haid demi kesempurnaan
ibadah haji
 Vasektomi dan tubektomi termasuk usaha
pemandulan termasuk haram
B. Hukum Taklifi dan Hukum Wadhi
37

Taklifi secara bahasa adalah hukum


pemberian beban

Istilah : Ketentuan Allah SWT yang


menuntut seorang mukallaf (baligh
dan berakal) untuk melakukan atau
meninggalkan perbuatan, atau
berbentuk pilihan untuk melakukan
atau tidak melakukan perbuatan.
Macam hukum taklifi

1. Al-Ijab, tuntutan secara pasti dari syariat untuk 38


dilaksanakan tidak boleh ditinggalkan.

Al-Ijab
Bentuk hukumannya Dapat dibagi menjadi dua:
adalah fardhu (wajib) Fardu ‘Ain  perbuatan yang
harus dikerjakan oleh setiap
yaitu perbuatan yang mukalaf.
apabila dikerjakan Contohnya: melaksanakan puasa Ramadan, salat
lima waktu, puasa ramadhan dsb
pelakunya mendapat
pahala, tetapi apabila Fardu Kifayah  perbuatan yang
ditinggalkan pelakunya dilakukan oleh salah seorang
dianggap berdosa dan anggota masyarakat. Jika sudah
akan mendapat hukuman dikerjakan oleh salah seorang
anggota masyarakat maka yang
lain terbebas dari kewajiban
Macam hukum taklifi
2. An Nadb, yaitu tuntutan dari syariat untuk 39
melaksanakan suatu perbuatan, yang apabila
dikerjakan pelakunya akan mendapat pahala, tetapi
apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa.
Bentuk hukumannya adalah nadb/sunnah.

Dapat dibagi menjadi


dua: muakkad),
1. Sunnah ‘ain (sunnah yaitu
perbuatan yang dianjurkan untuk dikerjakan
oleh setiap individu. Contoh : Salat sunah
rawatib
2. Sunnah Kifayah, yaitu perbuatan yang
dianjurkan untuk dikerjakan oleh seseorang
atau beberapa orang dari golongan
masyarakat.
Contoh : Mendoakan muslim yang bersin
Macam Hukum Taklifi
 3, Al-Karahah, : sesuatu yang dianjurkan syar’i kepada 40
mukalaf untuk meninggalkan perbuatan tersebut
dalam bentuk tuntutan yang tidak pasti

BENTUK HUKUMANNYA ADALAH MAKRUH


(Orang yang mengerjakan perbuatan makruh dianggap
tidak berdosa, dan yang meninggalkannya mendapat
pujian dan pahala)

Contoh : memakan makanan yang berbau


Macam hukum taklifi
 4, At-Tahrim, tuntutan syar’i untuk tidak 41
mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan yang
pasti.

BENTUK HUKUMNYA HARAM

(yaitu perbuatan yang apabila dikerjakan dianggap berdosa,


tetapi apabila ditinggalkan pelakunya akan mendapat pahala)

Mencuri, durhaka kepada orangtua dsb.


Macam hukum taklifi
 5, Ibahah, yaitu tuntutan Allah swt yang mengndung 42
pilihan untuk melakukan perbuatan tersebut atau
meninggalkannya

BENTUK HUKUMNYA MUBAH

(Yaitu perbuatan yang boleh dikerjakan dan boleh


ditinggalkan. Dikerjakan atau ditinggalkan pelakunya
tidak akan mendapat pahala, dan tidak pula dianggap
berdosa)

Memakan jenis makanan yang halal


B. Hukum Taklifi dan Hukum 43
Wadhi
Wadhi  ketentuan Allah
ta’âla :
Terjadinya sesuatu merupakan
sebab, atau syarat atau
penghalang bagi suatu hukum
44

Ketentuan-ketentuan Allah SWT yang mengatur tentang


sebab, syarat, mani’ (penghalang), batal (fasid), azimah,
dan rukhsah dalam hukum Islam
45
Sebab
suatu keadaan atau peristiwa yang dijadikan
sebagai sebab adanya hukum, dan tidak
adanya keadaan atau peristiwa itu,
menyebabkan tidak adanya hukum.
Contoh :

Melakukan perjalanan jauh, menjadi sebab


dibolehkannya berbuka siang bulan
ramadhan
46
Syarat
Sesuatu yang dijadikan syar’I (hukum Islam),
sebagai pelengkap terhadap perintah syar’I,
tidak sah pelaksanaan suatu perintah syar’I,
kecuali dengan adanya syarat tersebut

Contoh :

Menutup aurat merupakan salah satu


syarat sahnya salat
47
Mani’ (Penghalang)
suatu keadaan atau peristiwa yang ditetapkan
syari’I menjadi penghalang bagi adanya
hukum atau membatalkan hukum.

Contoh :

Najis menjadi penghalang bagi sahnya


salat
48
Azimah
Peraturan Allah SWT yang asli dan tersurat
pada nas (Alquran dan hadis) dan berlaku
umum.

Contoh :

Kewajiban Salat lima waktu dan puasa


ramadhan
Haram memakan bangkai, darah, dan
daging babi
49

Rukhsah
Ketentuan yang disyariatkan oleh Allah SWT
sebagai keriganan yang diberikan mukalaf
dalam keadaan-keadaan khusus.

Contoh :

Bagi orang yang melakukan perjalanan jauh


diberi keriganan (rukhsah) untuk menjamak dan
menqasar salat
Macam-macam bentuk hukum Wadh’i 50

1. Sebab, adalah suatu keadaan yang dijadikan sebagai alasan adanya hukum
dan tidak adanya alasan tersebut menyebabkan tidak adanya hukum

2. Syarat, ialah sesuatu yang dijadikan syar’i sebagai penyempurna sah atau
tidak perintah syar’i tersebut

3. Mani’ (penghalang), keadaan atau peristiwa yang ditetapkan syar’i


menjadi penghalang bagi adanya hukum atau membatalkan hukum

4. Azimah, peraturan Allah ta’âla yang asli dan tersurat pada nas dan
berlaku umum

5. Rukhsah, ketentuan yang disyariatkan oleh Allah ta’âla sebagai keringanan


yang diberikan kepada mukalaf
‫‪51‬‬

‫‪SMOGA KALIAN SEMAKIN FAHAM‬‬

‫ُس ْب َح َان َك َّال ُله َّم َو ب َح ْمدكَ‬


‫َأ ْ ُ َأ ْ َ َ َ ِ َّ َأ ْ َِ‬
‫َأ شهد ن ال ِإ َأله ِإ ال َنت‬ ‫َ‬
‫ْس َت ْغف ُر َك َو ُت ْو ُب ل ْيكَ‬
‫ِإ‬ ‫ِ‬

Anda mungkin juga menyukai