1. Pasien mengalami keadaan yang tidak dikehendaki. Pasien mengalami keluhan medis, gejala,
diagnosa penyakit kerusakan, cacat atau sindrom dan dapat mengakibatkan gangguan
psikologis, fisiologis, sosial, bahkan kondisi ekonomi.
2. Ada hubungan antara keadaan yang tidak dikehendaki dengan terapi obat. Sifat hubungan ini
tergantung akan kekhususan Drug Related Problems (DRPs). Hubungan yang biasanya terjadi
antara keadaan yang tidak dikehendaki dengan terapi obat adalah kejadiaan itu akibat dari
terapi obat atau kejadian itu membutuhkan terapi obat. (Cipolle et al., 1998).
KATEGORI UMUM DRUG
RELATED PROBLEM.
1. Untreated Indication (penyakit yang tidak diterapi)
2. Drug without indication (obat tanpa indikasi)
3. Improper drug selection (pemilihan obat yang tidak tepat) termasuk
Inappropriate prescribing (peresepan obat yang tidak tepat)
4. Overdose drug (dosis berlebih)
5. Subdose drug (dosis subtherapeutics)
6. Adverse drug-reaction (reaksi efek samping)
7. Drug interaction (interaksi obat)
8. Failure to recieve drug (gagal menerima obat) termasuk noncompliance
(ketidapatuhan pasien)
KASUS?
Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan sakit karena ligamen pada lutut kirinya robek
saat bermain badminton. pasien terlihat sehat. pemeriksaan rutin tekanan darah (diulang 2 kali)
menunjukkan bahwa pasien memiliki hipertensi hipertensi tingkat 1. Berat badan, tinggi badan,
dan BMI mengindikasikan bahwa pasien obesitas, walaupun pasien memiliki otot yang keras
dan tidak menunjukkan tanda-tanda obesitas. Pasien rajin berolahraga, tidak merasakan sesak
nafas, dan terlihat sehat. Pasien merokok 1 bungkus perhari sejak berusia muda dan seorang
peminum moderat (sedang). Pasien tidak merasa dirinya obesitas, dia mengganggap postur
tubuhnya sama seperti atlet-atlet terkenal. dia menyadari bahwa dia harus segera berhenti
merokok, dan setuju untuk melakukan pemeriksaan darah.
Physical Examination
- TB = 5 ft 11 in
- BMI = 31,0 kg/cm
- BP = 152/96 mm Hg
- BB = 222 lb
- Lingkar Panjang = 40 in
- P = 68 bpm
Data laboratorium
- FPG = 96 mg/dL
- Kolestrol total = 219 mg/dL
- LDL-c = 123 mg/dL
- HDL-c = 41 mg/dL
- TG = 75 mg/dL
- TC = 72 mg/dL
- HbA1C = 6,7 %
“PENYELESAIAN.”
A. Subjek
Pria berusian 49 tahun
1. Patien Medical History -
2. Social History
- Pasien merokok 1 bungkus perhari
- Seorang peminum alkohol moderat
- Pasien rajin berolahraga
3. Medication History -
4. Physical Examination
- TB : 5 ft 11 in - BB : 222 lb
- BMI : 31,0 kg/cm2 - Lingkar pinggang : 40 in
- BP : 152/96 mm Hg - P : 68 bpm
DATA LABORATORIUM
BP 149/91 mm Hg
1. Hipertensi
3. Hiperlipidemia
This is where you section ends. Duplicate this set of slides as many times you need to go over all your sections.
ANALISIS DRPs
Pasien dengan hipertensi, diabetes metitus tipe 2, dan hiperlipidemia dalam kasus ini menerima 3 macam obat
(ACEi, metformin, dan statin) dalam pengobatan awalnya. Tiga bulan kemudian pasien kembali datang ke dokter,
dari hasil evaluasi, pengobatan dengan ketiga obat tersebut berhasil mencapai target terapi diabetes melitus tipe
2, namun belum mencapai target terapi hipertensi dan hiperlipidemia. Dokter menambah diuretik tiazid dalam
terapi pasien dan meningkatkan dosis statin. Untuk mencegah pasien mengalami kegagalan terapi dan kejadian
DRP yang dapat merugikan pasien maka dilakukan analisis DRP antara lain: indikasi tanpa obat, obat tanpa
indikasi, ketidaktepatan pemilihan obat, kelebihan dosis obat, interaksi obat, efek samping obat, dan kegagalan
pasien menerima terapi.
Kategori umum Keterangan
4. Dosis berlebih x
5. Dosis Subtherapeutis x
7. Interaksi obat v
8. Ketidakpatuhan x
LANJUTAN….
**Interaksi tidak
signifikan, selagi tetap
dilakukan pengawasan
terhadap kadar gula
darah pasien tidak perlu
dilakukan pergantian
obat. Interkasi dihindari
dengan memberi jeda
pada pemakaian obat.
SARAN?
Walaupun pasien menyadari risiko dari tiga penyakit yang dia derita, namun pasien menganggap dirinya baik-baik saja
sehingga tidak melakukan modifikasi gaya hidup, berhenti merokok dan minum alkohol, serta menerapkan diet rendah natrium.
Agar terapi farmakologi yang dijalankan pasien dapat mencagai target pengobatan maka pasien hendaknya terus diberi
pengertian mengenai hubungan merokok dan kebiasaan minum alkohol terhadap penyakitnya dan manfaat modifikasi gaya
hidup dan diet tersebut. Adapun terapi non farmakolgis yang dapat dilakukuan oleh pasien antaralain:
1. Pengaturan diet rendah natrium, kadar natrium yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya retensi cairan.
Sehingga dengan membatasi asupan natrium diharapkan rentensi cairan berkurang dan tekanan darah menurun.
2. Berhenti merokok dan minum alkohol.
3. Menurunkan berat badan.
4. Menbatasi diet tinggi lemak.
THANK YOU!
SEMOGA BERMANFAAT!