Anda di halaman 1dari 19

KOMPETENSI

DA L A M KO D E ETIK
Dosen Pengampu: Nindy Amita, M.Psi.,
Psikolog

Oleh kelompok 3:
1. Dhinda Muthiara Rahma (198110006)
2. Laras Assyfa (198110072)
3. Nilla Listyani (198110060)
4. Uut Mariani (198110093)
Menurut Roe (2002) kompetensi  kemampuan yang dipelajari dalam
mengerjakan tugas.
Corey, Corey dan Callanan, 2011  kemampuan untuk melaksanakan sesuatu
sesuai standar profesi
Kemampuan yang dipelajari
individu sehingga mampu
melakukan sesuatu berdasarkan
standar profesi.
 Kunci penting dalam prinsip profesional adalah seorang psikolog atau ilmuawan
psikologi harus memiliki kompetensi dalam melakukan seluruh bentuk layanan
psikologi, penelitian, pengajaran, pelatihan.
 Dengan tanggung jawab, kejujuran dan objektivitas serta integritas
 Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan batasan kompetensi yang dimiliki
oleh psikolog atau ilmuan psikologi.
 Perbedaan antarprofesional mengacu pada perbedaan wewenang dan
kemampuan dalam melakukan sesuatu.
Contoh
A adalah sarjana psikologi yang menjadi asisten psikolog klinis selama 2 tahun.
Beliau banyak mendapatkan pengalaman tentang intervensi dengan menggunakan
salah satu jenis psikoterapi selama mendampingi psikolog di tempat kerjanya.
Suatu hari, salah satu saudara A membutuhkan bantua karena mengalami
masalah pribadi yang mengganggu interaksi sosial dan pekerjaannya. Setelah
mengetahui informasi banyak saudaranya, A menyadari bahwa permasalahan yang
dialami oleh saudaraya sering ia alami di tempat bekerja dan tahu cara intervensi
yang dapat dilakukan. karena A di dorong oleh saudaranyanya, akhirnya A
mencoba melakukan intervensi kepada keluarganya. Alhasil beberapa kali
intervensi, saudara A merasa lebih baik atas bantuan A.
No Kualifikasi Kompetensi Utama
(Sarjana Psikologi S-1)
1
Menguasai konsep dasar psikologi dan menyusun prosedur - Memahami pengertian
penyelesaian masalah dalam bidang psikologi. psikologi, ruang lingkup dan
kaitan dengan ilmu lain.
- Memahami pengertian,
perkembangan, dinamika dan
faktor yang mempengaruhi
kepribadian

2 Melakukan observasi, wawancara dan tes psikologi terhadap Memahami prinsip


fenomena perilaku manusia berdasarkan konsep dasar psikologi. psikodiagnostik, menerapkan
prinsip observasi dan wawancara,
mampu melakukan administrasi
dan skoring serta interpretasi tes
psikologi tertentu.
No Kualifikasi Kompetensi Utama
3
Mampu membuat keputusan berdasarkan hasil pengamatan - Memahami proses
terhadap fenomena perilaku manusia dengan menggunakan perkembangan dan penyebab
prinsip psikologi. perilaku abnormal, diagnostik
dan klasifikasi lainnya.
- Memahami prinsip asesmen,
pendekatab, intervensi serta
isu-isu profesional dan
etika.
No Kualifikasi Kompetensi Utama
(Magister Psikologi Sains)
1
Mengembangkan pengetahuan dan metodologi psikologi - Mengevaluasi teori-teori
melalui riset sehingga menghasilkan karya inovatif dan psikologi dan membuat
teruji. perbandingan teori-teori
psikologi, merumuskan
hasil penelaah teori
psikologi dalam bentuk
tesis yang dikembangkan
menjadi alternatif teori
baru.

2 Berkontribusi dalam merencanakan peta riset. Mengembangkan peta riset


dalam kajian tertentu di
bidang psikologi.
No Kualifikasi Kompetensi Utama (Magister
Psikologi Profesi)
1 Bersikap inovatif dan peka
Mengembangkan pengetahuan, metode asesmen dan intervensi terhadap perkambangan ilmu dan
permasalahan yang ada di
psikologis berbasis hasil riset masyarakat, mengembangkan
metode serta teknik asesmen dan
intervensi terkait profesi psikologi
dengan mempertimbangkan
budaya.

2 Melakukan riset ilmiah dengan pendekatan antardisiplin untuk Terampil memanfaatkan teori-teori
peningkatan profesionalisme psikolog. psikologi dalam penelitian
Sepanjang karier yang ditekuni oleh seorang psikolog harus
melakukan tindakan untuk pengembangan diri dalam
meningkatkan kompetensi tertentu dalam mengatasi isu-isu
psikologis yang dinamis.

PASAL 8
Melakukan upaya yang sejalan untuk
meningkatkan kompetensi
Cara ya n g dapat dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan d a n kompetensi profesional

1. Bekerja dengan kolega atau profesiona lain yang memiliki pengalaman lebih
banyak
2. Menghadiri konferensi relevan
3. Membaca buku dan artikel jurnal profesional
4. Mengikuti kursus atau pelatihan tambahan
5. Berpartisipasi dalam mlokakarya
Contoh
A sudah disumpah menjadi psikolog klinis dua tahun lalu. Nah setelah menjadi psikolog,
A belum pernah praktik bahkan mengembangkan keterampilan klinis. Hal tersebut
terjadi
karena A sibuk mengurus anaknya. Setelah anaknya masih kecil, A kembali berpraktik
sebagai psikolog.
Pasal 10
Psikolog atau ilmuan psikologi mendelegasikan pekerjaan pada orang lain maka perlu:
1. Menghindari pendelegasian kerja pada orang lain yang memiliki hubungan ganda dengan diberikan
layanan psikologi.
2. Memberikan wewenang dengan pendelegasian yang memberikan layana secara kompeten.
3. Memastikan pemberian layanan dilakukan secara kompeten
Peer support  layanan psikologi yang diberikan pada individu mengalami
gangguan mental tertentu oleh individu lain yang memiliki riwayat gangguan
mental yang sama dialami oleh individu tersebut.

Task shifting  keterampilan khusus yang spesifik untuk mengerjakan


sejumlah pekerjaan psikolog, tetapi kompetensi tidak setara dengan psikolog.
Contoh administrasi tes psikologi.

Mental health first aid individu-individu di latih untuk memberikan


pertolongan pertama saat terjadi krisis pada layanan psikologi yang seharusnya
diberikan.
Pasal 11 (2)
Psikolog atau ilmuwan psikologi berwaspa akan Memahami isu atau topik
tanda-tanda masalah konflik pribadi, apabila yang menjadi konflik
mengalami masalah prinadi, segera mencari
dalam diri sehingga belum
selesai.
pertolongan profesional agar dapat berkewajiban
kembali.
Contoh kasus
A seorang psikolog klinis di salah satu rumah sakit. Ia tidak menyetujui menganut nilai-nilai orientasi
homoseksual belakangan ini. suatu ketika, A mendapat klien permasalahan homoseksual. A menyadari
bahwa merasa tidak nyaman dalam menangani klien tersebut, namun A tetap mengerjakan pekerjaan
secara profesional. Selama konsultasi berlangsung, A merasasangat tidak nyaman. Dan A sudah berjanji
untuk melakukan beberapa sesi konsultasi lagi dengan klien.
Pasal 12
Psikolog terkadang menghadapi masalah
keadaan darurat dimana pelayanan psikologi
diperlukan secara mendesak dan tidak ada
tenaga psikolog lain.
Referensi
HIMPSI 2003, Kode Etik Psikologi Indonesia, Pedoman Pelaksanaan
Himawan, Karsten Karel. Dkk. 2021. Kode Etik Psikologi dan Aplikasinya di
Indonesia Edisi 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai