Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 3

1. Divya Violeta Putri Ulfi (205010100111033)


2. Sekar Chantika R (205010100111018)
3. Alina Zulfatul Arikha (205010101111145)
4. Azzahra Jannah Intan Heruani (2050101071111146)
5. Tamaro Kay Nakashi (205010107111098)
6. Kholilah Delvi Syauqi Huda (205010107111101)
7. Gabrieli Gloria (205010107111112)
Tata Ruang Dalam Hukum Lingkungan

Bidang Garapan Hukum Tata Lingkungan meliputi tata ruang, tata guna tanah, tata cara peran
serta masyarakat, tata cara peningkatan upaya pelestarian kemampuan lingkungan, tata cara
penumbuhan dan pengembangan kesadaran masyarakat, tata cara perlindungan lingkungan, tata
cara ganti kerugian dari pemulihan Lingkungan serta penataan keterpaduan pengelolaan
Lingkungan hidup.

Hukum Tata Lingkungan mengatur tentang penataan Lingkungan guna mencapai keselarasan
hubungan antara manusia dan Lingkungan hidup, baik Lingkungan hidup fisik maupun
lingkungan hidup sosial budaya.
Ruang merupakan “wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara. Termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan mahluk lain melakukan hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya” (Pasal 1 (1) UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang). Tata Ruang merupakan perwujudan dari pola ruang
dan struktur ruang .
Hukum Tata Ruang secara substansial merupakan bagian dari hukum
lngkungan dalam arti luas, dapat dipandang sebagai aspek khusus dalam
hukum lingkungan yang mengatur tentang peruntukan dan pemanfaatan
Sumber daya Alam dalaam lingkungan hidup secara spasial (Pasal 1 (1) UU
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Pola ruang sebuah wilayah
dibagi menjadi 2, fungsi budidaya dan fungsi lindung. Fungsi lindung akan
berkaitan erat dengan upaya pencegahan kerusakan dan pencemaran
lingkungan hidup.
Kawasan Lindung
Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumber daya buatan.
Jenis Jenis Kawasan Lindung
01 02 03
Kawasan yang memberikan Kawasan Perlindungan Setempat
perlindungan kawasan bawahnya
Kawasan Rawan
Bencana Alam Sempadan Pantai, Sempadan
Kawasan hutan lindung,
Sungai, Kawasan danau/waduk, dan
Kawasan Gambut dan Kawasan
ruang terbuka hijau kota
Resapan Air

04 05
Kawasan Suaka Alam dan
Cagar Budaya Kawasan Lindung Lainnya

Suaka Margasatwa, Suaka margasatwa laut, Cagar biosfer, ramsar, cagar budaya,
cagar alam. Cagar alam laut, taman buru, taman kawasan perlindungan plasma nutfah,
nasional. Taman nasional laut, taman hutan raya, kawasan pengungsian satwa, dan kawasan
taman wisata alam, dan taman wisata alam laut ekosistem mangrove
Strategi dan kebijakan nasional dalam
perlindungan dalam Kawasan lindungi

Pelestarian Pencegahan
 Penetapan Kawasan lindung,
 Kawasan lindung di setiap daerah  Upaya teruntegrasi dalam pencegahan

memiliki minimal yakni 30%,  Penggunaan sumber daya alam yang bijak
 Kontrol dan peningkatan fungsi pada
Kawasan Kawasan tersebut
Sistem Perencanaan Tata
Ruang di Indonesia
01
Sistem: sistem wilayah dan
sistem internal perkotaan
Dalam contoh sederhana, internal perkotaan umumnya adalah
kota-kota yang berada dalam wilayah administratif kota, seperti
Kota Bandung atau Kota Semarang. Sementara itu, wilayah bisa
berbentuk gabungan dari beberapa kota/kabupaten, kawasan yang
lebih kecil dari batas administrasi perkotaan, atau wilayah
Kabupaten.
02
Fungsi Utama Kawasan:
kawasan lindung dan
budidaya
Kawasan lindung merupakan ruang untuk kegiatan pelestarian lingkungan, sosial,
budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Sementara itu, kawasan budidaya
merupakan kawasan yang diperuntukan untuk kegiatan, seperti hutan produksi,
kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan
peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan
permukiman, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata,
kawasan tempat beribadah, kawasan pendidikan, dan kawasan pertahanan
keamanan. Informasi lebih lanjut mengenai kawasan lindung dan kawasan budidaya
dapat dilihat pada tautan yang tertera.
03
Kegiatan Kawasan: kawasan
perkotaan dan perdesaan
Menurut UU 26/2007, kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Sementara itu, kawasan perdesaan
adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
04
Nilai Strategis Kawasan:
penataan kawasan strategis
nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota
Berdasarkan UU 26/2007, kawasan strategis nasional adalah
wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan,
termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan
dunia.
05
Wilayah Administratif: penataan
ruang nasional, provinsi, dan
kota/kabupaten
Muatan Rencana Tata
Ruang
Rencana tata ruang memuat struktur dan pola ruang. Berikut
adalah definisi dari struktur dan pola ruang.

Struktur ruang merupakan


Pola ruang meliputi
rencana sistem pusat
peruntukan kawasan lindung
permukiman dan sistem
dan kawasan budidaya.
jaringan prasarana
Kendala Dalam Penyusunan Rencana
Umum Tata Ruang
Rencana yang tersusun tidak
memperhitungkan keserasian,
Tidak adanya ketegasan
keseimbangan dan kelestarian
hukum bagi setiap orang yang
lingkungan.
melanggar ketentuan dalam
ruang

Dalam perencanaan tata


Dalam penetapan rencana tata
ruang selalu disatukan
ruang lebih banyak di dominasi
dengan rencana
oleh keputusan politik, sehingga
pengembangan.
obyektifitas terhadap karakteristik
wilayah menjadi tidak dapat
berjalan dengan baik
Konflik Dalam Pemanfaatan Tata Ruang Secara Umum
Dapat Dikelompokan Yakni Sebagai Berikut:

Potensi konflik antar Potensi konflik antar


wilayah masyarakat dan pemerintah

01 02 03 04

Potensi konflik dalam Potensi konflik antar

pemanfaatan tata ruang itu sektor.

sendiri
Contoh Kasus dan
Analisisnya
Kasus Waterpark Dwisari
Menurut Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten
Bekasi, kawasan tersebut diperuntukkan bagi sempadan sungai dan pertanian lahan basah.
Dalam hal ini pembangunan waterpark dilakukan di dekat lahan tersebut. Setelah
dilakukan kajian dan survei, ditemukan pancang dan konstruksi beton di badan sungai dan
tak memiliki izin pemanfaatan ruang. Serta letaknya tak berada pada batas bidang tanah
yang dikuasai atau dimiliki. aris sempadan Sungai Cibeet ditentukan paling sedikit 100
meter dari tepi palung sungai berdasarkan Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2015.
Sedangkan, bangunan waterpark tersebut berada di tepi dan badan Sungai Cibeet. Hal
tersebut dikuatkan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang
Kementerian ATR/BPN yang menunjukkan bahwa pembangunan waterpark di kawasan
sempadan sungai tidak diperbolehkan dalam Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (KUPZ)
Perda RTRW Kabupaten Bekasi.
Analisis Kasus :

Dalam hal ini waterpark dwisari melanggar tentang penataan ruang


lingkungan hidup karena Kawasan sempadan sungai perlu dipertahankan
sehingga terhindar dari erosi dan kerusakan kualitas air sungai. Dan
ditemukan pancang dan konstruksi beton di badan sungai dan tak
memiliki izin pemanfaatan ruang. Karena dalam hal ini pembangunan
waterparkdwisari melanggar asas asas lingkungan hidup.
Sekian
Dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai