Anda di halaman 1dari 16

TEORI

ALLPORT:
Psikologi
Individu
MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

KELOMPOK 9 :
ASYSIFA SAFARINA F1141211011
VETRONELA ANDENA F1141211006
RIWAYAT ALLPORT
1
Gordon W. Allport dilahirkan di indiana pada tahun 1897.
Ayahnya seorang dokter, saudaranya tiga orang semuanya laki-laki. Dia
2
menyelesaikan pelajaran “undergraduate”nya di Harvard University. Allport
memegang peranan utama dalam pembentukan Departemen of Social
Relations di Harvard University, suatu usaha untuk mengadakan integrasi
secara sebagian (partial) daripada psikologi, sosiologi, dan anthropologi.
Selama berkarier Allport banyak menerima kehormatan, antara 3 lain dipilih
sebagai presiden dari “The American Psychological Association” dan presiden
dari “The Society for Psychological Study of Social Issues”.

4
Gambaran Mengenai
Pendirian Allport
Allport selalu menentang
Tulisan-tulisannya selalu menunjukkan
peminjaman pengertian-
usaha untuk mementingkan sifat
kompleks dan khas (unik) daripada
1. 2. pengertian dari bidang ilmu-ilmu
tingkah laku manusia. pengetahuan alamiah

Penggunaan metode dan penemuan-


penemuan psikologis didalam
Allport menyatakan, bahwa karyanya tindakan, dimana usaha dilakukan
terutama ditujukan pada masalah-
masalah empiris dan tidak untuk
4. 3. untuk memperbaiki keadaan sosial
yang tak diinginkan merupakan hal
mendapatkan suatu kesatuan yang sangat di pentingkan oleh
metodologi dan teori. Allport.
POKOK-POKOK TEORI ALLPORT

Bagi Allport struktur kepribadian itu terutama dinyatakan dalam sifat-sifat (traits) dan
tingkah laku didorong oleh sifat-sifat (traits). Jadi struktur dan dinamika itu pada umumnya
satu dan sama. Allport berpendapat bahwa masing-masing pengertian seperti refleksi
bersyarat, kebiasaan, sikap, sifat, diri, dan kepribadian itu kesemuanya masing-masing
adalah bermanfaat. Tetapi walaupun semua pengertian itu diterima dan dianggap penting,
namun tekanan utama diletakkannya pada sifat (trait), sedang di samping itu sikap (attitude)
dan intensi (intentions) diberinya kedudukan yang kira-kira sama, sehingga ada yang
menamakan psikologi Allport itu adalah “trait psychology”.
A. KEPRIBADIAN, WATAK, TEMPERAMENT
1. KEPRIBADIAN
Bagi Allport, definisi bukanlah sesuatu yang boleh dipandang enteng. Sebelum sampai
kepada definisinya sendiri dia mengemukakan dan membahas 50 definisi yang
dikemukakan oleh para ahli dalam bidang tersebut.
Definisi-definisi kepribadian tersebut digolong-golongkannya menjadi 7, yaitu:

1) Yang menunjuk etymologi atau sejarah pengertian itu.


2) Yang mempunyai arti teoligis.
3) Yang mempunyai arti filosofis.
4) Yang mempunyai arti yudiris.
5) Yang mempunyai arti sosiologis.
6) Yang berhubungan dengan segi lahiriah (biososial)
7) Yang mempunyai arti psikologi.
2. WATAK
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering digunakan secara bertukar-tukar,
namun Allport menunjukkan bahwa biasanya kata watak menunjukkan arti
normatif dia menyatakan bahwa character is personality evaluated and
personality is character devaluated”

3. TEMPERAMENT
Temperamental adalah disposisi yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau
fisiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi didalam perkembangan.
Menurut Allport temperamental adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga
mudah tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan
intensitas suasana hati; gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional, dan karenanya terutama
berasal dari keturunan.
B. SIFAT (TRAIT)
1. SIFAT
Menurut Allport sifat adalah sistem neuropsikis yang di generalisasikan dan diarahkan, dengan
kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta
membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.

2. Perbedaan sifat dengan beberapa pengertian yang lain

a) Kebiasaan (habit). Sifat (trait) dan kebiasaan (habit) kedua-duanya adalah tendens determinasi, akan tetapi
sifat itu lebih umum, baik dalam situasi yang dicocokinya, maupun dalam response yang terjelma darinya.
b) Sikap (attitude). Perbedaan antara pengertian sifat (trait) dan sikap (attitude) sukar diberikan. Bagi Allport
kedua-duanya itu adalah predisposisi untuk berespond, kedua-duanya adalah khas, kedua-duanya dapat
memulai atau membimbing tingkah laku; kedua-duanya adalah hasil dari faktor genetis dan belajar.
c) Allport membedakan antara sifat dan tipe. Menurut dia orang dapat memiliki sesuatu sifat, tetapi tidak
dapat memiliki sesuatu tipe. Tipe adalah kontruksi ideal si pengamat, dan seseorang dapat disesuaikan dengan
tipe itu tetapi dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individuilnya.
3. Sifat-sifat umum (bersama) dan sifat-sifat individual
Suatu hal yang sangat penting dalam mempelajari teori Allport ini ialah berusaha mengerti mengenai
perbedaannya antara sifat-sifat umum (bersama) dan sifat-sifat individual. Menurut Allport “kalau diartikan
secara teliti definisi sifat itu hanya sifat individual sifat yang sebenarnya karena: sifat-sifat selalu ada pada
individu-individu dan tidak dalam masayarakat, dan karena sifat-sifat itu berkembang dan mengumum menjadi
disposisi-disposisi dalam cara-cara yang khas sesuai dengan pengalaman masing-masing individu. Sifat umum
sama sekali bukanlah sifat yang sebenarnya, melainkan hanyalah aspek-aspek yang dapat diukur daripada sifat
individu yang kompleks.

4. Sifat pokok, sifat sentral dan sifat sekunder


Allport membedakan antara sifat pokok, sentral dan sifat sekunder.

a) sifat pokok atau cardinal trait


b) sifat sentral (central trait)
c) sifat sekunder (secondary trait)
5. Sifat-sifat ekspresif
Sifat-sifat ekspresif ini merupakan disposisi yang memberi warna atau mempengaruhi bentuk
tingkah laku, tetapi yang pada kebanyakan orang yang tidak mempunyai sifat mendorong.
Contoh sifat-sifat ekspresif adalah melagak, ulet, dan sebagainya. Adapun tujuan yang dikejar
orang sifat-sifat ini dapat bekerja, dapat memberi warna kepada tingkah lakunya.

6. Kebebasan sifat-sifat
Allport berpendapat bahwa sifat itu dapat ditandai bukan oleh sifat bebasnya yang kaku tetapi terutama oleh
kualitas memusatnya. Jadi sifat itu cenderung untuk mempunyai pusat; disekitar pusat itulah pengaruhnya
juga secara serempak (simultan) di pengaruhi oleh sifat-sifat yang lain. tidak ada batas yang tajam antara
satu sifat dengan sifat lainnya.

7. Konsistensi (consistency) sifat-sifat


Jelas bahwa kesimpulan-kesimpulan di pergunakan untuk menandai sifat adalah konsistensinya. Jadi sifat itu
dapat dikenal hanya keteraturan atau ketetapannya didalam individu bertingkah laku. Kenyataan, bahwa ada
banyak sifat-sifat yang saling menutup satu sama lain yang serempak aktif menunjukkan bahwa
ketidaktetapan (inconsistency) yang jelas didalam tingkah laku individu relatif akan sering diketemukan.
8. Intensi(intensio)
Istilah intensi digunakan dalam arti yang meliputi pengertian: harapan-harapan, keinginan-keinginan,
ambisi, cita-cita seseorang. Teori Allport menunjukkan bahwa apa yang akan dicoba dilakukan oleh
seseorang merupakan kunci dan hal yang terpenting bagi apa yang dikerjakannya sekarang.

C. PROPRIUM
Allport mengemukakan hendaknya semua fungsi self atau ego itu disebut fungsi
proprium(propriate function) daripada kepribadian. Fungsi-fungsi ini(termasuk
kesadaran jasmani, self identity, self esteem, self extention, rational thinking, self
image, pripriate striving dan fungsi mengenal) semuanya adalah bagian-bagian
yang vital daripada kepribadian. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir tetapi
berkembang didalam perkembangan individu.
D. OTONOMI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL AUTONOMY)

1. Isi Pokok pengertian ini


Kunci daripada adanya perbedaan terdapat dalam prinsip otonomi fungsional (functional autonomy). Pengertian
yang dikemukakan ini sangat terkenal, tetapi juga sangat banyak di pertentangkan orang. Pada pokoknya prinsip
itu menyatakan bahwa aktivitas tertentu atau bentuk tingkah laku tertentu dapat menjadi akhir atau tujuan
sendiri walaupun dalam kenyataannya mula-mula terjadi karena sesuatu alasan lain. Tiap tingkah laku,
sederhana atau kompleks, walaupun mula-mula diasalkan dari tegangan organis, dapat terus berlangsung dengan
sendirinya tanpa adanya faktor biologis yang memperkuatnya lagi.

2. Perbandingan dengan Pendapat-Pendapat yang Lebih Dulu


Dalam mengemukakan pendapatnya Allport menunjukkan bahwa pendapatnya itu ada kesamaannya dengan
perumusan-perumusan yang diberikan oleh ahli-ahli yang terlebih dahulu:
a) W. James
b) Woodworth
c) Stern
d) Tolman
3. Bukti-bukti tentang adanya otonomi
fungsional

1 2 3 4 5 6

Conative
Reflekd Hasil Hubungan antara
perseverat
sirkuler penyelidikan ilmu kemungkinan dan
ion
(the perbandingan minat yang timbul
circular psikologi karena pengalaman.
reflex)
Refleks bersyarat
tanpa
“reinforcement” Neurosis
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
a. Kanak-kanak
Neonatus :
Allport memandang neonatus itu semata-mata sebagai makhluk yang diperlengkapi dengan
keturunan-keturunan, dorongan-dorongan/nafsu-nafsu dan refleks-refleks. Jadi belum memiliki
bermacam-macam sifat yang kemudian dimilikinya. Dengan kata lain belum memiliki kepribadian.
Pertumbuhan bagi Allport merupakan proses diferensiasi dan integrasi yang berlangsung terus
menerus. Anak kecil telah menunjukkan perbedaan-perbedaan kualitas, misalnya perbedaan ekspresi-
ekspresi emosional yang cenderung untuk tetap dan terbentuk menjadi cara penyesuaian diri pada
masa-masa yang selanjutnya. Jadi beberapa tingkah laku anak itu merupakan perintis bagi pola-pola
kepribadian selanjutnya. Allport menyimpulkan bahwa setidak-tidaknya pada bagian ke dua tahun
pertama anak telah menunjukkan dengan pasti sifat-sifat yang khas.
b. Transformasi kanak-kanak
Perkembangan itu melewati garis-garis yang berganda. Bermacam-macam mekanisme atau prinsip dipakai
untuk membuat deskripsi mengenai perubahan-perubahan sejak kanak-kanak sampai dewasa itu:
a. diferensiasi,
b. integrasi, i. mekanisme-mekanisme psikoanalisis,
j. otonomi fungsional,
c. pemasakan(maturation), k. reorientasi mendadak trauma,
d. ”belajar”, l. extension of self, self-obyektification, instink
dan humor,
e. kesadaran diri(self-conseciousness), m. pandangan hidup pribadi (personal
weltanschauung)
f. sugesti,
g. self-esteem,
h. inferiority dan kompensasi,
c. Orang Dewasa

Menurut Allport pribadi yang telah dewasa itu pada pokoknga harus memiliki hal-hal yang
tersebut dibawah ini :

1. Extension of self. yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat secara sempit kepada kegiatan-kegiatan yang
erat hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan serta kewajiban-kewajiban yang langsung.
2. Self-Objectification.
3. Filsafat hidup (Weltanschauung, philosophy of life). walaupun individu itu harus dapat obyektif dan
bahkan menikmati kejadian-kejadian dal hidupnya, namun mestilah ada latar belakang yang mendasari
segala sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal
yanh penting dalam hal ini.
THANK YOU...
ANY QUESTIONS ?

Anda mungkin juga menyukai