Anda di halaman 1dari 11

PERANAN DAN DAMPAK ANALISIS BIAYA

KELOMPOK I :

1. FAUZI HAKIM (A0C020013)


2. HARDIANA PUTRIKA (A0C020016)
3. HESTI APRILIA (A0C020017)
Salah satu fungsi manajemen adalah planing atau perencanaan,
dan perencanaanmerupakan salah satu faktor yang sangat
berperan penting dalam suatu perusahaankarenan akan
mempengaruhi secara langsung terhadap faktor kelancaran
maupun faktorkeberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan

Dengan adanya perencanaan yang baik akan dapat


memudahkan tugas manajemen itusendiri, karena semua
kegiatan perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan
yangtelah direncanakan dan perencanaan itu sendiri dapat
digunakan sebagai dasar untukmelakukan pengawasan
terhadap kegiatan perusahaan, sehingga dengan
perencanaanyang baik maka akan memungkinkan manajemen
untuk bekerja lebih efektif.
• Menurut Munawir (2002) untuk dapat • Menurut Bastian Bustami & Nurlaila
mencapai laba yang besar (dalam (2009) Analisis Biaya, Volume, dan Laba
perencanaanmaupun realisasinya) manajemen (CVP) adalah suatu analisa untuk
dapat melakukan berbagai langkah, misalnya: mengetahui hubungan antara biaya,
volume penjualan, laba dan bauran
• a. Menekan biaya produksi maupun biaya produk untuk mencapai tingkat laba yang
operasi serendah mungkin diinginkan. Analisis ini merupakanalat
denganmempertahankan tingkat harga jual dan yang dapat digunakan untuk
volume penjualan yang ada. menyediakan informasi bagi manajemen
mengenaihubungan antara biaya,
• b. Menentukan harga jual sedemikian rupa volume, laba dan bauran daripada
sesuai dengan laba yang dikehendaki. produk.
• c. Meningkatkan volume penjualan sedemikian
rupa sehingga dapat mencapai targetatau
anggaran yang sudah ditetapkan.
• analisis biaya, volume dan laba ini dapat
digunakan untuk hal- hal sebagai berikut:

• 1. Untuk mengetahui jumlah penjualan


minimal yang harus dipertahankan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian. Dalam menggunakan analisis CVP, konsep yang sering dijadikan
dasar perhitunganadalah laporan Contribution Margin (CM).
• 2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus Contribution Margin (CM) merupakan selisihantara penjualan
dicapai untuk memperoleh tingkatkeuntungan dengan biaya variabel pada tingkat kegiatan tertentu. Selisih
tertentu.
tersebut dapatdigunakan untuk menutup biaya tetap atau Fixed
• 3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya Cost (CF) secara keseluruhan dan sisanya adalah laba.
penjualan agar perusahaan tidakmenderita
kerugian. Ada 3 kategori yang muncul disini antara lain:
• 4. Mengetahui bagaimana efek perubahan
harga jual, biaya dan volume penjualan. 1. Jika CM > FC maka perusahaan akan mendapatkan laba.
2. Jika CM< FC maka perusahaan akan rugi
• 5. Menentukan bauran produk yang diperlukan 3. Dan jika CM = FC maka perusahaan dalam posisi impas (tidal
untuk mencapai jumlah labayang ditargetkan. laba tidak rugi).
Untuk memahami penerapan contribution Margin berikut
ilustrasi laporan Laba Rugi PTEcco Pratama.

PT Ecco Pratama
Laporan Laba Rugi Bulan oktober 2004

  Total Perlembar
Penjualan tikar (500 lembar) Rp.500.000 Rp.1.000
Biaya variabel Rp.300.000 Rp.600
Contribution Margin Rp.200.000 Rp.400
Biaya Tetap Rp.100.000
Laba bersih Rp.100.000  

1. Contribution Margin (CM)


Contribution Margin (CM ) merupakan ukuran yang baik untuk digunakan karena pada setiap perubahan
aktivitas, laba atau rugi perusahaan akan berubah naik turunsebesar CM. Dalam Ilustrasi diata maka tingkat
penjuaan BEP sebanyan 250 lembar.
Penjualan (250 X Rp. 1.000) = Rp. 250.000
Biaya variabel (250 X Rp.600) = (Rp. 150.000)
CM = Rp.100.000
Biaya Tetap = (Rp.100.000)
=0
Jika penjualan sebesar 300 lembar maka laba yang akan diperoleh sebesar 50 lembarX Rp400 = Rp.20.000,-
 
Break Even Point (BEP)
Analisis titik impas (break Even Point) adalah suatu cara atau
• 2. Ratio Contribution Margin (CM
Ratio)
teknik yangdigunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk
mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume
• CM selain dapat dihitung atas dasar produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak
per unit, juga dapat dinyatakan menderita kerugian atau tidak pula memperoleh laba. Dengan
dalam persentaseyang sering arti kata bahwa titik impas adalah suatu keadaan dimana
disebut CM Ratio dengan rumus
perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan
CM Ratio = CM: Penjualan
jumlah total biayanya, atau besar kontribusi margin sama
dengan total biaya tetap. Dengan kata lain perusahaan tersebut
tidak untung dan tidak rugi.
Perubahan Variabel CVP terhadap laba bersih perusahaan
Yang perlu diperhatikan bahwa perusahaan beroperasi pada
kondisi dinamis, dimana perusahaan selalu dihadapkan pada
perubahan harga, biaya variabel dan biayatetap. Adanya
perubahan satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisis
breakeven dapat dilakukan penilaian atau evaluasi pengaruh
perubahan tersebut padatingkat break even.
• Analisi biaya, volume dan • Pendekatan perhitungan Pendekata Persamaan
laba maupun titik impas Break Even Point antara Rumus:
akan memberikan lain:
hasilmemadai apabila Pendapatan = Biaya Variabel + Biaya Tetap

asumsi berikut dipenuhi: • 1. Pendekatan


persamaan
• 1. Prilaku penerimaan Pendekatan Margin Kontribusi
dan pengeluaran • 2. Pendekatan margin Rumus:
dilukiskan dengan akurat kontribusi
Break Even (dalam unit) = Biaya tetap
dan bersifatlinier Margin income per unit
sepanjangn jangkauan • 3. Pendekatan grafik
(rentang) yang relevan.

• 2. Biaya yang dipisah


menjadi biaya tetap dan
biaya variabel.

• 3. Efesiensi dan
produktivitas tidak akan
berubah.

• 4. Harga jual tidak akan


mengalami perubahan.

• 5. Biaya - biaya tidak akan


berubah.
-Margin of Safety
Menurut Bastian Bustami & Nurlaila
(2009) margin of Safety atau batas -Operating Leverage
keamananadalah hasil penjualan pada Operating laverage berkaitan dengan campuran atau gabungan
tingkat titik impas dihubungkan dengan
penjualan yangdianggarkan pada tingkat (mix) relatif antara biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu
tertentu, maka akan di dapat informasi organisasi atau hubungan antara margin kontribusidengan laba
tentang seberapa jauhvolume penjualan bersih. Jika variabel turun maka margin kontribusi perunit akan
boleh turun sehingga perusahaan tidak naik danmenjadikan kontribusi tiap unit yang dijual semakin
menderita kerugian. Hubungan besar. Dalam kasus tertentu, fluktuasi penjualan akan
atauselisih antara penjualan dianggarkan menaikkan pengaruh pada probabilitas
atau tingkat penjumlahan tertentu
dengan penjualan titikimpas tersebut
dengan batas keamanan bagi perusahaan
dalam melakukan penurunan penjualan
• Perbedaan perhitungan BEP dengan menggunakan metode konvensional danmetode ABC

• Pada system kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC), biaya dibagi dalam
katagoriberdasarkan unit dan nonunit. Dalam system ABC mengakui bahwa beberapa
biayatergantung pada jumlah unit yang diproduksi sedangkan lainnya tidak. Penggunaan
systemABC dihubungkan dengan analisis CVP, harus dibuat modifikasi sbb :

• Ilustrasi, biaya poerusahaan dapat dinyatakan dengan tiga variable yaitu:

• 1. Penggerak aktivitas tingkat unit, yaitu unit yang dijual

• 2. Penggerak aktivitas tingkat batch, yaitu jumlah setup

• 3. Penggerak aktivitas tingkat produk, yaitu lamanya mesin beroperasi.

• Persamaan biaya ABC dapat dinyatakan sbb:


Total biaya= Biaya tetap + (Biaya variable per unit x Jumlah unit)
+ (Biaya setup x jumlah setup)
+ (Biaya per jam mesin x Jumlah jam mesin)
Laba operasi adalah total pendapatan dikurangi total biaya, dengan perhitungan sbb:
Laba operasi = Total pendapatan – [Biaya tetap
+ (Biaya variable per unit x Jumlah unit)
+ (Biaya setup x Jumlah setup)
+ (Biaya per jam mesin xJumlah jam mesin)]
Pada titik impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapaititik impas adalah
sbb:
Biaya tetap + (Biaya setup x Jumlah setup) +
(Biaya per jam mesin x Jumlah jam mesin)
Unit break even = ---------------------------------------------------------
Harga – Biaya Variabel per Unit
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai