Anda di halaman 1dari 21

SEWA GUNA USAHA (LEASING)

Lintang Nur Fadhilah (201410026)


Widiya (201410032)
01
PENGERTIAN
SEWA GUNA USAHA
( LEASING)
A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)

Sewa Guna Usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara angsuran.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses fasilitas leasing adalah sebagai berikut.
1. Lessor adalah perusahaan pembiayaan leasing yang menyewakan properti, suatu objek, merek
dagang, atau kekayaan intelektual lainnya.
2. Lessee merupakan pihak atau orang yang menyewa.
3. Supplier adalah perusahan yang menyediakan barang yang akan disewakan sesuai perjanjian
antara lessor dengan lessee.
4. Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang memberikan perlindungan terhadap kemungkinan
risiko kerugian perjanjian antara lessor dan lessee
02
PERJANJIAN
SEWA GUNA USAHA
( LEASING)
Perjanjian yang dibuat tersebut sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut

01 JENIS TRANSAKSI
LEASING 02 Nama dan alamat lessor dan
lessee

03
Nama, jenis, tipe dan lokasi Harga perolehan, nilai
penggunaan barang modal 04 pembiayaan, pembayaran
leasing, angsuran pokok
pembiayaan, imbalan jasa
leasing, nilai sisa, simpanan
jaminan, dan ketentuan

05 Nama, jenis, tipe dan lokasi


penggunaan barang modal
asuransi atas barang modal
leasing.
Perjanjian yang dibuat tersebut sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut

06 Ketentuan mengenai
pengakhiran transaksi leasing 07 Opsi bagi lessee dalam hal
transaksi leasing dengan hak
yang dipercepat opsi.

08
Tanggung jawab para pihak Perjanjian dibuat dalam
atas barang modal leasing 09 bahasa Indonesia. Apabila
dipandang perlu dapat
diterjemahkan kedalam
bahasa asing.
03

KEGIATAN USAHA
LEASING
1) FINANCE LEASE.
Finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha di mana lesse pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati. Finance lease terbagi dalam beberapa bentuk transaksi lease berikut.
1. Direct Financing Lease.

2. Sales and Lease Back

3. Leveraged Lease

2) OPERATING LEASE.

Operating Lease kegiatan sewa guna usaha di mana lesse pada akhir masa kontrak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
04
PERHITUNGAN
DEPRESIASI
BARANG MODAL
Menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud menurut pasal 11 ayat (1)
dan ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan ditetapkan sebagai berikut.
1) Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian. penambahan, perbaikan, atau
perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan. hak guna
usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-
bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.
2) Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang
dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa
manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.
Contoh :
Tarif Penyusutan
Kelompok Masa

Harta Berwujud Manfaat Ayat 1 Ayat 2

Bukan Bangunan      

Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%

Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%

Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%


Bangunan      

Permanen 20 Tahun 5%

Tidak Permanen 10 Tahun 10%


Contoh:

Pada bulan Januari 2018 Tn. A melakukan permohonan leasing kepada PT. ABC berupa 10 unit mesin
fotokopi dengan nilai Rp.100.000.000,00 nilai residu Rp. 4.000.000,00 untuk masa 4 tahun.

Berapa penyusutan mesin tersebut per tahun?

Jika menggunakan pasal 11 ayat (1) maka perhitungan penyusutan menggunakan metode Garis Lurus
(Straight Line Method) sebagai berikut

Formula : Total Depresiasi per tahun =

Total Depresiasi per tahun =

Total Depresiasi per tahun = Rp. 24.000.000,00


Tahun Tarif Biaya Depresiasi Nilai Buku
per tahun
      Rp. 96.000.000
2018 25% Rp. 24.000.000 Rp. 72.000.000
2019 25% Rp. 24.000.000 Rp. 48.000.000
2020 25% Rp. 24.000.000 Rp. 24.000.000
2021 25% Rp. 24.000.000 Rp. 0
Jika menggunakan Pasal 11 ayat (2) maka perhitungan penyusutan menggunakan metode saldo
menurun ( Double Diclining Balance Method ) sebagai berikut :
Formula : Tarif = (
 2018 = 50% x Rp.100.000.000 = Rp. 50.000.000,00
 2019 = 50% x Rp. 50.000.000 = Rp. 25.000.000,00
 2020 = 50% x Rp. 25.000.000 = Rp. 12.500.000,00
 2021 = Disusutkan sekaligus = Rp. 12.500.000,00
Tabel yang menggunakan Pasal 11 ayat (2) dengan perhitungan penyusutan menggunakan metode saldo
menurun
Tahun Tarif Biaya Depresiasi per tahun Nilai Buku

      Rp. 100.000.000

2018 50% Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000

2019 50% Rp. 25.000.000 Rp. 25.000.000

2020 50% Rp. 12.500.000 Rp. 12.500.000

2021 50% Rp. 12.500.000 Rp. 0


05

PEMBAYARAN SEWA
GUNA USAHA
Monthly Lease Payment
(Pembayaran Sewa Guna Usaha
Bulanan)

Monthly Lease Payment (Pembayaran Sewa Guna Usaha


Bulanan)
Pmt =

Ket:
PV (Present Value) = Nilai Sekarang = Harga Perolehan Barang
Modal
FV = (Future Value) = Nilai yang Akan Datang = Nilai Residu
I = Tingkat Bunga
N = Jumlah Periode Angsuran
 
Contoh :
Tn A mengajukan permohonan leasing kepada PT B untuk pengadaan mesin fotokopi
sebanyak 5 unit mesin fotokopi senilai Rp. 35,000,000 selama 2 tahun. Tingkat bunga leasing
adalah 9% per tahun. Diperkirakan nilai residu mesin fotokopi sebesar Rp. 10.000.000,00.
Berapa pembayaran bulanan Tn. A ke PT B?

 
Pmt = Payment =

I diperoleh dari tingkat bunga leasing = 9% per tahun, jadi 9% : 12 bln = 0,0075
N = 24 karna jumlah periode angsuran selama 2 tahun = 24 bulan

Jadi, Pembayaran bulanan Tn. A ke PT. B sebesar Rp. 1.217.000


Monthly Lease Payment With Advance Payment (Pembayaran
Sewa Guna Usaha Bulanan dengan Uang Muka)

Monthly Lease Payment With Advance Payment (Pembayaran Sewa


Guna Usaha Bulanan dengan Uang Muka)
Pmt =
 
PV (Present Value) = Nilai Sekarang = Harga Perolehan Barang Modal
FV = (Future Value) = Nilai yang Akan Datang = Nilai Residu
I = Tingkat Bunga
N = Jumlah Periode Angsuran
A = Jumlah Advance Payment
Contoh :
Tn A mengajukan permohonan leasing kepada PT B untuk pengadaan mesin fotokopi
sebanyak 5 Unit mesin fotokopi senilai Rp. 35,000,000 selama 2 tahun. Tingkat bunga leasing
adalah 9% per tahun. Diperkirakan nilai residu mesin fotokopi sebesar Rp. 10.000.000,00.
Pembayaran di muka sebanyak 3 kali angsuran. Berapa pembayaran bulanan Tn. A ke PT B?

Pmt =

Payment =
 
Jumlah angsuran bulanan adalah Rp1.191.300,00
Kesimpulan

Sewa Guna Usaha (leasing) merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi maupun tanpa hak opsi untuk digunakan oleh
Penyewa selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Kegiatan usaha
Leasing terbagi menjadi 2, yaitu Finance lease dan operating lease.
Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud didasarkan
pada pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Pembayaran
sewa guna usaha terbagi menjadi 2 metode yaitu Monthly Lease Payment (Pembayaran Sewa Guna
Usaha Bulanan) dan Monthly Lease Payment With Advance Payment (Pembayaran Sewa Guna Usaha
Bulanan dengan Uang Muka)
Cukup Sekian dan
Terimakasih
Wassalamualaikum warahmatullah
wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai