Anda di halaman 1dari 21

MODUL 2

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

NAMA KELOMPOK:
LESTARI
PRATIWI RAMADANI
SINTA RAMADINA
TERDIRI DARI
• Kegiatan Belajar 1 • Kegiatan Belajar 2
• A. Pemerolehan Bahasa • B. Pemerolehan Bahasa
Pertama Kedua
Kegiatan Belajar 1
Pemerolehan Bahasa Pertama

A. PENGERTIAN PEMEROLEHAN KARAKTERISTIK PEMEROLEHAN


BAHASA BAHASA:

Pemerolehan bahasa (language • Berjalan secara spontan, tanpa sadar, dan tanpa
beban.
acquisition) adalah proses pemilikan
• Terjadi secara langsung dalam situasi informal,
kemampuan berbahasa secara tanpa melalui pembelajaran formal.
alamiah. • Didorong oleh kebutuhan, baik kebutuhan
untuk memahami maupun dipahami orang lain.
• Berlangsung secara terus-menerus dalam
konteks berbahasa yang nyata dan bermakna.
DUA KEMAMPUAN PEMEROLEHAN BAHASA
MELIPUTI

• Pertama, kemampuan reseptif • Kedua, kemampuan produktif


yaitu kemampuan menyerap, yaitu kemampuan menghasilkan
menerima, dan memahami tuturan tuturan, untuk mengekspresikan
orang lain. diri atau menanggapi rangsang
bahasa yang disampaikan oleh
orang lain.
BERIKUT BAHASA ANAK DIBEDAKAN
MENJADI:

Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama kali


dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak. Bahasa pertama
itu bisa hanya satu bahasa atau dua bahasa yang dikuasai
anak secara bersamaan.

Bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai anak setelah


menguasai bahasa pertama. Dalam menguasai dua bahasa
atau lebih, anak dapat melakukannya secara serempak atau
berurut.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama anak
biasanya terjadi karena beberapa hal berikut:

a. Pasangan suami istri hanya menguasai


• 1) Lingkungan sekitar menggunakan bahasa Indonesia
bahasa Indonesia. sebagai alat komunikasi kesehariannya.
• 2) Lingkungan sosial sekitar tempat tinggal keluarga
b. Perkawinan antarpenutur bahasa daerah yang tersebut menggunakan bahasa daerah yang tidak dikuasai
berbeda. Masing-masing pihak tidak menguasai oleh keluarga tersebut (mungkin keluarga pendatang).
bahasa pasangannya dengan baik. • 3) Lingkungan sekitar menggunakan bahasa daerah yang
sama dengan bahasa yang digunakan dalam suatu
keluarga. Tetapi karena pertimbangan praktis, keluarga
c. Perkawinan antar penutur bahasa daerah yang tersebut memutuskan untuk menggunakan bahasa
sama dengan situasi berikut: Indonesia dalam berkomunikasi.
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA

b.      Pandangan Behavioristis


a.      Pandangan Nativistis
Menurut behavioris, penguasaan
Menurut pandangan nativistis, c.  Pandangan Kognitif
bahasa anak ditentukan oleh
setiap anak yang lahir telah Menurut pandangan kognitif,
rangsangan yang diberikan
dilengkapi dengan kemampuan penguasaan dan perkembangan
lingkungannya. Anak tidak
bawaan atau alami untuk dapat bahasa anak ditentukan oleh
memiliki peranan aktif, hanya
berbahasa. Bukan lingkungan daya kognitifnya. Lingkungan
sebagai penerima pasif.
yang membuat anak mampu tidak serta merta memberikan
Perkembangan bahasa anak
berbahasa. Juga bukan karena pengaruhnya terhadap
terutama ditentukan oleh
meniru orang lain karena banyak perkembangan intelektual dan
kekayaan dan lamanya latihan
juga ungkapan kreatif yang bahasa anak, kalau si anak
yang diberikan oleh lingkungan,
dimunculkan anak ketika sendiri tidak melibatkan secara
serta peniruan yang dilakukan
berbahasa, yang belum pernah aktif dengan lingkungannya
anak terhadap tindak berbahasa
dicontohkan sebelumnya.
lingkungannya.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak

d.      Faktor Motivasi


a.      Faktor Biologis Dalam belajar bahasa, anak tidak melakukannya demi
Perangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa itu sendiri. Anak belajar bahasa karena adanya
bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat kebutuhan dasar yang bersifat praktis, seperti lapar,
dengar, dan alat ucap. Ketergantungan pada salah haus, sakit, serta perhatian dan kasih sayang. Inilah
satu, apalagi ketiganya, akan menghambat yang disebut dengan motivasi intrinsik, yang berasal
kemampuan berbahasa anak. dari diri anak itu sendiri.

c.       Faktor Intelegensi


b.      Faktor Lingkungan Sosial Inteligensi adalah kemampuan seseorang dalam
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa setiap berpikir atau bernalar, termasuk memecahkan suatu
anak memiliki kemampuan bawaan dan masalah. Inteligensi bersifat abstrak dan tak dapat
kelengkapan berbahasa. Namun demikian, untuk diamati langsung, kecuali melalui perilaku. Anak yang
menumbuh kembangkan kemampuan bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung lebih
berbahasanya, seorang anak memerlukan cepat, lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah
lingkungan sosial bahasanya, daripada anak yang bernalar sedang atau
rendah.
D. STRATEGI PEMEROLEHAN BAHASA
• a.       Mengingat • d.      Bermain
• Mengingat memainkan peranan yang cukup • Kegiatan bermain sangat penting untuk
penting dalam belajar bahasa atau belajar mendorong pengembangan kemampuan
apa pun. Setiap pengalaman indrawi yang berbahasa anak. Dalam bermain, si anak
dilalui anak, dicatat dalam benaknya. kadang berperan sebagai orang dewasa,
Ketika dia menyentuh, menyerap, tanpa disadari, mereka sedang bermain
mencium, mendengar, dan melihat sesuatu, drama, sekaligus mereka berlatih
memori anak merekamnya. berbicara dan menyimak.
• b.      Meniru • e.       Penyederhanaan
• Dalam belajar bahasa anak pun • Di samping perbuatan anak bersifat
menggunakan strategi peniruan. Peniruan egosentris (berpusat pada dirinya,
di sini bisa berarti mencontoh secara kreatif perkembangan kemampuan anak yang
atau menginspirasi. Pada dasarnya, bertahap yang membuat tuturan yang
peniruan yang dilakukan anak tidak selalu digunakannya lebih sederhana dan
berupa pengulangan yang persis sama atas langsung.
apa saja yang didengarnya.
E. Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa

a.      Tahap Pralinguistik


Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang b. Tahap Satu-Kata atau Holofrasis
dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 – 18
atau konsonan tertentu. Fase ini berlangsung bulan. Pada tahap ini, anak menggunakan satu kata
sejak anak lahir sampai berumur sekitar 12 yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang
bulan. disampaikannya.

d.      Tahap Telegrafis c.       Tahap Dua-Kata


Antara usia 2 – 3 tahun anak telah menghasilkan Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 –
ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. 24 bulan. Pada tahap ini kosakata dan gramatika anak
Ciri yang paling mencolok pada fase ini berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan
bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, otak dan alat ucapnya. Dalam bertutur anak-anak
tetapi pada variasi bentuk kata yang sudah mulai mulai menggunakan dua kata: papa ikut, mamah main,
muncul. Namun demikian, pada fase ini, anak mau bobo, dan sebagainya.
belum menggunakan kata tugas dalam bertutur. 
Kegiatan Belajar 2
Pemerolehan Bahasa Kedua

A. PENGERTIAN PEMEROLEHAN CARA PEMEROLEHAN BAHASA


BAHASA KEDUA KEDUA

Suatu bahasa disebut bahasa kedua Secara umum, tipe perolehan B2 dapat
dibedakan menjadi pemerolehan B2 secara
apabila bahasa tersebut dikuasai
terpimpin, secara alamiah, serta terpimpin dan
anak melalui belajar secara formal. alamiah (Lihat Subyakto-Nababan, 1992).
Kunci keberhasilan belajar B2 adalah
kemauan belajar, keberanian mempraktikkan
dalam situasi riel, dan keintensifan dalam
berkomunikasi dengan B2. 
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
1.       Model Akulturasi

2.      Teori Akomodasi

3.       Teori Wacana

4.      Model Monitor

5.       Model kompetensi variabel

6.       Hipotesis Universal

7.      Teori Neurofungsional


1. Model Akulturasi

Faktor-faktor yang menentukan


jarak sosial antara kelompok B1
dan B2 adalah:
Akulturasi adalah proses Jarak sosial adalah pengaruh 1) kesamaan derajat sosial;
adaptasi atau penyesuaian faktor-faktor pembelajar sebagai 2) timbulnya keinginan
dengan kebudayaan baru. anggota masyarakat yang harus asimilasi;
Akulturasi ditentukan oleh jarak berhubungan dengan masyarakat 3) saling terlibatnya antardua
sosial dan jarak psikologis antara ’pemilik’ B2. Sementara itu, kelompok;
pembelajar (B1) dengan budaya jarak psikologis adalah pengaruh 4) kelompok belajar B2 kecil dan
bahasa sasaran (B2). faktor afeksi pembelajar sebagai tidak kohesif;
pribadi pembelajar. 5) kesesuaian budaya;
6) saling memiliki sikap positif;
7) lama tidaknya berasimilasi
antara kelompok B1 dan B2
2. Teori Akomodasi

Faktor-faktor berikut akan mempermudah dan mempengaruhi


keberhasilan pembelajar dalam mempelajari B2:
1)  Anggapan pembelajar B2 bahwa dirinya merupakan bagian dari
Teori akomodasi menyatakan masyarakat B2.
bahwa hubungan masyarakat B1 2)   Tidak memandang rendah kelompok masyarakat B2.
dengan B2 dalam berinteraksi 3)   Persepsi pembelajar tentang pentingnya etnolinguistik.
sangat menentukan pemerolehan 4)   Terbuka dan tidak ketat dalam mempersepsikan batas kelompok B1
B2. dengan B2.
5)   Pembelajar B1 mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya
dengan kelompok sosial lainnya.
3. Teori Wacana

Teori wacana menekankan


Teori wacana mempunyai sejumlah prinsip utama berikut:
pentingnya pembelajar B2
1)  Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan
menemukan makna bahasa
sintaksis.
melalui keterlibatannya dalam
2)  Penutur asli akan menyesuaikan tuturannya untuk mencapai makna
berkomunikasi. Melalui
yang disepakati bersama penutur nonasli.
kesertaannya dalam komunikasi,
3)  Strategi percakapan yang ditempuh untuk mencapai makna yang
pembelajar dapat
disepakati dan masukan mempengaruhi kecepatan dan urutan
mengembangkan kaidah
pemerolehan B2.
gramatika dan penggunaan
bahasanya.
4. Model Monitor

Monitor adalah proses konstruksi kreatif dalam berbahasa.


Model Monitor memiliki lima hipotesis berikut yang
mempengaruhi pemerolehan B2:
a. Hipotesis pemerolehan-pembelajaran,
b. Hipotesis urutan alamiah,
c. Hipotesis monitor,
d. Hipotesis masukan,
e. Hipotesis saringan afektif.
5. Model kompetensi variabel

Model ini menyatakan bahwa cara seseorang mempelajari bahasa


akan mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa yang
dipelajarinya. Penggunaan bahasa ini terjadi dalam komunikasi
rutin seperti tutur-sapa, percakapan.
Model kompetensi variabel menyampaikan prinsip-prinsip berikut:

d. Perkembangan
c. Tampilan B2 pemerolehan B2 terjadi
a. Pembelajar b. Pembelajar
merupakan variable sebagai akibat:
menyimpan memiliki kemampuan
yang dihasilkan 1) pemerolehan kaidah-kaidah
pengetahuan tunggal untuk menggunakan
melalui proses baru dari B2 melalui
yang berisi kaidah- bahasa. Kemampuan
primer dalam keterlibatan pembelajar dalam
kaidah bahasa antara itu berbentuk:
wacana yang tidak berbagai tipe wacana;
(interlangue). Secara 1) proses wacana
terencana atau 2) pengaktifan kaidah-kaidah
otomatis, penyimpan primer,
proses sekunder B2 yang sudah ada pada
ini akan aktif apabila 2) proses wacana
dalam wacana yang dalam bentuk tidak teranalisis
dirangsang, didorong, sekunder
direncanakan. dan tidak otomatis atau
dan dipicu untuk 3) proses kognitif
teranalisis sehingga dapat
berlatih menerapkan
digunakan untuk wacana yang
B2.
tidak direncanakan.
6. Hipotesis Universal

Hipotesis universal menyatakan bahwa anak


menemukan kaidah-kaidah bahasa dengan bentuk
gramatika universal, yakni gramatika inti.
Contoh gramatika universal, umumnya bahasa
memiliki struktur kalimat yang berpola subjek-
predikat. Dalam pembelajaran B2 jika pembelajar
menemukan kaidah B2 yang bermarkah, pembelajar
tersebut tergoda untuk kembali ke kaidah B1,
terutama apabila B1 itu memiliki kaidah universal
yang sama.
7. Teori Neurofungsional

Teori ini menyatakan adanya hubungan antara


bahasa dengan anatomi syaraf. Dua daerah
dalam otak, yaitu belahan otak kanan (daerah
.Dalam kaitannya dengan pemerolehan B2, fokus teori
Wernickle) dan belahan otak kiri (daerah
ini berkenaan dengan perbedaan usia (pada usia kritis
Brocka), menentukan pemerolehan B2.
otak berada pada kesiapan sempurna untuk belajar
Belahan otak kanan berkaitan dengan proses
bahasa), fosilisasi (aspek bahasa yang telah terkuasai
menyeluruh dan berfungsi untuk merekam
bertahun-tahun hingga usia dewasa menjadi unsur
dan memproses ujaran yang berpola.
kompetensi yang otomatis dan memfosil atau menetap
Sementara belahan otak kiri berkaitan dengan
secara permanen), ujaran terpola, dan pola latihan di
penggunaan bahasa secara kreatif yang
kelas dalam mempelajari B2.
meliputi pemrosesan secara sintaktik dan
semantik, serta pengendali aktivitas berbicara
dan menulis.
THANKS A MILLION

Anda mungkin juga menyukai