Anda di halaman 1dari 26

Seri Pemotongan & Pemungutan PPh

Pajak Penghasilan Pasal 22


1 Karakteristik

2 Pemungut & Objek PPh Ps 22

3 Tarif PPh Ps 22

4 Dikecualikan dari Pemungutan

5 Saat Terutang

6 Tata Cara Pemungutan, Pelaporan, & Ketentuan Lain

7 PPh Ps 22 atas Penjualan Barang Sangat Mewah


Tujuan : Kesederhanaan dan
Kemudahan pengenaan pajak agar
tepat waktu

Pemungut : pihak-pihak tertentu


yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan
KARAKTER
Dipungut atas kegiatan
ISTIK Perdagangan Barang, bukan atas
Penghasilan

Aturan Pelaksanaan :

• PMK 110/PMK.03/2018 jo. PER-31/PJ./2015


PEMUNGUT & OBJEK PPH PS 22
Pemungut OBJEK
(a) Bank Devisa & DJBC Impor dan Expor barang
Bendahara Pemerintah & Kuasa pembayaran atas pembelian
Pengguna Anggaran (KPA) barang
(c) Bendahara Pengeluaran pembayaran atas pembelian
barang dg mekanisme Uang
Persediaan
(b,d) KPA/Penerbit SPM yg pembayaran atas pembelian
diberi delegasi KPA barang pd pihak ketiga dg
mekanisme Pembayaran
Langsung

*Uang Persediaan adalah uang untuk kegiatan


operasional sehari-hari
PEMUNGUT & OBJEK PPH PS 22 (CONT.)

Pemungut OBJEK
(e) Badan usaha tertentu (BUMN & badan usaha yg PEMBELIAN
dimiliki BUMN) barang untuk
keperluan usaha
badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh Badan
Usaha Milik Negara, meliputi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang,
PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan
Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Telekomunikasi Selular,
PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa-Bali, PT Semen
Padang, PT Semen Tonasa, PT Elnusa Tbk, PT Krakatau
Wajatama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya Karya Beton Tbk,
PT Kimia Farma Apotek, PT Kimia Farma Trading &
Distribution, PT Badak Natural Gas Liquefaction, PT Tambang
Timah, PT Petikemas Surabaya, PT Indonesia Comnets Plus,
PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRI  Syariah, dan PT Bank
BNI Syariah.
PEMUNGUT & OBJEK PPH PS 22
(CONT.)
Pemungut OBJEK
(e) Badan usaha industri: semen, baja, PENJUALAN hasil produksinya pd
otomotif, farmasi, kertas distributor DN
(g) Agen Tunggal Pemegang Merk PENJUALAN kendaraan bermotor
(ATPM), APM, importir umum di DN
kendaraan bermotor
(h) Produsen & importir BBM, BBG, PENJUALAN BBM, BBG, dan
pelumas pelumas
(i) Industri & eksportir dalam sektor PEMBELIAN bahan-bahan dari
kehutanan, perkebunan, pedagang pengumpul untuk
pertanian,peternakan, perikanan keperluan industrinya
(j) Industri atau badan usaha PEMBELIAN komoditas batubara,
mineral logam, dan mineral bukan
logam, dari badan atau orang pribadi
pemegang izin usaha pertambangan
(k) Badan usaha yang memproduksi PENJUALAN emas batangan di
emas batangan dalam negeri.
PEMUNGUTAN
BENDAHARA
BENDAHARA PENGELUARAN
(PEMBELIAN):
PENGADAAN BARANG - UP
KPA: PENGADAAN BARANG - LS
CONTOH ALUR PPH 22 ATAS PENJUALAN
TARIF PPH PASAL 22
10% nilai impor barang tertentu sesuai Lampiran I PMK
dengan atau tanpa API

IMPOR 7,5% nilai impor barang tertentu sesuai lampiran II PMK


dengan atau tanpa API
a
0,5% nilai impor impor gandum, kedelai, tepung terigu (dengan
API)
2,5% nilai impor menggunakan Angka Pengenal Impor (API) selain
barang diatas

7,5% nilai impor barang C dan D TIDAK menggunakan API

7,5% harga lelang barang yg TIDAK DIKUASAI


EKSPOR
KOMODITA 1,5% nilai ekspor atas ekspor batubara, mineral logam & non
S logam (kecuali yg terikat Kontrak Karya)
TAMBANG
a

1,5% harga beli atas pembelian barang/bahan keperluan


PEMBELIAN (tidak termasuk kegiatan usaha
BARANG
b,c,d,e
PPN)
TARIF (CONT.)
Yg tidak memiliki NPWP, pemungutan lebih tinggi 100%

0,25% penjualan semua jenis semen*


PENJUALAN 0,1% penjualan kertas*
INDUSTRI
TERTENTU 0,3% penjualan baja*
f
0,45% penjualan kendaraan bermotor roda 2/lebih*
0,3% penjualan semua jenis obat*

PENJUALAN
KENDARAAN
0,45% penjualan kendaraan bermotor oleh ATPM,
BERMOTOR APM, importir umum*
g

PEMBELIAN 0,25% pembelian untuk keperluan industri/ekspor oleh badan


BAHAN usaha sektor kehutanan, pertanian, pternakan,
KEPERLUAN perkebunan, perikanan yang belum masuk prosen
INDUSTRI
i industri*
*tidak termasuk PPN
TARIF (CONT.)
BBM:
0,25% penjualan* penjualan pd stasiun pengisian bhn bkr umum
Pertamina
PENJUALA
N
0,3% penjualan* penjualan pd stasiun pengisian bhn bkr umum
BBM, BBG,
BUKAN Pertamina
PELUMAS
h
0,3% penjualan* penjualan pd selain di atas
BBG:
0,3% penjualan*
Pelumas:
0,3% penjualan*
*tidak termasuk PPN
TARIF (CONT.)

PEMBELIAN 1,5% pembelian batubara dan mineral logam dan


BATUBARA & pembelian bukan logam dari badan atau orang pribadi
MINERAL * pemegang izin usaha pertambangan oleh
J
industri atau badan usaha

PENJUALAN 0,45% penjualan emas batangan oleh badan usaha


EMAS harga jual* yang memproduksi emas batangan, termasuk
BATANGAN badan usaha yang memproduksi emas
k
batangan melalui pihak ketiga,

*tidak termasuk PPN


PT. A MEMILIKI API MENGIMPOR MESIN, HARGA USD 500,000
CONTOH
DIKENAKAN BEA MASUK 20% SERTA MEMBAYAR ASURANSI
USD10,000 DAN BIAYA ANGKUT USD 40,000. PADA SAAT
PPH
DILAKUKAN IMPOR KURS MENTERI KEUANGAN USD 1 = RP
PASAL 22
8.000,00.
IMPOR
BERAPA PPH PASAL 22 IMPOR YANG HARUS DIBAYAR PT A?
HARGA IMPOR = CIF
= USD 500,000 + 10,000 + 40,000
= USD 550,000
BEA MASUK = 20% X HARGA IMPOR
= 20% X USD 550,000
= USD 110,000
NILAI IMPOR = HARGA IMPOR + BEA MASUK
= USD 660,000

PPH PS 22 IMPOR = 2,5% X 660,000 X RP 8.000,00


= RP 132.000.000,00
D. Impor kembali (re-
impor): barang-barang
DIKECUALI yang telah diekspor
kemudian diimpor kembali
KAN
A. Impor DARI
barang dan B. Impor barang C. Impor
dalam kualitas yang sama
atau barang-barang yang

PEMUNGUT
atau penyerahan
barang yang
yang dibebaskan
dari pungutan
sementara, jika
pada waktu
telah diekspor untuk
keperluan perbaikan,

AN PPH
berdasarkan
ketentuan PS BeaatauMasuk
peraturan
Pajak
dan impornya nyata-
nyata
pengerjaan dan pengujian,
yang telah memenuhi

22 tidak
perundang-
undangan Pertambahan dimaksudkan
syarat yang ditentukan
oleh Direktorat Jenderal
terutang Pajak Nilai: untuk diekspor Bea dan Cukai;
Penghasilan; kembali;
(Dengan SKB)
DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN
PPH PS 22
E. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak berkenaan dengan:
1. Pembayaran oleh bendaharawan pemerintah yang jumlahnya max. Rp.2juta &
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
2. pembayaran oleh badan usaha tertentu yg jumlahnya max. Rp.10juta (tidak
terpecah-pecah);
3. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, benda
pos; pemakaian air & listrik
4. pembayaran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, dan/ atau produk
sampingan dari kegiatan usaha hulu di bidang migas yang dihasilkan di
Indonesia dari kontraktor/kantor pusat kontraktor ekplorasi&eksploitasi
dengan kontrak kerja sama.
5. pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil pengusahaan panas
bumi dari WP yg menjalankan usaha di bidang panas bumi dg Kontrak Kerja
sama.
6. Pembelian bahan2 kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur untuk keperluan
industri atau ekspor paling banyak Rp.20juta.
7. pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari badan atau
orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan yg telah dipungut PPh Ps 22
oleh badan usaha tertentu (BUMN dan perusahaan milik BUMN).
DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN
PPH PS 22
F. Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan
barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor (dengan SKB)
G. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dg Bantuan
Operasional Sekolah (BOS);
H. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri yang dilakukan
oleh industri otomotif, ATPM, APM, importir umum yg telah
dipungut PPh Pasal 22 (1) huruf c (PPh atas penjualan barang
sangat mewah);
I. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yg memproduksi
emas pd Bank Indonesia;
J. Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah
K. Pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG

Keterangan A dan F dengan SKB,


D,E,G,H,I,J,K tanpa SKB
B dan C Diatur dengan Aturan Bea Cukai
SAAT TERUTANG PPH PASAL 22
Saat pembayaran Bea Masuk
IMPOR
dalam hal BM ditunda/dibebaskan:
saat Penyelesaian Pemberitahuan Impor Barang/ PIB

PEMBELIAN Saat Pembayaran


BARANG

• Saat penjualan hasil produksi industri semen/kertas/


baja/otomotif
PENJUALAN
BARANG • Saat penerbitan Srt Perintah Pengeluaran
Barang/ Delivery Order untuk penjualan BBM,
gas, pelumas,
PEMBELIAN
BAHAN DARI Saat pembelian
PEDAGANG
PENGUMPUL
TATA CARA PENYETORAN PPH PASAL 22
Penyetoran oleh importir/DJBC (dengan menggunakan
IMPOR formulir Surat Setoran Pajak, Surat Setoran Pabean,
Cukai dan Pajak dalam rangka impor )

PEMBELIAN oleh bendaharawan & KPA (dengan menggunakan


BARANG formulir Surat Setoran Pajak)

oleh pemungut atas penjualan:


• BBM/gas/pelumas;
PENJUALAN
BARANG • hasil produksi industri semen/kertas/baja/otomotif
• Bukti Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22

PEMBELIAN • oleh pemungut untuk pembelian bahan industri/ekspor sektor


BAHAN kehutanan/perkebunan/pertanian/perikanan dan pembelian
UNTUK Batubara mineral logam, dan mineral bukan logam dari pemilik
INDUSTRI IUP
• Bukti Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
TATA CARA PELAPORAN PPH PS 22
& KETENTUAN LAIN

• PEMUGUT WAJIB MELAPORKAN HASIL PUNGUTANNYA


MENGGUNKAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA (SPT MASA) KE
KPP

TIDA • impor,
K • pembelian barang,
FINA • penjualan barang
L • Penjualan BBM/gas/pelumas
Pemungutan
PPh Ps 22 pd SELAIN penyalur/agen

FINA Penjualan BBM/gas/pelumas


L pd penyalur/agen
PPH PASAL 22 ATAS BARANG SANGAT
MEWAH

PEMUNGUT:
WP Badan yg melakukan
penjualan Barang Sangat Mewah
YANG TERGOLONG BARANG SANGAT MEWAH
PMK-92/PMK.03/2019 jo PER-24/PJ./2015
• PESAWAT TERBANG PRIBADI DAN HELIKOPTER PRIBADI;
• KAPAL PESIAR, YACHT, DAN SEJENISNYA;
• RUMAH BESERTA TANAHNYA, DENGAN HARGA JUAL ATAU HARGA
PENGALIHANNYA LEBIH DARI RP30.000.000.000 (TIGA PULUH MILIAR
RUPIAH) ATAU LUAS BANGUNAN LEBIH DARI 400M2 (EMPAT RATUS
METER PERSEGI);
• APARTEMEN, KONDOMINIUM, DAN SEJENISNYA, DENGAN HARGA JUAL
ATAU PENGALIHANNYA LEBIH DARI RP30.000.000.000 (TIGA PULUH
MILIAR RUPIAH) ATAU LUAS BANGUNAN LEBIH DARI 150M2 (SERATUS
LIMA PULUH METER PERSEGI);
• KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT PENGANGKUTAN ORANG
KURANG DARI 10 ORANG BERUPA SEDAN, JEEP, SPORT UTILITY
VEHICLE (SUV), MULTI PURPOSE VEHICLE (MPV), MINIBUS, DAN
SEJENISNYA, DENGAN HARGA JUAL LEBIH DARI RP2.000.000.000,00 (DUA
MILIAR RUPIAH) ATAU DENGAN KAPASITAS SILINDER LEBIH DARI
3.000CC;
TARIF PPH 22 BARANG MEWAH

• 1% (SATU PERSEN) DARI HARGA JUAL TIDAK TERMASUK PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH (PPN DAN PPNBM) ATAS BARANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 1 AYAT (2) HURUF C DAN HURUF D; DAN

• 5% (LIMA PERSEN) DARI HARGA JUAL TIDAK TERMASUK PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH (PPN DAN PPNBM) ATAS BARANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 1 AYAT (2) HURUF A, HURUF B, HURUF E DAN HURUF F.
PENENTUAN HARGA JUAL

• A. BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH SEBAGAIMANA


DIMAKSUD DALAM PASAL 1 AYAT (2) HURUF C DAN HURUF D, ADALAH
HARGA DASAR, YAITU HARGA TUNAI ATAU CASH KERAS TIDAK
TERMASUK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN
BARANG MEWAH;

• B. BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH SEBAGAIMANA


DIMAKSUD DALAM PASAL 1 AYAT (2) HURUF A, HURUF B, HURUF E, DAN
HURUF F, ADALAH HARGA BARANG TIDAK TERMASUK PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH.

Anda mungkin juga menyukai