212210012
Syakira Salma Wafii
212210014 212210048
Reza Fatimatul Faizah Ela Kurnia Sari
Perawatan Jenazah
dan Ziarah Kubur
Perawatan Jenazah
Perawatan Jenazah adalah pengurusan jenazah
seorang Muslim/ Muslimah dengan cara
memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan
menguburkannya.
Menguburkan
03 Menyalatkan Jenazah 04 Jenazah
Memandikan Jenazah
Syarat-syarat jenazah wajib dimandikan:
• Jenazah itu orang Islam
• Didapati tubuhnya walaupun sedikit
• Bukan mati syahid
Artinya:
“Dari “Aisyah r.a, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa
memandikan mayat dan dijaganya kepercayaan, tidak
dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada
mayat itu, bersihlah ia dari segala dosanya seperti
keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya.’ Sabda beliau
lagi,’ Hendaklah yang mengepalainya keluarga terdekat
kepada mayat jika pandai memandikan mayat, jika ia tidak
pandai siapa saja yang dipandang berhak, karena wara’nya
atau karena amanahnya.” (HR. Ahmad)
TATA CARA MEMANDIKAN
JENAZAH
• Jenazah dibaringkan ditempat yang tinggi, seperti ranjang
yang diatasnya sudah diletakkan lima atau enam buah
potongan batang pisang (bantalan).
• Jenazah dimandikan ditempat tertutup.
• Jenazah hendaknya dipakaikan kain basahan (penutup aurat).
• Setelah jenazah dibaringkan diatas potongan batang pisang,
lalu dengan air dan sabun jenazah dibersihkan dari najis yang
melekat ditubuhnya. Sesudah itu dubur jenazah dibersihkan
hingga bersih dengan tangan kiri yang memakai sarung tangan.
Kemudian ganti sarung tangan yang bersih untuk
membersihkan gigi dan mulut jenazah.
TATA CARA MEMANDIKAN
JENAZAH
• Setelah jenazah dibersihkan dari najis, serta gigi dan mulutnya
dibersihkan lalu dengan menggunakan air dan sabun mandi,
seluruh tubuh jenazah dari rambut kepala sampai telapak kaki
dimandikan sampai bersih. Disunahkan mendahulukan bagian
tubuh sebelah kanan, kemudian bagian tubuh sebelah
kiri. Juga disunahkan dimandikan tiga kali atau lima kali.
• Setelah selesai dimandikan, kemudian dirapikan rambutnya
serta diwudukan sebagaimana wudu biasa. Kemudian badannya
dikeringkan dengan handuk. Selesailah memandikan jenazah.
Mengkafani Jenazah
Maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan. Hukum mengkafani jenazah
adalah fardu kifayah bagi orang-orang Islam yang masih hidup. Kain kafan diperoleh
dengan cara yang halal, yakni diambilkan dari harta peninggalan jenazah, jika ia
meninggalkan harta. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang
bersih,berwarna putih, dan sederhana.
a) Jenazah laki-laki atau wanita minimal dibungkus dengan selapis kain kafan yang dapat melapisi
seluruh tubuhnya. Untuk jenazah laki-laki dibungkus tiga lapis kain kafan yang tiap lapisnya dapat
menutupi seluruh tubuhnya. Untuk jenazah wanita sebaiknya dilapisi dengan lima lembar kain kafan,
yaitu kain basahan, baju, tutup kepala, kerudung (cadar), dan kain kafan yang dapat menutupi seluruh
tubuhnya.
b) Cara memakaikan kain kafan:
Mula-mula hamparkan selembar tikar diatas lantai. Lalu bentangkan 4 utas tali diatasnya, kira-kira
letaknya ditempat kepala, tangan, lutut, dan mata kaki jenazah yang hendak dikafani.
Hamparkan diatas tikar tersebut kain kafan yang sudah disiapkan sehelai-sehelai dan setiap helainya
diberi harumharuman.
Jenazah hendaknya diolesi kapur harus halus, kemudian diletakkan diatas hamparan kain kafan yang
telah disediakan. Kedua tangan diletakkan diatas dadanya, tangan kanan diatas tangan kiri atau
dibolehkan juga tangannya diluruskan kebawah.
Tempelkan kapas secukupnya pada bagian muka jenazah, pusarnya, kelaminnya, dan duburnya.
Setelah itu seluruh jenazah dibalut dengan kain kafan sampai rapi, lalu diikat dengan empat utas tali
yang sudah disiapkan yaitu dibagian atas kepala, lengan, lutut, dan mata kaki.
MENYALATKAN JENAZAH
Salat jenazah dilaksanakan setelah jenazah selesai dimandikan dan
dikafani. Hukumnya adalah fardu kifayah bagi orang-orang muslim/muslimat
yang masih hidup.
Artinya: “Saya berniat shalat atas mayat ini dengan empat takbir sebagai fardlu kifayah,
menjadi imam/ma’mum karena Allah Ta’ala.
Jika jenazahnya perempuan, maka kata ‘hadzal mayyiti’ diganti dengan kata ‘hadzihil
mayyitati’. Dan jika jenzahnya ghaib, maka ditambahkan setelah ‘hadzal mayyiti’ kata
‘ghaiban’ atau setelah ‘hadzihil mayyitati’ kata ‘ghaibatan’.
CARA MENYALATKAN JENAZAH
Setelah itu bertakbir dengan membaca Allahu Akbar.
Setelah takbir pertama lalu membaca surat al-Fatihah yang kemudian disusul dengan
takbir kedua.
Setelah takbir kedua lalu membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia dan kasihanilah ia, sejahterakanlah ia dan maafkan
kesalahannya ...” (HR. Muslim).
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau rugikan kami daripada mendapat ganjarannya,
dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia”
(HR. al-Hakim).
Setelah itu mengucapkan salam dua kali sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
MENGUBURKAN JENAZAH
Keempat utas tali yang mengikat jenazah dilepas, dan kain kafan yang
menutup mukanya disingkapkan, sehingga muka jenazah dapat mencium
tanah. Setelah jenazah sudah diletakkan dilubang lahat, jenazah ditutup
dengan papan atau bambu, lalu ditimbun tanah.
Ziarah Kubur