Anda di halaman 1dari 48

SEMINAR AWAL KELOMPOK 2

RUANGAN ROE
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
REGULER V
TAHUN 2022
Dena
AULA C
h Dapur
WC

Rg. Petugas ROE

TEMPAT ALAT

KEBERSIHAN
Rg. mahasiswa

AULA B HCU

MEJA PERAWAT
RUANG OBAT

M a su k
NURSE STATION

P in tu
RUANG PERAWAT
M1
karakteristik responden perawat berdasarkan
pendidikan
DIAGRAM

perawat dengan pendidikannya

24%
D3
48%
D4/STR KEP
24% S1
4%
NERS
karakteristik responden perawat berdasarkan
pelatihan
Diagram

Pelatihan

0%

Pernah pelatihan
tidak pernah pelatihan

100%
PENJELASAN

Analisis ketenagaan perawat mencakup setiap jumlah tenaga


keperawatan dan non keperawatan di Ruang ROE RSUD Doris
Sylvanus Palangkaraya yang terdiri dari tenaga S1 Keperawatan
sebanyak 6 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 12 orang,
tenaga Kesehatan Ners sebanyak 6 orang,. Selain itu di Ruang ROE
RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya juga terdapat cleaning service
sebanyak 2 orang, mahasiswa magang 10 orang
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 18 April di Ruang ROE RSUD dr. Dorm
Sylvanus Palangka Raya adalah 13 orang ditambah dengan kepala ruangan 1 orang = 14 orang. Jadi
kebutuhan tenaga sudah mencukupi dihat dan jumlah tenaga keperawatan yang ada di Ruang ROE RSUD dr
Doris Sylvanus Palangka Raya
 
karakteristik berdasarkan diagnosa
DIAGRAM
diagnosa diruang ROE
4%4%4%4%
8%
4% 19%
4%
4%
4% 4%
8% 4%
4%
4% 4%
4% 4% 4% 4%

Hipokalemia berat App acute perforasi + peritonotis SNH


IDDM dan hiperkolestrol OF tibia fibula HT urgency
CHF, DM tipe 2 SDH Vertigo
Susp Ca caput pankreas CHS DHF
dypepsia Sirosis hepatitis HHD nefrolitiasis
SPH contusio Cardiomegali RBBB Gagal ginjal akut
Hipoglikemia Hipovolemik
M2
GAMBAR RUANGAN
Lingkungan fisik

1) Ruangan

Lingkungan kerja untuk pencapaian proses menajemen keperawatan di ruang rawat inap ROE secara keseluruhan
minimal mempunyai ruang perawatan lengkap dengan tempat tidur pasien, ruang perawat atau nurse station
berada di samping ruang perawatan, ruang karu, kamar mandi, ruang ganti perawat, ruang pertemuan, ruang
dapur dan gudang.

2) Peralatan dan bahan kesehatan

a) Peralatan

b) Alat dan bahan kesehatan


Lingkungan non fisik
• Hubungan perawat dengan klien
• Komunikasi antar perawat dengan klien berjalan dengan baik dan menggunakan pendekatan,
setiap pasien baru harus di swab terlebih dahulu, diorientasi dikamar dan ruangan yang akan
ditempatinya.
• Hubungan antar perawat dengan perawat a)Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik
b)Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah c)Kegiatan serah terima tugas dan
pasien dilakukan pada setiap pergantian dinas dan berorientasi pada asuhan keperawatan
yang telah direncanakan d)Mengadakan ronde keperawatan dan super visi khusus
e)Melakukan rapat bulanan secara khusus
• Media komunikasi antara perawat menggunakan buku laporan
Data Alat Medik Di
Ruang ROE
M3
a. Penerapan pemberian Asuhan Keperawatan (MAKP)
Model yang diterapkan di ruang ROE RSUD Doris Sylvanus adalah metode asuhan
keperawatan profesional tim.MAKP TIM sebagi berikut :
1. Ketua tim sebagai perawat profesioanal harus mampu menggun akan teknik
kepemimpinan

2. Komunikasi yang efektif, penting, agar kontinuitas rencana keperawatan


terjamin.

3. Anggota tim menghargai kepemimipinan ketu tim

4. Perawat ruangan dibagi menjadi 3 tim yang terdiri dari tenaga professional,
teknikal, dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
b. Timbang Terima

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 18 dan 19 April 2022 timbang terima di ruang ROE
RSUD Doris Sylvanus sudah dilakukan secara sistematis pada setiap pergantian shift jaga.
Timbang terima dilaksanakan sesuai dengan kondisi pasien dimana intervensi didokumentasikan
dalam buku status pasien dan buku timbang terima. Format timbang terima dibuku status
menggunakan format SBAR yaitu situation, background, assesment dan recommendation.
Sedangkan buku timbang terima berisi tanggal, nama, No kamar dan terapi yang didapat. Pada
prinsipnya timbang terima diruangan cempaka sudah dilaksanakan sesuai prosedur, yaitu
timbang terima diikuti oleh seluruh perawat jaga dan kepala ruangan (kecuali sift sore ke malam)
serta mahasiswa praktik. Saat operan pagi dan sore timbang terima dibuka oleh kepala ruangan
lalu kepala ruangan mempersilahkan untuk perawat yang jaga sebelumnya untuk mengoperkan
keperawat yang jaga selanjutnya. Hal-hal yang dioperkan yaitu meliputi Nama, No kamar, Dx
medis, Dx Keperawatan, hari ke, keluhan pasien, data objektif seperti TTV atau hasil pemeriksaan
lainya serta terapi yang didapat, intervensi yang sudah dan belum dilakasanakan. Setelah semua
pasien selesai dioperkan kepala ruangan menutup dengan do’a. Selanjutnya perawat berkeliling ke
ruangan dari pasien satu ke pasien lainnya untuk validasi, namun kepala ruangan terkadang tidak
mengikuti keliling dikarenakan kesibukan kepala ruangan.
Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan di ruang ROE RSUD Doris Sylvanus saat ini sudah terlaksana. Tetapi belum ada format
maupun dokumentasi ronde keperawatan. Untuk menggantikannya ruang ROE biasanya menggunakan
RDK (Refleksi Diskusi Kasus) dimana untuk menyelesaikan masalah keperawatan, perawat melakukan
share dengan perawat lain termasuk kepala ruangan, namun jika dalam pelaksanaan RDK perawat tidak
dapat menyelesaikan masalah keperawatan maka perawat biasanya mengkomunikasikan hal tersebut pada
dokter yang merawat. Untuk pelaksanaan RDK tidak pernah ditentukan jadwal yang tetap.

Beberapa kendala pelaksanaan ronde keperawatan di ruang ROE RSUD Doris Sylvanus tidak dilakukan
karena:

1. Tidak adanya Format Ronde keperawatan


d. Supervisi Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang kami lakukan pada tanggal 18 – 20 April 2022 supervisi yang dilakukan di ruang ROE RSUD Doris
Sylvanus yaitu Supervisi dilakukan secara periodik setiap 1 minggu sekali oleh Kepala ruangan Cempaka yaitu untuk menilai
kinerja ketua tim , perawat ruangan saat melakukan tindakan keperawatan apakah sudah sesuai dengan protap keperawatan yang
ada atau belum. Selain oleh kepala ruangan supervisi juga dilakukan oleh Komite keperawatan setiap 6 bulan sekali. Dalam
pelaksanaan supervisi komite keperawatan dibagi menjadi 3 yaitu supervisi mutu yang dilakukan tiap 6 bulan sekali, sedangkan
supervisi kredensial dan mutu dilakukan tiap 1 bulan sekali. Selain itu juga terdapat pengamat setiap shift pagi dan malam. Untuk
supervisi sudah ada format yang baku dari komite keperawatan sehingga didapatkan penilaian terhadap kinerja perawat di
masing-masing ruangan.
e. Discharge Planning

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18-20 Januari 2022, discharge planning di ruang ROE RSUD Doris Sylvanus
sudah dilaksanakan hampir optimal pada semua pasien yang akan pulang oleh perawat ruangan. Kartu discharge planning sudah
ada dengan isi sesuai dengan standart, yaitu: Identitas pasien, masalah keperawatan yang perlu ditindak lanjuti, health education
mengenai cara pemberian makan dan minum, perawatan luka, cara batuk efektif, cara melakukan aktifitas bertahap, pengaturan
diet, cara pemberian obat : oral, injeksi, tetes, suppositoria, cara melakukan teknik relaksasi, tanda kegawatan pada pasien dan
penatalaksanaan di rumah. Obat-obatan yang dibawa pulang (nama obat,dosis), surat control hanya saja untuk pemberian leaflet
belum dilaksanakan karena menunggu bagian humas.
f. Penerimaan Pasien Baru

Pasien datang dari IGD, Poli atau ruangan lain kemudian masuk ke ruangan ROE, berdasarkan diagnosa
medis dan hasil operan perawat ruangan sebelumnya pasien dikategorikan apakah masuk keruangan
penyakit paru atau penyakit interna. Penyakit paru terdiri dari penyakit infeksius dan non infeksius, begitu
juga penyakit interna. Selanjutnya perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang letak
ruang perawat dan menjelaskan tentang cara memanggil perawat jika memerlukan bantuan dengan
memencet bel yang telah tersedia di kamar pasien. Setelah semua informasi tersampaikan, perawatan
menanyakan kejelasan tentang pemberian informasi kepada pasien atau keluarga. Setelah masuk
keruangan yang telah ditentukan, pasien di lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
g. Pendokumentasikan Keperawatan

Sistem pendokumentasian di pavilium cempaka berdasarkan SOR (Source Oriented Record) yaitu suatu
sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya dokter,
perawat, asisten perawat, ahli gizi dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 18-20 April 2022 ditemukan data yaitu:

a. Jumlah pasien yang dirawat 19 orang

b. Pasien pulang 12 orang


Analisis hasil pengkajian manajemen diruangan Roe
*Pengaturan jadwal dinas*
Wawancara: Menurut perawat ruangan pengaturan shift yang dilakukan oleh Kepala ruang disesuaikan
dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dan tidak berdasarkan pada tingkat ketergantungan klien,
karena disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi Rumah Sakit
Observasi: Format daftar shift diruangan menggunakan proporsi jumlah perawat yang ada
Kuesioner: Persepsi Perawat pelaksana menunjukan kategori baik (70% & 74%)
Masalah: Jadwal belum menggunakan tingkat ketergantungan klien.

*Program pengendalian mutu*


Wawancara: Menurut perawat ruangan sudah ada tim pengendalian mutu, tetapi pelaksanaan gugus
kendali mutu masih belum optimal.
Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali mutu dan belum ada struktur
kerja dan format pengendalian diruangan Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang menunjukkan
Kuesioner: kategori cukup baik (73 % & 62 %).
Masalah: Sistem pengendalian mutu belum optimal
karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis
kelamin
DIAGRAM

TINGKAT KEPUASAN

12
0%
4%
1
4 3
52% 2
44%
3
4
karakteristik responden perawat berdasarkan
umur
DIAGRAM
karakteristik responden perawat berdasarkan
JK
DIAGRAM
ANALISA SWOT
Analisa SWOT M1 (Man)
Analisa SWOT Bobot Rating Rating x Bobot Faktor Eksternal (EFAS) EFAS
Faktor Internal (IFAS) IFAS Opportunity = O-T
Stregth = S-W
1. Adanya Asper yang 0,50 3 1,50 = 3,15-2,40
1. Sudah ada SOP masing- 0,35 3 1,05 = 2,95-3,00
membantu pekerjaan perawat = 0,75
masing untuk petugas = -0,05
ruangan sesuai jabatan ruangan
2. Terdapat struktur organisasi 0,15 3 0,45 2. Beberapa perawat 0,35 3 1,05
3. Adanya perawat yang 0,20 3 0,60 mempunyai kemauan untuk
mengikuti pelatihan- melanjutkan ke jenjang lebih
pelatihan
tinggi
4. Hubungan antar perawat juga 0,20 3 0,60
3. Adanya perawat 0,15 4 0,60
terjalin dengan baik.
5. Terdapat komunikasi 0,05 3 0,15
magang/orientasi
terapeautik antara tenaga TOTAL 1 3,15
kesehatan dengan pasien Theatred
6. Terdapat mahasiswa praktek 0,05 2 0,10 1. Ada tuntutan tinggi dari 0,30 3 0,90
TOTAL 1 2,95
masyarakat untuk pelayanan
Weakness
yang lebih profesional
1. Tenaga perawat shif siang 0,45 3 1,35
2. Makin tinnginya kesadaran 0,30 3 0,90
dan malam masing–masing
hanya berjumlah 4 orang masyarakat akan pentingnya
sehingga tidak sebanding kesehatan
dengan jumlah pasien 3. Adanya persaingan dengan 0,20 2 0,40
dirawat
rumah sakit lain
2. Beban kerja perawat tinggi 0,55 3 1,65
4. Adanya pertanggungjawaban 0,20 2 0,40
legalitas bagi pasien
TOTAL 1 3,00
TOTAL 1 2,40
Analisa SWOT M-2 (Material)

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating Faktor Eksternal (EFAS) EFAS

Faktor Internal (IFAS) IFAS Opportunity = O-T


1. Apabila ada sarana dan 0,35 4 1,40 = 3,35-2,45
Stregth = S-W prasarana yang rusak langsung
= 0,90
1. Mempunyai sarana dan 0,45 3 1,35 = 2,75-2,3 diganti

prasarana untuk pasien dengan = 0,45 2. Letak nurse station I berada di


0,65 3 1,95
depan dekat pintu masuk
penyakit khusus. TOTAL 1 3,35
2. Tersedianya nurse station 0,25 2 0,50 Theatred
diruangan. 1. Adanya tututan tinggi dari 0,45 2 0,90
3. Adanya SOP tindakan 0,30 3 0,90 masayarakaat akan prasarana

TOTAL 1 2,75 dan sarana yang memadai.


2. Adanya rumah sakit yang 0,10 2 0,20
Weakness
mempunyai sarana dan
prasarana yang lebih baik dan
1. Nurse station cempaka II 0,4 2 0,8
kurang memadai. memadai.
2. Jarak antar bed kurang ideal 0,3 3 0,9 3. Adanya tuntutan tinggi 0,45 3 1,35
menyebabkan tingginya resiko
terhadap sarana dan prasarana
infeksi nosokomial
3. Tidak adanya papan identitas 0,3 2 0,6 yang memadai.
pasien di nurse station TOTAL 1 2,45
TOTAL 1 2,3
Analisa SWOT M-3 (Methode)
1. Penerapan Asuhan Keperawatan ( MAKP)
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Internal Faktor (IFAS) IFAS Opportunity = O-T


Strength = S-W
a. Kebijakan pemerintah 0,4 4 1,60 = 4-3
1) RS memiliki visi, misi dan 0,2 4 0,8 = 3,1 -3 tentang keprofesionalisme
motto sebagai acuan =1
melaksanakan kegiatan = 0,1 b. Adanya kesempatan bagi
pelayanan 0,2 3 0,60
2) Sudah ada Model MAKP 0,1 2 0,2 perawat ruangan untuk
yang digunakan yaitu melanjutkan pendidikan
MAKP TIM
3) Supervisi sudah dilakukan 0,1 3 0,3 c. Adanya kebijakan RS
Karu
4) Ada kemauan perawat untuk 0,1 2 0,2 tentang pelaksanaan MAKP
berubah 0,3 3 0,9
d. Adanya kewenangan
5) Mempunyai Standar Asuhan 0,1 3 0,3
Keperawatan tersendiri bagi masing
6) Mempunyai Protap setiap 0,2 4 0,8
tindakan masing tenaga medis
7) Terlaksananya komunikasi 0,1 3 0,3 0,3 3 0,9
yang adekuat : Perawat dan
tim kesehatan lain
8) Ketenagaan keperawatan 0,1 2 0,2 TOTAL 1 4
sudah memenuhi syarat
untuk MAKP (S1 Theatred
Keperawatan 5 orang)

TOTAL 1 3,1 a. Persaingan dengan rumah 0,50 3 1,50


sakit lain
Weakness
b. Tuntutan masyarakat yang
1) Pelaksanaan model MPKP 1 3 3 0,50 3 1,50
menginginkan pelayanan
sudah dilaksanakan tetapi
belum maksimal yang optimal

TOTAL 1 3,00 TOTAL 1 3


Timbang terima
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Internal Faktor (IFAS) IFAS Opportunity = O-S


Strength = S-W
a. Adanya nurse station 0,50 3 1,50 = 3,00-2,00
a. Dilakukan setiap pergantian 0,15 2 0,30 = 2,60-2 b. Kemampuan merata pada
sift 0,50 3 1,50 = 1,00
0,20 2 0,40 = 0,60 semua perawat dalam
b. Diikuti oleh semua perawat
0,25 2 0,50 melakukan timbang terima
c. Dipimpin langsung oleh
kepala ruangan TOTAL 1 3,00
d. Adanya klarifikasi dan
0,20 4 0,80 Theatred
validasi perkembangan
pasien
a. Adanya tuntutan lebih dalam 1,00 2 2,00
e. Timbang terima dilakukan
0,10 3 0,30 pemberian pelayanan
langsung dengan
menggunakan status pasien TOTAL 1 2,00
f. Timbang terima 0,10 3 0,30
ditandatangani oleh perawat
pelaksana antar sift dan Karu
saat pergantian sift pagi
TOTAL 1 2,60

Weakness

1. Pelaksanaan timbang terima 1 2 2,00


masih belum optimal,
khususnya dari shift sore ke
malam
TOTAL 1 2,0
Ronde

Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T
Internal Faktor (IFAS)
a. Adanya mahasiswa praktika 0.2 2 0,4 = 2,60-3,00
manajemen keperawatan
Strength IFAS = -0,40
b. Adanya pelatihan dan seminar
tentang managemen 0,6 3 1,8
a. Penerapan ronde sudah ada 0,45 3 1,35 = S-W
keperawatan
b. Ronde sudah disosialisasikan c. Adanya kesempatan dari Karu
0,55 3 1,65 = 3,00-2,00
ke seluruh perawat untuk mengadakan ronde

=1,00 keperawatan pada perawat 0,2 2 0,4


TOTAL 1 3,00
dan mahasiswa Praktik

Weakness
TOTAL 1 2,60

a. Ronde jarang dilakukan 0,45 2 0,90 Theatred

b. Jarang ada kasus yang a. Adanya persaingan dengan 1,00 3 3,00


0,55 2 1,10
rumah sakit lain
memerlukan ronde
TOTAL 1 3,00
TOTAL 1 2,00
Sentralisasi obat
Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
Internal Faktor (IFAS) IFAS
Opportunity = O-T
Strength = S-W

a. Sudah ada program 0,3 3 0,9 = 3,2 -2,55 a. Adanya kerjasama yang baik 0,50 2 1,00 = 2,00-3,00
sentralisasi obat untuk kelas I
= 0,75
antara mahasiswa dan
= -1,00
b. Terpusat pada nurse station
perawat
c. Kepala ruangan mendukung 0,3 3 0,9

kegiatan sentralisasi obat


b. Adanya komunikasi yang
0,2 4 0,8
d. Ada lembar baik antara perawatn dengan 0,50 2 1,00
pendokumentasian obat yang
pasien dan keluarga
diterima 0,2 3 0,6
TOTAL 1 2,00
TOTAL 1 3,2

Weakness Theatred

a. Sentralisasi obat hanya 0,55 3 1,65 a. Tuntutan pelayanan yang 1,00 3 3,00
dijalankan untuk kelas I
professional
b. Kurangnya kesiapan perawat
untuk melakukan sentralisasi 0,45 2 0,90 TOTAL 1 3,00
obat.
TOTAL 1 2,55
Discharge planning
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Internal Faktor (IFAS) IFAS Opportunity = O-T

Strength = S-W = 3,00-1,00


a. Kemauan pasien terhadap 0,55 3 1,65
a. Sudah dilakukan saat pasien 0,55 3 1,65 = 3,00-2,2 anjuran perawat
= 2,00
pulang b. Adanya komunikasi yang
= 0,8
b. Pasien diberikan motivasi, 0,45 3 1,35
dilakukan perawat dengan
HE, leaflet dan kontrol 0,45 3 1,35
baik
TOTAL 1 3,00
TOTAL 1 3,00
Weakness
Theatred
1. Keterbatasan waktu dan 0.4 1 0,4
tenaga perawat
2. Ada sebagian leaflet setelah 0,6 0,3 1,8 a. Kesadaran pasien dan 1,00 1 1,00
pasien dilakukan Discard keluarga kurang akan
Planning
pentingnya kesehatan
TOTAL 1 2,2 TOTAL 1 1,00
Supervisi

Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Internal Faktor (IFAS) IFAS Opportunity = O-T

Strength = S-W a. Supervisi dapat dilakukan 1,00 3 3,00 = 3,00-1,6


rutin
a. Menjadi RS rujukan wilayah 0,45 2 0,90 = 2,55-2,00 = 1,4
TOTAL 1 3,00
sekitar
= 0.55
b. Supervisi dilakukan oleh Theatred

kepala ruangan dan 0,55 3 1,65


1. Adanya persaingan 0,4 1 0,4
manajemen rumah skait pemberian layanan kesehatan
antara tempat pelayanan
TOTAL 1 2,55 kesehatan.
2. Makin tingginya tuntutan 0,6 2 1,2
Weakness masyarakat akan tanggung
jawab dan tanggung gugat
a. Supervisi tidak terjadwal 1,00 2 2,00 terhadap tenaga keperawatan
TOTAL 1 1,6
TOTAL 1 2,00
Dokumentasi
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T
Internal fakTor (IFAS) IFAS
1. Peluang perawat untuk 0,25 2 0,50 = 2,75-2,5
Strength = S-W meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM) 0,2 3 0,60 = 0,25
a. Sistem pendokumentasian 0,55 2 1,1 = 2,45-2,45 2. Mahasiswa Praktik untuk
mengembangkan system
yang berlaku di Ruang dokumentasi
= 0,0 3. Adanya sitem akreditasi RS
Cempaka saat ini adalah 0,30 3 0,90
sehingga memotivasi untuk
SBAR mendokumentasikan asuhan 0,25 3 0,75
keperawatan
b. Rata-rata perawat mengerti 0,45 3 1,35 4. Adanya dukungan kepala
ruangan terhadap
pengisian serta telah dokumentasi keperawatan
melakukan dokumentasi
setelah melakukan tindakan TOTAL 1 2,75

TOTAL 1 245 Theatred

Weakness 1. Tingkat kesadaran 0,5 3 1,5


masyarakat (pasien dan
keluarga) akan tanggung
a. Pendokumentasian masih 0,55 2 1,10 jawab dan tanggung gugat
manual 2. Persaingan RS dalam 0,5 2 1
0,45 3 1,35 memberikan pelayanan
b. Jam pendokumentasian masih keperawatan

kurang tepat
TOTAL 1 2,45 TOTAL 1 2,5
IDENTIFIKASI
MASALAH
Sarana dan Prasarana (M2)

Masalah :

a. Alat-alat yang tersedia sudah memadai namun sebagian perlu perbaikan dan penambahan

b. Beberapa alat yang di gunakan belum sesuai dengan kebutuhan.

Penyebab :

a. Banyaknya pasien di Ruang Cempaka menyebabkan alat kesehatan sering dipakai, sehingga alat kesehatan
cepat rusak dan tidak dapat digunakan kembali.
MAKP
(M3)
*Sentralisasi Obat*
Masalah :
a. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisasi obat untuk pasien
b. Pelaksanaan sentralisasi obat belum dilakukan sementara ini
Penyebab :
Formatdan perlengkapan sentralisasi obat belum tersedia

*Discharge Planning*
Masalah :
a.Discharge planning belum terlaksana sesuai standar baku, diantaranya: pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara lisan kepada pasien/keluarga, dan belum semua diberikan lieflet.
Penyebab :
Kurangnya sumber daya untuk melaksanakan pendokumentasian discharge planning.
Ronde Keperawatan
Masalah :
a. Ronde keperawatan belum terlaksana kecuali jika ada mahasiswa praktek.
b. Kurangnya pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan
Penyebab:
a. Kurangnya sumber daya dalam melakukan ronde keperawatan.
b. Ronde keperawatan jarang dilakukan sehingga para perawat kurang memahami ronde
keperawatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai