Anda di halaman 1dari 14

Reduksi -Oksidasi

Metode titrasi, dimana terjadi reaksi reduksi-oksidasi


Reaksi digolongkan redoks, jika terjadi perubahan bilangan
oksidasi
Contoh : MnO2 + 4HCl  MnCl2 + Cl2 + 2H2O
MnO2 : suatu Oksidator, akan mengalami reduksi
HCl : suatu Reduktor, akan mengalami oksidasi

OKSIDASI : REDUKSI :
- Reaksi yang mengikat oksigen kebalikan
- Reaksi yang meningkatkan bilangan oksidasi dari oksidasi
- Reaksi yang melepaskan elektron
PENENTUAN BILANGAN OKSIDASI
1. Bilangan oksidasi H = +1, O = -2
2. Bilangan oksidasi ion = muatannya
3. Unsur yg lebih elektronegatif bil. Oksidasinya negatif
4. bilangan oksidasi unsur bebas = nol
5. unsur yg tdk jelas bil. Oksidasinya diberi nilai berdasarkan
perhitungan
Contoh :
Hitung Bil. Oksidasi C dalam H2C2O4 dan S dalam H2SO4
+2 + … + -8 = 0
+1 -2

H2 C2 O4
Maka BO C = (+6 : 2) = +3
Bagaimana menyetarakan reaksi redoks ?
Cr2O72- + I- + H+  Cr3+ + I2 + H2O
Caranya :
1. Tulis setengah reaksinya
2. Setarakan zat selain O & H,
3. Hitung elektron yg di ikat, Setarakan O, setarakan H
4. Tulis elektron yg dilepas = elektron yg diikat
5. Setarakan zat sisa
Reaksi setengah :
Reduksi : Cr2O72- + 14H+ + 6e  2Cr3+ + 7H2O
Oksidasi : 6I-  3I2 + 6e
Redoks : Cr O 2-
+ 6I- + 14H+  2Cr3+ + 3I + 7H O
Fe3+  Fe2+ (BE = BM)
Cu2+  Cu+
BrO3-  Br- (BE = 1/6 BM)
Cr2O7=  Cr3+ (BE = 1/6 BM)
S203=  S402=
MACAM TITRASI REDOKS :
1. Iodometri : Na2S2O3 sebagai titran
2. Iodimetri : I2 sebagai titran
3. Oksidator kuat sebagai titran :
- KMnO4 (Permanganometri)
- K2Cr2O7
- Ce(IV)
IODOMET
RI
Sampel (berupa oksidator kuat) direduksi dengan KI sehingga
terbentuk I2, kemudian I2 dititrasi dengan Na2S2O3
Reaksi :
Okssampel+ I-  Redsampel + I2
I2 + 2S2O32-  S4O62- + 2I-
Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator, karena warna I2 dari coklat
tua  kuning  tidak berwarna, atau
Ditambah indikator amylum :
I2 + amylum  Komplek Iodoamylum (biru)
Pada TAT Iod akan lepas  tidak berwarna
Penambahan mendekati TAT (kuning jerami), agar :
- amylum tidak membungkus Iod
LARUTAN STANDAR Na2S2O3.5H2O
BE = BM (248,17)
Kestabilan dipengaruhi oleh : pH asam, Sinar matahari dan
bakteri
- pH < 5 tjd rx : S2O32-+ H+  HS2O3-  HSO3- + S
- untuk mencegah bakteri dipakai air yg sdh dididihkan,
di+ pengawet : chloroform, Na benzoat, HgI2
Baku Primer :
Sumber Kesalahan Titrasi : 1. I2 murni
1. Oksigen (BE = ½ BM = 126,9)
2. pH tinggi 2. KIO3

3. Penambahan amylum terlalu awal (BE = 1/6 BM = 35,67)


3. K2Cr2O7
4. Rx sampel dengan KI lambat
(BE = 1/6 BM = 49,03)
Standardisasi:  Menentukan Normalitas Bs
Penetapan:  Menentukan Kadar Sp
Standardisasi
Bp Vs Bs
Mek Bp ~ Mek Bs
(V x N) ~ (V x N)
(mL x mek/mL) ~(mL x mek/mL)
Penetapan
Sp Vs Bs
Mek Sp ~ Mek Bs
Mek Sp ~ (V x N) Bs

mg Sampel = Mek Sp x BE Sp
= (V x N) Bs x BE Sp
% Zat = (mg Zat/mg Sp) x D x 100%

% Zat = [(V x N) Bs x BE Sp x D x 100%]/ mg Sp


IODiMETRI
Sampel (reduktor kuat) dioksidasi oleh I2, sehingga I2 tereduksi
menjadi I-.
Reaksi : Redsampel + I2  Okssampel + I-
Indikator amylum, perubahan dari tidak berwarna  biru
LARUTAN I2
BE = ½ BM
I2 sukar larut didalam air, tapi mudah larut dalam lar. KI
I2 + I-  I3- Baku Primer :

Larutan I2 tidak stabil, dipengaruhi oleh : Distandarisasi


dg Na2S2O3
- Penguapan I2 atau

- Oksidasi oleh udara pada pH rendah, dipercepat oleh Baku primer


As2O3
cahaya, shg hrs disimpan dalam botol coklat
(BE = ½ BM)
PERMANGANOMET
RI
Titran KMnO4 (sebagai oksidator kuat), rx tergantung pH :
• Dalam lar. Asam
MnO4- + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4H2O (BE = 1/5 BM)
• Dalam lar. Netral (pH 4 – 10)
MnO4- + 4H+ + 3e  MnO2 + 2H2O (BE = 1/3 BM)
• Dalam lar. Basa
MnO4- + e  MnO42- (BE = BM)
Sampel langsung dioksidasi, spt Fe, asam/garam oksalat

Sampel yg tdk dpt dioksidasi, dilakukan titrasi tidak langsung, spt ion
Ca, Ba, Sr, Pb, Zn & Hg(II) mula-mula diendapkan sbg oksalat,
endapan disaring, dicuci + H2SO4  asam oksalat & dititrasi dg
KMnO4
LARUTAN STANDAR KMnO4
Warna KMnO4 dipakai untuk menunjukkan TAT ;
Selama Titrasi :
warna KMnO4 hilang bereaksi, tetapi setelah titrat habis, kelebihan
setetes KMnO4 memberikan warna merah muda
Lar. KMnO4 mampu mengoksidasi air :
4MnO4- + 2H2O  4MnO2 + 3O2 + 4OH-
Rx dipercepat oleh : asam, MnO2 (auto katalisator) dan cahaya
Pada pembuatan larutan setelah kristal dilarutkan, sebaiknya
dipanaskan untuk mempercepat oksidasi dan disaring.
BAKU PRIMER
1. Na oksalat (BE = ½ BM)
2. As2O3 (BE = ½ BM)
3. Fe (BE = BM)
K2Cr2O7
Dalam asam mengalami reduksi
Cr2O72- + 14H+  2Cr3+ + 7H2O (BE = 1/6 BM)
Daya oksidasi < KMnO4, shg reaksi lebih lambat
Larutan stabil, kemurnian tinggi, mudah dan murah

Ce(IV)
Reaksi : Ce4+ + e  Ce3+ (BE = BM)
Kelebihan : Larutan dalam H2SO4 sangat stabil, hasil reaksi
tunggal, tdk mengoksidasi Cl.
Kekurangan : hanya dalam asam dapat digunakan, mahal, perlu
ditambahkan indikator dari luar, spt feroin
Baku Primer = KMnO4
CONTOH SOAL :
Standarisasi lar. Na2S2O3 :
0,2038 g K2Cr2O7 dilarutkan dalam air, ditambah H2SO4 dan KI. Kemudian
dititrasi dengan Na2S2O3 sampai tidak berwarna dg ind. Amylum,
memerlukan 40,34 mL. Hitung Normalitas Na2S2O3.
Jawab :
N= 0,2038 g =
248,17 x 0,04034 L
Penetapan Vitamin C :
200 ml air jeruk di+ H2SO4 & 10 ml I2 0,0400 N. Kelebihan I2 dititrasi
dengan Na2S2O3 0,0100 N memerlukan 30,23 mL. Hitung berapa mg asam
askorbat/mL air jeruk
Reaksi : C6H8O6  C6H6O6 + 2H+ + 2e (BE = ½ x 176,126)
Jawab :
mg/L as. Askorbat = ((10 x 0,0400 N)-(30,23 x 0,0100 N)) x 88,06 =
200 mL

Anda mungkin juga menyukai