Kelompok 5
Nurul Amaliah, S.H
Materi Evaluasi
1. Tugas dan Fungsi Advokat
2. Surat Kuasa
3. Somasi
4. Gugatan Perdata
5. Pembuatan Eksepsi dan Jawaban Perdata
6. Pembuatan Eksepsi Pidana
7. Pembuatan Pledoi
8. Pembuatan Kesimpulan
9. Pembuatan Gugatan TUN
10. Legal Opinion
11. SPPA
12. Pembuatan Gugatan Class Action
1. Tugas dan Fungsi Advokat
Kedudukan advokat sebagai suatu profesi atau
lebih dikenal dengan istilah (Officium nobile) maka
advokat, berdasarkan Undang-Undang Nomor 18
tahun 2003 Tentang Advokat, memiliki kewajiban
dalam memberikan bantuan hukum untuk kaum
miskin dan buta huruf. Secara ideal dapat
dijelaskan bahwa bantuan hukum merupakan
tanggung jawab sosial dari advokat. Oleh sebab itu
maka advokat di tuntut agar dapat mengalokasikan
waktu dan juga sumber daya yang dimilikinya
untuk orang miskin yang membutuhkan bantuan
hukum secara cuma-cuma atau probono.
Pemberian bantuan hukum oleh advikat bukan hanya
dipandang sebagai suatu kewaiban namun harus dipandang
pula sebagai bagian dari kontribusi dan tanggung jawab sosial
dalam kaitannya dengan fungsi sosial dari profesi advokat.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
menentukan secara tegas bahwa Negara Indonesia adalah
Negara Hukum. Prinsip Negara Hukum menuntut antara lain
adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang dihadapan
hukum. Oleh karena itu, Undang-Undang dasar juga
menentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Syarat-Syarat Menjadi Advokat (Pasal 2-4)
Advokat diangkat oleh Organisasi Advokat dengan syarat-syarat:
4. Jenis Kuasa
a. Kuasa Umum (Pasal 1795 KUHPerdata)
b. Kuasa Perantara (Pasal 1792 KUHPerdata)
c. Kuasa Istimewa (Pasal 1796 KUHPerdata)
d. Kuasa Khusus (Pasal 1795 KUHPerdata)
Pada umumnya pemberian kuasa di pengadilan adalah secara
khusus yang dipersyaratkan harus dalam bentuk tertulis. Surat
kuasa khusus ini diberikan kepada Advokat untuk mewakili
(dalam perkara perdata) atau mendampingi (dalam perkara
pidana). Surat kuasa ini khusus ini yang akan digunakan
sebagai alat bukti dimuka pengadilan, harus dibubuhi materai
untuk memenuhi ketentuan UU. No.13 Tahun 1985tentang bea
Materai dan PP No.24 Tahun 2000.
Surat somasi dalam perakteknya dapat dipakai baik dalam perkara perdata
maupun pidana, namun dalam perkara pidana somasi hanya merupakan
suatu niat baik agar pihak lain dapat memahami posisi dan pandangan/
analisis hukum dari si pengirim somasi.
Gugatan Perdata
Pledoi merupakan upaya terakhir dari seorang terdakwa atau pembela dalam
rangka mempertahankan hak-haknya dari kliennya, membela kebenaran yang
diyakininya, sesuai bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan, sebelum
dijatuhkannya putusan oleh Pengadilan Negeri.
Pengajuan Gugatan
Ketentuan Pasal 54 UU. No 5 tahun 1986
Prisnip Prisnsip dalam pembuatan Legal Opinion
a) Legal Opinion dibuat dengan mendasarkan pada hukum yang berlaku.
b) Legal Opinion disamapiakan secara lugas, jelas dan sistematis.
c) Legal Opinion tidak memberikan jaminan suatu keadaan. Advokat tidak dibenarkan menjamin
kepada klinnya bahwa perkara yang ditanganinya akan menang” terdapat dalam Pasal 4 butir c
Kode Etik Advokat
d) Legal Opinion harus diberikan secara jujur, lengkap dan berisi saran.
e) Legal Opinion tidak mengikat bagi pembuat (advokat) dan bagi korban
Format Penyusunan Legal Opinion secara lengkap
I. Pendahuluan
berisi penjelesan atas dasar apa Advokat membuat Legal Opinion.
II. Permasalahan yang dimintakan Legal Opinion
Masalah Pokok yang dihadapi oleh klien.
III. Bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada seperti
informasi, data-data dan dokumen-dokumen.
informasi tambahan yang terkait dengan pokok permasalahan.
IV. Dasar hukum dan perundang-undangan yang terkait dengan
permasalahan.
Ketentuan perundang-undangan dan peraturan .
V. Uraian fakta-fakta dan kronologis
Uraian fakta-fakta yang relevan dengan permasalahan klien.
VI. Analis hukum
Menguraikan analis dan pertimbangan hukum advokat.
VII. Pendapat hukum
Uraian pendapat Advokat
VIII. Kesimpulan dan saran-saran atau solusi permasalahan.
Uraian tentang kesimpulan yang didapatkan berdasarkan
hasil analisa setelah melakukan seluruh tahapan.
Advokat memberikan saran/solusi terhadap masalah
dimintakan legal opinion.
Sistem Peradilan Pidana Anak
Pelayanan penegakan hukum SPPA
1. Polisi (khususnya UPPA/Unit Pelayanan Perempuan dan
Anak): melaksanakan proses penyelidikan, penyidikan,
koordinasi dan kerjasama, penyelesaian dan penyerahan
berkas perkara kekerasan terhadap perempuan dan anak ke
kejaksaan;
2. Kejaksaan: melakukan proses penuntutan;
3. Hakim: memimpin pemeriksaan dan pembuatan keputusan di
sidang pengadilan;
4. LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi/Korban);
5. Jajaran Kementrian Hukum dan HAM: BAPAS, Lembaga
Pemasyarakatan (LAPAS);
6. Advokat atau Pengacara yang berasal dari kantor-kantor
advokat atau lembaga bantuan hukum.
Peran pada LPKA
PIDANA PENJARA
TERHADAP ANAK
SESUAI
KEPUTUSAN LITMA
HAKIM Menyelenggarakan S
pendidikan, pelatihan
ketrampilan,
pembinaan, dan PROGRA BAPA
pemenuhan hak lain M S
LPK sesuai dengan
A ketentuan peraturan
perundang- undangan.
PENGAWASA
Lembaga atau
N
tempat Anak
menjalani
masa
pidananya
Pembuatan Gugatan Class Action
Y
A POLISI JAKSA HAKIM LPKA A
R
B A
DIVERSI TINDAKAN
K
A
H T
Hakim
Hakim adalah Hakim
Anak
Pekerja Sosial
Pembimbing
Kemasyarakatan
SiStem Peradilan Pidana
Anak
Keseluruhan proses penyelesaian perkara Anak yang
berhadapan dengan h u ku m , mulai tahap
penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan
setelah menjalani pidana.
Data Anak Berkonflik dengan
Hukum
J u m la h anak berkonflik dengan 1.898 Anak terdiri dari:
a. LPKA 33 provinsi berjumlah 1.103
hukum adalah 1.898 anak yang
b. Rutan LP dewasa berjumlah 795
ada di UPT PAS . anak berkonflik dengan hukum
TERIMAKASIH !