Anda di halaman 1dari 21

Perkuliahan Psikologi

Konseling
Dr. Alfaiz, S.Psi.I, M.Pd

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Materi ke 5 / Minggu Ke 6: Karakter dan Perilaku
Konselor Psikologis

Poin Pembahasan Karakter Konselor Poin Perilaku Konselor


Psikologis
1. Konselor melakukan
1.Person Technician Balance Interview
2.Intellectual Competence 2. Konselor sebagai Pendengar
3.Spontaneity
3. Konselor memahami klien
4.Acceptance and Caring
4. Konselor sebagai Pribadi
5.Understanding and Empathy
5. Konselor Berempati
6.Warmth
7.Flexibility
8.Transparency
Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022
Review Materi Sebelumnya
Pada materi sebelumnya kita sudah menyinggung terkait seperti apa
1. Pola / karakter relationship / hubungan antara konselor psikologis dengan
klien seperti keunikan-keumuman, objektivitas-subjektivitas, ambiguity-
clarity, kognitif-afektif, dan responsibilitas-akuntabilitas.
2. Terkait tahapan dan proses konseling teraputik dari berbagai perspektif yaitu
daari Brammer, Robert Charkuff dan dari Perspektif Konseling di Indonesia.
Pada basic nya semua fase/tahapan sama meski istilah yang dipakai berbeda.
Akan tetapi yang menjadi perhatian khusus dalam proses konseling psikologis
dengan pendekatan teraputik lebih memperhatikan karakter relationship
dalam proses teraputik dengan Karakter dan perilaku konselor psikologis itu
sendiri baik selama proses konseling teraputik maupun diluar itu.
Oleh karena itu, pada pertemuan kali ini kita akan membahas terkait poin
penting yang ke dua ini.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Pembahasan Karakter Konselor Psikologis
1. Person Technician Balance
Konselor psikologis atau pun psikoterapis
Person setidaknya memiliki 2 kekuatan komponen yang
Technician seimbang yaitu:
Balance
Personal Relationship Skill yaitu terkait dengan
Personal
Technical skil atau keterampilan pribadi konselor dalam
Relationship
Qualification menjalin hubungan komnikasi yang hangat
Skill
dengan siapapun
1. Education Technical Qualification yaitu terkait dengan
1. Welcome kualifikasi teknis dalam keahlian profesi yang
2. Social Approval
2. Attention memberikan posisi yang kuat melaksanakan
3. Certified / Licensed
3. Warmth suatu proses pelayanan maksimal.
4. Experience in
4. Understanding
Theraputic Banyak ahli menyepakati bahwa keseimbangan
dari kedua hal dalam karakter tersebut
menentukan terbentuknya hubungan konseling
teraputik yang sehat dan membantu klien

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Pembahasan Karakter Konselor
2. Intellectual Competence
Karakter berikut yang menjadi hal penting bagi
konselor psikologis adalah
Personal life
Intellectual competence
hal ini terkait dengan kompetensi intelektual
Social Life dari seorang konselor psikologis yang harus
memiliki vast knowledge yaitu pengetahuan
yang luas dan pengalaman yang banyak tidak
hanya terkait dengan kondisi klien saja
Intellectual Culture melainkan bisa memberikan perspektif tertentu
Competence terkait fenomena dan keilmuan psikologis dan
pendekatan yang sesuai dengan permasalahan
Scientific klien.
Experience and
Knwoledge Pengalaman dan pengetahuan yang luas
berhubungan dengan variasi dari pengalaman
hidup dan terkait juga dengan pengetahuan
Phenomena dalam beragam budaya dan watak.
Problematica
Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022
Poin Pembahasan Karakter Konselor
3. Spontaneity

Spontanitas dimaksudkan dalam karakter yang harus dimiliki oleh konselor psikologis dengan tujuan
agar nuansa konseling bagi klien memiliki makna dan bernilai positif bagi kondisi psikisnya yang
sedang bemasalah.
Karakter ini diperoleh tidak bisa melalui pelatihan, akan tetapi memang murni bagaimana
kecenderungan konselor psikologis menyikapi, berekspresi, merespon klien, berfikir dan merasakan
dengan cepat terhadap kondisi lawan bicaranya. Dengan kata lain tidak dibuat-buat atau fake
expression maka itu akan merusak nuansa konseling tadi.
Sponitas bisa diperoleh oleh setiap orang khususnya konselor psikologis, melalui proses self opened
terhadap berbagai pengalaman dan kondisi psikologis setiap klien. Begitu juga dengan segala
pengalaman dan kondisi konselor sendiri. Hal ini akan memancing respon yang otomatis menimbilkan
ekspresi normal dan alami.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Pembahasan Karakter Konselor
4. Acceptance and Caring
Acceptance asumsinya adalah
Infinite worth 1. Infinite worth and dignity, manusia (klien)
and Dignity memiliki harga diri dan nilai pribadi yang
tidak terbatas oleh karena itu perlunya
Person has right to penerimaan yang baik pada klien
make hi/her own 2. Person has right to make his/her own
decision decision, dalam acceptance ini manusia bisa
Acceptance menentukan pilihan sehingga konselor
Person has a psikologis harus menghargai menerima
Potential to choose kondisi klien
wisely 3. Person has a potential to choose wisely, to
live a full self actualizing, socially useful
Responsible for his life.
own life 4. Responsible for his or her own life.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Lanjutan Acceptance ini dalam karakter konselor psikologis sangat perlu
dipahai tidak hanya harus dimiliki oleh konselor saja melainkan
juga oleh klien.
Acceptance menurut Rogers (1951). Menjelaskan bahwa setiap
Acceptance
Self- individu memiliki positive attitude toward people which views
them as a persons of worth and dignity with the right make
Acceptance own decision.
First Acceptance of character in counseling psychologist
process. Yaitu
1. Self acceptance : penerimaan diri pada diri sendiri maupun
Selfishness Self-respect penerimaan pada orang lain di luar diri. Begitu harusnya
penerimaan diri tadi yang harus dimiliki oleh konselor
maupun klien. Adanya selfishness dan self-respect.
2. Value of Acceptance : nilai dan meaningfull dari acceptance
Effect on tadi memiliki pengaruh yang besar dalam konseling proses.
Value Counseling Ada beberapa poin besar dari value of acceptance tadi bagi
Process jalannya konseling teraputik yaitu client get involved,
psychological climate, salutary effect on defensive
attitude.
Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022
Value of Acceptance
1. Client get involved, dengan penerimaan antara
Effect on konselor dengan klien yang maksimal, baik
Value Counseling menerima diri sendiri maupun menerima
Process kenyataan sehingga adanya penerimaan satu
sama lain, akan menarik keinginan klien untuk
terlibat dalam konseling
2. Psychological climate, penerimaan dalam
konseling proses juga mengubah kondisi iklim
dalam konseling dan bahkan bisa melunakkan
Client Get Psychological defense mechanism klien selama proses
Involved Climate konseling.
3. Salutary effect on defensive attitude, dengan
adanya iklim psikologis yang mendukung dan
Salutary kenyamanan klien dalam konseling maka akan
effect on muncul nilai salig menghormati dan menjadikan
Defensive kesadaran diri pentingnya proses konseling.
Attitude
Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022
What it is not acceptance??
Sebagai konselor psikologis kita perlu paham apa yang bukan termasuk dalam karakter acceptance tadi.
1. Approval or Agreement is not Acceptance, Setuju dalam konseling memiliki makna bahwa bukan
berarti kita menerima pandangannya, akan tetapi kita menerimanya bahwa pandangannya tidak salah
dan kita tidak menjudge pandangannya salah. Benar dalam pikirannya itu lah realita kondisi
bermasalahnya.
2. Neutrality is not acceptance, acceptance itu adalah sikap positif dan aktif, kita senang dengan klien
adanya keinginan berubah, akan tetapi tidak akan setuju dengan mind set dan pandangannya.
3. Sympathy is not acceptance, lebih dari pada acceptance dan lebih dari pada empathy, jika empathy
“saya paham betapa sedihnya anda, meskipun saya belum merasakan yang seperti anda” kalua
simpati “sungguh menderitanya anda, saya paham, bagaimana kalau saya memberikan solusi ini”.
Jadi simpati tidak menerima klien apa adanya, akan tetapi menrima dan konselor memaksakan
pandangannya.
4. Tolerance is not acceptance, sikap toleransi dengan kondisi klien itu bukan penerimaan , akan tetapi
membiarkan klien dalam kondisi yang dia akui benar,

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Caring
Sedangkan caring adalah karakter saling memiliki keterikatan perasaan antara
sesame human being.
Banyak ahli psikoterapi menyatakan caring sama dengan rasa sayang dan peduli.
Hal ini terkait bagaimana secara non verbal maupun verbal dibuktikan dalam
proses konseling teraputik
Non verbal seperti adanya sentuhan pada klien seperti memegang pundaknya,
memegang tangannya, mengusap punggungnya. Hal ini perlu diberikan pada klien
untuk merasakan kehangatan secara fisik ketika klien merasakan kesedihan yang
mendalam.
Secara verbal yaitu kalimat-kalimat pernyataan yang sangat membangkitkan
energi positif yang sangat diperlukan oleh klien.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Pembahasan Karakter Konselor
5. Understanding and Empathy
Understanding dalam proses teraputik terkait dengan reaksi
perasaan dari konselor yang diproyeksikan kepada klien
Sensitivity sehingga klien merasakan bahwa konselor memahami,
menerima dan empati pada kondisi klien.

Truax dan Charkuff (1961). Menyatakan bahwa sensitifitas dan


keakuratan berfikir menentukan tingkat pemahaman konselor
Understanding terhadap kliennya.
and empathy

Sehingga antara understanding dan empathy sejalan dalam


proses konseling teraputik tadi. Dalam proses wawancara
Accurate konseling disetiap tahap konseling teraputik, konselor
Thinking psikologis selalu mempertahankan sensitivitas dan kekauratan
berfikirnya agar memberikan proyeksi positif pada klien.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Pembahasan Karakter Konselor
6. Warmth
Warmth memiliki kesemaan dengan
Sensitive
acceptance, understanding dan caring.

Friendly Bedanya adalah Warmth lebih kepada


perilaku yang sensitive, friendly, mengakui
Warmth Klien keberadaan klien, dan merespon secara
hangat setiap komunikasi dan aksi dan
Consideration reakdi klien dalam proses wawancara
konseling.

Responsive
Communication Komunikasi dengan friendly dan pengakuan
dalam proses konseling membangkitkan
kehangatan dan kenyamanan dari klien

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Pembahasan Karakter Konselor
7. Flexibility
Felxibility or Freedom , merupakan
Nor karakter yang dimiliki konselor psikologis
Authoritarian sebagai professional dalam membantu.

Flexibility / Hal ini terlihat dalam mindset bahwa klien


Freedom tidak salah akan tetapi kondisinya yang
bermasalah, maka klien di terima dan
But Democratic
diberikan kebebasan untuk menceritakan
and Free
permasalahannya bebas tanpa rasa takut
Condition
akan dijudge dan dihakimi.

“You may discuss anything you wish here


without fear of judgement” dengan tujuan
klien bisa merasakan ketenangan psikis.
Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022
Poin Pembahasan Karakter Konselor
8. Transparency
Transparansi adalah karakter selanjutnya yang dimiliki
oleh konselor.

Honestly
Terkait dengan :
1. Honestly – Straight Forwardness
2. Genuineness – Realness not Fake
Genuineness
3. Self Awareness - Rasional

Transparency 4. Self Congruence – Consistence

Self
Awareness Hal ini sangat perlu dijadikan perhatian khusus ,
karena konselor adalah model hidup bagi klien ketika
klien mendapatkan ketenangan dan kenyamanan .
Self Jangan sampai perialk karakter konselor berbeda dari
Congruence seharusnya ketika dalam proses layanan konseling
dengan realita perilak konselor itu sendiri.
Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022
Poin Perilaku Konselor Psikologis
1. Konselor melakukan Interview
Dalam melaksanakan konseling, konselor psikologis perlu
mempersiapkan diri dalam berbagai hal.
1. Self Readiness
2. Self Attending
3. Self Relieved
4. Focused
5. Eye Contact
6. Noted
Semuanya selalu distabilkan dalam setiap tahap
wawancara konseling.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Perilaku Konselor Psikologis
2. Konselor sebagai Pendengar
Konselor adalah pribadi yang positif dan unaffected by another
transference of client condition (Brammer, 1982).

Hal ini, karena konselor harus menjadi pendengar atau a good


listener pribadi yang komentator. Jadi klien dianggap sebagai
Sebagian kecil permasalahan yang besar di dalam kehidupan, klien
adalah korban kondisi yang negative yang dia pelihara.

Maka konselor menjadi pendengar yang baik sambal mengambi


benang2 merah yang terkait dengan esensi penyebab permaslahan
klien. Jadi konselor psikologis memiliki kemampuan kognitif dan
afektif yang seimbang selama tahap konseling teraputik tadi.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Perilaku Konselor Psikologis
3. Konselor Memahami Klien
Konselor selama proses konseling juga harus
memahami diri dan memahami diri klien.

Pemahaman ini bersifat non verbal maupun verbal.


Non verbal bisa berupa watermark of his face dari
konselor dan Bahasa tubuh seperti menyentuh tangan
klien dan mengusap Pundak klien.

Secara verbal memberikan penguatan kpmunikasi


positif dan energi persuasi menguatkan klien selama
proses konseling teraputik berjalan di setiap tahapan

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Perilaku Konselor Psikologis
4. Konselor sebagai Pribadi
Konselor sebagai personal , maksudnya adalah dalam proses konseling
teraputik. Konselor sebagai role model yang merupakan pribadi yang bisa
memberikan kekuatan positif pada klien. Terlepas dari kondisi klien sepeti
apa.

Sebagai probadi konselor psikologis harus memiliki potensi yang bisa meng
encounter segala negative transference dari klien. Yaitu transfer emosi
negative, ataupun pola pikir negative dari klien.

Sehingga sebagai pribadi konselor tidak ikut mengalami kekusutan dari


permasalahan klien atau tidak terpengaruh oleh permasalahan klien dalam
cara pandang dan pola berfikir. Memang konselor mengalami masalah yang
sama dengan klien akan tetapi sebagai probadi professional jangan
tempatkan diri seperti klien.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


Poin Perilaku Konselor Psikologis
5. Konselor melakukan Empathy
Empathy adalah proses sensitivitas dari afektif
konselor terahdap klien.

Yang menyatakan ikut merasakan apa yang dialami


klien akan tetapi bukan berarti setuju dengan kondisi
dan pembelaan dari klien.

Konselor sebagai pribadi yang empathy harus tetap


menjaga kondisi kognitif dan afektif beraa pada
tataran professional yaitu focus dengan bagaimana
berfikir logis dan staright kepada poin permasalahan
dan solusi.

Author By Dr. Alfaiz 04/30/2022


04/30/2022 Author By Dr. Alfaiz

Referensi

 Brammer M. Lawrence. 1982. Therapeutic Psychology. Edisi ke 4. Prentice Hall. New Jersey

 Blum L. Milton. 1973. Counseling and Psychology. Prentice Hall. New Jersey.

 Corey, G. (2009). “Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy”. Eight Edition. Thomson Brooks/Cole
 Cottone, R.R. (2012). “Paradigms of Counseling and Psychotherapy”. Robert Rocco Cottone at Smashwords. Cottleville. Missouri
 Carkhuff, R. 1983. The Art of Helping. Human Recource Development Press. Massachusetts.

Anda mungkin juga menyukai