Anda di halaman 1dari 19

Karsinoma Bronkogenik

(Epitel Bronkus)
Definisi
• Tumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru.
• Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel
yang mengalami proliferasi dalam paru.
• Jaringan paru yang mengalami keganasan:
– Mukosa bronkus:
• Sel epitel
• Sel membrane basalis
• Sel kelenjar bronkus
– Mukosa bronkiolus
– Sel alveolus
– Jaringan paru lainnya
Epidemiologi
• Lebih dari 90% tumor paru-paru primer
merupakan tumor ganas, dan sekitar 95%
tumor ganas ini termasuk karsinoma
bronkhogenik.
• Karsinoma bronkogenik adalah penyebab
kematian nomor satu akibat kanker di negara
industri.
• Insidens tertinggi terjadi pada usia antara 55-65
tahun
• Di USA, ditemukan satu dari tiga kasus kematian
akibat kanker disebabkan karena kanker paru, dimana
kurang lebih 170.000 kasus dtemukan tiap tahunnya.
Kelangsungan hidup 5 tahun sebesar 14%, kanker paru
menyebabkan kematian lebih banyak dibandingkan
kanker colorectal, payudara dan prostate
• Pada tahun 2000 dilaporkan 164.100 kasus, dimana
hanya 1% pasien kanker paru berusia < 30 tahun, 10%
berusia > 70 tahun, rata-rata usia terbanyak pada usia
60 tahun. Di Inggris ditemukan 40.000 kasus
• Di Indonesia tumor paru menduduki peringkat
4 kanker terbanyak. Di RS kanker Dharmais
Jakarta tahun 1998 tumor paru menduduki
urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan
leher rahim.
• Perbandingan angka kejadian antara laki-laki
dan perempuan adalah 2:1
Etiologi & Faktor Resiko
• Penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui,
tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang
bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama
disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh,
genetik, dan lain-lain.
• Beberapa faktor risiko terjadinya kanker paru :
– Merokok
– Perokok pasif
– Polusi udara
– Paparan zat karsinogen
– Diet
– Genetik
– Penyakit paru lainnya
• Merokok
– Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi
kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan
merokok.
– Lombard dan Doering (1982), telah melaporkan tingginya
insidens kanker paru pada perokok dibandingkan dengan
yang tidak merokok.
– Terdapat hubungan antara rerata jumlah rokok yang dihisap
perhari dengan tingginya insidensi kanker paru. Dikatakan
bahwa, 1 dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru.
– Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang
berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus
( Wilson, 2005). Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan
kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan
kanker.
• Zat yg bersifat karsinogen (C), kokarsinogenik
(CC), tumor promoter (TP), mutagen (M)
terdapat dalam rokok di bawah ini :
Substansi Efek Model
Neutral fraction
• Benzo (a) pyrene C Rodents
•Dibenzo (a) anthracene C
Basic fraction
• Nicotin C
• Nitrosamine C Rodents
Acidic Fraction
• Cathecol CC+TP
• Unidentified TP
Residue C
• Nickel C
• Cadmium C
• 210PO C
•Gaseous phase C+M
• Hydrazyne C Mice
• Vinil chloride M Ames
• Perokok Pasif
– Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada
orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap
dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat
dua kali
– Diduga ada 3.000 kematian akibat kanker paru tiap
tahun di Amerika Serikat terjadi pada perokok pasif
– Anak-anak yang terpajan asap rokok selama 25 tahun
pada usia dewasa akan terkena risiko kanker paru dua
kali lipat dibandingkan dengan yang tidak terpajan, dan
wanita yang hidup dengan suami/pasangan perokok juga
terkena risiko kanker paru 2-3 kali lipat. Diperkirakan
25% kanker paru dari bukan perokok adalah berasal dari
perokok pasif.
• Polusi Udara
– Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan
polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan
dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru
jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan.
– Suatu karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi
(juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren
• Paparan Zat Karsinogen
– Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, radiasi
ion uranium, radon, arsen, kromium, nikel,
polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat
menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru di
antara pekerja yang menangani asbes kira-kira
sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat
umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak
dengan asbes maupun uranium meningkat kalau
orang tersebut juga merokok.
• Diet
– Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap
betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena
kanker paru

• Genetik
– Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih
besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler
memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan
tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru.
Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras
dan myc) dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb, p53,
dan CDKN2)

• Penyakit paru
– Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga
dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif
kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru
ketika efek dari merokok dihilangkan (Stoppler, 2010).
Patogenesis
Klasifikasi Karsinoma Bronkogenik
• Karsinoma Paru non-Sel Kecil (NSCLC) 70-75%
– Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) 25-30%
– Adenokarsinoma 30-35%
– Karsinoma sel besar 10-15%
• Karsinoma Paru Sel Kecil (SCLC) 20-25%
• Pola Kombinasi 5-10%
– Campuran karsinoma sel skuamosa dan
adenokarsinoma
– Campuran karsinoma sel skuamosa dan SCLC
Morfologi
• Karsinoma Sel Skuamosa (Epidermoid)
– Merupakan tipe histologik karsinoma bronkogenik
yang paling sering ditemui, berasal dari permukaan
epitel bronkus.
– Jenis kanker paru yang mempunyai hubungan dekat
dengan faktor rokok
– Perubahan epitel termasuk metaplasia maupun
displasia akibat merokok jangka panjang.
– Biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan
menonjol ke dalam bronki besar
– Diameter tumor jarang melampaui beberapa
sentimeter dan cenderung menyebar secara
langsung ke KGB hilus, dinding dada dan
mediastinum
– Karsinoma sel skuamosa seringkali disertai batuk
da n hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi,
pneumonia, dan pembentukan abses akibat
obstruksi dan infeksi sekunder.

Anda mungkin juga menyukai