Risiko Proyek
Risiko dari suatu proyek investasi diartikan sebagai variabilitas arus kas proyek
investasi dari arus kas yang diharapkan dari proyek tersebut. Semakin besar
variabilitas arus kas suatu proyek, berarti semakin tinggi risiko proyek tersebut, dan
sebaliknya.
Contoh:
Usulan investasi ALFA BETA
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Kondisi ekonomi Probabilitas Arus kas Probabilitas Arus kas
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Resesi berat 0,10 Rp3.000 0,10 Rp2.000
Resesi sedang 0,20 3.500 0,20 3.000
Normal 0,40 4.000 0,40 4.000
Baik 0,20 4.500 0,20 5.000
Sangat baik 0,10 5.000 0,10 6.000
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan data pada Tabel 9.1, dapat diketahui besarnya risiko dari masing-masing
usulan proyek investasi.
Range, menunjukkan perbedaan antara arus kas tertinggi dan terendah dari masing-masing usulan proyek
investasi. Dalam kaitan dengan contoh yang telah dikemukakan, besarnya range arus kas
untuk proyek ALFA sebesar Rp2.000.000, sedangkan untuk proyek BETA sebesar
Rp4.000.000. Hal ini menunjukkan proyek ALFA risikonya lebih kecil dibandingkan dengan
proyek BETA.
Variance (VAR), merupakan besarnya dispersi atau sebaran distribusi arus kas masing-masing
proyek investasi, yang dikur dengan rumus sebagai berikut:
n
VAR = ∑(CFt – E(Cft)2(Pxt)
t=1
VAR = Keterangan:
CFxt = arus kas pada kemungkinan kondisi x periode t
E(CFt) = arus kas yang diharapkan pada periode t
Pxt = probabilitas terjadinya arus kas pVAR = ada kondisi x periode t
n = jumlah kemungkinan kejadian arus kas pada periode t
Dengan menggunakan data pada Tabel , dapat dihitung besarnya variance (VAR) masing-
masing proyek investasi, yaitu proyek ALFA sebesar Rp300.000, sedangkan proyek BETA
sebesar Rp1.200.000.
Standard deviation (SD), juga mengukur dispersi atau sebaran distribusi arus kas masing-
masing proyek investasi, yang diukur dengan akar varianace.
SD = √ VAR
Dengan menggunakan data hasil perhitungan variance tersebut, maka dapat dihitung
standar deviasi arus kas masing-masing proyek, yaitu proyek ALFA sebesar Rp548 dan
proyek BETA sebesar Rp1.095.
Coefficient of variation (CV), merupakan dispersi atau sebaran relatif
distribusi arus kas masing-masing proyek investasi, yang diukur
dengan perbandingan antara standar deviasi distribusi arus kas
dengan arus kas yang diharapkan dari masing-masing proyek
investasi.
SDt
CVt = -----------------
E(CFt)
• Tahun 0 1–5
Penjualan Rp6.000.000
Biaya variabel ( 3.000.000)
Biaya tetap ( 1.791.000)
Penyusutan ( 300.000)
------------------
Laba sebelum pajak Rp 909.000
Pajak (34%) ( 309.000)
------------------
Laba bersih Rp 600.000
Arus kas (laba bersih + penyusutan) Rp 900.000
Investasi awal Rp1.500.000
Analisis Sensitivitas
Fixed costs
Accounting profit break-even point =
------------------------------------------
Sales price – Variable
costs
Rp2.091.000
= ---------------------------------
Rp2.000 – Rp 1.000
= 2.091 unit
Accounting profit BEP
Penjualan/Biaya
Penjualan Total biaya per
tahun
Biaya variable
per tahun
Rp4.182.000
Biaya tetap
per tahun
Volume
penjualan
2.091 unit
Cash break-event point
Rp2.091.000 – Rp1.000.000
Cash BEP = ---------------------------------
Rp2.000 – Rp1.000
= 1.091 unit
Cash break-even point
Penjualan dan
biaya (Rp)
Penjualan Total biaya per tahun
(termasuk depresiasi)
Rp4.182.000
Biaya tetap
-Depresiasi
Keterangan:
EAC = equivalent annual cost
tc =tariff pajak pendapatan perusahaan
Initial Investment
EAC = -----------------------
PVIFA (t; r%)
Rp1.500.000
EAC = -------------------------
PVIFA(5th;15%)
Rp1.500.000
= ----------------------- = Rp 447.500
3,3522
Rp1.527.560
= ---------------------- = 2.315
Rp660
Financial break-even point
Penjualan/biaya
NPV Penjualan
NPV Biaya
Rp10.244.000 variabel
NPV Biaya
tetap
Volume
penjualan
2.315 unit
Real Options
• Dalam praktek sering terjadi perbedaan antara asumsi yang digunakan
pada saat penyusunan rencana proyek inivestasi dengan kenyataan
yang terjadi ketika proyek dilaksanakan.
• Nilai proyek investasi merupakan nilai NPV yang dihitung dengan cara
tradisional ditambah dengan nilai opsi dilakukan.
• Jika kondisi tidak pasti, misalkan 50% kemungkinan arus kas tiap tahun sebesar
Rp3.000.000 dan 50% kemungkinan arus kas Rp1.000.000.
• Besarnya NPV, berdasarkan perkiraan arus kas tersebut adalah:
- Optimistic forecast : - Rp12.000.000 + Rp3.000.000/0,20 = Rp3.000.000
- Pessimistic forecast : - Rp12.000.000 + Rp1.000.000/0,20 = - Rp7.000.000
• Weighted average NPV :
50% x Rp3.000.000 + 50% x (- Rp7.000.000) = - Rp 2.000.000.
• Jika terjadi kondisi optimis, dan perusahaan
melakukan perluasan di 10 lokasi untuk membangun
hotel yang sama, maka besarnya NPV
adalah:
• NPV = 50% x 10 x Rp3.000.000 + 50% x ( -
Rp7.000.000) = Rp11.500.000, yang berarti proyek layak
dilasanakan. Nilai proyek dengan opsi perluasan
meningkat menjadi:
Nilai proyek = - Rp2.000.000 + Rp11.500.000
= Rp9.500.000.
The Option to Abandon
• Abandonment value adalah nilai suatu proyek jika aktiva proyek tersebut
dijual kepada pihak lain atau nilai opportunity jika aktiva proyek tersebut
digunakan di tempat lain dalam perusahaan
• Jika ada peluang utuk melakukan pelepasan proyek, maka nilai proyek
investasi dapat ditingkatkan.
Nilai proyek = NPV tanpa opsi abandoment + Nilai opsi
abandonment
• Dalam kaitannya dengan contoh pembangunan hotel yang telah dikemukakan,
jika diasumsikan 50% kemungkinan proyeksi arus kas tiap tahun sebesar
Rp6.000.000 dan 50% kemungkinan proyeksi arus kas tiap tahun sebesar –
Rp2.000.000, maka besarnya NPV menjadi:
• Jika arus kas sama dengan proyeksi optimis, maka proyek akan
diteruskan. Tetapi jika arus kas sama dengan proyeksi pesimis,
maka proyek akan dialihkan.
(0,20) Rp200
Cabang 3
(0,20) Rp500
Cabang 4
(0,20) – Rp100
Cabang 6
(0,20) Rp200
Cabang 7
(0,25) – Rp100 (0,40) – Rp100
Cabang 8
(0,40) – Rp400
Cabang 9
Initial Probability, Conditional Probability, Joint Probablity dan Arus Kas (Rp
Juta)
Tahun 1 Tahun 2
---------------------------- ------------------------------------------
Initial Net Cash Conditional Net Cash Joint
Probability Flow Probability Flow Probability
P(1) (Rp) P(2/1) ( Rp) P(1,2)
• Jika diasumsikan risk free rate sebesar 8%, maka besarnya NPV masing-
masing cabang keputusan dapat dihitung sebegai berikut dalam (Rp juta):
Rp500 Rp800
NPV1 = ----------------- + ----------------- - Rp240 = Rp909
(1 + 0,08)1 (1 + 0,08)2
Rp500 Rp500
NPV2 = ----------------- + ----------------- - Rp240 = Rp652
(1 + 0,08)1 (1 + 0,08)2
Perhitungan Expected NPV (Rp Juta
1 909 0,10 91
2 652 0,10 65
3 394 0,05 20
4 374 0,10 37
5 117 0,30 35
6 - 141 0,10 - 14
7 - 161 0,05 - 8
8 - 418 0,10 - 42
9 - 676 0,10 - 68
----------
Expected NPV = 116
Standar deviasi NPV
• Besarnya standar deviasi NPV berdasarkan contoh yang telah dijelaskan adalah:
• Jika diasumsikan distribusi probabilitas NPV mendekati normal, maka dapat ditentukan besarnya
kemungkinan usulan suatu proyek menghasilkan NPV kurang atau lebih besar dari nol.
NPV* - E(NPV)
• Z = --------------------------
σNPV
Keterangan:
Z = Z-skor yang menunjukkan berapa besar standar deviasi NPV* dari E(NPV)
Berdasarkan contoh yang telah dikemukakan, besarnya Z-skor adalah:
0 - 116
Z = ------------------ = - 0,26
444
Hasil negatif menunjukkan bahwa NPV = 0 terletak 0,26 standar deviiasi di sebelah kiri expected
NPV.
Decision Trees Dan Pengambilan Keputusan Bertahap
Sekarang Tahun1
NPV = Rp1.516.800
Investasi
Berhasil (75%)
NPV = 0
Tidak investasi
Uji pasar
NPV = - Rp 2.907.840
Investasi
Gagal (25%)
NPV = 0
Tidak uji
Pasar Tidak investasi
Pohon Keputusan Pengambilan Keputusan Bertahap
5 Rp900.000
• NPV = - Rp1.500.000 + ∑ --------------
t=1 (1 + 0,15)t