1.Nurhayati (855785673)
2.Novi Tamala (856757193) Dosen Pengampuh :
3.Puji Amalia Putri (856763735) Nurmalia Dewi,
4.Resti Sari Dewi (856766683) M.Pd.
5.Rian Puspita (855789212)
PENGERTIAN HAM
• Pengertian lain tentang HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan hak tersebut dibawah sejak lahir ke
permukaan bumi sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati) bukan merupakan
pemberian manusia atau negara.
• HAM harus diakui dan dihormati oleh semua manusia, karena merupakan
pemberian Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir dan semua manusia telah dibekali
HAM oleh Tuhan Yang Maha Esa.
• Dapat disimpulkan bahwa, hak asasi adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia yang telah diperoleh dan dibawa bersamaan dengan kelahirannya di
masyarakat
• Hak Asasi bersifat umum (universal), karena diyakini beberapa hak dimiliki
tanpa perbedaan atas bangsa, ras, agama, atau jenis kelamin.
• Dasar dari hak asasi, bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
PENGERTIAN HAM
Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk memberikan jaminan dalam upaya
penegakan HAM dalam negara hukum Indonesia.
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945
Hasil perdebatan demokratis (kompromi) sebagaimana kita dapat mencermatinya dalam UUD 1945.
Pertama sebelum dilakukan amandemen pasal-pasal yang sangat terkenal muatan hak asasinya dapat
kita baca pada Pasal 27 sampai 34 UUD 1945.
Jaminan HAM, khususnya di Indonesia berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen IV, mendapat
perhatian yang sangat besar dari para pengambil keputusan di Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR). Hal ini terbukti dari dicantumkannya secara eksplisit masalah HAM, yaitu pada bab XA
dengan judul HAM yang terdiri atas 10 pasal (diberi label Pasal 28 A s.d. 28 J) dan 24 ayat. Di luar
yang berjudul tersendiri dalam Bab XA, rumusan lainnya terdapat dalam Pasal 27 (3 ayat), kemudian
Bab XI Pasal 29 (2 ayat), Bab XII Pasal 30, Bab XIII Pasal 31, Pasal 32, Bab XIV Pasal 33 dan Pasal
34.
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945
HAM yang dijamin dalan UUD 1945 tidak terbatas hanya pada apa yang terdapat dalam pasal-
pasalnya, tetapi juga terdapat dalam pembukaan dan penjelasannya.
Dalam rumusan Pancasila sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Alinea IV
Dalam rumusan Pancasila sila kedua “Persatuan Indonesia”
Dalam rumusan Pancasila sila kedua “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
Dalam rumusan Pancasila sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945
Jaminan perlindungan terhadap HAM dalam UUD 1945 baik secara implisit maupun eksplisit
hanyalah merupakan aturan pokok saja.
Dalam era reformasi upaya menjabarkan Ketentuan HAM telah dilakukan meluli amandemen
UUD 1945 ke dua (Tahun 2000) diundangkannya UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan
meratifikasi beberapa konvensi internasional tentang HAM.
Dalam UU No. 39 Tahun 1999 tampak jaminan HAM lebih terinci lagi. Hal itu terlihat dari
jumlah bab dan pasal-pasal yang dikandungnya relatif banyak, yaitu terdiri atas XI bab dan
106 pasal, yang secara garis besar meliputi :
a. Hak untuk hidup; f. Hak atas rasa aman;
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; g. Hak atas kesejahteraan;
c. Hak mengembangkan diri; h. Hak turut serta dalam pemerintahan;
d. Hak memperoleh keadilan; i. Hak wanita; dan
e. Hak atas kebebasan pribadi; j. Hak anak
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945
KEPPRES No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak-hak Anak
(Convention on the Rights of the Child).
Majelis Umum PBB dalam sidangnya yang ke 44 pada bulan Desember 1989 telah berhasil
menyepakati Resolusi MU PBB No. 44/25 tanggal 5 Desember 1989 tentang Convention on
the Rights of the Child, yakni tentang pengertian anak menekankan pada faktor umur anak
yang masih berumur di bawah 18 tahun.
1. Dalam bidang politik berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui
pluralisme pendapat dan kepentingan dalam masyarakat.
2. Dalam bidang sosial, ditandai dengan adanya perlakuan yang sama oleh hukum antar orang
kecil dan priyayi dengan adanya rasa toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan atau
latar belakang agama dan ras.
3. Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan tidak adanya monopoli dalam sistem ekonomi
yang berlaku.
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM
1.Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat. Hal itu antara lain,
ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan. Penegakan hukum sejumlah kasus
pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada tahun 2002, 2003, dan
2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti tahap penyelidikannya.
2.Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender dan belum
memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya aparat hukum, baik
aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun peraturan perundang-
undangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup atas prinsip-prinsip perlindungan hak
asasi manusia.
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM
4. Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti
Aceh, Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga
dengan kelompok bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk
hidup secara aman dan hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
5. Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang menyebabkan
rasa tidak aman bagi masyarakat
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah legislative dan administrative untuk lebih
memperbaiki perlindungan hak-hak anak dan perempuan.
UUD 1945 pasal 27 menjamin persamaan Hak perempuan dan Laki-laki ; dan Bahwa perempuan
adalah bagian dari HAM yang tercantum dalam UU No. 7/198-4 tentang anti diskriminasi dan
UU No. 39/1999 tentang HAK. Ada pun hak-hak politik perempuan tercantum dalam UU No.
68/1958
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM
Untuk melaksanakan fungsi Komnas HAM dalam mediasi menurut Pasal 89 Komnas Ham
bertugas dan berwenang melakukan :
A. Pengertian Hukum
“Hukum adalah peraturan-peraturan hidup = peraturan-peraturan yang mengadakan
tata tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat sehari-hari”. Dari
beberapa batasan tentang hukum yang diberikan oleh para sarjana tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut :
Konsep negara hukum menurut yang dikemukakan oleh Immanuel Kant, yaitu yang
dikenal sebagai negara hukum liberal atau negara hukum dalam arti kata sempit yang
diistilahkan dengan “nachtwakerstaat.
konsep negara hukum menurut sistem Anglo Saxon yang dikenal dengan “the rule of
law” yang dikemukakan oleh A.V. Dicey.
C. Ciri-ciri dan Macam-macam Pembagian Hukum
Untuk dapat mengenal hukum itu, kita harus dapat mengenal ciri-ciri hukum, yaitu sebagai berikut :
1. Menurut sumbernya
2. Menurut bentuknya
3. Menurut tempat berlakunya
4. Menurut waktu berlakunya
5. Menurut cara mempertahankan fungsinya
6. Menurut sifatnya atau daya kerjanya atau sanksinya
7. Sedangkan menurut isinya
D. Hukum Normatif-Hukum Ideal-
Hukum Wajar
Hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Suatu tata social
yang yang berusaha menimbulkan perilaku individu sesuai dengan
yang diharapkan melalui pengundangan tindakan-tindakan paksaan.
1. Kepolisian
Adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas
memelihara keamanan didalam negeri.
2. Kejaksaan
Adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai
penuntut umum serta melaksanakan keputusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
3. Kehakiman
Adalah suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.
Penyelesaian perbuatan-perbuatan yang melawan
hukum,dapat dilakukan dalam berbagai badan
peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya.
1. Peradilan Agama
Bertugas dan berwewenang memeriksa perkara-perkara ditingkat
pertama antara orang-orang yang beragama islam dibidang :
perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum islam, wakaf dan shadaqah.
3. Peradilan Umum
Salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya.
Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang termasuk
wewenang peradilan umum, digunakan beberapa tingkat
atau badan peradilan, yaitu :
MK menilai pasal 108 ayat (1) UU No 36/2009 bertentamgan dengan UUD 1945. Pasal yang tidak
mempunyai kekuatan hukum yaitu sepanjang frase " … harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai peraturan perundangan,".