Anda di halaman 1dari 32

Konsep Hak Asasi Manusia (HAM) Dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Dan Konsep


Penegakan Hukum Di Indonesia

Disusun oleh : Kelompok 3

1.Nurhayati (855785673)
2.Novi Tamala (856757193) Dosen Pengampuh :
3.Puji Amalia Putri (856763735) Nurmalia Dewi,
4.Resti Sari Dewi (856766683) M.Pd.
5.Rian Puspita (855789212)
PENGERTIAN HAM

• Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Right) yang


dicetuskan pada 10 Desember 1948 telah merumuskan pengertian HAM,
yaitu merupakan pengakuan akan martabat dan harkat manusia yang
menyatu dalam diri setiap manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan
perdamaian dunia.

UU No.39 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat (1)


HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu adalah kasih karunia-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
PENGERTIAN HAM

• Pengertian lain tentang HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan hak tersebut dibawah sejak lahir ke
permukaan bumi sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati) bukan merupakan
pemberian manusia atau negara.

• HAM harus diakui dan dihormati oleh semua manusia, karena merupakan
pemberian Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir dan semua manusia telah dibekali
HAM oleh Tuhan Yang Maha Esa.

• HAM bersifat universal meliputi hak hidup, memperoleh kemerdekaan dan


untuk mendapat kebahagiaan.
PENGERTIAN HAM

• Dapat disimpulkan bahwa, hak asasi adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia yang telah diperoleh dan dibawa bersamaan dengan kelahirannya di
masyarakat

• Hak Asasi bersifat umum (universal), karena diyakini beberapa hak dimiliki
tanpa perbedaan atas bangsa, ras, agama, atau jenis kelamin.

• Dasar dari hak asasi, bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
PENGERTIAN HAM

Kodrat : Permberian Tuhan keapada semua manusia agar hidupnya tetap


terhormat.
Hakiki : HAM melekat pada diri setiap manusia, tanpa membedakan latar
belakang kehidupan dan status sosialnya.
Universal : HAM berlaku umum, tidak mebeda-bedakan manusia yang satu dengan
yang lainnya.
Tidak dapat dicabut : Hak tersebut tetap milik setiap orang.
Tidak dapat dibagi : Tidak dapat diwakili atau dialihkan kepada orang lain.
PENGERTIAN HAM

Nilai utama yang terkandung dalam HAM adalah sebagai berikut :


1. Kebebasan / Kemerdekaan
2. Kemanusiaan / Perdamaian
3. Keadilan / Kesederajatan / Persamaan
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945
Memuat aturan-aturan
pokok UUD 1945
Ketentuan perundang- Tap MPR No. XVII/MPR/1998
undangan di Tentang HAM
Indonesia
Aturan yang lebih rinci UU RI No. 26 Tahun 2000
dan operasional Tentang Pengadilan HAM

KEPPRES no. 50 Tahun 1993


Tentang Komisi Nasional HAM

Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk memberikan jaminan dalam upaya
penegakan HAM dalam negara hukum Indonesia.
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945

Gambaran awal mula pemuatan HAM dikalangan para negarawan :


1. Prof. Mr. Soepomo
UUD tidak bisa dimasukkan pasal-pasal yang tidak berdasar aliran kekeluargaan meskipun kita
sebetulnya ingin sekali memasukkan.

2. Prof. Soepomo diperkuat oleh Ir. Soekarno


Jika kita betul-betul menghendaki negara kita kepada paham kekeluargaan, tolong menolong,
gotong-royong, dan keadilan sosial, enyahkanlah tiap-tiap pikiran, tiap-tiap individualisme dan
liberalisme daripadanya
3. Mohammad Hatta
Meskipun negara yang dibentuk bercorak kekeluargaan, namun hak-hak warga negara tetap perlu
dicantumkan dalam UUD 1945 untuk menjaga supaya negara yang didirikan merupakan negara
pengurus dan bukan melahirkan negara kekuasaan, negara penindas
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945
4. Mohammad Hatta didukung oleh Hak Asasi Yamin
Segala constitution lama dan baru atas dunia berisi perlindungan aturan dasar yang tidak
berhubungan dengan liberalisme, melainkan semata-mata suatu keharusan perlindungan
kemerdekaan, yang harus diakui Undang-Undang Dasar

Hasil perdebatan demokratis (kompromi) sebagaimana kita dapat mencermatinya dalam UUD 1945.
Pertama sebelum dilakukan amandemen pasal-pasal yang sangat terkenal muatan hak asasinya dapat
kita baca pada Pasal 27 sampai 34 UUD 1945.

Jaminan HAM, khususnya di Indonesia berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen IV, mendapat
perhatian yang sangat besar dari para pengambil keputusan di Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR). Hal ini terbukti dari dicantumkannya secara eksplisit masalah HAM, yaitu pada bab XA
dengan judul HAM yang terdiri atas 10 pasal (diberi label Pasal 28 A s.d. 28 J) dan 24 ayat. Di luar
yang berjudul tersendiri dalam Bab XA, rumusan lainnya terdapat dalam Pasal 27 (3 ayat), kemudian
Bab XI Pasal 29 (2 ayat), Bab XII Pasal 30, Bab XIII Pasal 31, Pasal 32, Bab XIV Pasal 33 dan Pasal
34.
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945

HAM yang dijamin dalan UUD 1945 tidak terbatas hanya pada apa yang terdapat dalam pasal-
pasalnya, tetapi juga terdapat dalam pembukaan dan penjelasannya.

Alinea I Dalam kalimat “ kemerdekaan adalah hak segala bangsa”


Dalam rumusan Pancasila sila pertama Dipertegas dalam rumusan pasal
“Ketuhanan yang maha esa” 29 UUD 1945

Dalam rumusan Pancasila sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Alinea IV
Dalam rumusan Pancasila sila kedua “Persatuan Indonesia”

Dalam rumusan Pancasila sila kedua “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”

Dalam rumusan Pancasila sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945

 Jaminan perlindungan terhadap HAM dalam UUD 1945 baik secara implisit maupun eksplisit
hanyalah merupakan aturan pokok saja.

 Dalam era reformasi upaya menjabarkan Ketentuan HAM telah dilakukan meluli amandemen
UUD 1945 ke dua (Tahun 2000) diundangkannya UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan
meratifikasi beberapa konvensi internasional tentang HAM.

 Dalam UU No. 39 Tahun 1999 tampak jaminan HAM lebih terinci lagi. Hal itu terlihat dari
jumlah bab dan pasal-pasal yang dikandungnya relatif banyak, yaitu terdiri atas XI bab dan
106 pasal, yang secara garis besar meliputi :
a. Hak untuk hidup; f. Hak atas rasa aman;
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; g. Hak atas kesejahteraan;
c. Hak mengembangkan diri; h. Hak turut serta dalam pemerintahan;
d. Hak memperoleh keadilan; i. Hak wanita; dan
e. Hak atas kebebasan pribadi; j. Hak anak
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945

 Undang-undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang ratifikasi Konvensi PBB tentang


Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

 KEPPRES No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak-hak Anak
(Convention on the Rights of the Child).

 Majelis Umum PBB dalam sidangnya yang ke 44 pada bulan Desember 1989 telah berhasil
menyepakati Resolusi MU PBB No. 44/25 tanggal 5 Desember 1989 tentang Convention on
the Rights of the Child, yakni tentang pengertian anak menekankan pada faktor umur anak
yang masih berumur di bawah 18 tahun.

 Undang-undang RI No. 8 Tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan


dan Perlakuan atau penghukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan
Martabat Manusia (Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading
Treatment or Punishment).
HAM
dalam Undang-Undang Dasar 1945
 Organisasi yang menaruh perhatian tinggi terhadap masalah anak-anak:
“Declaration on the Rights of the Child of 1959”
mengenai hak anak tahun 1959

PBB “Declaration on the International Year of the Child of 1979”


Mengenai Tahun anak-anak Internasional

didirikannyaUNICEF (United Nations Children's Fund/Dana


PBB untuk Anak Anak)

Liga Deklarasi Jenewa 1924 (Geneve Declaration of 1924)


tentang pembentukan Uni Internasional Dana dan Keselamatan
Bangsa Anak-Anak (Save the Children Fund International Union)
Bangsa
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM
HAM di Indonesia dilaksanakan dalam kenyataan kehidupan sehari – hari atau dalam
pelaksanaan pembangunan. Kasus-kasus yang Berkaitan dengan HAM Lukman Soetrisno
(Paul S.Baut, 1989:227) dalam Udin S. Winataputra, dkk (2020) mengajukan ciri-ciri bahwa
suatu pembangunan telah melaksanakan HAM apabila telah menunjukkan adanya ciri-ciri
sebagai berikut :

1. Dalam bidang politik berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui
pluralisme pendapat dan kepentingan dalam masyarakat.

2. Dalam bidang sosial, ditandai dengan adanya perlakuan yang sama oleh hukum antar orang
kecil dan priyayi dengan adanya rasa toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan atau
latar belakang agama dan ras.

3. Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan tidak adanya monopoli dalam sistem ekonomi
yang berlaku.
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM

Berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka penghormatan,


pengakuan, penegakan hukum dan HAM antara lain:

1.Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat. Hal itu antara lain,
ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan. Penegakan hukum sejumlah kasus
pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada tahun 2002, 2003, dan
2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti tahap penyelidikannya.

2.Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender dan belum
memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya aparat hukum, baik
aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun peraturan perundang-
undangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup atas prinsip-prinsip perlindungan hak
asasi manusia.
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM

3. Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis


ekonomi yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat
menikmati hak-hak dasarnya baik itu hak ekonominya seperti belum
terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak dan juga hak atas Pendidikan

4. Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti
Aceh, Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga
dengan kelompok bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk
hidup secara aman dan hak untuk ikut serta dalam pemerintahan

5. Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang menyebabkan
rasa tidak aman bagi masyarakat
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM

6. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu


Negara dengan Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian
kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi
makin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain, terkait
dengan masalah narkotika, pencucian uang dan terorisme. Salah satu
permasalahan yang sering timbul adalah adanya peredaran dokumen palsu.
Yang membuat orang-orang luar bebas datang ke Indonesia
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM

Beberapa masalah Hak Asasi di Indonesia yaitu:

1. Perlindungan Hak Anak

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah legislative dan administrative untuk lebih
memperbaiki perlindungan hak-hak anak dan perempuan.

2. Perlindungan Perempuan : Keadilan dan kesetaraan gender.

UUD 1945 pasal 27 menjamin persamaan Hak perempuan dan Laki-laki ; dan Bahwa perempuan
adalah bagian dari HAM yang tercantum dalam UU No. 7/198-4 tentang anti diskriminasi dan
UU No. 39/1999 tentang HAK. Ada pun hak-hak politik perempuan tercantum dalam UU No.
68/1958
KASUS-KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN HAM

Untuk melaksanakan fungsi Komnas HAM dalam mediasi menurut Pasal 89 Komnas Ham
bertugas dan berwenang melakukan :

1.Perdamaian kedua belah pihak


2.Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi dan negosiasi, mediasi, konsolidasi,dan
penilaian akhir
3.Pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan.
4.Penyampaian rekomendasi atas kasus-kasus pelanggaran HAM kepada Pemerintah untuk
ditindak lanjuti penyelesaiannya
5.Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia untuk di tindak lanjuti
Modul 6
KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
KB 1

A. Pengertian Hukum
 
“Hukum adalah peraturan-peraturan hidup = peraturan-peraturan yang mengadakan
tata tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat sehari-hari”. Dari
beberapa batasan tentang hukum yang diberikan oleh para sarjana tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut :

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib

3. Peraturan itu bersifat memaksa

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.


B. Konsep Negara Hukum Menurut
Para Ahli 

 Konsep negara hukum menurut yang dikemukakan oleh Immanuel Kant, yaitu yang
dikenal sebagai negara hukum liberal atau negara hukum dalam arti kata sempit yang
diistilahkan dengan “nachtwakerstaat.

 Konsepsi negara hukum dengan istilah “Negara Kesejahteraan” atau


Welvaarstaat yang dikemukakan oleh F.J Stahl.

 konsep negara hukum menurut sistem Anglo Saxon yang dikenal dengan “the rule of
law” yang dikemukakan oleh A.V. Dicey.
C. Ciri-ciri dan Macam-macam Pembagian Hukum

Untuk dapat mengenal hukum itu, kita harus dapat mengenal ciri-ciri hukum, yaitu sebagai berikut :

a.Adanya perintah dan larangan;


b.Perintah dan larangan itu harus ditaati oleh setiap orang
Hukum dapat dibagi dalam beberapa golongan hukum menurut beberapa asas pembagian, sebagai
berikut : 

1. Menurut sumbernya
2. Menurut bentuknya
3. Menurut tempat berlakunya
4. Menurut waktu berlakunya
5. Menurut cara mempertahankan fungsinya
6. Menurut sifatnya atau daya kerjanya atau sanksinya
7. Sedangkan menurut isinya
D. Hukum Normatif-Hukum Ideal-
Hukum Wajar

Rumusan-rumusan yang dikemukakan oleh Zinsheimer dalam


bukunya“Recht-sociologie” dengan mengadakan perbedaan-perbedaan
sebagai berikut:
 
Hukum normatif .
Hukum yang nampak dalam peraturan perundang-undangan, tetapi toh
diindahkan/ditaati oleh masyarakat karena keyakinan bahwa peraturanhidup itu
sudah sewajarnya wajib ditaati.
Hukum ideal.
Hukum ini ialah hukum yang dapat memenuhi perasaan keadilan semua bangsa di
seluruh dunia. Hukum ini adalah benar-benar objektif.
Hukum wajar.
Hukum yang nampak sehari-hari menyimpang dari hukum normatif (yang tercantum
dalam peraturan perundangan) karena tidak diambil tindakan oleh alat-alat
kekuasaan pemerintah maka pelanggaran tersebut lambat laun dianggap biasa oleh
masyarakat. Misalnya kendaraan malam tanpa lampu.
 
KB 2
Penegakan Hukum di Indonesia

Dalam pergaulan hidup manusia sehari-hari, terdapat berbagai


macam kaidah atau norma yang mengatur kehidupannya. Kita
mengenalbernagai kaidah atau norma yang meliputi norma agama,
norma kesusilaan, norma kesopanan, norma adat dan norma hukum.

Hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Suatu tata social
yang yang berusaha menimbulkan perilaku individu sesuai dengan
yang diharapkan melalui pengundangan tindakan-tindakan paksaan.

Kaidah hukum adalah salah satu kaidah yang mengatur perilaku


manusia dalam pergaulan hidup dimasyarakat.
Menurut Achmad Sanusi (1977), hukum dapat
digolongkan menurut :

1. Sumber-sumber dan bentuk sumber keberlakuannya,meliputi :


1. Hukum undang-undang
2. Hukum persetujuan
3. Hukum traktat (Perjanjian antar negar)
4. Hukum kebiasaan dan hukum adat
5. Hukum yurisprudensi

2. Kepentingan yang diatur dan di milikinya, meliputi :


1. Hukum privat adalah hukum yang mengatur kepentingan-
kepentingan orang perseorangan dan juga kepentingan-
kepentingan negara dalam kedudukannya bukan sebagai penguasa.
2. Hukum publik adalah hukum yang mengatur kepentingan
kepentingan negara sebagai penguasa.
3. Hubungan antara aturan-aturan hukum satu sama
lain, meliputi :
1. Hukum seragam adalah hanya ada dan berlaku
satu macam aturan hukum.
2. Hukum beraneka ragam adalah terdapat lebih
dari satu macam aturan.

4. Pertaliannya dan hubungan-hubungan hukum.

5. Hal kerja berikut pelaksanaan sanksinya.

Sanksi adalah konsekuensi dari perbuatan yang dianggap merugikan


masyarakat.

Hukum sanksi adalah ketentuan hukum yang menentapkan hukuman


yang akan dapat dikenakan kepada seseorang, yang melanggar kaidah
undang-undang atau kaidah hukum lainnya.
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka
dibentuk lembaga penegakan hukum (law inforcers) :

1. Kepolisian
Adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas
memelihara keamanan didalam negeri.

2. Kejaksaan
Adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai
penuntut umum serta melaksanakan keputusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

3. Kehakiman
Adalah suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.
Penyelesaian perbuatan-perbuatan yang melawan
hukum,dapat dilakukan dalam berbagai badan
peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya.

1. Peradilan Agama
Bertugas dan berwewenang memeriksa perkara-perkara ditingkat
pertama antara orang-orang yang beragama islam dibidang :
perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum islam, wakaf dan shadaqah.

2. Peradilan Tata Usaha Negara


Adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelengggarakan urusan pemerintahan baik dipusat maupun
di daerah.

3. Peradilan Umum
Salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya.
Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang termasuk
wewenang peradilan umum, digunakan beberapa tingkat
atau badan peradilan, yaitu :

1. Peradilan Negeri (Meliputi satu daerah kabupaten/kota)


2. Peradilan Tinggi
Putusan hakim pengadilan negeri yang dianggap oleh salah
satu pihak belum memenuhi rasa keadilan dan kebenaran dapat
diajukan banding.
3. Pengadilan Tingkat Kasasi
Apabila putusan hakim pengadilan tinggi dianggap belum
memenuhi rasa keadilan dan kebenaran oleh salah satu pihak,
maka pihak yang bersangkutan dapat meminta kasasi kepada
mahkamah agung (MA).
4. Penasihat Hukum
Adalah istilah yang ditujukan kepada pihak atau orang yang
memberikan bantuan hukum.
KEGIATAN BELAJAR 3
 
KASUS- KASUS YANG BERKAITAN DENGAN
HUKUM

1. Kasus Roy Suryo


 
Contoh kasus yang berkaitan dengan hukum di Indonesia yaitu Eks
Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengungkapkan alasannya
melaporkan artis Lucky Alamsyah ke polisi atas kasus dugaan pencemaran
nama baik dan pemutar balikan fakta. Pasalnya, akar permasalahan dari
mereka berdua merupakan kecelakaan lalu lintas di salah satu jalan di
kawasan Jakarta Timur. Di Indonesia, secara garis besar tindakan
pencemaran nama baik diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) dan UU ITE. Definisi dan tafsiran pencemaran nama baik
merujuk pada aturan yang ada dalam KUHP, sedangkan dalam UU ITE
lebih diatur mengenai media atau cara pencemaran nama baik dilakukan.
2. Kasus Nenek Minah
Pada 19 November 2009, nenek Minah (55) dihukum oleh PN
Purwokerto selama 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan
3 bulan. Dia dinyatakan bersalah karena memetik 3 buah kakao di
perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang,
Banyumas. Selama persidangan dengan agenda putusan
berlangsung penuh keharuan. Bahkan ketua majelis hakim, Muslih
Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.

3. Kasus Mantri Desa Misran


Mantri desa, Misran, dipidana penjara 3 bulan oleh PN Tenggarong tahun 2009. Dia dihukum karena
menolong orang tetapi dianggap salah karena bukan dokter. Putusan ini lalu dikuatkan oleh PT
Samarinda, beberapa waktu setelah itu.
Akibat putusan pengadilan ini, 8 mantri memohon keadilan ke MK karena merasa diskriminalisasikan
oleh UU Kesehatan. Lantas, MK mengabulkan permohonan Misran pada 27 Juni 2011. Akibat
dikabulkannya permohonan ini, maka mantri desa di seluruh Indonesia boleh melayani masyarakat
layaknya dokter atau apoteker dalam kondisi darurat.

MK menilai pasal 108 ayat (1) UU No 36/2009 bertentamgan dengan UUD 1945. Pasal yang tidak
mempunyai kekuatan hukum yaitu sepanjang frase " … harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai peraturan perundangan,".

Anda mungkin juga menyukai