Dalam Activity Based Costing (ABC) semua biaya dibebankan ke produk yang
menimbulkan aktivitas atau apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut
dipengaruhi oleh produk yang dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya non-
produksi.
Ada dua asumsi yang penting yang mendasari metode ABC, yaitu :
Menurut Blocher, Chen dan Lin ( 2003: 109 ) terdapat tiga langkah
utama dalam merancang sebuah Activity Based Costing systems yaitu :
Teknologi yang
Metode manual Komputer telekomunikasi
digunakan
(Sumber : Muliyadi,1993)
Kekurangan ABC
Sistem Activity Based Costing tentu saja tidak sempurna sehingga memiliki
beberapa kelemahan. Berikut ini kelemahan Sistem Activity Based Costing.
1) Implementasi sistem ini belum terlalu dikenal stake holders perusahaan di
Indonesia sehingga penolakan untuk pemakaian sistem ini cukup besar.
2) Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan cukup sulit dan terlalu banyak
metode pengumpulan biaya untuk menggunakan sistem Activity Based
Costing.
3) Masalah joint cost pada sistem konvensional juga tidak dapat diatasi dengan
sistem siklus akuntansi biaya ini.
4) Sistem ini melaporkan biaya dengan membebankan pada suatu periode penuh
dan tidak mempertimbangkan amortisasi long term payback expense.
Contohnya, biaya pengembangan dan penelitian yang cukup besar membuat
biaya produk yang terlalu besar.
5) ABC (Activity Based Costing systems)membuat para manajer
harus melakukan perubahan radikal dalam cara berpikir tentang
biaya.
6) Untuk memahami Activity Based Costing dengan mudah harus
memperlakukan semua biaya sebagai biaya variabel
karena sistem ini didesain sebagai alat pembuat keputusan
strategis dalam jangka panjang.Sponsors Link
7) ABC (Activity Based Costing systems) tidak bisa menampilkan
biaya yang dihindari dengan menghentikan suatu produk.
8) ABC(Activity Based Costing systems) menunjukkan konsumsi
sumber daya dalam jangka panjang dari setiap produk, tetapi tidak
bisa memprediksi jumlah pengeluaran yang akan dipengaruhi oleh
keputusan tertentu.
Activity Based Management (ABM)
Pengertian ABM
Activity Based Management (ABM) merupakan suatu konsep yang
mengerahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas
yang dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui
bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya, maka
terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivitas apa saja
yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut
merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui
pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena
dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
Pengertian ABM menurut para ahli
Menurut hasan dan mowen (2006;11), activity–based management (ABM) adalah suatu
pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen
pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba
sebagai hasilnya.
Menurut blocher (2007; 239), activity–based management (abm) analisis aktivitas yang
digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan
keuntungan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai
yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.
Tujuan dan Manfaat Activity Based Management
ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu untuk
mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada
ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima
oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba
dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.
Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat
menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya,
atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya
yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus
manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan
kompetitif (Blocher, 2007; 239).
Manfaat ABM menurut Supriyono (1999;356) adalah :
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau Activity-
Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based Management memiliki
dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487).
1) Dimensi Biaya ,
Merupakan dimensi yang memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas, produk,
dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan
biaya. Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya
dibebankan pada produk dan pelanggan.
2) Dimensi Proses,
Merupakan dimensi yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah
pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk mengukur
perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi model ABM yang berisi informasi
kinerja mengenai pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup
analisis penyebab biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan
menggunakan informasi dari ABC.
Keterkaitan antara ABC dan ABM