Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

MATA KULIAH : AKUNTANSI MANAJEMEN


DOSEN PENGAMPU : ERNAWATI MALIK, SE,.MSA., Ak.
DISUSUN OLEH :
“KELOMPOK 2”
MUHAMAD ALI PESA NPM. 101901007
SITI NURHALIZA NPM. 101901027
LD. RIZALDI MUZLIFIN RUSUHA NPM. 101901052
SUPRIYANTI BINTI SULINDO NPM. 101901118

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2021
ABC
(ACTIVITY BASED COSTING )
Penentuan harga Pokok Produk-Metode Konvensional,
Sistem ABC, Activity Based Management.
Apa itu Activity Based Costing?
Sistem activity-based costing (ABC) adalah metode
akuntansi yang dapat Anda gunakan untuk mencari total
biaya aktivitas yang diperlukan untuk membuat suatu
produk. Sistem ABC menetapkan biaya untuk setiap
aktivitas yang masuk ke produksi, seperti pekerja yang
menguji suatu produk.
Pengertian mendasar dari sistem ABC adalah adanya analisa terhadap
keseluruhan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hal-hal
sebagai berikut :
1) Aktivitas yang ada dalam tiap-tiap dapartemen dan sebab timbulnya aktivitas
2) Dalam kondisi yang bagaimana setiap aktivitas tersebut dilaksanakan.
3) Bagaimana frekuensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.
4) Sumber-sumber yang dikonsumsi untuk melakasanakan masing-masing aktivitas.
5) Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya aktivitas tersebut atau
pembenahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam Activity Based Costing (ABC) semua biaya dibebankan ke produk yang
menimbulkan aktivitas atau apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut
dipengaruhi oleh produk yang dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya non-
produksi.          
Ada dua asumsi yang penting yang mendasari metode ABC, yaitu :

• Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya metode ABC bahwa sumber daya


pembantu atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuannya
melaksanakan kegiatan bukan hanya penyebab timbulnya biaya.
• Produk atau pelanggan jasa produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar
aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang
menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
 
Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sistem activity Based
Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk
dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola
aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk maka biaya yang dikonsumsi
untuk menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa,
memproduksi, menjual dan memberikan pelayanan produk.
Perlakuan terhadap Biaya dalam Sistem ABC
1. Biaya nonproduksi dan ABC
Dalam ABC, produk dibebani semua biaya overhead (biaya nonproduksi dan biaya
produksi tidak langsung) yang disebabkan oleh produk tersebut.

2. Biaya produksi dan perhitungan biaya berdasarkan proses


Dalam ABC, biaya hanya akan dibebankan ke produk apabila ada alasan yang mendasar
bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat.

3. Biaya kapasitas tak terpakai dalam ABC


Dalam ABC, produk hanya dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan-tidak dengan biaya dari
kapasitas yang tak terpakai. Dengan kata lain biaya kapasitas tak terpakai tidak dibebankan
produk. Pendekatan ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan
pembebanan biaya ke produk yang menyebabkan aktivitas. Dalam ABC biaya ini dimasukkan ke
dalam biaya periodic yang akan masuk ke dalam laporan laba rugi sebagai beban untuk periode
berjalan.
Merancang system ABC

Menurut Blocher, Chen dan Lin ( 2003: 109 ) terdapat tiga langkah
utama dalam merancang sebuah Activity Based Costing systems yaitu :

• Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktivitas


1

• Membebankan Biaya Sumber Daya ke Aktivitas


2

• Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya


3
1. Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktivitas

Tahap pertama dalam merancang sistem ABC adalah


mengidentifikasikan biaya sumber daya dan melakukan analisis
aktivitas. Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan berbagai aktivitas. Sebagian besar biaya sumber daya ada
dalam subrekening buku besar, seperti bahan, supplies, pembelian,
penanganan bahan, pergudangan, ruang kantor, mebel, dan peralatan
lain, bangunan, peralatan pabrik, utilitas gaji, dan tunjangan, teknik dan
akuntansi. Analisis aktivitas adalah identifikasi dan deskripsi pekerjaan
(aktivitas) dalam organisasi.
2. Membebankan Biaya Sumber Daya ke Aktivitas
Aktivitas menimbulkan biaya sumber daya. Driver sumber daya (resources
driver) digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
Kriteria penting untuk memilih cost driver yang baik adalah hubungan sebab
akibat. Driver sumber daya biasanya meliputi:
a) Meter untuk utilitas;
b) Jumlah tenaga kerja untuk aktivitas yang berkaitan dengan penggajian;
c) Jumlah setup untuk aktivitas setup mesin;
d) Jumlah pemindahan untuk aktivitas penanganan bahan;
e) Jam mesin untuk aktivitas menjalankan mesin
f) Luas lantai untuk aktivitas kebersihan
3. Membebankan Biaya ke Objek Biaya
Jika aktivitas sudah diketahui, selanjutnya perlu untuk mengukur biaya aktivitas
per unit. Hal ini dilakukan dengan cara mengukur biaya per unit untuk output yang
diproduksi oleh aktivitas tersebut. Perbandingan selama beberapa waktu dengan
organisasi lain dapat digunakan untuk menentukan efisiensi (produktivitas) untuk
aktivitas-aktivitas tersebut.
Output merupakan objek biaya yang membutuhkan aktivitas, output untuk
sebuah sistem biaya, biasanya berupa produk, jasa, pelanggan, proyek, atau unit
bisnis. Contohnya, dalam perusahaan asuransi, output dapat berupa produk atau jasa
individual yang ditawarkan kepada pelanggan, pelanggan, agen asuransi atau divisi
yang menerima manfaat dari sumber daya perusahaan.
Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
Driver aktivitas biasanya berupa jumlah pesanan pembelian, jumlah laporan
penerimaan barang, jumlah laporan, atau jam inspeksi, jumlah suku cadang yang
disimpan, jumlah pembayaran, jam kerja langsung, jam mesin, jumlah setup dan waktu
siklus produksi.
Mekanisme Perhitungan biaya berdasarkan
Aktivitas
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing-ABC)
adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk menyediakan
informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan
lainnya sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti dari sistem biaya
yang dipakai perusahaan. Banyak perusahaan yang menggunakan
ABC memiliki dua sistem biaya, yaitu sistem biaya untuk pengambilan
keputusan dan untuk menjalankan aktivitas (Garrison dkk., 2013:312).
Ada dua jenis ukuran aktivitas yaitu:
• Penggerak transaksi (transaction driver) 
Penggerak transaksi adalah hitungan sederhana tentang berapa kali suatu
aktivitas terjadi seperti jumlah tagihan yang dikirimkan ke pelanggan.
• Penggerak durasi (duration driver)
Penggerak durasi adalah mengukur waktu yang diperlukan untuk melakukan
suatu aktivitas seperti waktu yang digunakan untuk menyiapkan tagihan.
Penggerak durasi merupakan ukuran yang lebih akurat dibanding dengan
transaksi, tetapi diperlukan usaha untuk mencatatnya, sehingga penggerak
transaksi lebih banyak digunakan (Garrison dkk., 2013:315).
Perbandingan Biaya Produk tradisional dan
ABC (Activity Based Costing)
Metode Penentuan Harga Pokok
Metode Activity Based Costing
Produk Tradisional

Tujuan Inventory level Product Costing

Tahap desain, produksi, Tahap


Lingkup Tahap produksi
pengembangan

Biaya bahan baku, tenaga kerja


Fokus Biaya overhead
langsung
Periode Periode akuntansi Daur hidup produk

Teknologi yang
Metode manual Komputer telekomunikasi
digunakan

(Sumber : Muliyadi,1993)
Kekurangan ABC
Sistem Activity Based Costing tentu saja tidak sempurna sehingga memiliki
beberapa kelemahan. Berikut ini kelemahan Sistem Activity Based Costing.
1) Implementasi sistem ini belum terlalu dikenal stake holders perusahaan di
Indonesia sehingga penolakan untuk pemakaian sistem ini cukup besar.
2) Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan cukup sulit dan terlalu banyak
metode pengumpulan biaya untuk menggunakan sistem Activity Based
Costing.
3) Masalah joint cost pada sistem konvensional juga tidak dapat diatasi dengan
sistem siklus akuntansi biaya ini.
4) Sistem ini melaporkan biaya dengan membebankan pada suatu periode penuh
dan tidak mempertimbangkan amortisasi long term payback expense.
Contohnya, biaya pengembangan dan penelitian yang cukup besar membuat
biaya produk yang terlalu besar.
5) ABC (Activity Based Costing systems)membuat para manajer
harus melakukan perubahan radikal dalam cara berpikir tentang
biaya.
6) Untuk memahami Activity Based Costing dengan mudah harus
memperlakukan semua biaya sebagai biaya variabel
karena sistem ini didesain sebagai alat pembuat keputusan
strategis dalam jangka panjang.Sponsors Link
7) ABC (Activity Based Costing systems) tidak bisa menampilkan
biaya yang dihindari dengan menghentikan suatu produk.
8) ABC(Activity Based Costing systems)  menunjukkan konsumsi
sumber daya dalam jangka panjang dari setiap produk, tetapi tidak
bisa memprediksi jumlah pengeluaran yang akan dipengaruhi oleh
keputusan tertentu.
Activity Based Management (ABM)

 Pengertian ABM
Activity Based Management (ABM) merupakan suatu konsep yang
mengerahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas
yang dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui
bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya, maka
terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivitas apa saja
yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut
merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui
pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena
dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
 Pengertian ABM menurut para ahli

 Menurut hasan dan mowen (2006;11), activity–based management (ABM) adalah suatu
pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen
pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba
sebagai hasilnya.

 Menurut mulyadi (2007; 731), activity-based management (abm) adalah pendekatan


manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan
improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang
dihasilkan dari penyedia value tersebut.

 Menurut blocher (2007; 239), activity–based management (abm) analisis aktivitas yang
digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan
keuntungan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai
yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.
 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management

ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu untuk
mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada
ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima
oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba
dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.
Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat
menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya,
atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya
yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus
manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan
kompetitif (Blocher, 2007; 239).
Manfaat ABM menurut Supriyono (1999;356) adalah :

1) Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan


aktivitas-aktivitasnya.
2) Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan
jasa.
3) Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
4) Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
5) Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak
bernilai tambah.
6) Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan
pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan.
7) Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen.
 Model Dimensi Activity Based Management

Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau Activity-
Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based Management memiliki
dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487).
1) Dimensi Biaya ,
Merupakan dimensi yang memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas, produk,
dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan
biaya. Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya
dibebankan pada produk dan pelanggan.
2) Dimensi Proses,
Merupakan dimensi yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah
pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk mengukur
perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi model ABM yang berisi informasi
kinerja mengenai pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup
analisis penyebab biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan
menggunakan informasi dari ABC.
Keterkaitan antara ABC dan ABM

Manajemen Activity Based Costing (ABC) membutuhkan informasi yang berkualitas


tinggi dengan tepat waktu, yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan atau
activity dan sasaran pekerjaan itu sendiri atau produk dan customer agar dicapai apa yang
disebut dengan continues improvement atau perbaikan yang berkesinambungan. Setelah
manajer mempunyai informasi akurat dan tepat waktu, manajer akan menggunakan
informasi tersebut untuk menetapkan strategi yang tepat, mendesign ulang produk dan
menekan pemborosan-pemborosan yang terdapat pada aktifitas operasi dengan
menggunakan cara-cara yang digunakan pada sistem ABC ini agar dicapai suatu
perbaikan yang disebut Activity Based Managemen (ABM).
Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan informasi dari ABC
untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan perbaikan yang berkesinambungan
ABM untuk standar pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya yang timbul karena
terjadinya pertukaran dantara perusahaan dengan konsumen.
....TERIMA KASIH....

Anda mungkin juga menyukai