Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan ke - 3

Perencanaan Balok Lentur


Perancangan Balok Beton
Bertulang
Prinsip Perancangan dan Analisis.
 Perancangan umumnya dilakukan dalam situasi
balok tidak diketahui dimensi dan tulangannya,
walaupun tidak menutup kemungkinan balok sudah
diketahui dimensinya tetapi belum diketahui luasan
tulangannya.
 Analisis penulangan lentur dan geser balok
mengasumsikan dimensi balok dan penulangannya
sudah diketahui
Perancangan
 Berat sendiri balok bergantung pada dimensi yang kemudian akan
mempengaruhi nilai momen, gaya geser yang terjadi, sedang pada saat
yang sama dimensi itu sedang dalam proses pencarian.
 Dengan demikian harus ada yang ditetapkan lebih dahulu atau diabaikan
lebih dahulu. Untuk itu prosedur peramncangan dapat dilakukan dengan
cara seperti berikut :
1) Mengasumsikan lebih dahulu dimensi balok kemudian, setelah itu
dimensi dibandingkan dengan hasil hitungan kebutuhan
optimumnya,
2) Mengabaikan pengaruh berat sendiri balok, setelah diketahui
kebutuhan dimensi baloknya kemudian dihitung ulang gaya-gaya
internal balok (momen dan gaya geser) dengan melibatkan
pengaruh berat sendiri balok tersebut.
Analisis

 Berdasarkan pada data dimensi dan spesifikasi bahan


beton (fc’) dan baja (fy) yang ada, dihitung kemampuan
balok dalam menahan momen dan gaya geser atau
geser-puntir. Dengan demikian analisis balok
dimaksudkan untuk mengetahui perilaku balok apa
adanya, mengasumsikan balok sudah dimuat di lapangan
dengan segala keterbatasnnya.
Kesetimbangan Gaya

 Perimbangan antara beton sebagai penahan tekan dan


baja sebagai penahan tarik menghasilkan keseimbangan
sehingga gaya-gaya eksternal dapat diimbangi gaya-gaya
internal.
 Ada tiga kemungkinan yang terjadi oleh perimbangan
gaya internal antara bahan beton dan baja tulangan
sebagai berikut.
 underreinforced design
 ballance design
 overreinforced design
underreinforced design

 Bila kemampuan baja lebih lemah dari betonnya maka


oleh beban ultimit baja rusak/ leleh lebih dahulu.
Perancangan yang menghasilkan kerusakan pada baja ini
dinamakan perancangan liat/ daktail (ductile
reinforcement)
 Ciri dari balok dengan tipe ini yaitu ; oleh beban
ultimit, tulangan akan meleleh lebih dahulu dan balok
akan berotasi yang ditandai oleh lenturan/ lendutan/
putaran yang disertai oleh retak lentur yang besar pada
momen maksimumnya
balance design

 Kondisi berimbang merupakan kondisi yang ideal, yaitu


baja tarik meleleh bersamaan dengan rusaknya beton.
Namun demikian, kondisi ini tidak pernah terjadi karena
kenyataan di lapangan banyak hal yang menyebabkan
berubahnya kondisi itu.
 kualitas beton yang tidak mungkin benar-benar tepat
dipenuhi dan seragam,
 luasan tulangan yang dirancang tidak dapat secara tepat
dipenuhi karena terbatasnya ukuran (diameter) tulangan di
lapangan dan keterbatasan kualitas baja yang tersedia di
lapangan.
balance design

 Oleh karenanya perlu ditetapkan suatu daerah yang


dapat mengakomodasi ketidak pastian/ keterbatasan di
lapangan itu sehingga balok tetap akan berperilaku
daktail (underreinforced).
 SNI 03-2847-2002 menetapkan batasan bila tulangan
yang dipasang tidak lebih dari 75% dari luasan
seimbang/ balansnya maka dapat dijamin bahwa balok
itu masih akan berperilaku daktail/ liat /
underreinforced design.
overreinforced design

 Pemasangan tulangan berlebihan dapat menjadikan balok berperilaku getas.


Karena baja sangat kuat menahan tarik sehingga beton tekan akan
mengalami kerusakan lebih dahulu.
 Kerusakan itu bersifat getas, mendadak sehingga tidak memberikan
kesempatan pemakainya untuk menghindar dari bencana tersebut. Tanda-
tanda kerusakan tidak tampak betul, bila diperhatikan tanda-tanda awal itu
berupa adanya pengelupasan (spalling) pada sisi tekan sekitar momen
maksimumnya.
 Oleh karenannya wajib untuk dihindarkan dalam perancangan, atau apabila
kondisi itu sudah terjadi di lapangan, bila mungkin, maka harus dibatasi
pembebanan gravitasinya
POSISI GARIS NETRAL (c) UNTUK BEBERAPA KONDISI
PENULANGAN
Balok persegi dengan
tulangan tunggal
 Dalam keadaan seimbang gaya tekan beton (Cc) akan
diimbangi oleh gaya tarik tulangan baja (Ts). Pada
kondisi ini tulangan baja telah mengalami pelelehan (fs
= fy), sehingga berlaku persamaan berikut :
Persamaan Dalam Keadaan
setimbang:
Cc = Ts

Cc = 0,85 . f’c . ab . b

Ts = As . fs = As .fy ;

cb = 0,003.d / (0,003 + εs)

bila εs = . fy/Es

dengan Es = 200000 MPa.

maka cb = 600.d / (600 + fy)


Lanjutan…
ab = 1 . cb ; bervariasi misalnya 1 = 0,85
untuk f‘c  30 MPa
ab = 1.600.d / (600 + fy) ;
agar penulangan liat maka digunakan
a = 0,75. ab =1. 450.d / (600 + fy),
a merupakan fungsi dari d (1 dan fy diketahui)
Cc = 0,85 . f’c . b. a dan
Mn = Ts (d – ½.a)
= Cc (d – ½.a)
= 0,85 . f’c . b. a. (d – ½.a)
 Bila Mn disamakan dengan Mu / dan memasukkan a ke
dalam persamaan terakhir maka akan didapatkan fungsi
kuadrat dalam d bila b ditetapkan
Langkah-langkah perancangan dapat dilakukan dengan cara
seperti berikut:

 1 = 0,85 untuk fc’ ≤ 30 MPa atau


 1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 untuk fc’ ≥ 30 MPa dan 1 ≥ 0,65
 memasukkan fy dan 1 ke dalam persamaan
 cb = 600.d / (600 + fy), ab = 1. cb
ab = 1. cb = 1 . 600.d / (600 + fy),
a = 0,75. ab = 1 . 450.d / (600 + fy), a fungsi d
 memasukkan a ke dalam persamaan
Mn = 0,85 . f’c . b. a. (d – ½.a)
sehingga Mn merupakan fungsi b dan d
 menyamakan Mn dengan Mu /
 menetapkan nilai lebar balok b dalam persamaan di atas akan
didapatkan persamaan kuadrat dalam d, sehingga d dapat dihitung.
Lanjutan…
 menetapkan tinggi total balok h = d + penutup beton (biasanya antara
50 s/d 60 mm) dan nilai h ini dibulatkan ke atas.
 bila berat sendiri balok belum termasuk dalam momen terfaktor,
hitunglah momen terfaktor baru dengan memasukkan berat sendiri
balok.
 memasukkan momen terfaktor baru untuk mendapatkan nilai a baru
dengan memasukkan nilai d terakhir yg didapat.
 luas tulangan dihitung berdasarkan atas nilai a terbaru, dan luasan
tulangan yg diperlukan dapat dihitung : Ast= 0,85. f’c . b. a./ fy
 Kontrol luas tulangan yang didapat terhadap luasan minimum :  pilih
nilai terbesarnya
Contoh Soal:
HW

 Sebuah balok segiempat dengan ukuran lebar (b) =


250 mm, tinggi (h) = 500 mm, selimut beton ds = 50
mm d = 450 mm, mutu baja fy = 400 MPa, mutu beton
fc’ = 20 MPa, dan modulus elastisitas (Es) = 2.105 MPa.
Momen ultimit yang bekerja adalah 160 kN.m
 Hitung Luas tulangan perlu dari balok tersebut

Anda mungkin juga menyukai