Anda di halaman 1dari 18

ORAL SURGERY JOURNAL READING

PERTIMBANGAN DALAM MELAKUKAN ODONTEKTOMI


DENGAN ANESTESI UMUM: CASE SERIES
Rasyida, et al./Dent. J. (Majalah Kedokteran Gigi) 2018 December; 51(4): 185–188

ARIHTA PUTRI 1713101020063


NURA SHARA AMIRZA 1713101020053
PEMBIMBING : drg. T. Ahmad Arbi, Sp.BM
Latar belakang

Odontektomi merupakan prosedur bedah yang umum dilakukan


oleh ahli bedah mulut dan maksilofasial

Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk melaporkan faktor-faktor pertimbangan
selain kecemasan sebagai indikasi dalam melakukan odontektomi yang
dilakukan di bawah anestesi umum di Rumah Sakit Universitas
Airlangga, Surabaya, Indonesia
Kasus
Empat pasien yang telah menjalani odontektomi dengan anestesi umum

Kesimpulan
Faktor penting yang berkaitan dengan odontektomi dilakukan dengan
anestesi umum adalah kecemasan, pendekatan anatomi, kontrol nyeri
yang memadai, komorbiditas kondisi medis sistemik, dan kebutuhan
prosedur bedah dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
PENGANTAR . . .
Impaksi gigi adalah gigi yang gagal erupsi ke dalam lengkung gigi
dalam periode waktu tertentu

Sebuah studi tentang 392 pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut,
Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia menunjukkan
bahwa 76,8% dari orang-orang ini memiliki impaksi molar ketiga

Semua gigi yang terkena dampak impaksi harus


diekstraksi dengan proses yang dikenal sebagai
odontektomi.
Anastesi umum diperlukan dalam kasus operasi besar ketika
anestesi lokal menghasilkan tingkat sedasi yang tidak memadai,
pasien kurang kooperatif, cacat mental atau kondisi medis tertentu

Pemberian anastesi umum di bawah pengawasan ahli


anestesi merupakan prosedur yang relatif aman

Dokter OMFS diharuskan untuk menganalisis


berbagai faktor untuk memutuskan penggunaan
anastesi umum
Kasus 1
Laki-laki, 45 tahun
Keluhan ketidaknyamanan pada gigi sulung karena impaksi makanan
Diagnosis impaksi gigi 38 dan 48 serta odontoma
Kasus 2
Laki-laki, 53 tahun
Rujukan ekstraksi multipel untuk keperluan prostodonsia.
Diagnosis multiple gangren radiks
Kasus 3
Perempuan, 25 tahun
Keluhan nyeri tumpul dari sisi kanan RB yang menjalar ke leher serta
pembengkakan gigi sisi kiri RB
Diagnosis Impaksi gigi 38 dan 48
KASUS 4

 Laki-laki 28 tahun
 Keluhan Utama:
Sering sakit dan berlubang di gigi bungsu atas dan bawahnya dan ingin agar
semua gigi bungsunya dicabut.
 Tampilan ortopantomograf:
Inversi distomolar (kissing molar) pada di ramus asenden mandibula kiri.
Mesiodens terlihat di antara gigi insisif atas.
MANAJEMEN KASUS

 Terapi : Odontektomi di bawah anestesi umum.


 Setiap pasien tetap di rumah sakit selama tiga hari:
 satu hari untuk pra-operasi,
 satu hari untuk operasi, dan
 satu hari untuk observasi pasca-operasi sebelum dipulangkan.
 Dressing, jahitan dilepas satu minggu setelah operasi.
 Tidak ada komplikasi serius. Pasien menunjukkan sedikit udem,
tidak ada dehisiensi luka, infeksi, mual, atau komplikasi sistemik.
DISKUSI

 Kedokteran Gigi > Anestesi Lokal


 Odontektomi > Anestesi Lokal / Anestesi Umum (dengan berbagai pertimbangan)
 Alasan pasien setuju dilakukan Odontektomi di bawah anestesi umum, yaitu:
― 1st ps & 4th ps:
Kebutuhan untuk kontrol nyeri yang memadai selama
prosedur bedah dengan durasi yang relatif lama dan
dampak traumatisnya.
DISKUSI

― 2nd ps:
Ps menderita alergi spesifik dan skizofrenia, ditangani dengan konsultasi ke
psikiater dan internis terlebih dahulu.
o Pemeriksaan dan psikoedukasi.
o Anestesi umum membantu prosedur ekstraksi gigi 48 & menghilangkan seluruh
infeksi fokal.
o Pasien tetap berada di zona nyaman.
o Evaluasi kondisi medis dan pengobatan secara holistik
bersama dengan ahli anestesi.
DISKUSI

― 3rd ps:
o Mengontrol rasa sakit,
o Memfasilitasi operasi yang terlalu
luas pada pasien dengan keadaan
sadar,
o Mempersiapkan plate rahang bawah
jika diperlukan untuk menstabilkan
setiap potensi fraktur.
W/WO GA?

 Keputusan akhir ditentukan oleh:


 Ahli bedah
 Pasien yang sudah diberikan informasi lengkap
 Kondisi kesehatan, prosedur operasi, operator, fasilitas, & risiko
 Persetujuan pasien (informed consent)/pengasuh/keluarga.
PASIEN KECEMASAN TINGGI

 Pemberian anestesi umum akan memberikan:


 Relaksasi total,
 Prosedur yang diingat pasien semakin singkat,
 Memfasilitasi kesuksesan perawatan (pada individu fobia),
 Bimbingan perilaku farmakologis dan non-farmakologis dapat diterapkan
untuk mengurangi kecemasan.
Operasi Perawatan Gigi vs
General Surgery

 Kondisi umum pasien lebih stabil dan risiko komplikasi pasca operasi lebih rendah
pada opeasi perawatan gigi.
 Chen et al (2017) meneliti komplikasi pasca operasi perawatan gigi di bawah
anestesi umum, yaitu:
 Pembengkakan bibir (69,2%),
 Mual (59,6%),
 Ulserasi oral (46,1%).
 Sebagian besar komplikasi di atas secara bertahap hilang
dengan sendirinya pasca operasi.
Kelemahan GA

 Biaya yang lebih tinggi.


 Kebutuhan tes laboratorium dan rontgen dada.
 Pasien tidak merasa sakit > kekuatan berlebihan saat mengekstraksi gigi dan / atau
mengebur begitu dalam ke tulang atau gigi > cedera n. alveolaris.
 Teknik split > menghindari trauma yang tidak perlu dan mengurangi komplikasi.
KESIMPULAN

 Pertimbangan Anestesi Umum:


 Kecemasan pasien
 Pendekatan anatomi
 Kontrol nyeri
 Penyakit medis sistemik sebagai komorbiditas
 Prosedur bedah yang sulit dilakukan di bawah anestesi lokal.

Anda mungkin juga menyukai