Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

KOMBINASI BISNIS
Definisi Kombinasi Bisnis

Adalah peristiwa di mana sebuah entitas


memperoleh pengendalian atas entitas lain
Jenis Kombinasi Bisinis:

Vertikal: kombinasi bisnis dengan melakukan


akuisisi entitas yang memiliki hubungan pemasok
atau distribusi.
Horizontal: entitas yang menghasilkan produk
sejenis atau produk yang berkaitan.
Konglomerasi: entitas yang tidak memiliki
hubungan dengan entitas.
Bentuk Entitas
 Merger: menggabungkan dua atau lebih entitas, di mana
entitas yang diakuisisi dibubarkan serta semua aset dan
liabilitasnya diambil alih pihak yang mengakuisisi.
 Konsolidasi: membentuk satu entitas baru yang akan
mengambil alih semua aset dan liabilitas entitas yang
bergabung.
 Akuisisi: membeli kepemilikan entitas yang diakuisisi, namun
entitas yang diakuisisi tetap berdiri hanya dikendalikan oleh
entitas pengakuisisi. Bentuk akuisisi dilakukan dengan
pembentukan perusahaan baru yang bertindak sebagai entitas
holding, atau pihak pengakuisisi merupakan entitas yang
sebelumnya telah ada. Pihak pengakuisisi atau entitas holding
yang dibentuk akan menyusun laporan keuangan
konsolidasian yang akan menggabungkan aset dan liabilitas
entitas dari semua anak yang berada dibawah kendalinya.
Dua Metode dalam Kombinasi Bisnis

Metode pooling of interest atau penyatuan


kepentingan . Tidak diperlukan penilaian ulang aset
dan liabilitas entitas yang bergabung. Dasar
pencatatannya adalah nilai buku dari entitas yang
bergabung.
Metode purchase atau pembelian atau akuisisi. Dasar
pencatatan adalah nilai wajar pada tanggal akuisisi,
karena kombinasi bisnis dianggap sebagai
pembentukan entitas baru, sehingga dilakukan
penilaian atas aset bersih entitas yang bergabung 
PSAK 22.
AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

Pengakuan dan Pengukuran Aset dan Liabilitas


Jika akuisisi tidak dilakukan secara penuh, maka bagian yang
tidak diakuisisi disebut kepentingan non-pengendali.
Pihak pengakuisisi mengakui secara terpisah berupa:
Goodwill
Aset teridentifikasi yang diperoleh
Liabilitas yang diambil alih
Kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi.

Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh


dan liabilitas yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal
akuisisi  PSAK 68
Biaya Transaksi

Biaya makelar (finder’s fee)


Advis
Hukum
Akuntansi
Penilaian
Biaya Profesional atau konsultasi lainnya
Biaya administrasi umum
Biaya pendaftaran
Biaya penerbitan efek utang dan efek ekuitas
PSAK 55
Imbalan yang Dialihkan
I
Imbalan dalam kombinasi bisnis dapat berupa kas,
aset non-kas lainnya, efek utang atau efek ekuitas
yang diterbitkan oleh pihak pengkuisisi.
Diukur pada nilai wajar  PSAK 68.

Goodwill
Goodwill mencerminkan manfaat ekonomi yang
timbul dari aset yang diperoleh dalam kombinasi
bisnis yang tidak dapat diidentifikasikan secara
individu sehingga harus diakui secara terpisah.
Pihak pengakuisisi membeli dengan harga yang lebih mahal
dari nilai wajar entitas diakuisisi. Kelebihan mungkin
disebabkan karena jaringan pemasaran, teknologi, keandalan
SDM,dll

Menghitung goodwill = (imbalan yang dialihkan +


kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak
pengakuisisi + kepentingan nonpengendali pada pihak yang
diakuisisi) – aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih.

Untuk akuisisi aset dan liabilitas, goodwill diakui dalam


laporan posisi keuangan pihak pengakuisisi. Sedangkan pada
akuisisi saham, goodwill diakui dalam terlebih dahulu dalam
saldo investasi.
PENCATATAN TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS
CONTOH 1.1. MERGER: AKUISISI ASET BERSIH – IMBALAN BERUPA KAS
Pada 31 Desember 2015, PT Permata mengakuisisi seluruh aset bersih PT Samara dalam sebuah merger. Informasi
laporan keuangan untuk PT Permata dan PT Samara
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
(dalam 000 Rupiah, kecuali per saham)
PT Permata PT Samara
Nilai Tercatat Nilai Tercatat Nilai Wajar
Kas 480.000 40.000 40.000
Piutang Usaha 280.000 70.000 70.000
Persediaan 340.000 60.000 100.000
Tanah 160.000 80.000 120.000
Bangunan dan Mesin 760.000 620.000 300.000
Akumulasi Penyusutan (380.000) (400.000)
Total Aset 1.640.000 470.000 630.000
Utang Usaha 170.000 110.000 110.000
Utang Wesel 300.000 240.000 240.000
Saham Biasa
Nominal Rp. 20.000 40.000
Nominal Rp. 12.000 36.000
Tambahan Modal Disetor 320.000 20.000
Saldo Laba 450.000 64.000
Total Liabilitas & Ekuitas 1.640.000 470.000

PT Permata mengalihkan imbalan senilai Rp. 352.000.000 untuk mengakuisisii aset neto PT
Samara.
PT Permata mengeluarkan Rp. 20.000.000 untuk biaya legal.
Atas akuisisi tersebut, maka goodwill yang terjadi dapat dihitung sebagai
berikut:
Imbalan yang dialihkan Rp. 352.000.000
Kepentingan yang dimiliki sebelumnya 0
Kepentingan Nonpengendali 0 +
Jumlah Rp. 352.000.000
Aset Bersih Teridentifikasi Rp. 280.000.000 -
Goodwill Rp. 72.000.000
Aset bersih teridentifikasi dihitung dari nilai wajar aset dikurangi
liabilitas. Pada contoh ini akuisisi dilakukan terhadap aset bersih
sehingga pihak pengakuisisi mengakui seluruh aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitasnya yang diambil alih pada nilai wajarnya.
Berikut jurnal yang dicatat oleh PT Permata:

Beban 20.000.000
Kas Rp. 20.000.000
Mencatat biaya transaksi
31 Desember 2015

Kas 40.000.000
Piutang Usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan Mesin 300.000.000
Goodwill 72.000.000
Utang Usaha 10.000.000
Utang Wesel 240.000.000
Kas (imbalan yang dialihkan) 352.000.000

Atas akuisisi ini, PT Samara sebagai entitas yang


dibubarkan akan menghapusbukukan seluruh aset dan
liabilitas yang dimiliki dan menghentikan operasinya.
CONTOH 1.2. MERGER: AKUISISI ASET BERSIH – IMBALAN
BERUPA NON-KAS

Berdasarkan contoh 1.1. seandainya PT Permata menerbitkan 11.000


lembar saham biasa sebagai imbalan yang dialihkan atas akuisisi
tersebut. Nilai wajar saham PT Permata adalah Rp.32.000/lembar.
Atas penerbitan saham tersebut, PT Permata juga membayar biaya
penerbitan saham senilai Rp.30.000.000. PT Permata akan mencatat
jurnal sbb:
Beban 20.000.000

Beban Tangguhan 30.000.000

Kas Rp. 50.000.000

Mencatat biaya akuisisi


31 Desember 2015

Kas 40.000.000
Piutang Usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan Mesin 300.000.000
Goodwill 72.000.000
Utang Usaha 110.000.000
Utang Wesel 240.000.000
Saham Biasa (Rp.20.000x11.000) 220.000.000
Tambahan Modal Disetor 102.000.000
Beban Tangguhan 30.000.000
Mencatat akuisisi aset bersih

Nilai Tambahan Modal Disetor dihitung


sebagai berikut:

Nilai wajar saham (Rp. 32.000 x 11.000) Rp. 352.000.000


Nilai nomial saham (Rp. 20.000 x 11.000) Rp. 220.000.000 -
Nilai Tambahan Modal Disetor Rp. 132.000.000
Beban Tangguhan Rp. 30.000.000 -
Nilai Tambahan Modal Disetor Bersih Rp. 102.000.000
CONTOH 1.3. AKUISISI SAHAM – IMBALAN BERUPA KAS
Berdasarkan contoh 1.1. seandainya PT Permata mengakuisisi seluruh saham biasa PT
Samara dengan membayar tunai Rp. 352.000.000. Atas akuisisi tersebut, PT Samara tetap
beroperasi dan tidak dibubarkan. PT Permata akan mencatat jurnal sbb:

Beban 20.000.000
Kas Rp. 20.000.000
Mencatat biaya transaksi

Investasi pada PT Samara 352.000.000


Kas Rp. 352.000.000
Mencatat akusisi saham

Pada contoh 1.3. jurnal yang dicatat oleh PT Permata sangat


sederhana karena tidak mencatat aset dan liabilitas secara individual.
Hal ini disebabkan PT Samara tidak dibubarkan dan tetap
menggunakan aset dan liabilitas tersebut dalam operasinya. Pada
tiap akhir periode pelaporan laporan keuangan PT Permata dan PT
Samara akan dikonsolidasikan.
CONTOH 1.4.

KONSOLIDASI: AKUISISI ASET BERSIH – IMBALAN BERUPA KAS

Pada 31 Desember 2015, PT Mandiri mengakuisisi


seluruh aset bersih PT Permata dan PT Samara
dalam sebuah konsolidasi. Akuisisi ini
menyebabkan dibubarkannya PT Permata dan PT
Samara dan bergabung menjadi entitas baru yaitu
PT Mandiri:
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
(dalam 000 Rupiah, kecuali per saham)

PT Permata PT Samara
Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar
Kas 480.000 480.000 40.000 40.000
Piutang Usaha 280.000 280.000 70.000 70.000
Persediaan 340.000 300.000 60.000 100.000
Tanah 160.000 200.000 80.000 120.000
Bangunan dan Mesin 760.000 600.000 620.000 300.000
Akumulasi Penyusutan (380.000) (400.000)
Total Aset 1.640.000 1.860.000 470.000 630.000
Utang Usaha 170.000 170.000 110.000 110.000
Utang Wesel 300.000 310.000 240.000 240.000
Saham Biasa
Nominal Rp. 20.000 40.000
Nominal Rp. 12.000 36.000
Tambahan Modal Disetor 320.000 20.000
Saldo Laba 450.000 64.000
Total Liabilitas & Ekuitas 1.640.000 470.000
PT Mandiri mengalihkan imbalan senilai Rp. 1.800.000.000 untuk mengakuisisi aset neto PT Permata
dan PT Samara. PT Mandiri mengeluarkan Rp.40.000.000 untuk biaya legal.
Atas akuisisi tersebut, maka goodwill yang terjadi dapat dihitung sebagai berikut:

Imbalan yang dialihkan Rp. 1.800.000.000


Kepentingan yang dimiliki sebelumnya 0
Kepentingan Nonpengendali 0 +
Jumlah Rp. 1.800.000.000
Aset Bersih Teridentifikasi Rp. 1.660.000.000 -
Goodwill Rp. 140.000.000
Aset bersih teridentifikasi dihitung dari nilai wajar aset dikurangi liabilitas atas kedua entitas
(Rp.1.380.000.000+Rp.280.000.000).

Pada contoh ini akuisisi dilakukan terhadap aset bersih sehingga pihak pengakuisisi mengakui
seluruh aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada nilai wajarna.

Berikut jurnal yang dicatat oleh PT Mandiri:

Beban 40.000.000
Kas Rp. 40.000.000
Mencatat biaya akuisisi

31 Desember 2015

Kas 520.000.000
Piutang Usaha 350.000.000
Persediaan 400.000.000
Tanah 320.000.000
Bangunan dan Mesin 900.000.000
Goodwill 140.000.000
Utang Usaha 280.000.000
Utang Wesel 550.000.000
Kas (imbalah yang dialihkan) 1.800.000.000

Atas akuisisi ini, PT Permata dan PT Samara sebagai entitas yang dibubarkan akan
menghapusbukukan seluruh aset dan liabilitas yang dimiliki dan menghentikan operasinya.
PEMBELIAN DISKON

Terkadang pihak pengakuisisi melakukan pembelian pada nilai imbalan yang lebih rendah daripada
nilai wajar aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Kondisi ini disebut
pembelian dengan diskon. Selisih tersebut diakui oleh pihak pengakuisisi sebagai keuntungan dalam
laporan laba rugi pada tanggal akuisisi. Keuntungan tersebut didistribusikan kepada pihak
pengakuisisi.

CONTOH 1.4. MERGER: AKUISISI ASET BERSIH – PEMBELIAN DISKON

Merujuk pada contoh 1.1. PT Permata mengalihkan imbalan senilai Rp. 250.000.000 untuk
mengakuisisi aset neto PT Samara. PT Samara mengeluarkan Rp. 20.000.000 untuk biaya legal.

Atas akuisisi tersebut maka goodwill yang terjadi dapat dihitung sbb:

Imbalan yang dialihkan Rp. 250.000.000


Kepentingan yang dimiliki sebelumnya 0
Kepentingan Nonpengendali 0 +
Jumlah Rp. 250.000.000
Aset Bersih Teridentifikasi Rp. 280.000.000 -
Pembelian Diskon Rp. 30.000.000
Pada contoh ini akuisisi imbalan yang dialihkan bernilai lebih rendah daripada nilai wajar aset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Berikut jurnal yang dicatat oleh PT
Permata:

Beban 20.000.000
Kas Rp. 20.000.000
Mencatat biaya akuisisi

31 Desember 2015

Kas 40.000.000
Piutang Usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan Mesin 300.000.000
Utang Usaha 110.000.000
Utang Wesel 240.000.000
Kas (imbalah yang dialihkan) 250.000.000
Keuntungan Pembelian Diskon 30.000.000
Mencatat akuisisi aset bersih

Atas akuisisi ini selisih pembelian diskon diakui sebagai keuntungan dalam laporan laba rugi pada
periode akusisi.
End of chapter 1

Anda mungkin juga menyukai