Anda di halaman 1dari 85

PENGUATAN

AGENDA 2
Perlu Akselerasi Transformasi Manajemen ASN
Menuju Birokrasi Berkelas Dunia di 2024

BIROKRASI BERKELAS DUNIA


Transformasi : Struktural, Kultural dan Digital perlu 2024
adaptasi kebijakan & kompetensi baru, serta adopsi
teknologi dan sistem yang agile

Tantangan Dunia yang semakin VUCA Perlu Arsitektur Human Capital, ASN Profesional :
dengan Triple Disruption: Strategi dan Rencana Eksekusi yang ▪ Berorientasi Pelayanan
▪ Technology (Revolusi Industri 4.0 bisa mengakselerasi ▪ Akuntabel
menuju Era Society 5.0) ▪ Kompeten
▪ Millennials ▪ Harmonis
▪ Pandemic Covid-19 ▪ Loyal
▪ Adaptif
Dukungan Regulasi ▪ Kolaboratif
8
Menghadapi VUCA dengan “VUCA”

V VOLATILITY : Rate of change


UNCERTAINTY : Unclear about the
U present

COMPLEXITY : Multiple key decision


C factors

AMBIGUITY : Lack of clarity about


A meaning of an event
ARAH PERUBAHAN
• RPJM IV 2020-2024: mewujudkan sosok Smart Aparatur Sipil
Negara (Smart ASN) dalam mendukung visi mewujudkan World
Class Government.
• Smart ASN (integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan
global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality,
berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas).
• Revolusi Industri 4.0-Revolusi (Industri 5.0)
Etika ASN sebagai Individu, dalam
Organisasi, dan Masyarakat
• Perubahan Mindset
• Pertama, berubah dari penguasa menjadi
pelayan;
• Kedua, merubah dari ’wewenang’ menjadi
’peranan’;
• Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah
amanah, yang harus dipertanggung jawabkan
bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
• Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
• Toleransi
• Empati
• Keterbukaan terhadap perbedaan.
Efek Domino dari ASN yang Tidak Profesional
Efek Domino dari ASN yang Profesional
Berorientasi Pelayanan
Akuntabel
ASN
Core Value
Kompeten
Harmonis
Ber AKHLAK
Loyal
Adaptif
Kolaboratif

Employee Value Proposition (Employer Branding ASN) :


“Bangga Melayani Bangsa”
CONTOH 1

Panduan Perilaku
BERORIENTASI
PELAYANAN
| 1. Potret Layanan Publik Negeri Ini

Realitas Layanan Publik Indonesia

AKUNTABEL
| Potret Layanan Publik Negeri Ini

Mental Melayani

Mulai dari Diri Sendiri


Mulai dari yang kecil
Mulai dari SEKARANG!
Hal Fundamental dalam Pelayanan Publik

01 Pelayanan publik merupakan hak warga negara


sebagai amanat konstitusi

02 Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak


yang dibayar oleh warga negara

Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk


mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa
03 di masa yang akan datang
Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi

04 kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai


manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi)
Pentingnya Pelayanan Prima

Alasan rasional mengenai pentingnya pelayanan prima antara lain adalah:

Kepuasan pelanggan
merupakan sarana untuk Kepuasan pelanggan Pelanggan makin kritis Pelanggan yang puas
menghadapi kompetisi di merupakan aset dalam memilih produk mudah memberikan
masa yang akan datang terpenting atau jasa referensi
1 3 5 7

2 4 6
Kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan Pelanggan puas akan
merupakan promosi menjamin pertumbuhan dan kembali (costumer
terbaik perkembangan organisasi retention)
Prinsip Dalam Pelayanan Publik (1)
Partisipatif

1 Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam


merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya

Transparan
Penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
2 pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga
harus diberi akses yang sebesar- besarnya untuk mempertanyakan
dan menyampaikan pengaduan

Responsif

3 Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan


kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan,
akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.

4
Tidak diskriminatif

elayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah


P
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
warga negara yang lain.
Mudah dan Murah
Prinsip Dalam Pelayanan Publik (2)
5 Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya
yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara

Efektif dan Efisien

6 Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan


tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya
yang murah
Aksesibel
7 Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik dan non fisik.

8 Akuntabel

Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan


fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara
melalui pajak yang mereka bayar

9
Berkeadilan

Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara


dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain
Strategi Peningkatan Pelayanan Prima

Kepatuhan terhadap UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik:

Menerapkan Standar
Pelayanan & Maklumat Pengelolaan

Pelayanan Pengembangan Inovasi Perbaikan Berkelanjutan


pengaduan masyarakat
1 3 5 7

2 4 6

Melaksanakan Survei Menyediakan sarana dan Replikasi Best Practice


Kepuasan Masyarakat, prasarana pelayanan
minimal 1 tahun sekali
Contoh Perilaku Pelayanan Prima

Menyapa dan Ramah dan Cepat dan Mendengar Penampilan


memberi salam senyum tepat waktu dengan sabar dan yang rapih
aktif

Mengucapkan Perlakukan
Mengingat nama Dan lain-lain
terima kasih pelanggan pelanggan
dengan baik
Keterlibatan Masyarakat Dalam Peningkatan Pelayanan Prima

01 Penyusunan kebijakan
02 maklumat
Penyusunan standar pelayanan
pelayanan
dan

03 Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat


Penyampaian & pengelolaan pengaduan
04 pelayanan publik
Panduan Perilaku
AKUNTABEL
Pengertian Akuntabilitas

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan


responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan
amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
Aspek-Aspek Akuntabilitas
• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
• Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pentingnya Akuntabilitas

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,


2007), yaitu:
1.Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi);
2.untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional);
3.untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
Tingkatan Akuntabilitas

1. Akuntabilitas Personal
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
Alat Akuntabilitas Indonesia
• Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan
Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap
PNS.
• Kontrak Kinerja. Semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa terkecuali mulai 1 Januari
2014 menerapkan adanya kontrak kerja pegawai. Kontrak kerja yang dibuat untuk tiap
tahun ini merupakan kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsungnya.
Kontrak atau perjanjian kerja ini merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan
Pemerintah terbaru Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
• Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) yang berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada tahun tertentu,
pengukuran dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel

1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula, terhindarnya dari aspek- aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya,
sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana
dapat dijadikan sebagai solusi.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel

2. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel

3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan/atau stakeholders.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah
dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas institusi.
a) Responsibiltas Perseorangan
• Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindakan
yang telah dilakukan
• Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
• Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan
b) Responsibilitas Institusi
• Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
• Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan
• Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan
kompetensinya
Menciptakan Lingkungan Akuntabel

5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal- hal yang tidak dapat dipercaya.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel

7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan
adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel

8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan
adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja baik individu maupun organisasi.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel

9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang
tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur,
sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel,
akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.
Panduan Perilaku
KOMPETEN
Panduan Perilaku
HARMONIS
Pengertian

Pengertian Harmonis:

• Kamus Webster: having a pleasing mixture of notes


• KBBI: bersangkut paut dng (mengenai) harmoni; seia sekata
• Wikipwedia: terikat secara serasi/sesuai

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian


rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan
yang luhur
Pentingnya Suasana Harmonis

• Disharmonis: https://www.youtube.com/watch?v=bJ6T0hT-uTk.
• Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita
secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Upaya Mewujudkan
Keharmonisan
ASN Harmonis
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN,
tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Peran ASN Harmonis
• Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral
dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang
ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku
diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
• PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi
keberadaan kelompok tersebut.
• PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
• Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya
yang membutuhkan pertolongan
• PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
Panduan Perilaku
LOYAL
LOYAL
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Kalimat Afirmasi
Kami berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara

Panduan Perilaku (Kode Etik)


1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI
serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan
negara; serta
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Komitmen
Kata Kunci (Aktualisasi) : Dedikasi
Kontribusi
“KoDeKoNasAb” Nasionalisme
Pengabdian
ADAPTIF
CONTOH 3

Panduan Perilaku
Batasan Pengertian Adaptif
Proses mengatasi halangan-
halangan dari lingkungan. Mengubah agar sesuai dengan
kondisi yang diciptakan.

Penyesuaian terhadap
norma-norma untuk Memanfaatkan sumber-
menyalurkan. sumber yang terbatas untuk
kepentingan lingkungan dan
sistem.

Proses perubahan untuk Penyesuaian budaya dan aspek


menyesuaikan dengan situasi lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
yang berubah.
Jenis Berpikir
Organisasi
Adaptif
Adaptif sebagai Nilai
dan Budaya ASN
Learning Organization (Peter Senge):
Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga
ke tingkat mahir (personal mastery);
Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi
yang sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-
cita yang akan dicapai bersama (shared vision);

Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang


organisasi ingin wujudkan (mental model);
Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning);

Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda,


atau bermental silo (systems thinking).
Penerapan Budaya Adaptif

Dapat mengantisipasi dan Memanfaatkan peluang-


beradaptasi dengan peluang yang berubah-ubah
perubahan lingkungan

Mendorong jiwa Terkait dengan kinerja


kewirausahaan instansi

Memperhatikan kepentingan-kepentingan
yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya
Ciri-ciri Individu Adaptif
• Eksperimen orang yang • Tidak mencari popularitas
beradaptasi
• Memiliki rasa ingin tahu
• Melihat peluang di mana orang
• Memperhatikan system
lain melihat kegagalan
• Membuka pikiran
• Memiliki sumberdaya
• Memamhami apa yang sedang
• Selalu berpikir ke depan
diperjuangkan
• Tidak mudah mengeluh
• Tidak menyalahkan
KOLABORATIF
Panduan Perilaku
KOLABORATIF DALAM
KONTEKS ORGANISASI
PEMERINTAH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN


DALAM KOLABORASI ANTAR LEMBAGA
PEMERINTAH

1. Kepercayaan,
2. Pembagian kekuasaan,
3. Gaya kepemimpinan,
4. Strategi manajemen dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang
efisien efektif antara entitas publik

Custumato (2021)
1) Trust building : membangun kepercayaan
dengan stakeholder mitra kolaborasi
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi
dan baik dan bersungguh-sungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan
saling ketergantungan; sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan

PROSES YANG HARUS DILALUI kejelasan misi, definisi bersama terkait


DALAM MENJALIN KOLABORASI permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
bersama; dan
5) Menetapkan outcome antara.

Ansen dan gash (2012 p 550)


Whole of Government (WoG); Kongkretisasi
Kolaborasi Pemerintahan

Mengenal Whole-of-Government (WoG)

sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan


yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,

WoG yang dinyatakan dalam laporan APSC sebagai


“[it] denotes public service agencies working across
portfolio boundaries to achieve a shared goal and an
integrated government response to particular issues.
Approaches can be formal and informal. They can focus
on policy development, program management and
service delivery” (Shergold & others, 2004).
Whole of Government
• WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama
dalam bidang pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.

• WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu


pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Mengapa WOG … (1)

• Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik


dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
• Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan
• Khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar
belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa
Manfaat WoG

• Efisiensi • Biaya (cost)


• Sharing Informasi • Pemborosan (waste)
• Lingkungan kerja • Duplikasi pekerjaan
• Daya saing • Inkonsistensi kebijakan
• Akuntabilitas • Waktu penyelesaian
• Koherensi kebijakan layanan tertentu

Diadopsi dari Colgan, A., Kennedy, L.A. and Doherty, N. (2014)


Keuntungan WoG

• Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L
sektoral secara masing-masing.
• Boundary-spanning
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu
instansi, tetapi lintas instansi
• Enabling
WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani
tantangan kebijakan yang kompleks
• Strengthening prevention
WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang
mungkin berkembang lebih jauh
Bentuk WoG
• Integrating Service Delivery (ISD)
Proses penyatuan pemberian layanan kepada publik
• Koordinasi dan Kolaborasi
Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau berkolaborasi dalam
mencapai tujuan bersama
• Integrating and Rebalancing Governance
Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di Inggris
• Culture Change
Konsep-konsep social glue (perekat), budaya organisasi
Praktek WoG
• PENGUATAN KOORDINASI ANTAR LEMBAGA
Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah
• MEMBENTUK LEMBAGA KOORDINASI KHUSUS
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG
• MEMBENTUK GUGUS TUGAS
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang sidatnya tidak permanen
• KOALISI SOSIAL
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khsus dalam koordinasi ini
Berdasarkan Pola
• Pelayanan Teknis Fungsional
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya
• Pelayanan Satu Atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing
• Pelayanan Satu Pintu
Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit
kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah
terkait lainnya yang bersangkutan
• Pelayanan Terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak
selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait
dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan
• Pelayanan Elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
NILAI-NILAI DASAR PNS BerAKHLAK
BERORIENTASI LAYANAN AKUNTABEL KOMPETEN HARMONIS

PAHAM KEBUTUHAN MASYARAKAT Jujur MENGEMBANGKAN KOMPETENSI DIRI TOLERANSI

RAMAH Bertanggung jawab MEMBANTU ORANG LAIN BELAJAR EMPATI

CEKATAN Cermat MELAKSANAKAN TUGAS TERBAIK SOPAN

SOLUTIF Berintegritas tinggi BELAJAR SECARA BERKELANJUTAN SANTUN

DAPAT DIANDALKAN Efektif MENYUKAI TANTANGAN HORMAT

MELAKUKAN PERBAIKAN TIADA HENTI Efisien BERFIKIR SISTEMIK TANPA TEKANAN

MENDENGARKAN KELUHAN Tidak menyalahgunakan BERTINDAK SECARA PROFESIONAL PEDULI


MASYARAKAT kewenangan jabatan
SABAR DALAM MELAYANI MASYARAKAT Konsisten MENGEMBANGKAN BUDAYA KERJA MENGHARGAI PERBEDAAN
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
SUKA MEMBERIKAN PERTOLONGAN Setia TIDAK DISKRIMINATIF
KEPADA MASYARAKAT YG
MEMBUTUKAN PELAYANAN
MEMPERLAKUKAN PELANGGAN DG BAIK Transparan BERMUSYAWARAH

ADIL DLM MEMBERIKAN PELAYANAN

MENGUTAMAKAN KEPUASAN
PELANGGAN. DLL
LOYAL ADAPTIF KOLABORATIF

Memegang teguh Ideologi Pancasila, UUD Cepat menyesuaikan diri menghadapi Memberi kesempatan kepada
45, Setia pada NKRI dan Pemerintahan yg perubahan berbagai pihak untuk berkontribusi
sah
Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Terus berinovasi dan mengembangkan Terbuka dakam bekerjasama untuk
Instansi dan Negara kreatifitas menghasilkan nilai tambah
Menjaga rahasia Jabatan dan negara Bertindak proaktif Menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan bersama
Komitmen terhadap tugas negara Cepat menyesuaikan diri dengan kondisi Membangun kepercayaan
Lingkungan

Dedikasi Terhadap Tugas Negara Suka berdialog/sharing


Kontribusi kpd Bangsa dan negara Suka bekerjasama /Kooperatif
Nasionalisme Komitmen pada proses
Mengutamakan Kepentingan bangsa Pemahaman bersama
dan negara
Menetapkan tujuan bersama
Humble
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai