AGENDA 2
Perlu Akselerasi Transformasi Manajemen ASN
Menuju Birokrasi Berkelas Dunia di 2024
Tantangan Dunia yang semakin VUCA Perlu Arsitektur Human Capital, ASN Profesional :
dengan Triple Disruption: Strategi dan Rencana Eksekusi yang ▪ Berorientasi Pelayanan
▪ Technology (Revolusi Industri 4.0 bisa mengakselerasi ▪ Akuntabel
menuju Era Society 5.0) ▪ Kompeten
▪ Millennials ▪ Harmonis
▪ Pandemic Covid-19 ▪ Loyal
▪ Adaptif
Dukungan Regulasi ▪ Kolaboratif
8
Menghadapi VUCA dengan “VUCA”
Panduan Perilaku
BERORIENTASI
PELAYANAN
| 1. Potret Layanan Publik Negeri Ini
AKUNTABEL
| Potret Layanan Publik Negeri Ini
Mental Melayani
Kepuasan pelanggan
merupakan sarana untuk Kepuasan pelanggan Pelanggan makin kritis Pelanggan yang puas
menghadapi kompetisi di merupakan aset dalam memilih produk mudah memberikan
masa yang akan datang terpenting atau jasa referensi
1 3 5 7
2 4 6
Kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan Pelanggan puas akan
merupakan promosi menjamin pertumbuhan dan kembali (costumer
terbaik perkembangan organisasi retention)
Prinsip Dalam Pelayanan Publik (1)
Partisipatif
Transparan
Penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
2 pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga
harus diberi akses yang sebesar- besarnya untuk mempertanyakan
dan menyampaikan pengaduan
Responsif
4
Tidak diskriminatif
8 Akuntabel
9
Berkeadilan
Menerapkan Standar
Pelayanan & Maklumat Pengelolaan
2 4 6
Mengucapkan Perlakukan
Mengingat nama Dan lain-lain
terima kasih pelanggan pelanggan
dengan baik
Keterlibatan Masyarakat Dalam Peningkatan Pelayanan Prima
01 Penyusunan kebijakan
02 maklumat
Penyusunan standar pelayanan
pelayanan
dan
1. Akuntabilitas Personal
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
Alat Akuntabilitas Indonesia
• Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan
Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap
PNS.
• Kontrak Kinerja. Semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa terkecuali mulai 1 Januari
2014 menerapkan adanya kontrak kerja pegawai. Kontrak kerja yang dibuat untuk tiap
tahun ini merupakan kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsungnya.
Kontrak atau perjanjian kerja ini merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan
Pemerintah terbaru Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
• Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) yang berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada tahun tertentu,
pengukuran dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula, terhindarnya dari aspek- aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya,
sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana
dapat dijadikan sebagai solusi.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
2. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan
yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan/atau stakeholders.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah
dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas institusi.
a) Responsibiltas Perseorangan
• Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindakan
yang telah dilakukan
• Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
• Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan
b) Responsibilitas Institusi
• Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
• Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan
• Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan
kompetensinya
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal- hal yang tidak dapat dipercaya.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan
adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan
adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja baik individu maupun organisasi.
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang
tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur,
sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel,
akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.
Panduan Perilaku
KOMPETEN
Panduan Perilaku
HARMONIS
Pengertian
Pengertian Harmonis:
• Disharmonis: https://www.youtube.com/watch?v=bJ6T0hT-uTk.
• Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita
secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Upaya Mewujudkan
Keharmonisan
ASN Harmonis
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN,
tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
Kalimat Afirmasi
Kami berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara
Komitmen
Kata Kunci (Aktualisasi) : Dedikasi
Kontribusi
“KoDeKoNasAb” Nasionalisme
Pengabdian
ADAPTIF
CONTOH 3
Panduan Perilaku
Batasan Pengertian Adaptif
Proses mengatasi halangan-
halangan dari lingkungan. Mengubah agar sesuai dengan
kondisi yang diciptakan.
Penyesuaian terhadap
norma-norma untuk Memanfaatkan sumber-
menyalurkan. sumber yang terbatas untuk
kepentingan lingkungan dan
sistem.
Memperhatikan kepentingan-kepentingan
yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya
Ciri-ciri Individu Adaptif
• Eksperimen orang yang • Tidak mencari popularitas
beradaptasi
• Memiliki rasa ingin tahu
• Melihat peluang di mana orang
• Memperhatikan system
lain melihat kegagalan
• Membuka pikiran
• Memiliki sumberdaya
• Memamhami apa yang sedang
• Selalu berpikir ke depan
diperjuangkan
• Tidak mudah mengeluh
• Tidak menyalahkan
KOLABORATIF
Panduan Perilaku
KOLABORATIF DALAM
KONTEKS ORGANISASI
PEMERINTAH
1. Kepercayaan,
2. Pembagian kekuasaan,
3. Gaya kepemimpinan,
4. Strategi manajemen dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang
efisien efektif antara entitas publik
Custumato (2021)
1) Trust building : membangun kepercayaan
dengan stakeholder mitra kolaborasi
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi
dan baik dan bersungguh-sungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan
saling ketergantungan; sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan
• Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L
sektoral secara masing-masing.
• Boundary-spanning
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu
instansi, tetapi lintas instansi
• Enabling
WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani
tantangan kebijakan yang kompleks
• Strengthening prevention
WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang
mungkin berkembang lebih jauh
Bentuk WoG
• Integrating Service Delivery (ISD)
Proses penyatuan pemberian layanan kepada publik
• Koordinasi dan Kolaborasi
Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau berkolaborasi dalam
mencapai tujuan bersama
• Integrating and Rebalancing Governance
Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di Inggris
• Culture Change
Konsep-konsep social glue (perekat), budaya organisasi
Praktek WoG
• PENGUATAN KOORDINASI ANTAR LEMBAGA
Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah
• MEMBENTUK LEMBAGA KOORDINASI KHUSUS
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG
• MEMBENTUK GUGUS TUGAS
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang sidatnya tidak permanen
• KOALISI SOSIAL
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khsus dalam koordinasi ini
Berdasarkan Pola
• Pelayanan Teknis Fungsional
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya
• Pelayanan Satu Atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing
• Pelayanan Satu Pintu
Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit
kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah
terkait lainnya yang bersangkutan
• Pelayanan Terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak
selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait
dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan
• Pelayanan Elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
NILAI-NILAI DASAR PNS BerAKHLAK
BERORIENTASI LAYANAN AKUNTABEL KOMPETEN HARMONIS
MENGUTAMAKAN KEPUASAN
PELANGGAN. DLL
LOYAL ADAPTIF KOLABORATIF
Memegang teguh Ideologi Pancasila, UUD Cepat menyesuaikan diri menghadapi Memberi kesempatan kepada
45, Setia pada NKRI dan Pemerintahan yg perubahan berbagai pihak untuk berkontribusi
sah
Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Terus berinovasi dan mengembangkan Terbuka dakam bekerjasama untuk
Instansi dan Negara kreatifitas menghasilkan nilai tambah
Menjaga rahasia Jabatan dan negara Bertindak proaktif Menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan bersama
Komitmen terhadap tugas negara Cepat menyesuaikan diri dengan kondisi Membangun kepercayaan
Lingkungan