by.
Artika
Nanda Salwa Aulia
Sasya Hanifha
Sintesis Polimerisasi
1-etenilpirolidin-2-one
RADIKAL BEBAS
Istilah radikal bebas merujuk ke atom atau gugus atom apa saja yang memiliki satu atau
lebih elektron tak berpasangan. Suatu radikal bebas biasanya dijumpai sebagai zat-antara
yang tak dapat diisolasi usia pendek, sangat reaktif dan berenergi tinggi. Radikal bebas
disimbolkan dengan sebuah titik yang menggambarkan elektron yang tidak berpasangan.
Tahap Inisiasi
Inisiasi polimerisasi terjadi dalam dua tahap berurutan. Langkah pertama melibatkan pembentukan
radikal melalui inisiator. Langkah kedua adalah penambahan radikal inisiator ke molekul monomer
vinil.
2) Tahap Propagasi
Monomer yang diinisiasi di atas akan berikatan dengan monomer lain (biasanya dengan ribuan molekul
monomer) dengan cepat. Atom karbon tersubstitusi dianggap sebagai kepala dan atom karbon yang
tidak tersubstitusi adalah ekor dari monomer vinil. Oleh karena itu, ada tiga kemungkinan cara untuk
tahap propagasi terjadi: kepala ke ekor (Gambar a), kepala ke kepala (Gambar b), dan ekor ke ekor
(Gambar c).
3) Tahap Terminasi
Aktivitas pertumbuhan rantai polimer radikal diterminasi oleh reaksi dengan radikal bebas lainnya
dalam sistem untuk menghasilkan molekul polimer. Terminasi dapat terjadi dengan reaksi antara radikal
polimer dengan radikal inisiator (Gambar a).
Dalam terminasi dengan kombinasi, dua rantai polimer yang sedang tumbuh saling bereaksi
menghasilkan satu polimer yang terterminasi (Gambar b),
pada terminasi disproporsi, atom labil (biasanya hidrogen) dipindahkan dari satu radikal polimer ke
yang lain (Gambar c).
4) Transfer Rantai
Dalam reaksi transfer rantai, rantai polimer yang tumbuh dihentikan diterminasi dengan memindahkan
aktivitas pertumbuhannya ke spesies yang sebelumnya tidak aktif (tidak radikal),
1. Sintesis 1-etenilpirolidin-2-one
2-butene-1,4-diol
dihidrogenasi menghasilkan
1,4-butanediol
selanjutnya dioksidasi (dehidrogenasi) membentuk
siklik butirolakton
direaksikan dengan ammonia menghasilkan
1-etenilpirolidin-2-one
2. Polimerisasi
1) Tahap Inisiasi
Peroksida akan mengalami pemisahan homolitik membentuk dua radikal hidroksil.
Radikal hidroksil kemudian bereaksi dengan monomer 1-etenilpirolidin-2-one yang menghasilkan
monomer yang aktif dalam bentuk radikal.
2) Tahap Propagasi
Radikal karbon yang terbentuk mengadisi monomer 1-etenilpirolidin-2-one lainnya membentuk ikatan
C-C baru dan radikal karbon lainnya.
Tahapan ini terjadi berulang-ulang, sehingga rantai polimer bertumbuh.
3) Tahap Terminasi
Reaksi polimerisasi radikal bebas diakhiri dengan tahap terminasi dimana hidroksil radikal bereaksi dengan
bagian radikal dari rantai yang sedang tumbuh yang akan membentuk gugus aldehid pada ujung povidon
dan menghasilkan polimer povidon dan pirolidon.
b. Povidon dalam pelarut organik
Povidon juga dapat diproduksi dalam pelarut organik, seperti alkohol dan toluene.
Inisiator yang digunakan adalah peroksida organik, seperti di-tersier-butil-
peroksida atau dikumil peroksida.
1) Tahap Inisiasi
Peroksida organik akan mengalami pemisahan homolitik
membentuk radikal alkoksi.
Radikal alkoksi kemudian mengambil atom hidrogen
(abstraksi hidrogen) dari pelarut yang akan membentuk
pelarut radikal.
Pelarut radikal kemudian bereaksi dengan monomer 1-
etenilpirolidin-2-one yang menghasilkan monomer yang
aktif dalam bentuk radikal.
2) Tahap Propagasi
Radikal karbon yang terbentuk mengadisi monomer 1-etenilpirolidin-2-one lainnya membentuk ikatan
C-C baru dan radikal karbon lainnya.
Tahapan ini terjadi berulang-ulang, sehingga rantai polimer bertumbuh.
3) Tahap Terminasi
Proses terminasi terjadi ketika rantai polimer yang sedang tumbuh bereaksi dengan pelarut, melalui proses
transfer rantai yang akan menghasilkan polimer dan pelarut radikal. Polimerisasi akan dilanjutkan oleh
pelarut radikal yang baru terbentuk.
Berbeda dengan polimerisasi dalam pelarut air, polimerisasi dalam pelarut organik tidak
terbentuk pirolidon.
Karakter Povidon
Povidon telah digunakan dengan sangat luas di dunia ini. Povidon Povidon iodin
dengan bobot rendah digunakan dalam bidang farmasi dan makanan
sangat penting. Dengan struktur yang mampu membentuk kompleks
dengan ikatan hidrogen, dapat men’’jebak’ senyawa tidak larut
Povidon iodin
sehingga menjadi larut (terdispersi), sehingga digunakan untuk
membantu melarutkan zat sukar larut dalam air. Tetapi,
pembentukan kompleks yang kuat dengan obat dapat menyebabkan
penurunan bioavaibilitas obat. Povidon dengan bobot molekul rendah dapat
membentuk kompleks dengan iodin membentuk
povidone iodin sehingga dapat menjadi
Povidone, juga merupakan polimer sintetis yang digunakan di penghantar untuk antiseptik iodin. Jumlah iodin
industri farmasi sebagai penghantar obat. Ini memiliki beberapa yang terikat sangat tinggi dan konsentrasi obat
kegunaan, termasuk sebagai pengikat untuk tablet, berkas film bebas rendah, sehingga iritasi terhadap kulit
untuk larutan oftalmik, dan sebagai perekat untuk sistem
kecil, Sedangkan povidon dengan bobot molekul
transdermal. Hal ini disebabkan oleh sifat povidone yang dapat
membentuk gel dan memiliki daya rekat tinggi. Sifatnya yang dapat tinggi dapat digunakan dalam pembuatan
mengembang dimanfaatkan untuk membentuk sediaan suspensi jaringan artifisial.
yang stabil.
Aplikasi povidon