Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 4

1. Fingki trio anaka 21329060


2. Frensiska nendia putri 21329061
3. Intan aulia kalin 21329067
4. Muchni zalfa sirin 21329077
5. Rezi Paulana 21329096
PERMASALAHAN 1

Dalam pembelajaran biasanya siswa sering lupa terhadap


pebelajaran yang telah di ajarkan dimana kita tahu bahwa tidak
semua siswa dalam satu kelas memiliki daya ingat yang tinggi.
Namun ada juga yang memiliki daya ingat yang rendah. Contoh
nya di sekolah SD 05 batipuh dimana ada seorang murid yang
sangat pelupa. Dimana dia setelah belajar ketika ditanya lagi di
rumah dia tidak tau apa-apa lagi yang telah mereka pelajari di
sekolah tadinya.
SOLUSINYA

1. MENGUBAH CARA BELAJAR YANG LEBIH MENARIK.


Kemungkinan besar jika kita mengubah cara belajar
yang lebih menarik dari biasanya mana tau anak yang
sering pelupa tersebut bisa mengingat pelajarannya atau
pelajaran yang telah dia dapatkan bisa melekat pada
kepalanya.
2. Konsultasi kepada psikolog
Kita tahu bahwa psikolog lebih mengetahui kondisi
seseorang dan memahami apa permasalahan yang di alami
oleh orang tersebut. Selain itu, dia juga memberikan trik
agar anak tersebut belajar dalam mengingat sesuatu yang
dia sering lupakan terutama pada pelajaran yang telah dia
pelajari.
3. Mengulang pembelajaran sebelum memulai
pelajaran yang baru
Jika kita mengulang materi sebelumnya, maka anak
tersebut akan sering belajar di rumah atau anak yang
pelupa tersebut dapat mengingat pembelajaran
sebelumnya. Sehingga yang dia lupakan tersebut dapat dia
ingat kembali walaupun belum semua materi tersebut
4. Konsulatasi dengan orantua murid

Jika anak yang pelupa tersebut dapat juga kita


konsultasikan kepada orangtua nya agar orangtua juga
dapat membantu dalam proses pembelajaran anak
tersebut.
PERMASALAHAN 2

Keinginan untuk bermain lebih besar daripada


belajar.
SOLUSINYA
1. Mengenali gaya belajar anak.
Penyebab anak malas belajar dan lebih memilih banyak
bermain yaitu dikarenakan gaya belajar yang tidak sesuai. Setiap
anak unik dan memiliki cara tersendiri dalam belajar, mengenali
gaya belajar anak bisa membantu anak untuk mengerti
pelajarannya dengan lebih baik. Gaya belajar anak secara garis
besar terbagi menjadi empat jenis, yaitu visual, auditori,
membaca dan menulis, serta kinestetik. Keempat gaya belajar ini
berbeda satu sama lainnya dan membentuk ciri khas anak.
Anak dengan gaya belajar visual, lebih mudah untuk mengerti pelajaran
dengan penglihatan, seperti menggunakan gambar, ilustrasi, diagram, video,
dan sebagainya.Anak dengan gaya belajar auditori, lebih mudah
menangkap informasi melalui suara. Anak dengan gaya belajar auditori
lebih cepat mengingat pelajaran dari guru yang sedang berbicara.Anak
dengan gaya belajar membaca dan menulis, gampang memahami materi
pelajaran dalam bentuk tulisan dan ditandai dengan kegemarannya untuk
mencatat di buku cetak ataupun catatan.Anak dengan gaya belajar
kinestetik, cepat menyerap informasi saat dilakukan atau dipadukan dengan
hal-hal praktis. Gaya belajar kinestetik membuat anak lebih senang belajar
dengan langsung mempraktekkan materi pelajarannya.
Gaya belajar yang tidak tepat membuat anak kesulitan untuk mengerti
bahan pelajaran dan membuat anak malas belajar.
2. Guru harus lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran.
Anak yang suka bermain dalam belajar itu biasanya dia akan lebih
cepat menangkap ketika pembelajaran itu di jadikan permainan. Seperti
guru mengajarkan berhitung malalui lidi, atau bisa juga melalui kelereng.
Sehingga dia merasa tidak monoton dengan pembelajaran yang menurut
dia membosankan tersebut. Tetapi dengan hal ini dia lebih bersemangat
lagi belajar dari sebelumnya karena menurut dia pembelajaran melalui
permainan itu lebih cepat tertangkap daripada guru menerangkan dengan
caranya sendiri.
Walaupun begitu kita sebagai guru juga harus
memperhatikan anak ini, jika dia benar-benar lebih fokus
dengan cara pembelajaran seperti itu maka hal itu akan
berdampak baik bagi dirinya tetapi jika pembelajaran
tersebut tidak berpengaruh kepada dirinya maka
pembelajaran itu di ganti lagi dengan teknik atau cara
yang lain.
3. Berikan Dorongan Agar Anak Bisa Mengimbangi
Waktu Belajar Dan Bermain
Ketika anak menghabiskan terlalu banyak waktunya dengan
belajar, maka anak akan mengalami kelelahan atau kejenuhan. Di
sisi lain, ketika anak terlalu sering bermain atau bermalas-
malasan, maka anak akan ketinggalan pelajaran dan prestasinya
akan merosot. Oleh karena itu, penting bagi anak usia sekolah
untuk mengatur waktu agar jadwal sehari-harinya tetap seimbang
dan menyenangkan.
Adapun tips sebagai orang tua dalam mendorong anak unruk dapat
membagi waktu antara belajar dan bermain yaitu :
a. Arahkan anak untuk membuat target belajar mingguannya dan agenda
belajar harian. Seperti mengerjakan LKS Matematika, menghafalkan
Biologi, dan semacamnya.
b. Sebagai orang tua jangan selalu menuntut anak untuk belajar. Belajar
di waktu belajar, bermain di waktu bermain. Ketika waktu belajar,
maka tuntut anak untuk belajarlah dengan sungguh-sungguh. Lupakan
tentang bermain, malas, dan mengeluh. Begitu juga dengan waktu
bermain, disaat waktu bermain biarkan dia bermain sepuasnya sesuai
dengan waktu yang sudah dijadwalkan dan jangan ingat-ingat
pelajaran.
c. Bimbing anak dalam mengatur waktu pengerjaan tugas pelajaran.
Jangan biarkan anak menunda-nunda menyelesaikan tugas sekolahnya
d. Tuntut anak untuk disiplin terhadap aturan waktu yang telah dibuat.
Taatilah agenda harian atau mingguan yang telah disusun dengan
sungguh-sungguh. Agenda tersebut sebaiknya ditempatkan pada tempat
yang mudah dilihat.
PERMASALAHAN 3

Tidak fokus ketika dalam keadaan kurang kondusif.


SOLUSINYA

1. MEMBERIKAN INFO ATAU TATA TERTIP SEBELUM MEMULAI


PEMBELAJARAN

Sebelum melakukan pembelajaran ada baik nya di


infokan atau diberikan tata tertip pembelajaran agar tidak
terjadi keributan saan pembelajaran berlansung.
Hal-hal yang dapat di lakukan antara lain :
a. Menyampaikan aturan dengan tegas namun penuh empati sebelum
pembelajaran di mulai
b. Bangun komunikasi yang baik dengan siswa agar siswa merasa
senang saat mengikuti pembelajaran
c. Libatkan siswa dalam membuat aturan agar siswa tidak merasa
tidak senang saat aturan tersebut di terapkan
d. Amati dan pahami perilaku setiap siswa karna setiap siswa memiliki
prilaku dan sikap yang berbeda dalam menerima setiap materi
pembelajaran
e. Berikan dukungan siswa dalam belajar.

Dengan adanya situasi yang kondusif saat pembelajaran di lakukan


maka siswa akan fokus dan mudah menerimah pembelajaran dari pada
saat kelas tidak kondusif
2. MENCIPTAKAN SUSANANA PEMBELAJARAN YANG
KONDUSIF.
Suasana pembelajaran yang tenang dan kondusif merupakan faktor
penunjang fokus belajar siswa dan efektifitas mengajar guru. nah untuk
perihal tersebut sangat dibutuhkan peran seorang guru dalam menciptakan
susanana pembelajaran yang kondusif.
Inti dari penyelesaian permasalahan ini ialah peran seorang tenaga
pendidik itu sendiri, seorang guru perlu membekali diri dengan berbagai
strategi pengelolaan kelas yang tepat untuk menciptakan suasana yang
pembelajaran yang menyenangkan, dimana dalam pembelajaran yang
seorang guru berikan tidak membuat siswa atau pelajar cenderung merasa
bosan, dan pada akhirnya tidak memahami pembelajaran yang di berikan.
Seorang guru juga harus mampu memahami setiap bagaimana
periaku masing-masing siswanya,karena kita telah ketahui setiap
kita/individu memiliki sifat yang berbeda, dan pola pemikiran yang
beraneka ragam berikan pendekatan yang sesuai dengan kondisi siswa
saat ini. Selain itu kita sebagai tenaga pendidik juga dapat
menghidupkan susana kelas lebih kondusif dan berwarna bisa dengan
memberikan dukunagn kepada setiap siswa dalam pembelajaran,
karena setiap siswa punya waktu berbeda untuk berkembang dan
menangkap pembelajaran, ada siswa yang cepat ada siswa yang
cenderung lambat.
Nah ketika siswa tersebut berhasil menguasai materi atau mendapat
nilai yang memuaskan guru juga dapat memebrikan hadiah atas
prestasi atau proses pembelajaran siswa yang sangat bagus, bisa juga
dengan memberikan pujian secara langusng, dan juga berbagai
motivasi pembengkit semnagat. dan untuk siswa yang belum mencapai
kemampuan demikian tersebut seorang guru tidak berhak
membedakannya, sikap kita seharusnya lebih memperhatikan siswa
tersebut, beri semangat agar siswa tersebut lebih bersemnagat dan
percaya diri
3. KONTAK MATA DAN SUASANA HUMOR
Bukan hanya orang dewasa yang perlu cara komunikasi kontak mata,
anak-anak pun perlu ditatap untuk mengembalikan fokus dalam belajar.
Ciptakan suasana humor yang ringan, buat anak tertawa, rileks dan
akhirnya siap mengikuti arahan dan pembelajaran. Jangan berlebihan
meminta anak untuk terus belajar, pahami kondisi psikologi setiap anak
yang berbeda.
Jika anak mengatakan ia sudah tak mau lagi belajar, maka ciptakan
permainan yang tetap berisi nilai edukatif. Cara ini akan lebih efektif
membuat anak perhatian pada Parent Pinters dibanding tetap memaksanya
untuk belajar.
PERMASALAHAN 4

Introvert
SOLUSINYA
1. Memperkenalkan lingkungan sekitar kepada murid
Anak introver memiliki kecenderungan sulit untuk bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Maka sebagai guru, Bapak/Ibu dapat
mengajak mereka untuk berkenalan dengan lingkungannya secara
bertahap. Anak introvert mungkin juga butuh waktu untuk bisa nyaman
dan terbuka dengan guru atau temannya di sekolah. Berilah mereka waktu
dan jangan paksakan mereka untuk bisa berbaur dengan semua teman.
Namun, tetaplah rangkul dan dampingi mereka dalam setiap kegiatan
agar mereka tidak merasa sendirian. Secara perlahan, keberanian mereka
akan tumbuh sedikit demi sedikit.
2. Beri murid kebebasan memilih
Anak introver cenderung akan menerima apa saja yang diberikan
atau dipilihkan oleh orang lain. Jika kebiasaan ini dibiarkan, anak dapat
kehilangan inisiatifnya. Untuk itu, cobalah berikan mereka kesempatan
untuk memilih. Misalnya dalam memilih tempat duduk di kelas. Beri
pilihan kepada murid introver untuk menentukan posisi duduk yang
diinginkannya. Bila ia belum berani atau enggan mengungkapkan
pendapatnya, berikan kursi yang terletak di pinggir atau di belakang.
Posisi inilah yang biasanya dapat membuat anak introver merasa lebih
nyaman.
3. Dorong mereka agar berani untuk tampil
Guru juga bisa membantu anak untuk lebih berani dan keluar dari
zona nyamannya dengan memberikan mereka kesempatan untuk tampil.
Buatlah kegiatan di kelas yang bisa membuat anak berani
mengemukakan pendapat atau menyampaikan ketidaksetujuan.
Mendorong mereka untuk lebih berani bukan berarti memaksakannya.
Biarkan anak introver melihat temannya tampil terlebih dahulu dan terus
berikan mereka dukungan agar lebih percaya diri untuk menunjukkan
kemampuannya di depan orang banyak.
4. Kembangkan bakat murid
Biasanya murid introver lebih senang menjadi orang “dibalik
layar”. So, berikanlah mereka kesempatan untuk menekuni dan
mengembangkan apa yang diminatinya. Hal ini akan menjadi kunci
bagi guru untuk membantu anak introver. Memberikan mereka
kesempatan untuk mengembangkan bakat yang disukainya juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri anak introver.
5. Berikan pujian
Anak introver mungkin cenderung jarang mengungkapkan
keinginan atau harapannya secara terbuka. Namun, mereka tetap saja
anak yang akan senang jika prestasinya dibanggakan dan diberikan
pujian. Jadi, berikanlah pujian dan penghargaan kecil untuk setiap
pencapaian murid. Memberikan pujian dapat membantu anak introver
membangun kepercayaan dirinya. Jika, kepercayaan dirinya semakin
tumbuh anak akan lebih terbuka dan membaur dengan lingkungan
sekitarnya.
Teori yang kami temukan pada permasalahan tersebut yaitu :
1.Teori Behavioristik
Dimana terjadi perubahan tingkah laku anak" dalam proses
pembelajaran yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus
dan respon. Dimana anak" yang nakal, suka bermain dalam belajar,
introvert,dan lain sebagainya itu dapat kita atasi dengan berbagai cara
salah satu nya adalah dengan mengubah cara belajar dari biasanya.
Seperti dengan mengubah pembelajaran menjadi bentuk permainan
atau memakai berbagai macam alat" tradisional dalam pembelajaran
agar perilaku anak tersebut berubah dan juga lebih memahami materi
dari sebelumnya.
2. Teori Kognitif
Dari beberapa permasalahan diatas, solusi yang digunakan untuk
mengatasinya menyebabkan peserta didik mampu menilai,
menghubungkan, dan mempertimbangkan suatu peristiwa sehingga
peserta didik mendapatkan pengetahuan setelahnya. Seperti saat Guru
mengajari peserta didik berhitung dengan menggunakan lidi, yang
mana hal itu menimbulkan keinginannya untuk belajar sehingga ia
mampu mendapatkan pengetahuan berhitung setelahnya.
3. Teori Konstruktif
Teori ini memunculkan rasa keingintahuan peserta didik
terhadap suatu permasalahan melalui bertanya. Dari permasalahan
peserta didik yang memiliki keinginan lebih besar untuk bermain dari
pada belajar, untuk itu seorang Guru harus lebih kreatif dalam
memberikan pembelajaran agar peserta didik memiliki keinginan kuat
untuk belajar. Guru bisa saja menarik perhatian peserta didik dengan
mendorongnya untuk bertanya mengenai suatu materi yang
disampaikan melalui suatu permainan. Guru memberikan stimulasi dan
motivasi kepada siswa agar ia mampu membangun pemahamannya
mengenai suatu materi pembelajaran.
THANKS GUYS 
KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai