Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT PENTING

TANAMAN LADA

Komoditi andalan setelah sawit dan


karet, dan telah lama dikembangkan di
Kal-Bar
Penyakit penting diantaranya adalah
busuk pangkal batang, penyakit kuning,
jamur upas, penyakit jamur akar, keriting
daun, sarang labah-labah
1. Busuk Pangkal Batang disebabkan Phytophthora palmivora

Banyak menimbulkan masalah pada lada di Indonesia dan Malaysia.


Menyerang lada di daerah hangat dan lembab. Serangan fatal terjadi
jika patogen menyerang akar utama yang berlanjut ke pangkal batang.
Serangan sudah dapat terjadi mulai di pembibitan sampai tanaman
berproduksi. Penyakit sudah menyebar di daerah produsen lada spt
Lampung, Ba-Bel, Kalbar, Kaltim. Kerugian dapat mencapai 60%.
• Gejala serangan:
 Terjadi pembusukan di akar atau pangkal batang, ditandai dgn
menghitamnya jaringan yg terinfeksi. Bila kulit dibuka jaringan
kayu berwarna coklat sampai hitam. Ini akan diikuti dengan
layunya daun, menguning dan kmd gugur yg dimulai dr
bawah.Terkadang daun dpt menjadi hitam di bagian ujung.
Gugurnya daun lebih cepat terjadi dimusim hujan. Infeksi di batang
terjadi sampai ketinggian 30 cm
 Infeksi juga terjadi di daun atau sulur yg dekat muka tanah. Timbul
bercak bulat berwarna coklat dgn pusat berwarna coklat kelabu di
daun yg terinfeksi.
 Pada serangan berat di lahan akan berserakan daun dan sulur yang
gugur, ini dpt menjadi sumber penyakit. Kelayuan sebagai akibat
rusaknya jaringan kayu, dan ini akan disudahi dgn kematian
tanaman
1. Busuk Pangkal Batang

Inang P. palmivora cukup banyak dari tanaman perkebunan spt karet, kakao,
durian. Sumber penyakit di lapang berasal dari daun, sulur, batang dan akar
yg terinfeksi. Patogen dpt hidup di tanah sbg saprof.
Penyebaran patogen dibantu angin dan air (run-off dan percikan hujan) yg
menyebarkan patogen di tanah atau sisa tanaman, bibit terinfeksi, alat
pertanian dan hewan dpt menyebarkan tanah yg terkontaminasi, siput dan
semut menyebarkan sporangium atau hifa. Pengolahan tanah yg
terkontaminasi membantu meluasnya insiden penyakit.
Hujan yang diikuti suhu rendah pada malam merangsang pembentukan sporangim
P. palmivora.

Pengendalian:
1. Menggunakan varietas resisten, atau menggunakan batang bawah dr lada liar.
Diperlukan pengamatan kompatibilitas
2. Menghindari penggenangan air di kebun dgn mengatur drainase
3. Tidak menggunakan bibit terinfeksi, menggunakan stek dan bahan okulasi dr
lahan yang terkontaminasi
1. Busuk Pangkal Batang

Pengendalian:
1. Sanitasi terhadap bagian tanaman yg terserang, dan thd sisa tanaman
yang terinfeksi (daun, sulur, tanaman yg telah mati) di kebun
2. Penggunaan mulsa atau penutup tanah (Arachis pentoi) di sekitar
batang. Ini akan meningkatkan kelembaban tanah shg merangsang
perkembangan mikroba antagonis
3. Penggunaan antagonis dan menambahkan bahan organik di lubang
tanam untuk mengurangi infeksi
4. Menyiramkan larutan fungisida di leher akar bila serangan masih
tergolong ringan. Sebaiknya fungisida bersifat sistemik.
5. Menghindari masuknya partikel tanah dari lahan yang telah
terkontaminasi (thd alat pertanian dan hewan).
2. Penyakit Kuning

Penyakit kuning cukup merugikan di lahan berpasir. Penyebab sakit sbg


akumulatif kerja nematoda (Radopholus similis, Meloidogyne incognita) dan
Fusarium oxysporum (Semangoen, 1988). Kasus muncul di Bangka, kerugian
mencapai 40%.

Gejala serangan berupa tdk terbentuknya lagi daun baru di ujung sulur pd musim
hujan. Daun menyusul berwarna kuning dan kmd melayu secara gradual
dimulai dr pucuk dan akhirnya merata ke seluruh bagian. Batang tanaman bisa
pula menguning. Gugur daun dan sulur lebih cepat terjadi di musim kemarau,
tetapi buah masih bisa bertahan. Akar biasanya sedikit dan berwarna coklat di
bagian ujung.

Nematoda yang menyerang membuat pelukaan pada akar shg memudahkan


patogen menginfeksi. Insiden serangan diperparah dengan budidaya tan yg
jelek. Pd kebun yg berlereng serangan dimulai di bagian lembah krn proses
penyebaran nematoda, Fusarium dan peningkatan kandungan air yg
memperlemah akar
2. Penyakit Kuning
 Budidaya tan yg jelek (pengolahan tanah, pemupukan, drainase) membuat
stres akan membantu serangan penyakit kuning

Pengendalian:
1. Memperbaiki cara berkebun yang baik shg tanaman dpt tumbuh baik
2. Mengunakan pupuk organik di lubang tanam yang dpt menekan serangan
nematoda dan merangsang pertumbuhan akar
3. Pemangkasan dengan teratur
4. Penutupan mulsa atau menanam tanaman penutup tanah di sekitar batang
5. Menggunakan antagonis yang diberikan bersamaan dgn bahan organik,
sebaiknya dilakukan sebelum tanam dan ditambah secara rutin
6. Penggunaan nematisida dan fungisida
7. Membuang bibit atau tanaman muda yg terserang
3. Keriting Daun
 Masih belum diketahui pasti penyebabnya (virus atau mikoplasma), cukup
merugikan krn menyebabkan stagnasi pertumbuhan pucuk. Pertama
ditemukan di Lampung, sdh meluas dan terdapat di Kalbar tetapi blm banyak
diperhatikan orang.
Gejala Serangan:
 Tanaman sakit ditandai terjadinya malformasi (ukuran mengecil,
mengeriting, menggulung, membengkok) pada daun dan tunas muda, tetapi
daun yg dibawahnya tetap normal. Malformasi daun semakin jelas bila
serangan sudah berlangsung lama dan lebih rapuh. Daun yg tua timbul
klorotik bersudut tdk teratur dan gugur.
 Tunas baru seandainya terbentuk ruasnya pendek. Tandan buah pendek,
buahnya kecil dan jarang krn banyak yg gugur.

Bila tanaman dipangkas akan muncul tunas ukuran kecil, banyak dan
mengeriting. Tetapi bila tanaman subur dgn pemangkasan biasa gejalanya
dpt menghilang untuk beberapa lama. Belum ada lada yg resisten dan
serangannya terjadi pd semua fase tumbuh. Ada kala diantara tan yg sakit
ada ujung pucuk dan tunas yg menghitam
3. Keriting Daun

Ada indikasi penyebaran dpt terjadi melalui alat pertanian. Perlu pengamatan
teliti apakah patogen mempunyai vektor atau karier.
Karena patogen belum diketahui maka pengendalian diarahkan pada upaya
pencegahan, pemusnahan tanaman terindikasi sakit.
Upaya pencegahan dan membatasi penyebaran dpt melakukan:
1. Tidak menjadikan bibit dari sulur tanaman yg terindikasi sakit.
2. Tidak menggunakan alat potong (gunting atau pisau) setelah digunakan pd
tanam sakit
3. Segera mencabut dan membakarnya pada tanaman sakit. Diperlukan
monitoring rutin pada kebun
4. Menyemprot insektisida bila dilapang populasi kutu daun atau kepik tinggi.
Biasanya vektor berasal dari kutu-kutuan bermulut menusuk-menghisap.
5. Menyehatkan tanaman agar tumbuh subur
4. Penyakit Sarang Labah-labah disebabkan Marasmius scanden

Menyerang tanaman lada yang kurang


terawat, tajuknya lebat. Belum merupakan
patogen penting, sangat jarang insiden
serangannya
Gejala serangan ditandai adanya jalinan
miselium putih mengkilat di permukaan
bawah daun, petiol atau ranting.
Menyebabkan daun cepat gugur, tetapi
krn ada miselia daun terangkai dan
menggantung.

Jalinan miselium ini menebal warna menjadi putih kotor akan membungkus
ranting. Salah satu cabang tajuknya menjadi kering tetapi daun tetap
menempel krn terjalin dgn miselia.
Pengendalian diusahakan dgn melakukan sanitasi (memotong ranting yg
terserang) dan merawat tanaman agar tumbuh sehat.
Bercak Daun

Cukup banyak patogen yg menimbulkan bercak di daun. Diantara


patogen tsb adalah jenis Algae (Cephaleuros sp). Ada jenis algae
lain yang menyerang batang/ ranting sehingga menimbulkan gejala
mati ranting (die-back). Penyakit berkembang di musim hujan dan
perkembangan terhenti di musim kemarau.

Anda mungkin juga menyukai