MARTIANUS
Pokok Bahasan
Definisi Batuk
Etiologi Batuk
Klasifikasi Batuk
Patofisiologi Batuk
Terapi Batuk
• Antitusif
• Ekspektoran
• Mukolitik
• Antihistamin
Restriksi Obat Batuk di FORNAS
Kesimpulan dan Saran
DEFINISI BATUK
Klasifikasi Batuk
Batuk Kering
1. REFLEKS BATUK
- Batuk bermula dari suatu rangsang pada reseptor batuk
- Reseptor berupa serabut saraf non mielin halus yang
terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks.
- Reseptor yang terletak di dalam rongga toraks antara lain
terdapat di laring, trakea, bronkus dan di pleura. Reseptor
ini juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus
paranasalis, perikardial dan diafragma.
- Reseptor akan menerima rangsangan yang nantinya
diterima oleh efektor. Mekanismenya dapat melalui
sensory maupun saraf pusat. Rangsangan dapat berupa
senyawa kimia dan mediator penyebab batuk seperti
histamine, bradykinin, prostaglandins, 5-
hydroxytryptamine,
Kung, CF. capsaicin,
2003.Cough: Causes, Mechanismtachykinins, etc
and Therapy; McCool FD, Leith
DE. 2000. Patophysiology of cough.
PATOFISIOLOGI BATUK
REFLEKS BATUK
2. MEKANISME
BATUK
Tujuan Terapi :
- Menghilangkan gejala batuk
- Menghilangkan penyakit/ kondisi penyebab
batuk
Strategi Terapi :
- Menggunakan obat-obat antitusif atau
ekspektoran
- Menggunakan obat-obat sesuai dengan
penyebabnya
- Menghentikan penggunaan obat-obat penyebab
batuk
Penggolongan Obat Batuk Berdasarkan
mekanisme kerja
Obat Batuk dalam
FORNAS
RESTRIKSI PENGGUNAAN OBAT BATUK
DI FORMULARIUM NASIONAL 2016
NAMA FORNAS FORNAS FORNAS FORNAS
GOLONGAN
OBAT 2013 2014 2015 2016
Kodein 10 mg, 15
ANTI TUSIF mg, 20 mg
v v v V
-Dekstrometorpha
n
Obat Batuk di -Ambroxol
luar Fornas -GG
-OBH
-Bromhexine
RESTRIKSI PENGGUNAAN OBAT BATUK
DI FORMULARIUM NASIONAL 2016 (Cont’)
METHYLMORPHINE)
PROFIL
FARMAKOKINETIK:
Absorbsi : onset 30-60’ per
oral
Durasi: 4-6 jam untuk
kasus paliatif bisa sampai 6x
sehari
Efek samping (>10%) =
konstipasi, rasa mengantuk.
Kontraindikasi : diare karena
toxin, pseudomembranous
colitis, depresi nafas.
Penggunaan pada anak
setelah tonsilectomy dan atau
adenoidectomy sleep apneu
Medscape online
EBM CODEIN
Penelitian pada batuk
kronis, tidak diteliti pada
batuk akut pada infeksi
saluran nafas.
Hasil : Dari penelitian
terhadap 57 pasien anak
hasilnya tidak ada
perbedaan yang signifikan
antara kelompok codein
dan placebo pada frekuensi
batuk maupun tingkat
gejalanya
Metabolisme Di Hepar
Tidak ada perbedaan outcome (CSPL dan CF) yang signifikan antara DMP
vs Placebo
Dextromethorphan tidak lebih superior daripada placebo
untuk mengurangi keluhan batuk pada anak
Meta Analisa Dextromethorphan
Nama Peneliti Tahun Metode Parameter Outcome Hasil
Penelitian
Korppi 1991a RCT Daily symptom score Tidak ada perbedaan score
recorded by parents frekuensi batuk maupun
including cough keparahan batuk antara
frequency and severity DXM dan plasebo. ESO
on a kedua kelompok tidak
scale from 0 to 3 berbeda signfikan.
Ramos, et.al. Clinical Issue of Mucus Accumulation in COPD. International Journal of COPD.
2014..Fauci et.al., 2009. Harrison’s: Principal of Internal Medicine
Paparan alergen pada penderita asma akan memicu hipersekresi mukus sehingga
merangsang refleks batuk.
DXM merupakan obat OTC dengan harga yang murah dan dapat
dibeli dengan mudah. Hal ini menjadi faktor pendukung terjadinya
penyalahgunaan (Bryner, J.K, et.al., 2006).
Pada dosis > 120 mg atau 2 mg/kgBB (5-10 x dosis terapi), efek
yang ditimbulkan menyerupai efek ketamin (PCP) antagonis
reseptor NMDA yaitu:
out-of-thebody dreamy state, disorientation, depersonalization,
confusion, somnolence or stupor, impaired coordination, agitation,
distortions of motion or speech, and dissociative anesthesia.
Dextromethorphan Abuse (Cont’)
5 Mekanisme Kerja DXM yang menimbulkan efek
Stimulan :
Cair
Anak 2 tahun untuk <4 tahun: Data yang terbatas yang tersedia: 50 sampai 100 mg
setiap 4 jam sesuai kebutuhan; Maksimum:600 mg / 24 jam (Kliegman, 2007)
Anak 4 tahun untuk <6 tahun: 50 sampai 100 mg setiap 4 jam sesuai kebutuhan;
maksimum: 600 mg / 24 jam
Anak-anak 6 tahun ke <12 tahun: 100 sampai 200 mg setiap 4 jam sesuai
kebutuhan; maksimum: 1.200 mg / 24 jamAnak-anak ≥12 tahun dan Remaja: 200
hingga 400 mg setiap 4 jam sesuai kebutuhan; maksimum: 2.400 mg / 24jam
Granul:
Anak 4 tahun untuk <6 tahun: 100 mg setiap 4 jam sesuai
kebutuhan; maksimum: 600 mg / 24 jam
Anak-anak 6 tahun ke <12 tahun: 100 sampai 200 mg setiap 4
jam sesuai kebutuhan; maksimum: 1.200 mg / 24 jam
Anak-anak ≥12 tahun dan Remaja: 200 hingga 400 mg setiap 4
jam sesuai kebutuhan; maksimum: 2.400 mg /
24jamDiperpanjang rilis tablet: Anak-anak ≥12 tahun dan
Remaja: 600 mg sampai 1.200 mg setiap 12 jam sesuai
kebutuhan;maksimum: 2.400 mg / 24
jamImmediatereleaseTablet: Anak-anak ≥12 tahun dan Remaja:
200 hingga 400 mg setiap 4 jam sesuai kebutuhan; maximum:
2,400 mg/24 jam
• Ketidaknyamanan pada pencernaan, mual, dan muntah terutama
pada dosis besar
• Ditemukan batu di urine akibat penggunaan GG dalam jumlah
besar. Batu di urine juga ditemukan pad penggunaan kombinasi
GG dan Ephedrine Sweetman, 2009; www.UpToDate.Com
Gerald G; 2011, Drugs in Pregnancy and Lactation: A Reference Guide to Fetal and Neonatal
Nama lain : Akar manis, Liquiritae Radix
Nama tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas typical, Glycyrrhiza
glabra, varietas glandulifera dan jenis Glycyrrhiza lainnya
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Glysirisin dengan kadar 5-10 %, yaitu garam K dan
Ca dari asam glisirizat (zat ini 50 x lebih manis dari gula tebu), pati,
gula, asparagin
Penggunaan : Antitusiv, Akar dalam bentuk serbuk sebagai
pengisi/pembalut pil, Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran
obat batuk
Pemerian : Bau khas lemah, rasa manis
Bagian yang digunakan : Akar dan batang dibawah tanah
Jenis-jenisnya : Glycyrrhiza glabra varietas typical berasal dari
Spanyol, Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera berasal dari Rusia
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Keterangan lain : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan
atau coklat tua, berkeriput memanjang kadang – kadang terdapat tunas
kecil dan daun sisik yang tersusun melingkar.
EBM
Licorice has held claim for therapeutic use for fevers, liver
ailments, dyspepsia, gastric ulcers, sore throats, asthma,
bronchitis, Addison’s disease and rheumatoid arthritis and
has been used as a laxative, antitussive and expectorant
Obat Batuk Mukolitik
Asetil Sistein
Asetil sistein
Kelas farmakologi : Mucolytic Agent
Mekanisme kerja :
sebagai mukolitik : melalui gugus sulfhydril yang merusak ikatan
disulfida pada mukoprotein sehingga menurunkan kekentalan mukosa
Bersifat sebagai oksigen scavenger terhadap radikal bebas
FK dan FD :
Distribusi 0.47 L/kg
Protein binding: 83%
Half life elimination: Adults: 5.6 hours; Newborns: 11 hours
Waktu puncak plasma : oral: 12 jam
Eksresi : Urine
(Malerba & Ragnoli, 2008. Ambroxol in the 21st century: pharmacological and clinical
update. Drug evaluation)
EBM
Penelitian jangka pendek menyimpulkan ambroksol efektif untuk ekspektorasi,
melegakan tenggorokan, menurunkan volume dan kekentalan sputum, dan menurunkan
angka non-responder (Malerba & Ragnoli, 2008)
Anti Histamin
HISTAMIN
Histamin merupakan
messenger kimiawi yg memerantarai daerah respon seluler yg luas,
termasuk reaksi alergi dan peradangan, sekresi asam lambung, dan
kemungkinan neurotransmisi bagian otak
Efek Histamin
Sistem saraf : stimulant ujung saraf sensoris yg kuat ( rasa gatal, nyeri)
Sistem kardiovaskuler : vasodilator, edema
Otot polos bronkioli : bronkokonstriksi
Otot polos gastrointestinal : kontraksi otot polos usus
Kulit : Dilatasi & peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan protein &
cairan bocor ke dalam jaringan. Di kulit menyebabkan urtikaria
Jaringan sekretorik : peningkatan produksi mucus bronkus dan nasal,
menyebabkan gejala2 pernafasan (H1) stimulant kuat sekresi asam lambung (H2)
(Katzung, et al. 2015. Basic and Clinical Pharmacology 12th Edition. McGrawHill)
Subtipe Reseptor Histamin
(Katzung, et al. 2015. Basic and Clinical Pharmacology 12th Edition. McGrawHill)
Golongan Antihistamin
(Katzung, et al. 2015. Basic and Clinical Pharmacology 12th Edition. McGrawHill)
Diphenhidramin
Difenhidramin
Kelas farmakologi : Anti histamine H1, first generation
Mekanisme kerja : secara kompetitif memblokade histamine pada reseptor H1 di
saluran gastrointestinal, pembuluh darah dan saluran pernafasan (Lacy, 2016).
FK dan FD :
Onset of action : 1 – 3 jam
Lama kerja : 4 – 7 jam
Distribusi : Vd = 3 – 22 L/kp
Ikatan protein : 78%
Metabolisme : dimetabolisme di hepar , signifikan first pass effect
Bioavailabilitas oral : ~40% to 70%
Lacy, et al., 2016. Drug
t ½ eliminasi : 2 10 jam Information Handbook
Ekskresi : Urin (obat utuh)
Dosis dewasa sbg antitusif Ora l : 25 mg tiap 4 jam ; maximum 150 mg/24 jam
Kategori pregnancy and lactation
Difenhidramin
Penelitian pada hewan mengungkapkan tidak ada efek teratogenik. Namun, tidak ada
data penelitian pada kehamilan manusia. Loratadin hanya direkomendasikan untuk
digunakan selama kehamilan ketika manfaat lebih besar daripada risiko.
Meskipun loratadin aman digunakan selama kehamilan, namun tidak disarankan
digunakan pada masa menyusui karena loratadin dapat terdistribusi ke dalam ASI (Lacy,
2016)
Cetrizine
Merupakan golongan
antihistamin 1 generasi
kedua yang memiliki
mekanisme kerja sama
dengan antihistamin
lainnya.
Antihistamin golongan
ini memiliki indeks
terapeutik dan selektifitas
yang tinggi.
A del Cuvillo et al.2006.Comparative pharmacology of the H1
antihistamines. J Investig Allergol Clin Immunol
Pada ibu menyusui, cetrizine tidak direkomendasikan
untuk digunakan karena dapat masuk ke dalam ASI
(Lacy, 2009)
Kar, et al., 2012. A review of antihistamines used during
pregnancy. Journal of Pharmacology and
Bolser, C.D. 2008. Older-Generation Antihistamines and Cough Due
to UpperAirway Cough Syndrome (UACS): Efficacy and
Mechanism.Lung.
Nama Desain dan Judul Tahun Kesimpulan Hasil
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian