INDONESIA
Permenkes RI Nomor
1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri
Farmasi.
PP RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekeriaan Kefarmasian
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor
HK.03.1.23.12.11.10690 tahun 2011 tentang
Penerapan Farmakovigilans Bagi Industri
Farmasi.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR
1799/MENKES/PER/XII/2010/TENTANG
INDUSTRI FARMASI
IZIN INDUSTRI
Pasal 2 ayat 1 : Proses pembuatan obat/bahan obat
hanya boleh dilakukan oleh Industri Farmasi.
Pasal 4 ayat 1 : Pendirian Industri Farmasi wajib
memperoleh izin industri farmasi dari Direktur Jendral.
Pasal 5 ayat 1 (Persyaratan) :
a. Berbadan usaha berupa perseroan terbatas
b. Memiliki rencan investasi dan kegiatan pembuatan obat
c. Memiliki NPWP
d. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 orang Apoteker
WNI masing-masing sebagai penanggung jawab
pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu, dan
e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik
langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran
peraturan perundang-undangan dalam bidang
kefarmasian
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010/TENTANG
INDUSTRI FARMASI
PENYELENGGARAAN
Pasal 8 (Fungsi Industri Farmasi) :
a. Pembuatan obat dan atau bahan obat
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Penelitian dan pengembangan
PELAPORAN
Pasal 23 ayat 1 : Industri Farmasi wajib menyampaikan laporan
industri secara berkala kepada badan, dapat di sampaikan secara
elektronik.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 24 ayat 1 : Pembinaan terhadap pengembangan Industri Farmasi
di lakukan kepala BPOM.
Pasal 25 ayat 1 :
Pengawasan terhadap industri farmasi sebagaimana diatur dalam
peraturan ini dilakukan oleh Kepala BPOM.
Pasal 26 ayat 1 (Sanksi Administratif) :
a. Peringatan secara tertulis
b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu/ perintah untuk
penarikan kembali obat atau bahan obat dari peredaran perintah
pemusnahan obat atau bahan obat.
c. Penghentian sementara kegiatan
d. Pembekuan izin industri farmasi atau
e. Pencabutan izin industri farmasi
PERATURAN PEMERINTAH RI
NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN
Pasal 1 ayat 1 :
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaaan, penyimpanan dan pendistrubusian atau
penyaluran obat, pengeloaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
PERATURAN KEPALA BPOM RI
NOMOR HK.03.1.23.12.11.10690 TAHUN
2011 TENTANG PENERAPAN
FARMAKOVIGILANS BAGI INDUSTRI
FARMASI
1. Peringatan tertulis
2. Larangan mengedarkan sementara waktu atau
penarikan kembali
3. Pemusnahan obat/bahan obat
4. Penghentian sementara kegiatan
PERATURAN KEPALA BPOM RI NOMOR
HK.04.1.33.12.11.09937 TAHUN 2011
TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI
CPOB
Pemohon mengajukan
permohonan persetujuan
Rencana Induk
Pembangunan (RIP)
kepada kepala Badan
Memenuhi Belum
Syarat memenuhi
Syarat
Rekomendasi pemenuhan
persyaratan CPOB sebagai
kelengkapan dalam rangka Sertifikat CPOB
permohonan izin industri
farmasi
TERIMAKASIH