Anda di halaman 1dari 26

Analisis Gravimetri

Analisis kimia kuantitatif berdasarkan hasil pengukuran berat


PRINSIP
Sampel ditimbang teliti

Larutkan dalam pelarut yang sesuai

Tambahkan pereaksi pengendap berlebih

Endapan disaring, dicuci

Dikeringkan/dipanaskan

Timbang ad berat tetap


Syarat pereaksi pengendap
-Spesifik : bereaksi dengan zat yang ditentukan
-Murni : derajat p.a
-Mudah larut dalam pelarut yang dipakai
-Endapan yang terjadi mudah dicuci
-Lebih baik yang mudah menguap
Skema Tata Kerja

Fe2O3

dipanaskan

Bentuk konstan (bentuk ditimbang)


Syarat bentuk endapan
-Mengendp “sempurna” (Ksp sangat kecil)
-Spesifik  untuk zat yang ditentukan saja
-Mudah disaring dan dicuci
-Tidak terpengaruh oleh zat lain yang berada dalam larutan

Pada grivimetri dapat terjadi :


“Precipitated form” tidak sama dengan “weighed form”
Ct : PK Fe3+
Fe3+ + OH-  Fe(OH)3 n H2O
n : tidak konstan, tergantung konsentrasi dan macam basa yang dipakai
Fe(OH)3 n H2O  Fe2O3  konstan

Precipited form  weighed form


Syarat bentuk yang ditimbang :
-Stabil
-Susunan kimianya jelas
-Elemen yang ditentukan relatif kecil daripada bentuk yang ditimbang
# Contoh P.K.
Cr3+ (52)

Cr2O3 (152) BaCrO4 (253)

Misal : pada P.K. kehilangan berat 1 mg

Jadi :
bentuk Cr2O3  kesalahannya : 104/152 x 1 mg = 0,7 mg
bentuk BaCrO4  kesalahannya : 52/253 x 1 mg = 0,2 mg
Ex. Lain CaOx n H2O  CaO

Kurva thermogravimetri sbb :

CaOx n H2O

CaOx
134°
180
242° CaCO3
Berat
(mg) 398°
CaO

838° 1025°

Suhu ° C

CaO beratnya konstan pada suhu 838 °C – 1025°C


Tujuan pengeringan dan pemanasan endapan
-Menghilangkan air/pelarut dari endapan
-Menguapkan eletrolit pencuci dan pengotor lain yang mudah menguap
-Merubah endapan ke dalam benuk yang rumusnya konstan dan jelas

Pengotor/kontaminasi endapan
-Harga Ksp dilampaui
- simultan presipitasi
- post presipitasi
-Harga Ksp tidak dilampaui
- Kopresipitasi :
- adsorbsi
- isomorpic inclusion
- non isomorphic inclusion
- occlusi
-Terjadi senyawa lain
Simultan presipitasi :
Ct. PK Fe3+ dgn konminan Al3+

Fe3++ OH- berlebih Ksp keduanya dilewati


Al3+

Fe(OH)3
Al(OH)3

Maka Al3+ harus dihilangkan dulu

Post presipitasi
Contoh : PK Ca2+ dengan kontaminan Mg2+
Ca2+ CaOx
+Ox2- berlebih
Mg2+ MgOx

Tetapi pembentukan MgOx sangat lambat ( ± 2 jam)


Jadi diatasi dengan menyaring endapan segera (< 2 jam)
Kopresipitasi:
Ksp kontaminan tidak dilewati

•Adsorbsi
Ex : end. AgCl mengadsorbsi ion Ag+, No3-

NO3-
NO3-
Ag+
Ag+ Ag+
Counter ion
NO3 -
AgCl NO3-
Ag+ Ag+
Ag+
NO3- NO3-
•Isomorphic inclusion
Bentuk /susunan /ukuran kontaminan sama
Ex : BaSO4 dengan PbSO4 rumus mol serupa

O O O O
O O O O
O O O O
O O O O
PbSO4 BaSO4

•Non Isomorphic
Kontaminan tidak sama
O O O O
O O O O
O O O O
O O O O

KHSO4, NaHSO4 dsb BaSO4


•Occlusion
Kontaminan terjepit di dalam endapan
O O O O O
O O O O O
O O O O O
O O O O O

** Terjadi senyawa lain


BaCl2 + K2SO4  BaSO4

Dan
k
Cl SO4
Ba Ba
SO4 SO4
Ba k
Cl
Faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan
•Efek ion sejenis (“common ion effects”)  mengurangi kelar endapan
•Ion asing (“salt effect”)  memperbesar kelarutan endapan
•Suhu  p.u. memperbesar kelarutan endapan
•Pembentukan kompleks  memperbesar kelarutan
•Pengaruh pH

Penyaring krus
Filter Crucibles
-Sintered glass : dari gelas 61-65
Makin besar nomernya makin kecil porinya
-Gooch crucibles : dari porselin dengan penyaring asbes
-Munroe crucibles : platina
•pH  H+
•Endapan
-Garam asam kuat (AgCl)
[H+]  seperti ion asing (me kelarutan)
-Garam asam lemah (Ba3(PO4)2)

+ H+
Ba3(PO4)2 Ba2+ + H3PO4

Ok. H3PO4 asam lemah  reaksi kekanan berjalan lancar  kelarutan

pH  kelarutan
•Air dalam endapan
-Non essential water
Bukan merupakan bagian dari molekul/struktur kristal endapan
> Adsorbed water/lengas (diserap ok sifat higroskopis)
+ Tergantung pada lembab udara dan ukuran partikel endapan
+ Hilang dengan pemanasan ± 100°C
> Occluded water/air tertutup (terdapat dalam ruang antar partikel
endapan)
+ Hilang pada suhu > 500°C
> Sorbet water/air inhibisi (pada endapan yang koloid dan
voluminous)
Ct. Al(OH)3
+ Pada 100° – 150° C hanya hilang sebagian, pada Al(OH)3 perlu
suhu 1200° C  Al2O3 stabil
- Essential water
Merupakan bagian dari struktur molekul (air konstitusi) atau merupakan
bagian dari struktur kristal (air kristal)
- Air kosntitusi :
Ct. 2KHSO4  K2S2O7 + H2O

- Air kristal
Ct. CaOX 1 H2O  CaOX + H2O
Penyaring endapan
•Kertas saring bebas abu (ashless)
- SS 589 black ribbon ~ Whatman 41, untuk endapan yang kasar atau
gelatinous
-SS 589 white ribbon ~ Whatman 40, untuk endapan yang bentuk kristal
-SS 589 blue ribbon ~ Whatman 42, untuk endapan kristal halus
-SS 589 red ribon ~ Whatman 44, untuk endapan yang sangat halus
Pembentukan endapan dan besarnya partikel endapan
Ion (10-8 cm)
fase nukleasi Ksp. dilewati
Nukleus

Kluster nukleus (10-8 – 10-7 cm)

p. Koloid (10-7 – 10-4 cm) fase pertumbuhan nukleus

p. Endapan > 10-4 cm

Besarnya partikel endapan


Fase nukleasi
Fase pertumbuhan nukleus
Derajat nukleasi kecil (lambat) derajat pertumbuhan nukleus

Ukuran partikel endapan besar

O.K nukleus sedikit  sisa ion 2x pembentuk endapan


Masih cukup banyak  pengendapan  > besar VV

Derajat nukleasi
& Ukuran pertikel endapan
Derajat pertumbuhan nukleus
Tergantung pada :
-Sifat khas dari masing-masing zat/ion
-Keadaan pada waktu mengendap
-Perlakuan sebelum disaring
-Keadaan lewat jenuh relatifnya
Von Weimarn
V = kecepatan mengendap =

= derajat lewat jenuh relatif


Q = konsentrasi total zatnya
S = kelarutan endapan yang terjadi

•Besarnya partikel endapan (Ø)


Berbanding terbalik dengan kecepatan pengendapan
Berbanding terbalik dengan derajat lewat jenuh relatif

Ø ~

 Makin tinggi Q – S  makin banyak nukleus  makin kecil partikel endapan


 Makin besar S Q – S makin kecil  makin besar partikel endapan
MAKA
o Pengendapan harus dalam larutan encer (Q kecil)
o Penambahan pereaksi pengendap s.d.s sambil diaduk, agar terjadi
konsentrasi setempat/lewat jenuh
o Pengendapan terjadi dalam larutan panas, agar S bertambah besar  aging,
digesti, ripening (suhu p.u S )
o Dilakukan pada pH yang sesuai agar pengendapan kuantitatif
Keadaan lewat jenuh & Kurva kelarutan

n
Daerah
A ti je nuha
a
Konsentrasi zat terlarut

lewat
r va kelew
jenuh B Ku
b il
m e ta s ta
ah
Daer e la rutan
a k
Kurv
C
D Daerah Kurang larut

t‘ Suhu

αA > αB α=
Pembentukan inti dan pertumbuhan kristal

ti
Laju pembentukan inti/laju

in
n
ha
pertumbuhan krstal

bu
m
tur
Pe
a n k ristal
m b uh
Pertu

Α0 B A
0 Derajat kelewat jenuhan
αA : Menghasilkan kristal halus
αB : Menghasilkan kristal kasar
Noyes dan Nerst
D = Koefisien difusi
L = Lamanya difusi
A = Luas permukaan fase terdispersi
V = Kecepatan pengendapan

Pada suhu dan kecepatan pengendapan ttt


D/L X A ~ konstan (k)
Jadi V = k x (Q – S)

Ø~ ~

Perhitungan berat
P = Kadar zat yang ditentukan (% b/b)
•P = Md= BM zat yang ditentukan
Mw= BM zat yang tertimbang
W = berat sampel
q = berat zat/bentuk yang ditimbang
Contoh : PK. Cl- dalam garam oralit dihitung sebagai NaCl ± 1,5000 g
oralit dilarutkan, + larutan AgNO3 berlebih  AgCl dicuci,
dipanaskan  ditimbang sebagai AgCl dan didapat 286,7 mg. BM NaCl
= 58,5, AgCl = 143,5

P = 58,5 x 286,7 x 100 %


143,5 1500,0
= 7,81%
Penentuan Kadar Calsium sebagai Ca Oksalat
Sampel setara ± 0,2 g Ca + 100 ml air + 15 ml HCl 1:1.
Didihkan
+ air ad 200 ml + tetes demi tetesindikator MM
 
Reaksi
Ca2+ + C2O42- + H20  CaC2O4. H2O
+ 2 g ammonium oksalat dalam 50 ml air hangat
+ NH4OH (1:1) ad metil merah  kuning ph4 
 
Diamkan 1 jam
Uji dengan Nh4Oksalat  pengendapan sempurna
 
Disaring dengan sinter glass yang sudah konstan
Cuci dengan ammonium oksalat encer
Test bebas Cl-
Keringkan di oven 100 – 120oC selama 1 jam
Panaskan di muffle furnace 500oC ±25oC selama 2 jam
Timbang sampai berat konstan
Reaksi : CaC2O4  CaCO3 + CO –

Anda mungkin juga menyukai