Mikroorganisme
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan
mempelajari kimia tanah :
Untuk menjelaskan mengapa tingkat ketersediaan
ion untuk tanaman yang ada di dalam tanah sangat
bervariasi
2.3.1. Aktivitas
• Interaksi ion-ion dengan molekul air atau dengan
ion-ion lainnya mempengaruhi sifat-sifat
(koligatif) yang tergantung pada konsentrasi dari
larutan
• Sifat-sifat koligatif : tekanan osmotik, kenaikkan
titik didih, penurunan titik beku dan aktivitas
(potensial kimia)
• Aktivitas zat-zat terlarut merupakan sifat koligatif
yang sangat penting karena aktivitas merupakan
daya penggerak bagi zat-zat terlarut untuk
melakukan reaksi
• Kenyataannya sifat koligatif larutan tidak
berubah linear dengan konsentrasi karena zat-
zat yang terlarut tersebut adalah zat-zat yang non
ideal
• Zat terlarut dapat diperlakukan sebagai zat ideal
dengan mempertimbangkan aktivitas bukan
konsentrasi
• Aktivitas didefinisikan sebagai :
`a = aktivitas
a = M = koefisien aktivitas : L mol-1
M= molaritas : mol L-1
• Dalam beberapa hal aktyivitas dapat dianggap
sebagai konsentrasi efektif
• Aktivitas secara lebih umum merupakan suatu
ratio yang secara bertepatan berhubungan
dengan konsentrasi dan tidak punya satuan
• Solutes ideal memiliki yang besarnya = 1,
deviasi dari nilai ini => deviasi dari sifat ideal
• Dengan demikian dapat didefinisikan :
lim = 1
M 0
dalam larutan
• Molekul air, OH- dan ligan lainnya berkompetisi
untuk mendapatkan kation pusat
• Kekuatan assosiasi dari masing-masing spesies
tersebut diatas di dalam larutan akan ditentukan
oleh : konstanta kesetimbangan
• Untuk ion kompleks dan pasangan ion mengacu
pada konstanta pembentukan (stability)
• Hilangnya H+ dari ligan air yang berassosiasi
dengan kation pusat mengacu pada konstanta
hidrolisis atau konstanta deprotonisasi
• Aktivitas ion dalam kesetimbangan dengan fase
padat mengacu pada hasil kelarutan (solubility
products)
• Semua konstanta ini dinyatakan dalam bentuk
aktivitas bukan konsentrasi
• Pembentukan ion kompleks merupakan hasil dari
pemenang tarik-menarik antara kation dan anion
di dalam kompetisi antara kation - kation dan H +
untuk masing-masing ligan, termasuk air
• Pembentukan ion kompleks monofluoroaluminum
Al(H2O)6+3 + F- <=> AlF(H2O)5+2 + H2O
Konstanta stabilitas atau konstanta pembentukan
Ion kompleks monofluoroaluminum (AlF(H2O)5+2 )
atau (AlF+2) adalah : (AlF+2)
KAlF+2 = ...(4)
(Al+3) (F-)
• Di dalam konstanta kesetimbangan, air dalam
hidrasi sphere dapat diabaikan karena :
- di dalam larutan dimana air sebagai pelarut,
ia selalu ada dalam keadaan berkelebihan
- Untuk bentuk kompleks, energi ikatan Al-F
harus lebih besar dari pada energi ikatan
ion
dengan air
• Konsentrasi ion kompleks AlF+2 meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi dari Al3+ atau F-, seperti
yang ditentukan oleh gambaran nilai konstanta
• Pada saat yang sama, H+ juga berkompetisi untuk
mendapatkan F- untuk membentuk molekul HF
• Karena HF adalah asam lemah sehingga tingkat
dissosiasinya ditentukan oleh nilai konstanta
dissosiasi atau acidity, yaitu :
(H+) (F-)
KHF = ………… (5)
(HF)
• Substitusi pers (5) ke dalam pers (4) :
(AlF2+) = KAlF2+ KHF (Al3+) (HF) ……….. (6)
(H+)
• Konsentrasi ion kompleks ALF+2 meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi HF dan Al+3 , dan
menurun dengan meningkatnya kemasaman
• Meningkatnya konsentrasi ligan juga lebih
mendorong ligan F- untuk menggantikan ligan air
yang mengelilingi Al+3 hingga batas AlF6-3
• Ligan unidentate : ligan yang hanya menempati
satu posisi disekitar kation pusat
• Ligan bidentate atau bridging ligand ( O 2, CO3-2 dan
PO4-3) : ligan yang menempati satu posisi pada dua
ruang koordinasi dari dua kation pusat yang berbeda
• Ligan bidentate akan menghasilkan senyawa
kompleks yang disebut : kompleks polinuklear
• Kelarutan kompleks polinuklear selalu rendah dan
cendrung untuk berpolimer dan mengendap
Ligan polidentate : ligan yang menempati dua atau
lebih posisi di sekitar satu kation pusat
• Ligan polidentate selalau merupakan molekul-
molekul organik yang besar yang disebut chelates
• Ligan chelate seperti ethylenediaminetetraacetic
acid (H4EDTA) cukup larut, cendrung mengikat
kation seperti : Fe, Zn, dan Cu
• Chelate dapat digunakan untuk mengekstrak hara
mikro dan logam berat dari dalam tanah
• Konstanta stabilitas dari kompleks Fe(III)-EDTA :
KFeEDTA = (FeEDTA-) ………… (7)
(Fe+3) (EDTA-4)
• Di dalam tanah EDTA berkompetisi dengan
H2O untuk mendapatkan Fe
1. Fe+3 + 3H2O <=> Fe(OH)3 + 3H+
Hasil kelarutan Fe(OH)3 adalah :
Ksp = (Fe+3) (OH-)3 = (Fe+3) (Kw/(H+)) ... (8)
Kw = (H+) (OH-) = 10-14
2. H4EDTA <=> 4H++ EDTA-4, konstanta
dissosiasinya : KH4EDTA = (H+)4 (EDTA-4) ….. (9)
(H4EDTA)
• Substitus pers (8 dan 9) ke dalam pers (7)
menghasilkan kelarutan ion kompleks Fe(III)-EDTA
dalam kesetimbangan dengan Fe(OH)3
(FeEDTA-) = KFeEDTA . Ksp . KH4EDTA . (H4EDTA)/Kw3 . (H+))
N N
Fe+3
CH2 CH2 CH2 CH2
C C C C
O O O O O O O O
Pasangan ion
Inner solvation
utk A+ dan Outer
A+ B-
solvation utk B-
Inner solvation
utk B- dan Outer
solvation utk A+
Hidrolisis dan Deprotonisasi
HIDROLISIS Al dan Fe:
•Al(H20)6+3 + H2O —> Al(OH)(H2O)5+2 + H3O+
•Al(OH)(H2O)5+2 + H2O —> Al(OH)2(H2O)4+ + H3O+
•Al(OH)2(H2O)4+ + H2O —> Al(OH)3(H2O)30 + H3O+
•Al(OH)3(H2O)30 + H2O —> Al(OH)4(H2O)2- + H3O+
pH sekitar 5
•Fe(H20)6+3 + H2O —> Fe(OH)(H2O)5+2 + H3O+
•Fe(OH)(H2O)5+2 + H2O —> Fe(OH)2(H2O)4+ + H3O+
•Fe(OH)2(H2O)4+ + H2O —> Fe(OH)3(H2O)30 + H3O+
•Fe(OH)3(H2O)30 + H2O —> Fe(OH)4(H2O)2- + H3O+
pH sekitar 3
Deprotonisasi:
R - COOH + H2O —> R - COO- + H3O+
FASE PADAT
• Komponen Anorganik: Mineral primer dan
mineral skunder
• Komponen organik: biomolekul, humus:
(asam fulvat, asam humat, humin)