Anda di halaman 1dari 62

1.

Prinsif dasar Kimia Tanah


1.1. Perspektif Sejarah Kimia Tanah
• pertumbuhan tanaman dan produksi bahan makanan/
pangan
• Memelihara kesuburan tanah :
- pergantian tanaman
- memberi pupuk kandang
- mengembalikan sisa-sisa tanaman ke tanah
- rotasi tanaman
• Di dunia barat upaya “Observasi dan pengukuran dengan
suatu
penelitian” sudah dilakukan sejak Zaman Romawi hingga
Renaissance spt yg dilaporkan penulis romawi AGRICOLA
• Sir Hugh Plat (Inggris, 1590) :
“Garam penting untuk pertumbuhan tanaman”
• Kimia Tanah masih belum dikenal hingga
1850 dan baru dikenal setelah Way dan Lawes
di Rothamsted, Inggris, menemukan Pertukaran

Kation pada tanah


• Pertukaran kation yang terjadi di dalam tanah
merupakan bagian yang penting dari riset
kimia tanah dan memiliki implikasi bagi
kesuburan tanah
• Tujuan utama dari studi kimia tanah :
untuk memberikan suata kontribusi terhadap
pemahaman tentang kesuburan tanah
1.2. Pentingnya Kimia Tanah
•Tanah : media tumbuh bagi tanaman yang
menyediakan air, udara dan hara
•Tanah : merupakan suatu campuran yang terdiri dari
senyawa-senyawa organik dan anorganik, air, udara
dan mikroorganisme, yang kesemuanya ini saling
mempengaruhi satu sama lain
Tanaman
Tanah
Hara Zat meracun
Bahan organik

Mikroorganisme
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan
mempelajari kimia tanah :
Untuk menjelaskan mengapa tingkat ketersediaan
ion untuk tanaman yang ada di dalam tanah sangat
bervariasi

Faktor utama yang mempengaruhi ketersediaan


ion di dalam tanah :
• ada atau tidak adanya ion di dalam larutan tanah
• Tingkat interaksi dengan/dan kecepatan
pembebasannya dari fase padat tanah
• aktivitas mikroorganisme tanah
• diskriminasi oleh akar tanaman selama
berlangsungnya serapan ion
Mekanisme masuknya ion ke dalam larutan
tanah :
• Pelapukan mineral
• Perombakan bahan organik
• Hujan
• Air irigasi yang mengandung garam-garam
• Pembebasan ion-ion yang diretensi oleh koloid
atau fraksi liat dari tanah
Ion atau molekul diretensi di dalam tanah oleh
mekanisme : pertukaran kation dan anion,
pengendapan, atraksi elektrostatik lemah,
pembentukan kompleks dengan bahan organik tanah,
dan retensi di dalam sel mikrobia
1.3. Ruang Lingkup Kimia Tanah
1. Permukaan koloid tanah
2. Larutan tanah
3. Interaksi keduanya
Kimia tanah sangat erat hubungannya dengan :
1. Kimia permukaan koloid : muatan listrik tanah
2. Geokimia : kimia penyusun bumi
3. Kesuburan tanah : tanah sebagai media tumbuh
4. Minerologi tanah : kimia struktural dari fase padat tnh
5. Mikrobiologi tanah atau biokimia : reaksi biokimia tnh
2. LARUTAN TANAH
2.1. Air dan Zat-zat Terlarut
Solvent : Pelarut Air
Larutan Tanah Soluts : Zat-zat terlarut

Organik Anorganik Mikroorganisme

Pelarut <=> Pelarut


K imia larutan tanah
Zat-zat terlarut <=> Zat-zat terlarut

Kimia larutan tanah bersifat kompleks


H H H S H
O
105o 180o
H2O : interaksi antar molekul sangat kuat
H2S : interaksi antar molekul lemah
Interaksi ini ditunjukkan oleh :
- titik didih - panas spesifik
H2O : tinggi (100oC) tinggi
H2S : sangat rendah (-61oC) rendah
Penyebab : sudut yang dibentuk pada ikatan
struktur molekul masing-masing
Sudut yang dibentuk pada ikatan struktur
molekul Air menyebabkan :
- dipole (+) pada ujung sisi hidrogen
- dipole (-) pada ujung sisi oksigen
Interaksi antar molekul air :
H O H O H O
ES
+ - + - + -
Muatan listrik (dari dipole-dipole) pada molekul air
menyebabkan : molekul air
- ion-ion
- uncharged solutes berorientasi
- charged surfaces attraksi (+)/(-)
Zat-zat terlarut bergerak secara
Molekul-molekul air konstan

periode waktu utk tinggal di


lingkungan masing-masing berbeda
• Jika waktu tinggal molekul air dekat suatu ion <
waktu yang diperlukan struktur air utk berdissosiasi
dan membentuk suatu struktur disekitar ion, maka ion
tersebut akan memiliki water shell atau solvation
sphere yang tidak sempurna,
• dan jika waktu yang diperlukan kurang lebih sama,
maka water shell atau solvation sphere yang terbentuk
sempurna
• Jumlah molekul air di dalam solvation sphere
disebut : primary hidration number atau
bilangan hidrasi primer
• Molekul air yang berada di dlm solvation sphere
disebut : primary sonvation sphere
• molekul air yang berada di luar solvation
sphere disebut : second sphere of water
molecule atau second solvation sphere
• Keduanya dipengaruhi oleh muatan yang
dimiliki ion, Orientasinya terhadap ion bersifat
teratur utk PSS dan lebih acak utk SSS
2.2. Intraksi ion dengan air

Interaksi antara ion atau zat-zat terlarut lainnya


dengan air secara kuantitatif diukur dengan :
Panas hidrasi (heats of hydration) —> H

Panas hidrasi (H) : panas yang ditimbulkan pada


saat berlangsungnya perombakan struktur molekul
air dijumlahkan dengan panas yang diperlukan
pada saat pembentukan struktur baru dari air
dengan ion atau air dengan zat-zat terlarut lainnya
Nilai H dapat diukur secara langsung dengan :
kalorimeter , yaitu berapa jumlah panas
yang dihasilkan ketika sejumlah tertentu ion
ditambahkan ke dalam sejumlah tertentu air
• Anion atau kation tidak dapat ditambahkan ke
dalam air sendiri-sendiri tetapi dalam bentuk
garam
• Perubahan H sangat teratur pada beberapa
famili garam
• H hydrasi antara LiCl dan NaCl mempunyai
perbedaan sebesar 109 kJ mol-1 dan ini sama
• Panas hydrasi meningkat dengan meningkatnya
ukuran ion di dalan setiap grup yang muatan
ionnya sama, seperti dari -506 kJ mol-1 untuk Li+
hingga -255 kJ mol-1 untuk Cs+
• Kecendrungan menurunnya interaksi dengan
meningkatnya ukuran ion ternyata berulang di
dalam fenomena kimia
• Panas hydrasi menurun dengan meningkatnya
muatan ion
• Kation monovalen hanya beberapa ratus kJ mol -1,
divalen : sekitar -1600 kJ mol-1 dan trivalen :
sekitar - 4000 kJ mol-1
• Lebih negatifnya panas hydrasi yang dimiliki oleh

ion-ion trivalen disebabkan karena ion-ion


tersebut di dalam air ada dalam bentuk : highly
spesies hydrated seperti :
Hexaquoiron (III) hexaquoaluminum (III)
Fe(H2O)63+ AL(H2O)63+
• Ion-ion logam transisi yang divalen seperti
Mg2+ juga membentuk spesies hydrat dengan
air tetapi dalam bentuk struktur yang lemah
• Kebanyakan kation-kation alkali tanah
berassosiasi dengan air dalam bentuk yang
kurang kuat
2.3. Interaksi antar zat terlarut
• Semua ion atau molekul yang terlarut, dikelilingi
oleh molekul air pada beberapa tingkat assosiasi
• Tingkat assosiasi ini selalu terganggu (tidak tetap)
karena ion-ion juga berinteraksi satu sama lainnya
dengan jarak yang bermacam-macam
• Intraksi ion dengan ion dengan jarak < 0,5 nm
akan membentuk : ion kompleks atau pasangan
ion dan keeduanya ini ditentukan oleh interaksi
yang spesifik antara ion-ion
• Interaksi ion dengan ion yang jaraknya > 0,5 nm,
akan jelas dengan konsep aktivitas kimia

2.3.1. Aktivitas
• Interaksi ion-ion dengan molekul air atau dengan
ion-ion lainnya mempengaruhi sifat-sifat
(koligatif) yang tergantung pada konsentrasi dari
larutan
• Sifat-sifat koligatif : tekanan osmotik, kenaikkan
titik didih, penurunan titik beku dan aktivitas
(potensial kimia)
• Aktivitas zat-zat terlarut merupakan sifat koligatif
yang sangat penting karena aktivitas merupakan
daya penggerak bagi zat-zat terlarut untuk
melakukan reaksi
• Kenyataannya sifat koligatif larutan tidak
berubah linear dengan konsentrasi karena zat-
zat yang terlarut tersebut adalah zat-zat yang non
ideal
• Zat terlarut dapat diperlakukan sebagai zat ideal
dengan mempertimbangkan aktivitas bukan
konsentrasi
• Aktivitas didefinisikan sebagai :
`a = aktivitas
a = M  = koefisien aktivitas : L mol-1
M= molaritas : mol L-1
• Dalam beberapa hal aktyivitas dapat dianggap
sebagai konsentrasi efektif
• Aktivitas secara lebih umum merupakan suatu
ratio yang secara bertepatan berhubungan
dengan konsentrasi dan tidak punya satuan
• Solutes ideal memiliki  yang besarnya = 1,
deviasi dari nilai ini => deviasi dari sifat ideal
• Dengan demikian  dapat didefinisikan :
lim  = 1
M 0

artinya : jika konsentrasi molar mendekati = 0,


maka limit koefisien aktivitas = 1,
atau : jika ion-ion zat terlarut terpisah lebih jauh

dan lebih jauh lagi sehingga interaksi antar


mereka satu sama lain menjadi hampir tidak ada
maka pada saat itu ion-ion soluts menjadi lebih
• Aktivitas suatu garam merupakan hasil dari ion-
ion yang ada di dalam garam tersebut
Aktivitas CaCl2 dalam larutan adalah :
aCaCl2 = Ca. MCa2+ + (Cl. MCl-)2
• Interaksi diantara ion-ion dinyatakan dengan
istilah : Ionic strength (I) / kekuatan ion, yaitu :
meningkat dengan konsentrasi dan kuadrat dari
muatan ion : I = 1/2  MiZi2
Mi : molaritas ion
Zi : muatan ion
i : masing-masing ion
• Ionic strngth menduga konsentrasi ion efektif
(dengan memasukkannya ke dalam perhitungan)
untuk melihat pengaruh yang nyata dari muatan
ion pada sifat-sifat larutan
• Meskipun ion-ion konstituen yang terdapat dalam
suatu larutan memiliki koefisien aktivitas yang
berbeda-beda, tetapi ionic strength yang dimiliki

larutan tersebut hanya satu.


2.3.2. Koefisien aktivitas ion
• Sifat-sifat individu dari ion-ion di dalam larutan
sukar untuk diukur, tetapi sifat sifat garam dalam
suatu larutan dapat secara langsung diukur
• Aktivitas garam di dalam larutan dapat dipisahkan
antara kation dan anion, seperti aktivitas NaCl di
dalam larutan dapat dipandang sebagai hasil dari
aktivitas individu Na+ dan Cl-
• Debye dan Hueckel (1924) mengajukan suatu
persamaan untuk menghitung  dari suatu
individu ion
• Persamaan dari Debye dan Hueckel awalnya sama
dengan yang dikembangkan oleh Guoy dan
Chapman’s (1910) yang mencoba memperidiksi
distribusi ion disekitar permukaan yang bermuatan
di dalam larutan yang merupakan dasar dari teori
lapisan rangkap baur (diffuse double layer, DDL)
ion-ion disekitar partikel tanah.
• Meskipun teori Guoy dan Chapman’s (1910) ini
selanjutnya dimodifikasi tetapi masih memiliki
kelemahan untuk sistem tanah dan air
• Pada kondisi yang tidak kompleks untuk larutan-
larutan encer, persamaan Debye dan Hueckel
sukses melukiskan koefisien aktivitas ion-ion

log10 I = - AZi2I1/2 (Debye - Hueckel limiting low )


I : koefisien aktivitas individu ion
A : konstanta (= 0,511 utk larutan encer pada 25oC)
Zi : muatan ion, dan I : Ionic strength
• Persamaan ini hanya memperidiksi koefisien
aktivitas ion pada larutan encer (slightly
contaminated distilled water )
• Meskipun demikian persamaan Debye - Hueckel
tetap merupakan suatu pemecahan yang terbaik
dalam memahami sifat-sifat ion di dalam larutan
• Persamaan Debye - Hueckel mengasumsikan
bahwa ion-ion berinteraksi secara elektrostatik
seperti partikel-partikel bermuatan yang zero size
• Kenyataannya ion-ion dan molekul-molekul air
yang berassosiasi dengannya memiliki ukuran
fisik yang lumayan sehingga persamaan Debye -
Hueckel hanya sukses mengukur :  < 0,01
• Untuk :  yang besarnya sekitar 0,1 :
I 1/2
log10 I = - AZi2 …… (1)
1 + BaiI 1/2
B : konstanta = 0,33 utk larutan encer pada 25 oC
ai : parameter ion individu => secara eksperimen
• Karena nilai ai agak mirip dengan diameter ion +
diameter assosiasinya dengan molekul-molekul
air maka ai dianggap memiliki fisik yang nyata
yang disebut : the distance of closest approach
• Secara sederhana barangkali akan lebih realistik
jika ai dianggap sebagai suatu faktor empirik
• Persamaan empirik Davies juga menghasilkan
nilai yang memuaskan untuk koefisien aktivitas
ion individu dengan konsentrasi di atas kisaran
normal yang dijumpai di dalam larutan tanah atau
fresh water :
I 1/2
log10 I = - AZi2 - 0,3I …….. (2)
1 + I 1/2
• Senyawa-senyawa nonelektrolit seperti : gas-gas
yang terlarut, molekul-molekul organik, pasangan-
pasangan ion netral dan asam atau basa lemah
yang tidak terdissosiasi juga merupakan senyawa-
senyawa yang nonideal
• Aktivitas dari senyawa-senyawa nonelektrolit juga
berubah secara non linear terhadap perubahan
konsentrasi terutama pada konsentrasi tinggi
• Namun demikian persamaan (1) dan (2) tidak
dapat digunakan untuk menentukan nilai  ,
karena senyawa-senyawa nonelektrolit tidak
bermuatan
• Koefisien aktivitas () dari senyawa-senyawa
nonelektrolit dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
log10  = - km I ………….. (3)
km : koefisien kegaraman (salting coefficient )
yang besarnya berkisar antara 0,01 hingga 0,2
I : ionic strength
• Nama salting coefficient berasal dari :
kecendrungan senyawa nonelektrolit menjadi
sedikit larut dengan meningkatnya konsentrasi
2.3.3. Ion Kompleks dan Pasangan Ion
• Interaksi ion-ion dan molekul-molekul pada jarak
yang lebih dekat lagi menyebabkan mereka
berikatan dan kehilangan sebagian identitas dari
mereka, membentuk apa yang disebut dengan
Ion kompleks atau Pasangan ion
• Seperti pada ion Fe(H2O)63+ dan AL(H2O)63+,
terlihat bahwa molekul-molekul air berdempetan
dekat sekali dengan ion pusat membentuk suatu
group kesatuan di dalam larutan
• Ion kompleks didefinisikan sebagai : kombinasi
suatu kation pusat dengan satu atau lebih ligan
• Ligan adalah : ion atau molekul yang berada di
dalam ruang koordinasi dari ion pusat
• Ketika ligan yang berada di luar inner solvation
sphere berdempetan kemudian sebagian dari ion-
ion hidratnya terkait secara elektrostatik dengan
ligan yang berada di dalam inner solvation sphere
dan membentuk suatu kesatuan dalam interval
waktu yang cukup lama : Pasangan ion
• Ligan : F-, PO4-3, EDTA, OH-, CN-, O-2, CO3-2,
asam lemah
• Ion kompleks : kompleks inner sphere
• Pasangan ion : kompleks outer sphere
• Air kadang kala tidak dipandang sebagai ligan :
- air selalu menjadi solvation sphere bagi ion-
ion di dalam larutan
- air di dalam solvation sphere dapat
digantikan oleh ligan yang lain
• Dalam berassosiasi dengan ion pusat ligan-ligan
harus berkompetisi dengan molekul air yang ada
dalam primary solvation sphere ion pusat
• Umumnya ligan itu adalah anion-anion dari asam
lemah, sehingga :
untuk mendapatkan ligan, ion pusat juga
melakukan kompetisi dengan H+ yang ada di

dalam larutan
• Molekul air, OH- dan ligan lainnya berkompetisi
untuk mendapatkan kation pusat
• Kekuatan assosiasi dari masing-masing spesies
tersebut diatas di dalam larutan akan ditentukan
oleh : konstanta kesetimbangan
• Untuk ion kompleks dan pasangan ion mengacu
pada konstanta pembentukan (stability)
• Hilangnya H+ dari ligan air yang berassosiasi
dengan kation pusat mengacu pada konstanta
hidrolisis atau konstanta deprotonisasi
• Aktivitas ion dalam kesetimbangan dengan fase
padat mengacu pada hasil kelarutan (solubility
products)
• Semua konstanta ini dinyatakan dalam bentuk
aktivitas bukan konsentrasi
• Pembentukan ion kompleks merupakan hasil dari
pemenang tarik-menarik antara kation dan anion
di dalam kompetisi antara kation - kation dan H +
untuk masing-masing ligan, termasuk air
• Pembentukan ion kompleks monofluoroaluminum
Al(H2O)6+3 + F- <=> AlF(H2O)5+2 + H2O
Konstanta stabilitas atau konstanta pembentukan
Ion kompleks monofluoroaluminum (AlF(H2O)5+2 )
atau (AlF+2) adalah : (AlF+2)
KAlF+2 = ...(4)
(Al+3) (F-)
• Di dalam konstanta kesetimbangan, air dalam
hidrasi sphere dapat diabaikan karena :
- di dalam larutan dimana air sebagai pelarut,
ia selalu ada dalam keadaan berkelebihan
- Untuk bentuk kompleks, energi ikatan Al-F
harus lebih besar dari pada energi ikatan
ion
dengan air
• Konsentrasi ion kompleks AlF+2 meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi dari Al3+ atau F-, seperti
yang ditentukan oleh gambaran nilai konstanta
• Pada saat yang sama, H+ juga berkompetisi untuk
mendapatkan F- untuk membentuk molekul HF
• Karena HF adalah asam lemah sehingga tingkat
dissosiasinya ditentukan oleh nilai konstanta
dissosiasi atau acidity, yaitu :
(H+) (F-)
KHF = ………… (5)
(HF)
• Substitusi pers (5) ke dalam pers (4) :
(AlF2+) = KAlF2+ KHF (Al3+) (HF) ……….. (6)
(H+)
• Konsentrasi ion kompleks ALF+2 meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi HF dan Al+3 , dan
menurun dengan meningkatnya kemasaman
• Meningkatnya konsentrasi ligan juga lebih
mendorong ligan F- untuk menggantikan ligan air
yang mengelilingi Al+3 hingga batas AlF6-3
• Ligan unidentate : ligan yang hanya menempati
satu posisi disekitar kation pusat
• Ligan bidentate atau bridging ligand ( O 2, CO3-2 dan
PO4-3) : ligan yang menempati satu posisi pada dua
ruang koordinasi dari dua kation pusat yang berbeda
• Ligan bidentate akan menghasilkan senyawa
kompleks yang disebut : kompleks polinuklear
• Kelarutan kompleks polinuklear selalu rendah dan
cendrung untuk berpolimer dan mengendap
Ligan polidentate : ligan yang menempati dua atau
lebih posisi di sekitar satu kation pusat
• Ligan polidentate selalau merupakan molekul-
molekul organik yang besar yang disebut chelates
• Ligan chelate seperti ethylenediaminetetraacetic
acid (H4EDTA) cukup larut, cendrung mengikat
kation seperti : Fe, Zn, dan Cu
• Chelate dapat digunakan untuk mengekstrak hara
mikro dan logam berat dari dalam tanah
• Konstanta stabilitas dari kompleks Fe(III)-EDTA :
KFeEDTA = (FeEDTA-) ………… (7)
(Fe+3) (EDTA-4)
• Di dalam tanah EDTA berkompetisi dengan
H2O untuk mendapatkan Fe
1. Fe+3 + 3H2O <=> Fe(OH)3 + 3H+
Hasil kelarutan Fe(OH)3 adalah :
Ksp = (Fe+3) (OH-)3 = (Fe+3) (Kw/(H+)) ... (8)
Kw = (H+) (OH-) = 10-14
2. H4EDTA <=> 4H++ EDTA-4, konstanta
dissosiasinya : KH4EDTA = (H+)4 (EDTA-4) ….. (9)
(H4EDTA)
• Substitus pers (8 dan 9) ke dalam pers (7)
menghasilkan kelarutan ion kompleks Fe(III)-EDTA
dalam kesetimbangan dengan Fe(OH)3
(FeEDTA-) = KFeEDTA . Ksp . KH4EDTA . (H4EDTA)/Kw3 . (H+))

• Persamaan ini dpt diperluas lagi, termasuk reduksi


Fe(III) => Fe(II). Reduksi ini merubah kelarutan
F-
F- F- Ligan unidentate
Al+3
F- F- Ligan bidentate
F-
H2O H2O
H2O PO4-3 H2O
Al+3 Al+3
H2O H2O H2O H2O
HO HO
CH2 CH2

N N
Fe+3
CH2 CH2 CH2 CH2

C C C C
O O O O O O O O

Ligan chelate EDTA


Innert solvation/
Hidration sphere
Ion kompleks
A+ B-

Pasangan ion
Inner solvation
utk A+ dan Outer
A+ B-
solvation utk B-
Inner solvation
utk B- dan Outer
solvation utk A+
Hidrolisis dan Deprotonisasi
HIDROLISIS Al dan Fe:
•Al(H20)6+3 + H2O —> Al(OH)(H2O)5+2 + H3O+
•Al(OH)(H2O)5+2 + H2O —> Al(OH)2(H2O)4+ + H3O+
•Al(OH)2(H2O)4+ + H2O —> Al(OH)3(H2O)30 + H3O+
•Al(OH)3(H2O)30 + H2O —> Al(OH)4(H2O)2- + H3O+
pH sekitar 5
•Fe(H20)6+3 + H2O —> Fe(OH)(H2O)5+2 + H3O+
•Fe(OH)(H2O)5+2 + H2O —> Fe(OH)2(H2O)4+ + H3O+
•Fe(OH)2(H2O)4+ + H2O —> Fe(OH)3(H2O)30 + H3O+
•Fe(OH)3(H2O)30 + H2O —> Fe(OH)4(H2O)2- + H3O+
pH sekitar 3
Deprotonisasi:
R - COOH + H2O —> R - COO- + H3O+
FASE PADAT
• Komponen Anorganik: Mineral primer dan
mineral skunder
• Komponen organik: biomolekul, humus:
(asam fulvat, asam humat, humin)

• Fase padat yang berperan dalam sifat kimia


tanah: koloid anorganik (mineral skunder)
dan koloid organik (humus)
• Mineral Primer (2-0,05 mm)/Pasir: Olivin,
Biotit, Piroxin, Plagioklas, Muskovit
• Mineral Skunder (<2µ)/Liat: kaolinit,
haloysit, vermikulit smektit, alofan,
goetit/hematit

• Mineral liat: merupakan senyawa kompleks


antara alumunium dengan silikat:
- Alumina oktahedral
- Silika tetrahedral
Humus : merupakan campuran senyawa yang kompleks
(tersusun oleh asam humat, asam fulfat, dan humin),
mempunyai sifat agak/cukup resisten (tahan) terhadap
perombakan jasad renik (mikroorganisme), bersifat amorf (tak
mempunyai bentuk tertentu), berwarna coklat-hitam, bersifat
koloid (<1 µm, bermuatan) dan berasal dari proses humifikasi
bahan organik oleh mikroba tanah (Setiawan, 2009).

Menurut Kumada (1987) humus dibedakan menjadi dua


kelompok yaitu (1) bahan non humat dan (2) bahan humat.

Menurut Stevenson (1982), menggolongkan bahan humat ke


dalam 3 kelompok yaitu (1) asam humat (AH), yaitu fraksi
yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam; (2) asam
fulvat (AF) yakni fraksi yang larut dalam basa dan asam; (3)
humin tidak larut dalam alkali maupun asam. 
Asam Humat
Asam humat memiliki 10.000-100.000 g/mol, asam
humat dibentuk oleh polimerisasi asam fulvat
melalui rantai ester, larut dalam basa tapi tidak larut
dalam asam dan humin memiliki > 100.000 g/mol,
berwarna coklat gelap, tidak larut dalam asam dan
basa, dan sangat resisten akan serangan mikroba.
Kandungan asam humat tanah yaitu C, H, N, O, S
dan P serta unsur lain seperti Na, K, Mg, Mn, Fe dan
Al. Asam humat mengandung 0,6 – 1,1 % S; 0,2 -
3,7 % P; 5,6 % Al dan Fe oksida; 0,05 - 0,15 % Na;
0,6 % kalium sulfat, magnesium dan sebagian kecil
mangan. 
Asam Fulvat
Asam fulvat mengandung struktur aromatik dan
alifatik dan sebagian besar telah disubstitusi oleh
oksigen yang mengandung gugus fungsional.

Asam fulvat memiliki 1000-5000 g/mol,


berwarna terang, larut dalam seluruh daerah pH,
dan sangat rentan terhadap serangan mikroba.
Asam fulvat mengandung 45% C; 5,4% H; 2,1%
N; 1,9% S; 44,8% O. 
Perkembangan Muatan Tanah
Muatan Listrik Tanah timbul karena proses:
- Substitusi Isomorphik menghasilkan
muatan listrik permanen
- Ionisasi gugus fungsional
menghasilkan muatan listrik
tergantung
pH
Substitusi Isomorphik:
Ionisasi Gugus fungsional:
R - COOH + H+ —> R - COOH2+
(Protonisasi)

R - COOH + OH- —> R - COO- + H2O


(Deprotonisasi)

Anda mungkin juga menyukai