Invaginasi
Dosen Pembimbing :
dr. Dewi Iriani, Sp.A
Disusun oleh :
Thya Fitriani (112019017)
Identitas Pasien
• Nama lengkap: An. AK
• Tanggal lahir (umur): 29 Maret 2021 (5bln 22hari)
• Jenis kelamin: laki – laki
• Pendidikan: -
• Alamat: KP bendungan melayu no 11
• Suku Bangsa : Jawa
• Agama: Islam
Identitas Orang Tua
Ayah
• Nama lengkap: Tn. ML Agama: Islam
• Umur: 41 Tahun Pendidikan:SMP
• Suku Bangsa : Jawa Penghasilan: -
• Pekerjaan: Wiraswasta
• Alamat: KP Bendungan Melayu no 11
Ibu
• Nama lengkap: Ny. S Agama: Islam
• Umur: 40 Tahun Pendidikan: SMA
• Suku Bangsa: Madura Pekerjaan: IRT
• Alamat: KP Bendungan Melayu Penghasilan: -
Keluhan utama:
An. AK berusia 5 bulan datang ke IGD RSUD Koja di rujuk dari RS Pelabuhan dengan keadaan sesak dan
perut membesar.
Keluhan tambahan:
B.C.G 1 bulan
M.M.R.
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN UMUM (20 september 2021, jam 10.00 di PICU)
Keadaan umum: Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis
Tanda vital:
• HR : 142 x/mnt
• RR : 48 x/mnt
• Suhu : 36.5 ℃
• SpO2: 98%
Data antropometri:
• Berat badan: 7,4 kg - Lingkar Kepala : 42cm
• Tinggi badan: 60 cm - Lingkar Dada ; 40cm
• IMT : 20,5 - Lingkar Lengan Atas : 14cm
Z Score
Z Score
Z Score
Z Score
Z Score
Pemeriksaan Fisik
Interpretasi (Z score)
1.BB/U = Z Score > (-2) SD atau dibawah 0 = Normal
2.TB/U = Z Score > (2) SD = Normal
3.BB/TB = Z Score > (2) SD = Gemuk
4.IMT/U = Z Score > (1) SD = Beresiko Gemuk
Z Score
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
• Kepala
• Bentuk dan ukuran : bentuk dan ukuran normochepali
• Rambut dan kulit : rambut hitam, tipis, tidak mudah rontok
kepala : tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
• Mata : tidak ada benjolan, liang telinga bersih tidak
• Telinga hiperemis
• Hidung : tidak ada septum deviasi, tidak hiperemis
• Bibir : tampak kering, tidak pecah-pecah
• Gigi-geligi : gigi sesuai usia, tidak ada karies dentis
• Mulut : tidak hiperemis, langit-langit utuh
• Lidah : warna dan bentuk normal
• Tonsil :T1-T1, tidak hiperemis
• •Leher
Faring : uvula ditengah, tidak hiperemis
: tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Paru-paru
Depan Belakang
Kiri Bentuk normal, sela iga tidak melebar, gerakan dada simetris pada saat statis dinamis. Jenis
Inspeksi
Kanan pernapasan abdominothroracal, tidak ada bekas luka operasi
Kiri Sela iga normal, benjolan (-), Sela iga normal, benjolan (-),
Palpasi
nyeri tekan (-), taktil fremitus norma nyeri tekan (-), taktil fremitus normal
Kanan
DIAGNOSIS BANDING
- Ileus batu empedu
- Tumor usus primer
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
- Farmakologis
• Metronidazole 3 x 100mg IV
• Meropenem 3 x 200mg IV
• Omeprazole 3 x 7,5mg
• IVFD Kaen 3 B 35cc/jam
• 02 NRM 8 Lpm
- Non Farmakologis
• Puasa
Laporan Kasus
Tinjauan Pustaka
Pembahasan
Invaginasi
• Insiden Intususepsi lebih sering terjadi pada anak laki-laki disbanding perempuan
• Rasio laki-laki dibanding perempuan 3:2
• Paling umum terjadi ditahun pertama kehidupan
• Secara keseluruhan, 65% kasus terjadi pada anak usia di bawah 1 tahun
• 50% pada anak usia 3-10bulan
• Tidak ada perbedaan kejadian intususepsi antar ras
PATOFISIOLOGI
• Pada anak-anak, bagian proksimal usus (intususceptum) ditarik ke dalam usus distal (intussuscepiens) didorong oleh
aksi peristaltic dari usus. Hal ini menyebabkan obstruksi usus. Bersama dengan usus, mesenterium juga ditarik ke
dalam intususepsi
• Mesenterium terkompresi, menyebabkan obstruksi vena dan edema. Hal ini selanjutnya meningkatkan tekanan yang
bekerja pada pembuluh darah di dalam mesenterium, yang akhirnya mengarah ke obstruksi arteri, iskemia dan
gangren intususeptum
• Titik awal untuk intususepsi diidentifikasi pada 2–12% kasus. Titik utama jarang diidentifikasi pada pasien berusia
kurang dari 2 tahun, sedangkan hingga 20% pasien di atas usia 2 tahun akan memiliki titik awal patologis
Gejala Klinis
• Ditandai dengan nyeri abdomen
• Tanda-tanda obstruksi buang air besar
Pada anak dibawah 2 tahun biasanya mengeluh :
• Nyeri abdomen kolik dengan onset akut
• Lutut tertarik ke dada
• Iritabilitas berlebihan
• Menangis
• Hampir dari setengah kasus berkembang dengan adanya BAB yang bercampur darah dan lender
• Pada 60% kasus pada PF didapatkan adanya massa berbentuk sosis yang teraba dikuadran
kanan atas atau daerah epigastrium
Komplikasi
Perforasi dapat terjadi sebagai akibat dari iskemia dinding usus dan
nekrosis pada intususepsi.
Tingkat perforasi dinegara maju adalah 1-3% dan biasanya
berhubungan dengan keterlambatan diagnosis
Sekitar 10% kasus intususepsi memerlukan reseksi usus
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium (biasanya menunjukan peningkatan jumlah sel darah
putih dan penanda inflamasi nonspesifik/reaktan fase akut seperti trombositosis dan
peningkatan protein C-reaktif (CRP)
2. Pemeriksaan Radiologi
• Radiografi : dapat bermanfaat dalam diagnosis intususepsi ileokolika. Intususepsi dapat didiagnosis dengan
tanda patognomonik yaitu bulan sabit, yang adalah adanya massa lengkung di dalam perjalanan usus besar pada
radiografi
A
Pemeriksaan Penunjang
Sonografi : Modalitas pilihan untuk mendiagnosis atau menyingkirkan intususepsi ileokolika biasanya dilakukan
ultrasonografi. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa US adalah modalitas yang cepat dan dapat diandalkan untuk
mendiagnosis intususepsi ileokolika dengan sensitivitas dan spesifisitas 92-100%. Dengan US, intususepsi
diidentifikasi sebagai massa dengan tampilan seperti target, donat, atau mata sapi dengan banyak cincin dengan
ekogenisitas yang berbeda dalam potongan transversal dan sebagai pseudokidney, sandwich, atau hayfork sign di
potongan longitudinal
B
Pemeriksaan Penunjang
• Fluoroskopi : Enema kontras telah menjadi standar referensi untuk diagnosis intususepsi selama bertahun-tahun.
Tanda-tanda klasik intususepsi pada pemeriksaan enema adalah tanda crescent dan coiled spring.