Disusun Oleh :
Pembimbing
dr. Anita Surya M.Ked(Neu), Sp.S
SMF 1
RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Definisi Carpal Tunnel Syndrome
• Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan
tangan berupa peningkatan tekanan di dalam terowongan carpal. Penekanan pada nervus medianus
tersebut mengakibatkan gangguan motorik dan sensorik pada daerah tangan dan jari. Gangguan motorik
yang terjadi berupa berkurang sampai hilangnya kekuatan genggaman, dan keterampilan tangan akibat
dari kelemahan dan atrofi otot.
2
Etiologi Carpal Tunnel Syndrome
• Etiologi dari Carpal Tunnel Syndrome sebagian besar idiopatik atau disebut CTS primer. Apabila
berhubungan dengan penyakit lain disebut dengan CTS sekunder. CTS idiopatik banyak terjadi pada
perempuan, pada umur 40 – 60 tahun, dan bilateral. CTS idopatik berhubungan dengan hipertrofi
membrana sinovial dari tendon otot fleksor yang dikarenakan degenerasi jaringan ikat, dengan sclerosis
vaskuler, edema, dan fragmentasi kolagen. CTS sekunder dapat disebabkan oleh abnormalitas
penampung ataupun isinya.
3
Faktor Resiko Carpal Tunnel Syndrome
• Faktor ekstrinsik yang dapat meningkatkan volume di dalam terowongan antara lain kondisi yang
mengubah keseimbangan cairan dalam tubuh. Ini termasuk kehamilan, menopause, obesitas, gagal ginjal,
hipotiroidisme, penggunaan kontrasepsi oral, dan gagal jantung kongestif.
• Faktor intrinsik dalam saraf yang meningkatkan volume yang ditempati di dalam terowongan termasuk
tumor dan lesi mirip tumor.
4
Faktor Resiko Carpal Tunnel Syndrome
• Faktor ekstrinsik yang dapat mengubah kontur terowongan dapat menjadi akibat dari fraktur radius
distal, secara langsung atau melalui artritis pasca trauma.
• Faktor neuropatik, seperti diabetes, alkoholisme, keracunan atau kekurangan vitamin, dan paparan racun,
dapat berperan dalam memunculkan gejala CTS. Ini karena mereka mempengaruhi saraf median tanpa
harus meningkatkan tekanan interstisial di dalam terowongan karpal. Faktanya, pasien diabetes memiliki
kecenderungan lebih tinggi untuk mengembangkan CTS karena ambang batas yang lebih rendah untuk
kerusakan saraf.
5
Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome
• Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan menyebabkan peningkatan tekanan intravaskuler. Akibatnya
aliran darah vena intravaskular melambat. Kongesti yang terjadi akan mengganggu nutrisi intravaskular
lalu diikuti oleh anoksia yang merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran
protein sehingga terjadi edema epineural. Keadaan ini menyebabkan keluhan nyeri dan bengkak yang
terutama timbul pada malam hari.
6
Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome
• Pada pagi hari akan terasa berkurang setelah tangan digerak-gerakan atau di urut. Apabila keadaan ini
terus berlanjut maka akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lalu saraf menjadi atrofi
dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara
menyeluruh.
7
8
Gejala dan Tanda Carpal Tunnel Syndrome
• Gejala yang biasa ditimbulkan pada pasien CTS adalah nyeri dan parestesia pada distribusi saraf median,
yang meliputi aspek palmar ibu jari, telunjuk dan jari tengah, dan separuh radial jari tengah. Gejala dapat
sangat bervariasi dan terkadang terlokalisasi di pergelangan tangan atau seluruh tangan, atau menyebar
ke lengan bawah.
9
Klasifikasi CTS Berdasarkan Gejala
• Classic atau probable : Rasa tebal atau kesemutan disertai atau tanpa nyeri pada minimal dua dari jari 1,
2, 3, dan 4.
• Possible : harus terdapat gejala primer CTS (rasa tebaldan kesemutan dengan atau tanpa nyeri pada
setidaknya dua dari jari 1, 2, 3, dan 4). Keterlibatan semua jari atau seluruh tangan pada distribusi sarung
tangan dapat diterima. Mungkin tidak terdapat atau hanya ada satu gejala mayor CTS.
• Unlikely : tidak ada gejala pada jari 1, 2, dan 3.
10
Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome
• Anamnesis : Gejala dan tanda pada pasien berupa nyeri dan parestesia pada jari dan tangan.
• Onset gejala, terutama pada tahap awal paraestesia nokturnal.
• Faktor provokatif, seperti posisi tangan dan gerakan berulang.
• Aktivitas kerja, penggunaan instrumen, dan alat berat.
• Lokalisasi nyeri dan radiasi di kulit daerah saraf median dengan ascending
• Manuver yang meredakan gejala misalnya tangan gemetar, posisi berubah.
• Adanya faktor predisposisi misalnya diabetes, adipositas, poliartritis kronis, miksedema, akromegali,
kehamilan.
• Aktivitas olahraga misalnya bisbol, binaraga.
11
Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome
Pemeriksaan Fisik :
• Phalen’stest : penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul
gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes ini menyokong diagnosa.
• Tinel’s sign : tes ini mendukung diagnosis bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus
medianus apabila dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
12
Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome
• Pressure test : nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam
waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes ini menyokong
Pemeriksaan Penunjang:
• Nerve Conduction Study (NCS).
13
Diagnosa Banding Carpal Tunnel Syndrome
14
Penatalaksanaan Carpal Tunnel Syndrome
• Terapi Konservatif
Perawatan konservatif umumnya ditawarkan kepada pasien yang menderita gejala CTS ringan sampai
sedang. Pilihan pengobatan tersebut termasuk steroid oral dan transvenous, kortikosteroid, obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID), yoga, mobilisasi tulang karpal dan penggunaan bidai tangan.
• Terapi Operatif
Perawatan bedah CTS dalam bentuk carpal tunnel release (CTR); prosedur di mana ligamen karpal
transversal (TCL) dipotong untuk meningkatkan ruang di terowongan karpal dan karenanya mengurangi
tekanan interstisial.
15
Intervensi Fisioterapi
• Ultrasound : terapi yang termasuk dalam frekuensi gelombang tinggi. Frekuensi yang dimiliki US yaitu
lebih dari 20KHz, akan tetapi yang digunakan untuk terapi antara 0,75-3 MHz
• Paraffin : Terapi paraffin merupakan terapi yang menggunakan suhu tinggi dengan penggunaan yang
digunakan pada area distal dari tubuh. Suhu yang digunakan untuk terapi yaitu 48- 520C.
• Streching :Stretching merupakan bagian dari terapi latihan yang dalam gerakan berupa penguluran dari
soft tissue
• ResistedExercise : terapi latihan dengan kontraksi otot statik maupun dinamik secara aktif melawan
tahanan dari luar, baik tahanan manual maupun dengan alat.
16
Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome
17
Prognosis Carpal Tunnel Syndrome
• Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif pada umumnya prognosis baik. Secara umum
prognosis operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama
menderita CTS penyembuhan post operatifnya bertahap.
18
Komplikasi Carpal Tunnel Syndrome
• Komplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang persisten di daerah
distribusi nervus medianus. Komplikasi yang paling berat adalah reflek sympathetic dystrophy yang
ditandai dengan nyeri hebat, hiperalgesia, disestesia dan gangguan trofik.
19
Kesimpulan
• Carpal Tunnel Syndrome tetap menjadi salah satu bentuk jeratan saraf median yang paling terkenal dan
sering terjadi, dan menyumbang 90% dari semua neuropati penjeratan. Tinjauan literatur terbaru telah
memberikan gambaran umum tentang kondisi umum ini, dengan penekanan pada patofisiologi dan
relevansinya dengan berbagai metode diagnosis termasuk studi konduksi saraf, ultrasound, dan
pencitraan resonansi magnetik.
20
Referensi
• Paget J. Lectures on surgical pathology. Philadelphia: Lindsay and Blakiston 1854.
• Alfonso C, Jann S, Massa R, Torreggiani A. Diagnosis, treatment and follow-up of the carpal tunnel syndrome: a review. Neurolog Sci 2010; 31(3): 243-52.
• American Academy of Orthopaedic Surgeons Work Group Panel.Clinical guidelines on diagnosis of carpal tunnel syndrome, 2007.
• Amirlak B, Upadhyaya K, Ahmed O, Wolff T, Tsai T, Scheker L.Median Nerve Entrapment. 1-11-2010. Internet Communication.[Accessed: 24/10/2011].
• Padua L, LoMonaco M, Padua R. Neurophysiological classification of carpal tunnel syndrome: assessment of 600 symptomatic hands.Ital J Neurol Sci 1997; 18: 145-
50.
• INAIL: Italian Worker's Compensation Authority, Annual Report 2000. Available at: http://www.inail.it/cms/multilingua/inglese/rap
portoannuale2001/RappAnn2000RelPresInglese.pdf [Accessed: 24/ 10/2011].
• Lo SL, Raskin K, Lester H, Lester B. Carpal tunnel syndrome: a historical perspective. Hand Clin 2002; 18(2): 211-7.
• Pfeffer GB, Gelberman RH, Boyes JH, Rydevik B. The history of carpal tunnel syndrome. J Hand Surg Br 1988; 13(1): 28-34.
• Aroori S, Spence RA. Carpal tunnel syndrome. [Review] [135 refs]. Ulster Medical J 2008; 77(1): 6-17.
• Burns TM. Mechanisms of acute and chronic compression neuropathy. In: Dyck PJ, Thomas PK, Eds. Peripheral neuropathy.4 th ed. Amsterdam: Elsevier 2005; pp.
1391-402.
• Danielsson LG. Iatrogenic pronator syndrome: case report. Scand J Plast Reconstr Surg 1980; 14(2): 201-3.
• Hartz CR, Linscheid RL, Gramse RR, Daube JR. he pronator teres syndrome: compressive neuropathy of the median nerve. J Bone Joint Surg Am 1981; 63(6): 885-90.
• Rask MR. Anterior interosseous nerve entrapment: (Kiloh-Nevin syndrome) report of seven cases. Clin Orthop Relat Res 1979; (142): 176-81.
• Atroshi I, Gummesson C, Johnsson R, Ornstein E, Ranstam J, Rosen I. Prevalence of carpal tunnel syndrome in a general population. JAMA 1999; 282(2): 153-8.
• Uchiyama S, Itsubo T, Nakamura K, Kat H, Yasutomi T, Momose T. Current concepts of carpal tunnel syndrome: pathophysiology, treatment, and evaluation. J Orthop
Sci 2010; 15: 1-13.
• Mondelli M, Giannini F, Giacchi M. Carpal tunnel syndrome incidence in a general population. Neurology 2002; 58: 289-94.
21
22