Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN/KLIEN

DENGAN INFEKSI SYSTEM


UROGENITAL : SIPHILIS DAN GONOREA
DISUSUN OLEH :

1. SINDI AYU SEPTIANA PUTRI


2. WINDA PUSPA HALIM
3. IMARINA YAHULI KOBAK
4. ANJELIKA R YARE
5. MARIA MAGDALENA WAMU
DEFINISI

Siphilis Gonorea
Sifilis adalah salah satu penyakit Kencing nanah atau gonore (bahasa
menular seksual. Penyakit tersebut Inggris : gonorhea atau gonorhoea)
ditularkan melalui hubungan seksual, adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorhoeae
penyakit ini bersifat laten atau dapat
yang menginfeksi laporan dalam uretra,
kambuh lagi sewaktu-waktu selain leher rahim, rektum, tenggorokan dan
itu bisa bersifat akut dan kronis. bagian putih mata (konjungtiva).
Anatomi Fisiologi
“Siphilis”
Anatomi Fisiologi
“Gonorea”
Etiologi
Siphilis Gonorea
Etiologi dari penyakit sifilis, 1. Kuman : Neisseria gonorhoeae
antara lain : penyebab sifilis 2. Perantara : manusia
ditemukan oleh Schaudinn 3. Tempat kuman keluar : penis,
dan Hofman ialah Treponema vagina, anus, mulut
Pallidum yang termasuk ordo 4. Cara penularan : kontak seksual
Spirochaetaceae dan Genus langsung
Treponema bentuknya spiral 5. Tempat kuman masuk : penis,
panjang antara 6-15 um dan vagina, anus, mulut
lebar 0,15 um terdiri atas 8-24 6. Yang bisa terkena : orang yang
lekukan. berhubungan seks tak aman
Manifestasi Klinis
“Siphilis”

1. Sifilis primer
Berlangsung selama 10-90 hari sesudah infeksi ditandai oleh Chancre
sifilis dan adenitis regional.

2. Sifilis sekunder
Terjadi sifilis sekunder, 2-10 minggu setelah Chancre sembuh.
Manifestasi sifilis sekunder terkait dengan spiroketa dan meliputi ruam,
mukola papuler non pruritus, yang dapat terjadi diseluruh tubuh yang
meliputi telapak tangan dan telapak kaki.

3. Relapsing sifilis
Pada waktu terjadi kekambuhan gejala-gejala klinik dapat timbul kembali,
tetapi mungkin juga tanpa gejala hanya perubahan serologinya yaitu dari
reaksi STS (Serologis Test for Syfilis) yang negatif menjadi positif.
Manifestasi Klinis
“Gonorea”
1. Pada traktus genitourinari pria dapat ditemukan :
o Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
o Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir
mukoid dari uretra
o Retensi urine akibat inflamasi prostat
o Keluarnya nanah dari penis
o Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah
o Infeksi pada uretra umumnya menyebabkan uretra yang mukoputulen atau purule. (>80%)
dan atau disuria (>50%).
o Pada infeksi anal : gatal-gatal pada daerah anus
o Infeksi oral : mungkin tanpa gejala atau sakit tenggorokan

2. Pada wanita
Pada traktus genitourinari wanita bagian bawah :
o Duh serviks yang mukoputulen atau purulent
o Duh vagina atau pendarahan : vulvaginitis pada anak-anak
o Nyeri ketika berkemih
o Keluarnya cairan dari vagina
Pada traktus genitourinari wanita bagian atas :
o PID (Pelvic Inflamatory Disease)
o Nyeri bagian bawah perut
o Demam
Patofisiologi
Siphilis

Bakteri Treponema masuk kedalam tubuh


manusia mengalami kontak, organisme dengan
cepat menembus selaput lendir normal atau
suatu lesi kulit kecil dalam beberapa jam. Kuman
akan memasuki limfatik dan darah dengan
memberikan manifestasi infeksi sistemik. Pada
tahap sekunder, SSP merupakan target awal
infeksi, pada pemeriksaan menunjukkan bahwa
lebih dari 30% dari pasien memiliki temuan
abnormal dalam cairan cerebrospinal (CSF).
Patofisiologi
Gonorea

Setelah melekat, gonokokkus berpenetrasi kedalam


sel epitel dan melalui jaringan sub epitel dimana
gonokokkus ini terpajang ke sistem imun (serum,
komplemen, immnunoglobulin A(IgA), dll), dan
difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung
pada apakah gonokokkus mudah melekat dan
berpenetrasi kedalam sel penjamu, begitu pula
resistensi terhadap serum, fagositosis, dan
permusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.
Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili,
protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan
protease IgA.
Pemeriksaan Fisik

Siphilis Gonorea

1. Tes Treponema 1. Pemeriksaan sampel


2. Tes Nontreponema cairan tubuh
2. Tes darah
3. Tes sensitivitas
Pemeriksaan Penunjang & Interpretasi

Siphilis Gonorea
1. Pemeriksaan 1. Tes darah
laboratorium 2. Tes sensitivitas
(Pemeriksaan T
Pallidum dan
Pemeriksaan TSS
2. Pemeriksaan yang lain
(Sinar Rontgen)
Penatalaksanaan Medis
Siphilis Gonorea
Penderita sifilis diberi antibiotik penisilin (paling ● Non-medikamentosa
efektif). Bagi yang alergi penisilin diberikan tetrasiklin ● Medikamentosa
4x500 mg/hr, atau eritromisin 4x500 mg/hr, atau
doksisiklin 2x100 mg/hr. Lama pengobatan 15 hari
bagi S I dan S II dan 30 hari untuk stadium laten.
Eritromisin diberikan bagi ibu hamil, efektifitas
meragukan. Doksisiklin memiliki tingkat absorbsi lebih
baik dari tetrasiklin yaitu 90-100%, sedangkan
tetrasiklin hanya 60-80%. Obat lain adalah golongan
sefalosporin, misalnya sefaleksin 4x500 mg/hr selama
15 hari, sefaloridin memberi hasil baik pada sifilis dini,
Azitromisin dapat digunakan untuk S I dan S II.
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas : Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit.
b) Keluhan utama : Biasanya nyeri saat kencing
c) Riwayat penyakit sekarang : Tanyakan penyebab terjadinya infeksi, bagaimana gambaran rasa nyeri, daerah mana yang
sakit, apakah menjalar atau tidak, ukur skala nyeri dan kapan keluhan dirasakan.
d) Riwayat penyakit dulu : Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit parah sebelumnya, (sinovitis, atritis).
e) Riwayat kesehatan keluarga : Tanyakan apakah dikeluarkan klien ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien.
f) Pengkajian 11 pola fungsional Gordon
o Pola persepsi dan manajemen kesehatan
o Pola nutrisi dan metabolic
o Pola eliminasi
o Pola latihan/aktifitas
o Pola istirahat tidur
o Pola persepsi kognitif
o Pola persepsi diri
o Pola koping dan toleransi stress
o Pola peran hubungan
o Pola reproduksi seksual
o Pola keyakinan
Diagnosis
Nyeri berhubungan dengan reaksi infeksi
Proses Keperawatan
3. Intervensi
Diagnosis keperawatan : Nyeri b.d reaksi infeksi
Kriteria hasil :
a) Kontrol nyeri
Definisi : seseorang dapat mengontrol nyeri
Indikator :
o Mengenali faktor kausal
o Mengenali gejala sakit
o Pengendalian nyeri
o Menggunakan buku harian rasa sakit

b) Level nyeri
Indikator :
o Melaporkan nyeri
o Persen tubuh yang terkena
o Frekuensi nyeri
o Kehilangan nafsu makan
o Perubahan pola pernapasan
o Perubahan pompa jantung
Proses Keperawatan
Intervensi keperawatan :
a) Manajemen nyeri
Definisi : pengurangan rasa nyeri serta peningkatan kenyamanan yang bisa diterima oleh pasien.
Aktivitas :
o Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan
penyebab.
o Pastikan pasien mendapat perawatan dengan analgestik.
o Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalaman nyerinya serta dukungan dalam merespon nyeri.
o Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktifitas, kesadaran, Moor, hubungan sosial,
performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari.
o Membantu pasien dan keluarga untuk memberi dukungan.
o Gunakan langkah-langkah pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi parah.
o Pastikan bahwa pasien mendapat perawatan analgestik yang tepat.

b) PCA yang dikendalikan


Definisi : fasilitas pengawasan administrasi analgestik dan regulasi pasien
Aktivitas :
o Kolaborasi dengan dokter, pasien, anggota keluarga, dalam pemilihan jenis narkotika untuk digunakan.
o Hindari penggunaan demerol.
o Pastikan bahwa pasien tidak alergi terhadap analgestik yang sudah diatur.
o Ajar pasien dan keluarga untuk memantau intensitas nyeri, kualitas, dan durasi.
o Ajari pasien dan keluarga efek samping dari pengurangan nyeri.
o Dokumentasikan nyeri pasien, jumlah, dan frekuensi dari dosis obat dan respon terhadap pengobatan nyeri.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai