Anda di halaman 1dari 12

TEORI PEMBELAJARAN MENURUT

PIAGET KONSTRUKTIVISME

Nama kelompok :
Cici Royani
Euis Rini Sundari
Lia Desinta
Rani Octavia Khoerunnisa
PENGERTIAN KONSTRUKTIVISME
 Teori Konstruktivisme  didefinisikan

sebagai  pembelajaran yang  bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta


sesuatu makna dari apa yang dipelajari, Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan
melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada
seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.

Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah


sekadar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan
melalui pengalaman.
ADAPUN TUJUAN DARI TEORI INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

 Mengembangkan kemampuan siswa untuk


mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri   
pertanyaannya.
 Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian
dan pemahaman konsep secara lengkap.
 Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi
pemikir yang mandiri.
 Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana
belajar itu.
ADAPUN CIRI – CIRI PEMBELAJARAN SECARA KONTRUKTIVISME ADALAH:

 Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan


baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya.
 Menggalakkan soalan/idea yang dimulakan oleh murid dan

menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran.


 Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil

kira sikap dan pembawaan murid.


 Mengambil kira dapatan kajian bagaimana murid belajar

sesuatu ide.
 Menggalakkan & menerima daya usaha & autonomi murid.

 Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan

murid & guru.


 Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang

sama penting dengan hasil pembelajaran.


HAKIKAT PEMBELAJARAN MENURUT TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Menurut teori belajar konstruktivisme,


pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya,
bahwa siswa harus aktif secara mental
membangun struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kognitif yang
dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak
diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap
diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai
dengan kehendak guru.
PANDANGAN KONSTRUKTIVISME TENTANG BELAJAR IPA

1. Belajar sebagai Perubahan Konsepsi


 Menurut pandangan konstruktivisme
keberhasilan belajar bergantung bukan
hanya pada lingkungan atau kondisi belajar,
tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Belajar melibatkan pembentukan “makna”
oleh siswa dari apa yang mereka lakukan,
lihat, dan dengar (West & Pines,1985).
2  PERUBAHAN KONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN IPA
    

Pembelajaran dan perspektif konstruktivisme


mengandung empat kegiatan inti, yaitu:
 Berkaitan dengan prakonsepsi atau pengetahuan
awal (prior knowledge).
 Mengandung kegiatan pengalaman nyata
(experience).
 Melibatkan interaksi sosial ( social interaction).

 Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan


(sense making).
  
3     Pentingya Konteks
Perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang
memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi
terpenuhi dan tersedia konteks ekologi konsepsi untuk
berlangsungnya perubahan itu. Ekologi konsepsi yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
Anak merasa tidak puas dengan gagasan yang

dimilikinya.
Gagasan harus dapat dimengerti (intelligible).

Konsepsi yang baru harus masuk akal (plausible).

Konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu

kegunaan (fruitful).
CONTOH MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKSIVISME
 1. Fase Eksplorasi
 Diperlihatkan tanah berisi cacing dan
diajukan pertanyaan: “Apa yang kamu
ketahui tentang cacing tanah?”.
 Semua jawaban siswa ditampung (ditulis di
papan tulis jika perlu)
 Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa
keadaan yang sesungguhnya dan diberi
kesempatan untuk merumuskan hal-hal
yang tidak sesuai dengan jawaban mereka
semula.
2.  Fase Klarifikasi
   

 Guru memperkenalkan macam-macam cacing dan


spesifikasinya.
 Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka
tentang cacing tanah.
 Guru memberikan masalah berupa pemilihan
cacing yang cocok untuk dikembangbiakkan.
 Siswa mendiskusikannya secara berkelompok
dan merencanakan penyelidikannya.
 Secara berkelompok siswa melakukan
penyelidikan untuk menguji rencananya.
 Siswa mencari tambahan rujukan tentang
manfaat cacing tanah dulu dan sekarang.
 3. Fase Aplikasi
     

 Secara berkelompok siswa melaporkan


hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian oleh
wakil kelompok dalam diskusi kelas.
 Secara bersama-sama siswa merumuskan
rekomendasi untuk para pemula yang ingin
ber-“ternak” cacing tanah.
 Secara perorangan siswa membuat tulisan
tentang peri kehidupan jenis cacing tanah
tertentu sesuai hasil pengamatannya
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai