Anda di halaman 1dari 23

PENGOBATAN

DALAM ISLAM
 Latar Belakang
Pengobatan pada zaman Nabi terkenal dengan istilah
Thibbun Nabawi, dimunculkan oleh para dokter muslim
sekitar abad 13 M untuk menunjukkan berbagai ilmu
kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada
Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan
khurofat.
Thibbun Nabawi mengacu pada kata dan tindakan
Nabi dengan sandaran pada penyakit, pengobatan
penyakit, dan perawatan pasien.
Sumber Thibbun Nabawi adalah Al-Qur’an dan Hadist.
 Thibbun nabawi  sistem penyembuhan medis
yang bersifat holistik.
Di dalam Thibbun nabawi terdapat berbagai ajaran
medis Nabi yang bervariasi dan mendalam, hal ini
mencakup kegiatan pencegahan dan pengobatan
kuratif (kesejahteraan mental, pengobatan spiritual
atau ruqyah, perawatan medis dan bedah).
Berbagai hal tersebut mengintegrasikan pikiran dan
tubuh, materi dan roh.
1. Kuratif

“Suatu kebudayaan untuk


menyelamatkan diri dari dari penyakit
yang mengganggu hidup  
Para ahli berbeda pendapat tentang
penjelasan batasan istilah medis dan
definisinya secara terminologis menjadi
3 pendapat, yaitu
a.Pendapat Pertama
b.Pendapat Kedua
c.Pendapat Ketiga
2. Pengobatan Dalam Islam
Beserta Hadist dan Ayat
a. Tidak mengucapkan kata-kata atau melakukan
perbuatan yang menunjukkan ketidaksabaran
terhadap ketetapan Allah atas dirinya

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang muslim, (karena) sesungguhnya


semua urusannya berakibat baik (baginya), dan yang demikian ini tidak
didapatkan kecuali pada diri seorang muslim, (yaitu) apabila mendapat
nikmat dia bersyukur sehingga akibatnya baik baginya dan apabila
tertimpa musibah dia bersabar dan akibatnya (juga) baik baginya.” (HR.
Muslim dan yang lainnya)
Allah sebutkan di dalam firman-Nya (QS. Asy-Syura: 30 ):
“Danapa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu).”

•Sehingga dengan kesabaran dan upaya mengintrospeksi diri tersebut akan menjadi
sebab terhapuskan dosa sehingga meringankan penyakit si penderita.
b. Perkara kedua yang perlu diperhatikan oleh orang yang sakit adalah
berobat dengan pengobatan yang bermanfaat
 

“Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat penyakit


tersebut mengenai (orang yang sakit) maka dia akan
sembuh atas izin Allah SWT..” (HR. Muslim) 
c. Berobat yang sesuai dengan syariat secara umum
bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Berobat dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an
atau dengan doa yang diajarkan oleh Nabi
2. Berobat dengan menggunakan pengobatan yang
bermanfaat dan diperbolehkan secara syariat.
Hal ini sebagaimana disebutkan Nabi dalam sabdanya,
ketika ada salah seorang sahabat yaitu
Thariq bin Suwaid menanyakan tentang khamr, yaitu
sesuatu yang memabukkan, untuk dijadikan sebagai
obat. Maka beliau menjawab:

‫اد‬   ‫س‬ ‫ا‬
“Sesungguhnya (khamr) itu bukan obat bahkan (khamr)itu
adalah penyakit.” (HR. Muslim). 
Pengobatan dengan sesuatu yang tidak ada kaitannya
dengan penyakit.

‫ه‬
“Lepaskan dan buanglah (logam yang engkau lingkarkan di
tanganmu), karena sesungguhnya (apa yang kamu lingkarkan di
tanganmu itu) tidak akan membuat engkau kecuali semakin
lemah. Seandainya engkau mati dalam keadaan masih
memakainya, sungguh engkau tidak akan mendapatkan
keberuntungan selamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang
dikatakan baik oleh sebagian para ulama)
d. Pengobatan Ala Rasulullah SAW. (menurut-Dr. Khadim Jafar
Yamani)
1. Tidak bertentangan dengan alquran. 2. Tidak menggunakan
bahan haram.
3. Tidak memnyebabkan tubuh cacat.
4. Tidak bersifat tahayul; maupun khurafat.
5. Dokter atau tabib harus mengetahui ilmu tubuh manusia,
ilmu pengobatan dan efek samping obat.
6. Harus menjauhkan diri sikap riya, ujub sombong dan
cenderung melakukan tindak pemerasan kepada pasien.
7. Tempat pemeriksaan harus rapi dan bersih dan berpakaian
putih dan bersih.
8. Tidak ada simbul simbol yang merupakan pemujaan. 9.
Bukan sebagai penyembuh hanya penghusada.
e. Metode Penyembuhan Rasulluloh
1. Jintan Hitam
2.Air Zam-Zam
3.Madu
4.Bahan nabati/gizi lain: Kurma, buah zaitun, tajin,
rebusan sayur, cuka apel, bawang putih, kismis,
mentimun, susu.
5.Bekam
6.Ruqyah
7.Meyakini bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan
sendirinya, namun dengan sebab Dzat Allah Subhanahu
wa Ta’ala. 
8.Berwudhu
9.Membaca Al-Qur’an
10. Puasa
3. Ayat Al-Quran dan Hadist
Mengenai Upaya kuratif

Artinya :
 Allah swt tidak
menurunkan sakit, kecuali
juga menurunkan obatnya.
(HRBukhari) 
Artinya:
 Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang
dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan
itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS Yunus:107)
 

Artinya:
Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang- orang yang zalim
selain kerugian.  (QS Al-Israa’:82)
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
 penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman. (QS Yunus:57)
 

Artinya:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS Al Baqarah:173)
4. Madu 

► Dalam riwayat lain “Dari Abu Sa’id ra: Ada seorang laki- laki
datang kepada Rasulullahlulah saw dan berkata: “Saudara
saya sakit perut”. Rasulullah menjawab: “Beri ia madu!”.
Hal ini dilakukan orang itu sampai tiga kali bolak balik
menanyakan kepada Rasulullah saw, jawabannyapun tetap
madu dan madu (HR Buhkari)
  Banyak yang telah membuktikan bahwa ternyata madu mamang memiliki efek yang
menguntungkan pada kondisi medis tertentu, yakni.
a. Madu dapat digunakan sebagai zat anti bakteri dan jamur.
b. Madu digunakan sebagai anti mencret.

c. Madu dapat digunakan sebagai penyembuh luka dan anti-inflammasi (luka bakar).
d. Madu dapat digunakan sebagai zat antitusif dan ekspektoran.
e. Madu sebagai sumber nutrisi.

f. Madu kaya kandungan antioksidan.


g. Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan
perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress). 
h. Madu dan kesehatan mulut. Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan dan
menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawan dan gangguan mulut lain.
i. Madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan rambut,
memperindah dan melembutkannya serta menyembuhkan penyakit kulit kepala.

j. Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes karena adanya unsur
antioksidan.

k. Madu mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag dan tukak lambung
l. Buah-buahan yang direndam dalam madu mampu bertahan selama kurang lebih 6 bulan.
5. RUQIYAH
Memadukan antara sumber pengobatan yaitu dengan ruqyah dan
pengobatan medis. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Hendaklah kalian memakai dua macam pengobatan yaitu


 Al-Qur'an dan Madu". (HR. Abu Daud: 2/1142, dengan sanad
yang shahih.

►Beberapa hal yang bermanfaat dilakukan ketika meruqyah

1. Membacanya dengan niat kesembuhan untuk orang sakit.


Kalau seandainya Al-Qur'an diturunkan kepada gunung saja akan
membuat dia pusing, apalagi ini hanya untuk menyembuhkan badan
yang terdiri dari daging dan darah. Ibnu Qayyim rahimahullah
mengatakan : Al-Qur'an merupakan obat yang sempurna untuk
semua penyakit hati dan badan, penyakit dunia dan penyakit
akhirat.
 KESIMPULAN

Penyakit dalam Islam terdiri dari penyakit


jasmaniah dan rohaniah. Ajaran Islam
menganjurkan berikhtiar saat sakit dan diiringi
dengan tawakkal pada Allah SWT.
Pengobatan yang dilakukan harus sesuai syariat
Islam. Dalam Al-quran dan Hadist sudah memberi
tuntunan pada kita tentang upaya kuratif yang
dimasa kini sudah dibuktikan dengan uji klinis.
SARA
N
► Jika sakit baik rohani maupun jasmani hendaklah berikhtiar
untuk mencari kesembuhan dan bertawakkal.
► Memilih pengobatan yang sesuai syariat Islam.
SYUKRON ^_^

Anda mungkin juga menyukai