Anda di halaman 1dari 39

TUGAS PKN

BAB II •MENELAAH KETENTUAN


KONSTITUSIONAL

XI TKJ IV
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
DI SUSUN OLEH :
1. ZAIDAN RAIPUTRA
2. RIZKHY PERDANA
1. Macam – macam Wilayah Negara

Wilayah negara mencakup:

a. Daratan
Penentuan batas-batas suatu wilayah daratan, baik yang mencakup dua
negara atau lebih, pada umumnya berbentuk perjanjian atau traktat.
Misalnya:
1) Traktat antara Belanda dan Inggris pada tanggal 20 Juli 1891 menentukan
batas wilayah Hindia Belanda di Pulau Kalimantan.

2) Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai garis-garis


batas tertentu dengan Papua Nugini yang ditandatangani pada tanggal 12
Februari 1973.
b. Lautan

Pada awalnya, ada dua konsepsi (pandangan) pokok mengenai wilayah


lautan, yaitu res nullius dan res communis.

1). Res nullius adalah konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu dapat


diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara. Konsepsi ini dikem-
bangkan oleh John Sheldon (1584 - 1654) dari Inggris dalam buku Mare
Clausum atau The Right and Dominion of The Sea.

2). Res communis adalah konsepsi yang beranggapan bahwa laut itu


adalah milik masyarakat dunia sehingga tidak dapat diambil atau
dimiliki oleh masing-masing negara. Konsepsi ini kemudian
dikembangkan oleh Hugo de Groot (Grotius) dari Belanda pada tahun
1608 dalarn buku Mare Liberum (Laut Bebas). Karena konsepsi inilah,
kemudian Grotius di anggap sebagai bapak hukum internasional.
Dewasa ini, masalah wilayah lautan telah memperoleh dasar hukum
yaitu Konferensi Hukum Laut Internasional III tahun 1982 yang
diselenggarakan oleh PBB atau United Nations Conference on The Law
of The Sea (UNCLOS) di Jamaica. Konferensi PBB itu ditandatangani oleh
119 peserta dari 117 negara dan 2 organisasi kebangsaan di dunia
tanggal 10 Desember 1982.
Dalam bentuk traktat multilateral, batas-batas laut terinci sebagai
berikut :
a. Batas Laut Teritorial
Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut teritorial yang jaraknya
sampai 12 mil laut, diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai.

b. Batas Zona Bersebelahan


Sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial atau 24 mil dari pantai
adalah batas zona bersebelahan. Di dalam wilayah ini negara pantai
dapat mengambil tindakan dan menghukum pihak-pihak yang
melanggar undang-undang bea-cukai, fiskal, imigrasi, dan ketertiban
negara.
c. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
ZEE adalah wilayah laut dari suatu negara pantai yang batasnya 200
mil laut diukur dari pantai. Di dalam wilayah ini, negara pantai yang
bersangkutan berhak menggali kekayaan alam lautan serta melakukan
kegiatan ekonomi tertentu. Negara lain bebas berlayar atau terbang di
atas wilayah itu, serta bebas pula memasang kabel dan pipa di bawah
lautan itu. Negara pantai yang bersangkutan berhak menangkap
nelayan asing yang kedapatan menangkap ikan dalam ZEE-nya.

d. Batas Landas Benua


Landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang lebih dari 200
mil laut. Dalam wilayah ini negara pantai boleh mengadakan eksplorasi
dan eksploitasi, dengan kewajiban membagi keuntungan dengan
masyarakat internasional.
c. Udara

Pada saat ini, belum ada kesepakatan di forum internasional


mengenai kedaulatan di ruang udara. Pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang
kemudian diganti oleh pasal 1 Konvensi Chicago 1944 menyatakan
bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan eksklusif
di ruang udara di atas wilayahnya. Mengenai ruang udara (air space), di
kalangan para ahli masih terjadi silang pendapat karena berkaitan
dengan batas jarak ketinggian di ruang udara yang sulit diukur. Sebagai
contoh, Indonesia, menurut Undang-undang No. 20 Tahun
1982 menyatakan bahwa wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk
orbit geo-stationer adalah 35.761 km. Sebagai acuan, berikut ini akan
dikemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai batas wilayah
udara sebagai berikut :
a. Lee
Lee berpendapat bahwa lapisan atmosfir dalam jarak tembak meriam
yang dipasang di darat dianggap sama dengan udara teritorial negara.
Di luar jarak tembak itu, harus dinyatakan sebagai udara bebas, dalam
arti dapat dilalui oleh semua pesawat udara negara mana pun.

b. Van Holzen Dorf


Holzen menyatakan bahwa ketinggian ruang udara adalah 1.000
meter dari titik permukaan bumi yang tertinggi.

c. Henrich's
Menyatakan bahwa negara dapat berdaulat di ruang atmosfir selama
masih terdapat gas atau partikel-partikel udara atau pada ketinggian
196 mil. Di luar atmosfir, negara sudah tidak lagi mempunyai
kedaulatan. 
Di samping pendapat para ahli tentang batas wilayah udara ada
beberapa teori tentang konsepsi wiiayah udara yang dikenal pada saat
ini. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory


Penganut teori ini terbagi dalam dua aliran, yaitu kebebasan ruang
udara tanpa batas dan kebebasan udara terbatas.

1) Kebebasan ruang udara tanpa batas. Menurut aiiran ini, ruang udara
itu bebas dan dapat digunakan oleh siapa pun. Tidak ada riegara yang
mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara,
2) Kebebasan udara terbatas, terbagi menjadi dua. Hasil sidang Institute
de Droit International pada sidangnya di Gent (1906), Verona (1910)
dan Madrid (1911).
a) Setiap negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk
memeiihara keamanan dan keselamatannya.
b) Negara kolong (negara bawah, subjacent state) hanya mempunyai
hak terhadap wilayah / zona teritorial.
b. Teori Negara Berdaulat di Udara (The Air Sovereignity)
Ada beberapa teori yang menyatakan bahwa kedaulatan suatu negara
harus terbatas.
1) Teori Keamanan. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara
mempunyai kedaulatan atas wilayah udaranya sampai yang diperlukan
untuk menjaga keamanannya. Teori ini dikemukakan oleh Fauchille
pada tahun 1901 yang menetapkan ketinggian wiiayah udara adalah
1.500 m. Namun pada tahun 1910 ketinggian itu diturunkan menjadi
500 m.
2) Teori Pengawasan Cooper (Cooper's Control Theory). Menurut
Cooper (1951), Kedaulatan negara ditentukan oleh kemampuan negara
yang bersangkutan untuk mengawasi ruang udara yang ada di atas
wilayahnya secara fisik dan ilmiah, 
3) Teori Udara (Schacter). Menurut teori ini, wiiayah udara itu haruslah
sampai suatu ketinggian di mana udara masih cukup mampu
mengangkat (mengapungkan) balon dan pesawat udara.
d. Daerah Ekstrateritorial
Daerah Ekstrateritorial adalah daerah atau wilayah kekuasaan hukum
suatu negara yang berada dalam wilayah kekuasaan hukum Negara
lain. Berdasarkan hukum internasional yang mengacu pada hasil
Reglemen dalam Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres Aachen tahun
1818, pada perwakilan diplomatik setiap negara terdapat
daerah ekstrateritorial.
Di daerah ekstrateritorial berlaku larangan bagi alat negara, seperti
polisi dan pejabat kehakiman, untuk masuk tanpa izin resmi pihak
kedutaan. Daerah itu juga bebas dari pengawasan dan sensor terhadap
setiap kegiatan yang ada dan selama di dalam wilayah perwakilan
tersebut.
Daerah ekstrateritorial dapat juga diberlakukan pada kapal-kapal laut
yang berlayar di laut terbuka di bawah bendera suatu negara tertentu.
Batas Wilayah Negara

Penentuan batas wilayah negara, baik yang berupa daratan dan atau
lautan (perairan), lazim dibuat dalam bentuk perjanjian (traktat)
bilateral serta multilateral. Batas antara satu negara dengan negara lain
dapat berupa batas alam (sungai, danau, pegunungan, atau lembah)
dan batas buatan, misalnya pagar tembok, pagar kawat berduri, dan
tiang-tiang tembok. Ada juga negara yang menggunakan batas menurut
geofisika berupa garis lintang.
Batas suatu wilayah negara yang jelas sangat penting artinya bagi
keamanan dan kedaulatan suatu negara dalam segala bentuknya.
Kepentingan itu juga berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan alam,
baik di darat maupun di laut, pengaturan penyelenggaraan
pemerintahan negara, dan pemberian status orang-orang yang ada di
dalam negara bersangkutan.
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai perbatasan darat
dengan 3 (tiga) negara tetangga (Malaysia, Papua Nugini dan Timor
Leste) serta 11 perbatasan laut dengan negara tetangga (India,
Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Palau, Federal State
of Micronesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Australia).

Adapun perbatasan udara mengikuti perbatasan darat dan perbatasan


teritorial laut antar negara. Hingga saat ini penetapan batas dengan
negara tetangga masih belum semua dapat diselesaikan. Permasalahan
penetapan perbatasan negara saat ini masih ada yang secara intensif
sedang dirundingkan dan masih ada yang belum dirundingkan. Kondisi
situasi demikian menjadi suatu bentuk ancaman, tantangan, hambatan
yang dapat mengganggu kedaulatan hak berdaulat NKRI. 
Permasalahan perbatasan yang muncul dari luar (eksternal) adalah:
adanya berbagai pelanggaran wilayah darat, wilayah laut dan wilayah
udara kedaulatan NKRI. Disini rawan terjadi kegiatan illegal seperti:
- illegal logging, 
- illegal fishing, 
- illegal trading, 
- illegal traficking dan 
-trans-national crime

Hal tersebut merupakan bentuk ancaman faktual disekitar perbatasan


yang akan dapat berubah menjadi ancaman potensial apabila
pemerintah kurang bijak dalam menangani permasalahan tersebut.
A. Pengertian warga negara:

Warga Negara secara umum ada Anggota suatu negara yang mempunyai


keterikatan timbal balikdengan negaranya. Warga negara adalah orang
yg tinggal di dalam sebuah negara dan mengakui semuaperaturan yg
terkandung di dalam negara tersebut.Warga Negara Indonesia menurut
Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-orang bangsa Indonesia asli danbangsa
lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga Negara.Koerniatmanto S.
mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai
anggota negara,seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus
terhadap negaranya.Ia mempunyaihubungan hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap negaranya. Warga negara diartikan dengan
orang yang terkait dengan sistem hukum Negara dan
mendapatperlindungan Negara.Dalam konteks Indonesia, istilah warga
negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26) dimaksud untukbangsa
Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai
warga negara Indonesia.
Warga negara diartikan dengan orang yang terkait dengan sistem
hukum Negara dan mendapat perlindungan Negara.Dalam konteks
Indonesia, istilah warga negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26)
dimaksud untukbangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara Indonesia.

B. Kedudukan warga negara yang diatur dalam UUD 1945


1. UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan
penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :

a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli


dan orang-orang bangsa lain yangdisahkan dengan UU sebagai
warga negara.
b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
tinggal di Indonesia.
c. Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.
2. UU No. 3 tahun 1946
Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan penduduk
negara adalah peraturan derivasi dibawah UU 1945 yang digunakan
untuk menegakan kedudukan Negara RI dengan warga negaranya dan
kedudukan penduduk negara RI.3. UU No. 62 tahun 1958UU No.62
tahun 1958 merupakan penyempurnaan dari UU tentang kewarga
negaraan yang terdahulu. UU No. 62 tahun 1958 tentang
kewarganegaraan RI merupakan produk hukum derivasidari pasal 5 dan
144 UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku dan tetap
digunakan sebagai sumber hakum yang mengatur masalah
kewarganegaraan di Indonesai setelah kurang lebih 48 tahun berlaku,
dan saat ini dinilai sudah tidak sesuai lagi. Permasalahan
kewarganegaraan yang semakin kompleks ternyata tidak
mampu ditampung oleh undang-undang ini.
3. UU No.12 tahun 2006
RUU Kewarganegaraan yang baru ini memuat beberapa subtansi dasar
yang lebih revolusioner dan aspiratif.Dalam sistem kewarganegaraan di
Indonesia, Kedudukan warga negara pada dasarnya adalah sebagai pilar
terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang berdaulat dan
Merdeka Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dengan negara
lain di dunia. Warga negara memilki hak dan kewajiban terhadap
negara. Sebaliknya, negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga
negaranya.Dengan istilah sebagai warga negara, ia memiliki hubungan
timbal balik yang sederajat dengan negaranya.
C. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia

Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya.


Setiap individu mendapat perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan
ini secara tegas termuat dalam konstitusi tertinggikita, yaitu UUD 1945
Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34. berikut ini dijelaskan
secara lebih rinci terntang persamaan kedudukan warga negara, dalam
berbagai bidang kehidupan

1.Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah


Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.” Pasal ini juga memperlihatkan kepada kita adanya
kepedulian adanya hak asasi dalam bidang hukum dan politik.
2.Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan(ekonomi) Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap -tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan persamaan akankeadilansosial
dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin
dandiaturpelaksanaanya.

3.Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul


(politik) Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang
untuk berserikat, berkumpul,dan mengeluarkan pendapat. Pasal ini
mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratisdan
memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga
negaranya untuk melaksanakan hak dan kewajibannya dalam bidang
politik.
4.Persamaan dalam HAM
Dalam Bab X A tentang hak asasi manusia dijelaskan secara tertulis
bahwa negara memberikan dan mengakui persamaan setiap warga
negara dalam menjalankan HAM. Mekanis mepelaksanaan HAM secara
jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28J

5.Persamaan dalam agama


Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara menjamin
kemerdekaan tiap –tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.” Berdasar pasal ini tersurat jelas bahwa begara
menjamin persamaan setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai
dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadapTuhan YME
dijalankan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
2. Kedudukan warga negara dan penduduk di Indonesia

Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah menggunakan


dua stelse, yaitu :
1. Status Warga Indonesia
Rakyat mempunyai peranan penting bagi suatu negara. kebaradaan rakyat yang
menjadi penduduk maupun warga negara, secara konstitusional tercantum dalam,
UUD Pasal 26, yaitu :
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
2. Asas-asas kewarganegaraan Indonesia
Asas-asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk
tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu.
Pada umumnya asas dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan menjadi 2,
yaitu :
a. Asas ius sanguinis (asas keturunan)
b. Asas ius soli (asas kedaerahan)
3. Syarat-syarat menjadi warga negara Indonesia
4. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia Menurut UU
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang warga negara
kehilangan kewarganegaraannya jika :
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain
c. Masuk ke dalam dina tentara asing tanpa disertai izin dari
Presiden
d. Masuk kedalam dinas asing atas kemauan sendiri
B. Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
Salah satu syarat berdirinya negara ialah adanya rakyat. Rakyat sebuah
negara dibedakan menjadi 2, yakni :
a. Penduduk dan bukan Penduduk
b. Warga Negara dan bukan Warga Negara
a. Penduduk dan bukan Penduduk
- Penduduk 
adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu
negara.
- bukan Penduduk 
adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak
b. bertujuan untuk menetap di wilayah negara tersebut

Warga Negara dan bukan Warga Negara


- Warga Negara
adalah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara
- Bukan Warga Negara
adalah disebut orang asing atau warga negara asing

*Asas ius sanguinis


Yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan pada
keturunan orang yang bersangkutan.
*Asas ius soli
Yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasar tempat
kelahirannya. Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan
di beberapa negara, baik yang menetapkan asas ius soli maupun ius
sanguinis, dapat menimbulkan dua kemungkinan status
kewarganegaraan seorang penduduk, yaitu : 
a. Apatride yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak
mempunyai kewarganegaraan.
b. Bipatride yaitu adana seorang penduduk yang mempunyai dua
macam kewarganegaraan sekaligus.
*Stesel Aktif
Seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warna negara.
*Stesel Pasif
yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara
tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu
Ada juga hak yang dimiliki warga negara dalam suatu negara
1. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (stelsel
aktif)
2. hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan
(stelsel pasif)
Penduduk asli Indonesia secara otomatis adalah warga negara
Indonesia. Sedangkan orang dari bangsa Asing untuk menjadi WNI
harus mengajukan permohonan, permohonan itu dinamakan
naturalisasi. Ada dua macam naturalisasi, yaitu
*Naturalisasi Biasa
Harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh pas 9 UU RI Nomor 12
Tahun 2006 :
1. Telah berusia 18 tahun/sudah kawin
2. Sudah bertempat tinggal di NKRI paling singkat 5 tahun berturut-
turut
3.Sehat jasmani dan rohani
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
5. Tidak pernah dijatuhi pidana
*Naturalisasi Istimewa
Diberikan sesuai Pasal 20 UU RI Nomor 12 tahun 2006.
Naturalisasi Istimewa diberikan kepada orang asing yang telah berjasa
kepada Negara Republik Indonesia atau dengan landasan kepentingan
Negara.
3. Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di indonesia

Agama adalah pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan


hidup di dunia dan akhirat. Menurut Emile Durkheim, agama adalah
suatu sistem terpadu yang terdiri dari kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal yang suci. agama mengarahkan manusia
sesuai dengan nilai-nilai kebenaran yang sangat berguna bagi
kehidupan seseorang sehingga agama diharapkan dapat menuntun
seseorang menuju ke kehidupan yang hakiki di akhirat.
   Menurut talcot Parsons, alasan manusia membutuhkan agama adalah
sebagai berikut.
a. Karena ketidak mengertian dan ketidak mampuan manusia dalam
menghadapi masalah tertentu, seperti kematian, bencana alam,
kesakitan, dan sebagainya.
b. Karena kelangkaan hal-hal yang bisa memberikan jawaban yang
memuaskan.
     
Lembaga agama sebagai bagian dari lembaga sosial adalah sistem
norma yang khusus untuk mengatur hubungan antara manusia dan
Tuhan serta antarsesama manusia. Dengan demikian, ketentraman dan
kedamaian batin dapat dikembangkan. Adanya lembaga agama ini
sejalan dengan hakikat manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yaitu
makhluk pribadi dan makhluk sosial.

      Agama berisi aturan-aturan yang berasal dari Tuhan melalui para
rasul/nabi dan dibukukan dalam sebuah kitab suci. Tujuannya adalah
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan antarsesama manusia
sehingga kehidupan manusia menjadi damai dan teratur. Agama
dijadikan pedoman pola tindakan warga masyarakat dalam berinteraksi
sosial dengan sesamanya dalam kehidupan masyarakat.

     Terdapat dua macam dimensi dalam agama, yaitu sebagai berikut :


1. Dimensi Vertikel
Secara vertikal, agama mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan. Dalam dimensi vertikal, agama mengajarkan kepada pemeluk
pemeluknya agar selalu berbakti (taat) dan menyembah kepada Tuhan.

2. Dimensi Horizontal
Dalam dimensi horizontal, agama mengajarkan agar manusia
selalu berbuat baik kepada sesama manusia, makhluk hidup yang lain,
dan terhadap lingkungan. Semua agama di dunia mengajarkan kepada
manusia untuk selalu berbuat kebajikan.
Fungsi agama adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sumber pedoman hidup bagi individu ataupun kelompok.
b. Mengatur tata cara hubungan antar manusia serta hubungan antara
manusia dan Tuhan
c. Sebagai tuntutan mengenai prinsip benar atau salah untuk
menghindari perilaku menyimpang.
d. Sebagai pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang
mewajibkan untuk selalu berbuat baik dengan sesama dan lingkungan
sekitarnya.
e. Pedoman keyakinan bahwa siapapun yang berbuat baik akan
memperoleh pahala dari Tuhan.
f. Pedoman keberadaan alam semesta beserta isinya merupakan
ciptaan Tuhan dan manusia harus menyikapinya dengan rasa syukur
dan ikhlas.
g. Pedoman mengungkapkan keindahan dengan cara membangun
tempat ibadah dan sebagainya yang berhubungan dengan agama yang
dianutnya.
4. Sistem Pertahanan dan Keamanan NKRI

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala


usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negaraHakikat pertahanan
negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban
warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara
dini dengan sistem pertahanan negara.
Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer)
diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas
wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-
kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian
Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan
dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.
Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman
militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen
utama" dengan didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen
pendukung". Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman
nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang
pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari
kekuatan bangsa.
Komponen utama
"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap
digunakan untuk melaksanakan tugas tugas pertahanan.
Komponen cadangan
"Komponen cadangan" (Komcad)adalah "sumber daya nasional" yang
telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar
dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
Komponen pendukung
"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak
membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.
"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya
alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat
dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam,sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup
berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan,
sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan
segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.
Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :
Para militer
-Polisi (Brimob)
-Resimen mahasiswa (Menwa)
-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
-Perlindungan masyarakat (Linmas) lebih dikenal dengan
sebutan pertahanan sipil (Hansip)
-Satuan pengamanan (Satpam)
-Organisasi kepemudaan
-Organisasi bela diri
-Satuan tugas (Satgas) partai

Tenaga ahli/profesi
Sumber daya manusia sesuai keahlian atau berdasarkan profesi.
Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana

*Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air
dan dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk
kepentingan pertahanan negara.
*Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah
ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara
*Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang
dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan
negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

Sumber daya manusia

*Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikis dan
fisik dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung
komponen kekuatan pertahanan keamanan negara.
Seluruh warga negara secara individu atau kelompok, misalnya
organisasi masyarakat (seperti: LSM, dsb)
WASSALAMUALAIKUM.WR.WB

Anda mungkin juga menyukai