Anda di halaman 1dari 17

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 2 KMB
1. Aldina Wahyunisya
2. Ginanjar
3. Ira selvia
4. Nureli sahputri
5. Siti jaenab syeni
6. Sri pademi
7. Ernawati dwi R
8. Nurul Nurlaila
9. Junaidi
10. Diana
11. Rizky Ramadhan
12. Aang lutfi
Kasus

Seorang laki-laki usia 50 tahun, pekerjaan Karyawan BUMD, dirawat di


R. Penyakit dalam, Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TB 168 cm, BB
80Kg, GDS 350 mg/dl, HbA1C 7,8 memiliki Riwayat keluarga dengan
DM, saat ini mengeluh kaki melepuh, kemerahan, dan sulit sembuh,
pasien juga mengatakan sering kesemutan di daerah kaki dan sering
merasa kebas. Pasien memiliki Riwayat merokok 1 bungkus perhari,
makan tidak teratur. Diagnosis medis DM tipe 2 dan diberikan
pengobatan Oral Glibenclamid 20 mg, dan Novoravid 16 unit. TD
190/110 mmHg, profil lemak Trigliserida 200 mg/dl, LDL 250 mg/dl
1. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas klien : pasien laki-laki


PENGKAJIAN
B. Pekerjaan : karyawan BUMD
C. Diagnosa medik : DM Tipe II
D. Riwayat Kesehatan :
- Keluhan utama : pasien mengatakan kaki melepuh, kemerahan, dan sulit sembuh,
pasien juga mengatakan sering kesemutan di daerah kaki dan sering merasa kebas.
- Riwayat kesehatan keluarga : pasien mengatakan ada Riwayat keluarga dengan DM
- Riwayat kesehatan masa lalu : pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus perhari
dan makan tidak teratur.
A. Vital sign : TD 190/110 mmHg TB 168 cm, BB 80Kg
B. Therapy saat ini : Oral Glibenclamid 20 mg, dan Novoravid 16 unit.
C. Pemeriksaan penunjang : profil lemak Trigliserida 200 mg/dl, LDL 250 mg/dl, GDS 350
mg/dl, HbA1C 7,8
ANALISA DATA

DS Pasien mengatakan memiliki Riwayat keluarga dengan DM, saat ini mengeluh kaki
melepuh, kemerahan, dan sulit sembuh, pasien juga mengatakan sering kesemutan di
daerah kaki dan sering merasa kebas. Pasien memiliki Riwayat merokok 1 bungkus
perhari, makan tidak teratur.

DO Tn X usia 50 tahun TB 168 cm, BB 80Kg, GDS 350 mg/dl, HbA1C 7,8. TD 190/110
mmHg, profil lemak Trigliserida 200 mg/dl, LDL 250 mg/dl
Terapi yang di berikan Glibenclamid 20 mg, dan Novoravid 16 unit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakstabilan kadar gula darah dibuktikan dengan


meningkatnya kadar gula dara dikarenakan kurangnya
pengetahuan mengenai manajemen diet diabetes
2. Resiko defisit nutrisi di buktikan dengan Ketidaterautaran pola
makan
3. Kerusakan integritas jaringan/nekrosis jaringan.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 x 1 jam diharapkan Resiko Ketidakstabilan


Kadar Glukosa Darah membaik dengankriteria hasil sebagai berikut :

1. ketidakstabilan kadar gula darah dibuktikan dengan meningkatnya kadar gula dara
dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai manajemen diet diabetes
INTERVENSI :

a. Tentukan obat apa Yang diperlukan, dan kelola menurut resep.

b. Pantau kepatuhan mengenai regimen obat

c. Pertimbangkan faktorfaktor yang dapat menghalangi pasien untuk mengkonsumsi obat


yang diresepkan

d. Kembangkan strategi bersama pasien untuk meningkatkan kepatuhan mengenai regimen


obat yang diresepkan.

e. Berikan informasi untuk meningkatkan manajemen diet diabetes


LANJUTAN INTERVENSI KEPERAWATAN

2. Resiko defisit nutrisi di buktikan dengan Ketidaterautaran pola makan

INTERVENSI :
a. Timbang berat badan pasien.

b. Monitor adanya mual dan muntah.

c. Monitor diet dan asupan kalori

e. Lakukan pemeriksaan laboratorium, monitor hasilnya (misalnya: cek gula


darah

d. Berikan edukasi tentang diit diabetes


LANJUTAN INTERVENSI KEPERAWATAN

3. Kerusakan integritas jaringan/nekrosis jaringan.

INTERVENSI :

a. kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan luka


b. lakukan perawatan luka dengan perawatan luka untuk
mempercepat proses penyembuhan luka
c. lakukan massase untuk meningkatkan sirkulasi
d. ubah dan atur posisi pasien secara sering
e. kolaborasi dengan dokter seperti pemberian obat
2. RENCANA EDUKASI
Edukasi pada tingkat lanjut dilaksanakan dipelayan kesehatan sekunder ataupun tersier :

1. Edukasi penjelasan terkait mengenal dan mencegah penyulit akut DM


2. Edukasi penjelasan terkait pengetahuan mengenai penyulit DM menahun
3. Edukasi penjelasan terkait bagaimana pemeliharaan dan perawatan kaki

Elemen edukasi perawatan kaki meliputi :

4. Anjurkan agar tidak boleh berjalan tanpa alas kaki


5. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya
6. Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih tidak basah, dan selalu mengoleskan krim pelembab
7. Keringkan kaki dan sela sela jari secara teratur setelah dari kamar mandi
Lanjutan rencana edukasi :

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan pada proses edukasi diabetes antara lain memberikan
dukungan dan nasehat yang positif, hindari menimbulkan kecemasan, menyampaikan
informasi secara bertahap, mulailah dengan hal yang sederhana baru kemudian dengan hal
yang lebih komplek, gunakan alat bantu dengar–pandang (Audio-Visual), utamakan
pendekatan dengan mengatasi masalah dan lakukan simulasi, memberikan pengobatan yang
sederhana agar kepatuhan mudah dicapai, usahakanlah kompromi dan negosiasi, jangan
paksakan tujuan, berikanlah motivasi dan penghargaan dan diskusikan hasil laboratorium.
3. KEBUTUHAN KALORI PASIEN DAN KEBUTUHAN NUTRISI HARIAN

BBI : 80 kg. BMR : 30 X BBI : 2400

● Kebutuhan Energi : ( BMR + Faktor aktivitas) - Faktor Usia = (2400 + 10%) - 5% =2508 kkal
● Keb. Protein : 12,5% x Keb. Energi / 4 = 12,5% x 2508 / 4= 75,24 gram
● Keb. Lemak : 23% x 2508 / 9 =64 gram
● Keb. KH : 64% x 2508/ 4 =40, 12 gram
● Keb. Natrium : sesuai diit Rendah Garam 2
4. RENCANA LATIHAN FISIK

Latihan fisik merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Program latihan
fiisk secara teratur dilakukan 3-5 hari seminggu selama sekitar 30-45 menit. Latihan fisik
selain untuk menjaga kebugaran, juga dapat memperbaiki sensitivitas insulin,sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa darah. Sebelum berlatih lakukan pemeriksaan kada glikosa
darah, dan jika hasilnya <70mg/dl maka tidak boleh berlatih dan jika > 250mg/dl latihan fisik
di tunda.

Pada kasus ini kadar glukosa darah pasien 350mg/dl maka latihan fisik di tunda sampai
kadar glukosa darah <250mg/dl
5. Pemantauan Efek Samping Farmakologi

Pada kasus ini pengobatan yang diberikan adalah Oral Glibenclamid 20 mg, dan Novoravid 16 unit.

Oral Glibenclamid : Glibenclamide bekerja dengan merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak insulin dari
biasanya untuk mengikat glukosa dalam aliran darah. Sejumlah efek samping yang mungkin timbul akibat mengonsumsi
glibenclamide adalah: Berat badan meningkat, Mual, Sensasi terbakar di dada, Perut terasa penuh.

Obat Novoravid : Novorapid merupakan cairan injeksi yang digunakan dengan cara disuntikkan, obat ini bekerja dengan
menggantikan insulin aspart sebagai bahan aktif dalam tubuh dan dapat diserap, selain itu juga dapat membantu
memindahkan gula dalam darah menuju jaringan tubuh lainnya sehingga bisa digunakan sebagai sumber energi. Sejumlah
efek samping yang mungkin timbul akibat menggunakan novorapid adalah : kulit kemerahan (terjadi pembengkakan pada
area yang disuntik), kulit terasa berbeda (lebih tebal atau sebaliknya), kenaikan Berat Badan, Sembelit.
6. Sasaran Pengendalian DM

1. Menjalani pola makan sehat dan bergizi seimbang


2. Termasuk mengontrol porsi makan
3. Berolahraga secara rutin
4. Kelola stres dengan baik
5. Istirahat cukup
6. Rutin mengecek gula darah
7. Berhenti merokok dan minuman alhokol
8. Konsumsi obat-obatan secara rutin
7. Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier

1. Pencegahan Primer

Adalah upaya yang di tunjukan pada kelompok yang memiliki faktor resiko, yakni mereka yang belum terkena
tetapi mereka berpontensi untuk menderita DM tipe 2 dan intelorensi glukosa . Upaya pencegahan di lakukan
terutama melalui perubahan gaya hidup.

2. Pencegahan Sekunder

Upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM tipe 2.
Melakukan deteksi dini adanya penyulit merupakan bagian dari pencegahan sekunder. Tindakan ini dilakukan
sejak awal pengelolaan penyakit DM tipe 2. Program penyuluhan memegang peran penting untuk meningkatkan
kepatuhan pasien. Penyuluhan dilakukan sejak pertemuan pertama dan perlu selalu di ulangi di setiap
pertemuannya
Lanjutan….

3. Pencegahan Tersier

Di tunjukan pada kelompok pasien DM yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah
terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup. Upaya rehabilitasi
dilakukan sedini mungkin, sebelum kecacatan menetap. Pada pencegahan ini tetepa dilakukan
penyuluhuan pada pasien dan keluarga. Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang
dapat dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal

Anda mungkin juga menyukai