Anda di halaman 1dari 19

URGENSI

RUU LANDAS KONTINEN


Dr. H. Tubagus Hasanuddin. S.E., M.M
Anggota Komisi 1 DPR RI
Wakil Ketua Pansus RUU Landas Kontinen
Apa itu Landas Kontinen?
Landas Kontinen suatu negara
pantai meliputi dasar laut dan tanah
di bawahnya dari daerah di bawah
permukaan laut yang terletak di luar
laut teritorialnya sepanjang
kelanjutan alamiah dari wilayah
daratannya hingga pinggiran luar
tepi kontinen, atau hingga suatu
jarak 200 mil laut dari garis pangkal
darimana lebar laut territorial diukur,
dalam hal pinggiran luar tepi
kontinen tidak mencapai jarak
tersebut“ (Pasal 76 ayat 1 UNCLOS
1982 ).
Mengapa kita butuh RUU Landas Kontinen?
1. Sinkronisasi dengan Hukum Internasional
Indonesia masih mengadopsi peraturan perundang-undangan yang
tidak sejalan dengan perkembangan hukum internasional kelautan,
yaitu:
■ UU Nomor 1 Tahun 1973 tentang landas kontinen Indonesia masih menggunakan
ketentuan Convention on The Continental Shelf 1958 yang merupakan bagian
dari Konvensi Hukum Laut 1958 (Geneva Conventions on the Law of the Sea).
■ Pada tahun 1982, PBB merevisi Konvensi Hukum Laut 1958 dan mengesahkan
Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982. Indonesia telah meratifikasi
UNCLOS melalui UU No. 17 tahun 1985.
■ Dengan disepakati dan diratifikasinya UNCLOS, maka sesungguhnya UU No.1
tahun 1973 menjadi sudah tidak relevan lagi karena rezim hukum laut
internasional yang berlaku saat ini adalah UNCLOS
Mengapa kita butuh RUU Landas Kontinen?
2. Penguatan klaim berdaulat di wilayah laut dalam
Agar upaya klaim atas landas kontinen dapat lebih maksimal,
karena:
■ Dalam Konvensi Laut Genewa 1958 yang diadopsi UU No.1/1973, keberadaan
Landas Kontinen termasuk dalam rejim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sepanjang
200 mil laut.
■ Namun dalam Pasal 76 UNCLOS 1982 ditetapkan bahwa untuk landas kontinen,
jaraknya bisa diklaim mencapai 350 mil laut (dikenal juga sebagai batas terluar
continental margin) jika kemudian dapat dibuktikan melalui survei bawah laut
mengenai adanya natural prolongation (kepanjangan alamiah) dari daratan negara
pantai itu.
■ Dengan adanya dasar hukum landas kontinen yang baru, maka Indonesia
berpeluang mendapatkan keunggulan strategis yang lebih besar terkait landas
kontinen sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Landasan Filosofis
■ Indonesia adalah negara kepulauan luas dengan kekayaan alam
lautnya yang melimpah
■ Ekplorasi dan eksploitasi yang dilakukan negara atas laut
bertujuan untuk mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya
■ Sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia
mengembangkan sikap saling menghormati dan berupaya
menjalin kerja sama dengan bangsa lain, untuk melaksanakan
ketertiban dan menciptakan perdamaian dunia
■ Menjalin hubungan kerja sama yang dilakukan melalui perjanjian
internasional, baik bilateral maupun multilateral, termasuk hal yang
berkenaan dengan yurisdiksi atas laut
Landasan Sosiologis
■ Luasnya wilayah laut Indonesia yang memiliki nilai dan
arti yang strategis
■ Penting bagi Indonesia untuk menunjukan eksistensi
landas kontinennya lebih dari 200 mil laut dari garis
pangkal
■ Landas kontinen harus dilihat sebagai media pemersatu
bangsa, perhubungan, penggalian sumber daya alam,
pertahanan dan keamanan, dan penangkalan
(deterrence)
Landasan Yuridis
■ Sebagai pedoman pelaksanaan atas hak berdaulat yang
telah diberikan oleh hukum internasional
■ Sebagai landasan formil untuk memberikan kewenangan
pada suatu instansi untuk membuat aturan tertentu
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
■ Sebagai landasan materil dalam mengatur
permasalahan atau obyek yang akan diatur
■ Sebagai pijakan bagi setiap peraturan perundang-
undangan agar tidak terjadi konflik atau bertentangan
dengan peraturan perundang-undanganan diatasnya.
Sasaran dan Arah Pengaturan RUU
Landas Kontinen
■ Kewenangan Republik Indonesia atas landas kontinen
dalam pengelolaan dan pemanfaatan Landas Kontinen
Indonesia secara terintegrasi, harmonis, dan efektif, melalui
penggantian Undang-undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang
Landas Kontinen dimana terdapat perbedaan tatacara
penentuan batas terluar landas kontinen suatu negara
pantai yang terdapat dalam undang-undang tersebut
dengan UNCLOS 1982
■ Terwujudnya tata kelola Landas Kontinen Indonesia secara
terintegrasi, harmonis, dan efektif, melalui undang-undang
yang komprehensif
Pengaturan Kewenangan Kelembagaan

■ Pemerintah melalui kementerian/lembaga yang mempunyai


tugas menyelenggarakan urusan di bidang: kemaritiman, luar
negeri, pertahanan, energi dan sumber daya mineral, hukum,
kelautan dan perikanan, perhubungan, lingkungan hidup dan
kehutanan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan badan usaha
milik negara;
■ Penegak hukum;
■ Lembaga riset non pemerintah;
■ Pengusaha; dan
■ Pemerintah daerah
Jangkauan Pengaturan
■ Penetapan batas landas kontinen Indonesia,
■ Hak berdaulat dan kewenangan tertentu di landas kontinen
Indonesia,
■ Kegiatan di landas kontinen Indonesia sebagai perwujudan
hak berdaulat Indonesia sebagai negara kepulauan,
■ Pelindungan lingkungan laut sebagai wujud tanggung jawab
pemerintah terhadap pelestarian lingkungan,
■ Tanggung jawab dan ganti rugi,
■ Pengawasan dan penegakan hukum terhadap kegiatan di
landas kontinen Indonesia termasuk pemberian sanksi baik
sanksi perdata, administratif, maupun pidana
Sekilas RUU Landas Kontinen
Draft Rancangan Undang-Undang Landas Kontinen, terdiri dari:
■ 11 Bab
1. Ketentuan umum
2. Batas Landas Kontinen
3. Hak Berdaulat dan Kewenangan Tertentu di Landas Kontinen
4. Kegiatan di Landas Kontinen
5. Pelindungan Lingkungan Laut
6. Tanggung Jawab dan Ganti Rugi
7. Pengawasan dan Penegakkan Hukum
8. Ketentuan Pidana
9. Ketentuan Lain-Lain
10. Ketentuan Peralihan
11. Ketentuan Penutup

■ 59 pasal
Bagaimana RUU Landas Kontinen
berupaya memfasilitasi pemanfaatan
potensi sumber daya alam kelautan
Indonesia?
1. Penetapan Hak Berdaulat atas SDA kelautan
Hal ini diatur dalam Pasal 11, draft RUU Landas Kontinen,yang
menyatakan bahwa:
Ayat (1) Hak berdaulat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. hak berdaulat atas Sumber Daya Alam;
b. hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan/atau eksploitasi
Sumber Daya Alam; dan
c. hak berdaulat yang bersifat eksklusif untuk mengizinkan
dan/atau mengatur pengelolaan kegiatan eksplorasi dan/atau
eksploitasi Sumber Daya Alam.
2. Klasifikasi Eksplorasi/Eksploitasi SDA sebagai
kegiatan di landas kontinen
Pemanfaatan SDA Kelautan merupakan salah satu jenis kegiatan
di wilayah landas kontinen seperti yang termaktub dalam Pasal 16,
RUU Landas Kontinen:
Kegiatan yang dapat dilakukan di Landas Kontinen meliputi:
a. Penelitian Ilmiah Kelautan;
b. eksplorasi dan/atau eksploitasi Sumber Daya Alam;
c. pemasangan kabel dan/atau pipa bawah laut; dan
d. kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Pengaturan ruang lingkup/batasan
eksplorasi/eksploitasi SDA di landas kontinen
Ruang lingkup/batasan pemanfaatan SDA Kelautan diatur dalam
Pasal 17 ayat 2 yang berbunyi:
Pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi Sumber Daya Alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf b harus memperhatikan kepentingan:
a. pertahanan dan keamanan;
b. sumber daya alam hayati;
c. jaringan kabel telekomunikasi, jaringan transmisi listrik, dan pipa bawah laut;
d. pelayaran;
e. Penelitian Ilmiah Kelautan;
f. cagar alam; dan
g. pelestarian fungsi lingkungan laut.
4. Pengaturan obyek eksplorasi/eksploitasi SDA
di landas kontinen
Selain itu, RUU Landas Kontinen juga mengatur obyek kegiatan
pemanfaatan SDA kelautan dalam pasal 25 berikut:
Kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi Sumber Daya Alam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b dilakukan
terhadap:
a. mineral dan sumber daya non hayati lain yang berada di
dasar laut dan tanah dibawahnya; dan/atau
b. jenis sedenter.
5. Pengaturan bentuk dan ijin eksplorasi/
eksploitasi SDA di landas kontinen
RUU Landas Kontinen juga mengatur bentuk dan perizinan
kegiatan pemanfaatan SDA kelautan dalam pasal 27 berikut:
Ayat 1. Pelaksanaan eksplorasi dan/atau eksploitasi Sumber Daya Alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, di Landas Kontinen dapat dilakukan dengan:
a. pembangunan, penggunaan, pemeliharaan Pulau Buatan, Instalasi, dan Bangunan
Lainnya;
b. penggunaan kapal dan alat lainnya sebagai instalasi eksplorasi dan/atau eksploitasi;
c. pengeboran; atau
d. pembangunan terowongan bawah laut.
Ayat 2. Pelaksanaan eksplorasi dan/atau eksploitasi Sumber Daya Alam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkan izin dari Pemerintah Pusat dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Pelindungan ekosistem laut dalam
eksplorasi/eksploitasi SDA di landas kontinen
Terakhir, RUU Landas Kontinen mengatur bentuk dan perizinan
kegiatan pemanfaatan SDA kelautan dalam pasal 36 berikut:
Ayat (1) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan terjadinya
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan laut di Landas Kontinen.
Ayat (2) Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib melakukan penanggulangan dan pemulihan
fungsi lingkungan laut.
Ayat 3 (3) Setiap orang yang mengetahui terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan di Landas Kontinen wajib segera melaporkan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, gubernur, bupati/walikota, pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan/atau
pejabat Tentara Nasional Indonesia.
Penutup
■ Indonesia membutuhkan UU Landas Kontinen yang baru
agar mendapatkan kepastian hukum nasional dan
internasional di wilayah laut;
■ Keberadaan UU Landas Kontinen yang baru akan
memperkuat posisi strategis Indonesia sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia;
■ RUU Landas Kontinen yang tengah dibahas di DPR
telah berupaya untuk memberikan ruang bagi
pemanfaatan potensi sumber daya alam kelautan
Indonesia secara berkeadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia dan bertanggung jawab atas kelestarian laut.

Anda mungkin juga menyukai