Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS

MODUL 4
PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

TASLIMAH 855736925
SALSA NABILA 855736957
TATI ROHYANI 855736989
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN TERJADINYA
KETUNANETRAAN

A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA

B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN

C. PENCEGAHAN TERJADINYA
KETUNANETRAAN
A. Definisi dan Klasifikasi Tunanetra
Orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama
sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan,
tetapi tidak bisa menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan
berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu
dengan kaca mata (kurang awas).

Dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan penglihatan, yaitu:


1. Definisi legal adalah definisi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Terdapat dua aspek yang diukur yaitu ketajaman
penglihatan (visual acuity) dan medan pandang (visual field)
2. Definisi edukasional adalah definisi untuk tujuan pendidikan atau
definisi fungsional yaitu yang difokuskan pada seberapa banyak sisa
penglihatan seseorang dapat bermanfaat untuk keberfungsian
sehari-hari.
B. Penyebab terjadinya ketunanetraan
Berikut adalah beberapa kondisi umum yang menyebabkan ketunanetraan, antara
lain:
• Albinisme
• Amblyopia
• Buta warna
• Defisiensi vitamin A – Xerophthalmia
• Glaukoma
• Katarak
• Kelainan mata bawaan
• Myopia (penglihatan dekat)
• Nistagmus
• Ophthalmia Neonatorum
• Penyakit kornea dan pencangkokan kornea
• Retinitis Pigmentosa (RP)
• Retinopati Diabetika
• Retinopathy of prematurity
• Sobeknya dan lepasnya retina
• Strabismus
• Trakhoma
• Tumor
• Uveitis
C. Pencegahan terjadinya ketunanetraan
10 strategi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya ketunanetraan,
antara lain:

1. Prophylaxis
2. Imunisasi
3. Perawatan kehamilan yang tepat
4. Perawatan neonatal
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan
7. Penyuluhan genetika
8. Perundang-undangan
9. Deteksi dan intervensi dini
10. Meningkatkan higiene dan perawatan kesehatan
KEGIATAN BELAJAR 2
DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU

A. PROSES PENGINDRAAN

B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN

C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI


OBYEK

D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG


TUNANETRA
A. PROSES PENGINDERAAN
Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan
dan mengirimkannya ke otak untuk diproses, disimpan, dan ditindaklanjuti.
Masing-masing organ pengindraan bertugas memperoleh informasi yang
berbeda-beda. Informasi auditer berupa bunyi atau suara diperoleh melalui
telinga.

B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN


1. Indra pendengaran
2. Indra perabaan
3. Indra penciuman
4. Sisa indra penglihatan

C. VISUAL, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK


1. Visualisasi, adalah cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan
kenyamanan di dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara
mandiri adalah dengan menggunakan ingatan visual (visual memory) atau
visualisasi (juga disebut peta mental).
2. Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik (kinesthetic memory) adalah ingatan tentang kesadaran gerak
otot yang dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan
keseimbangan (yang dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat di bagian atas
dari telinga bagian dalam

3. Persepsi obyek (Object Perception)


Adalah suatu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari
suatu benda hadir disampingnya atau hadir di hadapannya meskipun dia tidak
memiliki penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh benda itu.

D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA


1. Cara menuntun orang tunanetra
a. Kontak pertama
b. Cara memegang
c. Posisi pegangan
d. Jalan sempit
e. Membuka/menutup pintu
f. Melewati tangga
g. Melangkahi lubang
h. Duduk dikursi
i. Naik kedalam mobil
2. Cara mengorientasikan
Jika ingin menunjukan arah menuju suatu tempat atau benda
kepada seorang tunanetra, tidak bisa sekedar menunjuk sambil
mengatakan “ke sana” atau “ke sini”, tetapi harus lebih spesifik.
Misalnya 5 langkah ada tv, 10 langkah ada pintu, dan sebagainya.
KEGIATAN BELAJAR 3
PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM SETTING
PENDIDIKAN INKLUSI

A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA

B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

C. EVALUASI PEMBELAJARAN
A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
Berikut adalah penjelasan untuk beberapa dari kebutuhan khusus tersebut, yaitu:
1. Pengembangan konsep
2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar khusus
3. Keterampilan sosial/emosional
4. Keterampilan orientasi dan mobilitas
5. Keterampilan menggunakan sisa penglihatan

B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN


6. Strategi pembelajaran
• Strategi individualisme
• Strategi kooperatif, dan
• Strategi modifikasi perilaku
2. Media pembelajaran
• Alat peraga
• Alat bantu pembelajaran
C. EVALUASI PEMBELAJARAN

Pertama, soal yang diberikan kepada siswa tunanetra yang tergolong


buta, hendaknya dalam bentuk huruf braille, sedangkan siswa low
vision menggunakan huruf biasa dengan menyesuaikan ukuran
hurufnya dengan penglihatannya.

Kedua, bersifat objektif dalam memberikan penilaian sesuai dengan


kemampuannya.

Ketiga, waktu pelaksanaan tes yang diberikan untuk siswa tunanetra


hendaknya lebih lama dibandingkan dengan siswa yang lainnya.
RANGKUMAN

Semua anak berhak dan layak mendapatkan pendidikan disekolah-


sekolah meskipun si anak tersebut termasuk anak berkebutuhan
khusus. Peran seorang guru sangat penting untuk menangani,
membantu dan memberikan motivasi kepada anak yang berkebutuhan
khusus.

Guru juga harus memberikan penjelasan serta pengertian kepada siswa


lainnya agar tidak memilih-milih teman untuk bergaul dan menghindari
sifat bully. Selain itu guru juga harus bersikap adil di dalam memberikan
pembelajaran maupun penilaian kepada siswanya sesuai dengan
kemampuan serta keadaan yang dimiliki oleh siswa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai