Anda di halaman 1dari 24

PRINSIP DAN PRAKTIK

EKONOMI ISLAM
4
Sy@ms
DALIL PRINSIP DAN EKONOMI ISLAM

 Al Baqarah ayat 275


 Hendaknya dilakukan dengan cara yang baik
(Q.s An-nisa:29)
 Hendaknya kegiatan ekonomi
teradministrasikan dengan tertib (Q.s Al-
Baqarah:282)
 Dilakukan dengan penuh amanah (Q.s Al-
mu'minun:8)
Al Baqarah ayat 275

ْ
‫َوَأ َح َّل اهّلل ُ ال َب ْي َع َو َح َّر َم ّ ِالراَب‬
“Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba.”
Annisa ayat 29
‫ون جِت َ َار ًة‬َ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا اَل تَْألُك ُوا َأ ْم َوالَمُك ْ بَيْنَمُك ْ اِب لْ َبا ِط ِل اَّل َأ ْن تَ ُك‬
‫ِإ‬
‫َع ْن تَ َر ٍاض ِمنْمُك ْ ۚ َواَل تَ ْق ُتلُوا َأنْ ُف َسمُك ْ ۚ َّن اهَّلل َ اَك َن ِبمُك ْ َر ِحميًا‬
‫ِإ‬
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu
Al Baqarah ayat 282
ۚ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا َذا تَدَ ايَنْمُت ْ ِبدَ ْي ٍن ىَل ٰ َأ َج ٍل ُم َس ًّمى فَا ْك ُت ُبو ُه‬
ْ ‫ِإ‬ ‫مُك‬ ْ ‫ِإ‬
‫َۚ ولْ َيك ُت ْب بَيْنَ ْ اَك ِت ٌب اِب ل َع ْد ِل‬
282. Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar
PENGERTIAN SISTEM EKONOMI ISLAM

Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem


ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan
nilai² Islam dalam rangka untuk mencapai
kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun
di akhirat yang diatur dalam Al-Qur'an, Al-
hadis dan Ijma'.
TUJUAN PRINSIP EKONOMI ISLAM

 Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi


secara islami.
 Agar manusia dapat mencapai kesejahteraan dunia
dan akhirat.
 Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan
yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di
bidang hukum dan muamalah.
PRAKTIK EKONOMI ISLAM

1. JUAL BELI
2. UTANG PIUTANG
3. SEWA MENYEWA
4. SYIRKAH
5. PERBANKAN
6. RIBA
JUAL BELI

Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari al-


ba'i yang artinya jual dan 'a asy-syira yang
artinya beli. Menurut istilah hukum syara,
jual beli ialah menukar uang dengan
barang yang lain dengan cara akad
(ijab/qobul).
RUKUN JUAL BELI

1. Antara Penjual dan 2. Antara Uang dan


Pembeli Barang
Syarat: Syarat:
 Berakal & dapat memilih  Suci
(membedakan)  Ada manfaatnya
 Dengan kehendak sendiri  Keadaan barang milik
(bukan paksaan) penjual
 Berlaku jujur
3. Ada Ijab dan Qobul
JUAL BELI YANG DILARANG AGAMA

 Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari


harga pasar sedangkan ia tidak ingin dengan barang
itu, tetapi semata-mata supaya orang lain tidak
membeli barang tersebut.
 Menjual suatu barang yang digunakan untuk menjadi
alat maksiat.
 Membeli barang yang sudah dibeli oleh orang lain
dalam keadaan khiyar (Proses Penawaran)
UTANG PIUTANG
UTANG-PIUTANG ADALAH MENYERAHKAN
HARTA DAN BENDA KEPADA SESEORANG
DENGAN CATATAN AKAN DIKEMBALIKAN PADA
WAKTU KE MUDIAN. TENTU SAJA DENGAN
TIDAK MENGUBAH KEADAANNYA. ME MBE RI
UTANG KE PADA SESEORANG BERART I
MENOL ONGNYA DAN SANGAT DIANJURKAN
OLEH AGAMA.
R U K U N U TA N G - P I U TA N G
R U K U N U TA N G - P I U TA N G A D A T I G A , YA I T U :
1 )  YA N G B E R P I U TA N G D A N YA N G B E R U TA N G
2 )  A D A H A RTA ATA U B A R A N G
3 )   L A FA D Z K E S E PA K ATA N
Sewa Menyewa
Sewa-menyewa dalam fiqih Islam disebut ijārah, artinya imbalan yang harus
diterima oleh seseorang atas jasa yang diberikannya. Jasa disini berupa
penyediaan tenaga dan pikiran, tempat tinggal, atau hewan.
Dasar hukum ijārah dalam firman Allah Swt.
Artinya: “...dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut...”
(Q.S. al-Baqarah: 233).
Syarat dan Rukun Sewa-menyewa
1) Yang menyewakan dan yang menyewa haruslah telah baligh dan berakal sehat.
2) Sewa-menyewa dilangsungkan atas kemauan masing-masing, bukan karena
dipaksa.
3) Barang tersebut menjadi hak sepenuhnya orang yang menyewakan, atau
walinya.
4) Ditentukan barangnya serta keadaan dan sifat-sifatnya.
SYIRKAH

Syirkah menurut bahasa adalah ikhtilath


(berbaur). Adapun menurut istilah, syirkah
(kongsi) ialah perserikatan yang terdiri atas
dua orang atau lebih yang didorong oleh
kesadaran untuk meraih keuntungan.
SYARAT SYIRKAH

 Sighot (lafal akad) atau surat perjanjian, yaitu kalimat


akad perjanjian dengan syarat mengandung arti izin
untuk membelanjakan barang syarikat.
 Orang yang berserikat harus memenuhi syarat sehat
akal,baligh,merdeka,tidak dipaksa.
 Pokok (modal) yang disepakati.
BENTUK SYIRKAH
1)  Syirkah ‘Inān
Syirkah ‘inān adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang
masing- masing memberi kontribusi kerja (amal) dan modal
(mal). Syirkah ini hukumnya boleh berdasarkan dalil sunah dan
ijma.
2)  Syirkah ‘Abdān
Syirkah ‘abdān adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang
masing-masing hanya memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa
kontribusi modal (amal).  Konstribusi kerja itu dapat berupa
kerja pikiran (seperti penulis naskah) ataupun kerja fisik (seperti
tukang batu). Syirkah ini juga disebut syirkah ‘amal.
3) Syirkah Wujūh
Syirkah wujūh adalah kerja sama karena didasarkan pada
kedudukan, ketokohan, atau keahlian (wujuh) seseorang di
tengah masyarakat. Syirkah wujūh adalah syirkah antara
dua pihak yang sama-sama memberikan kontribusi kerja
(amal) dengan pihak ketiga yang memberikan konstribusi
modal (mal).
4) Syirkah Mufāwaḍah
Syirkah mufāwaḍah adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan
semua jenis syirkah di atas. Syirkah mufāwaḍah dalam pengertian ini boleh dipraktikkan.
Sebab setiap jenissyirkah yang sah berarti boleh digabungkan menjadi satu. Keuntungan
yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai
dengan jenis syirkahnya.
5) Muḍārabah
Muḍārabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama
menyediakan semua modal (ṡāhibul māl), pihak lainnya menjadi pengelola atau pengusaha
(muḍarrib).
6)  Musāqah, Muzāra’ah, dan Mukhābarah
Musāqah
Musāqah adalah kerja sama antara pemilik kebun dan petani di mana sang pemilik kebun
menyerahkan kepada petani agar dipelihara dan hasil panennya nanti akan dibagi dua
menurut persentase yang ditentukan pada waktu akad.
Muzāra’ah adalah kerja sama dalam bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani
penggarap di mana benih tanamannya berasal dari petani. Sementara mukhābarah ialah kerja
sama dalam bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani penggarap di mana benih
tanamannya berasal dari pemilik lahan.
Apabila muzāra’ah, benihnya berasal dari petani penggarap,
sedangkan mukhābarah benihnya berasal dari pemilik lahan.
PERBANKAN SYARI'AH

Perbankan syari'ah atau perbankan


Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah
(hukum) Islam.
Perbedaan konvensional dan
syariah
Perbedaan Syari’ah Konvensional
Hukum Syariah Islam Hukum Positif di
berdasarkan Al-Qur’an Indonesia
dan Hadist dan telah
difatwakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI)
Investasi Usaha yang halal saja Semua Usaha
Orientasi Keuntungan (profit Keuntungan (profit
oriented) dan oriented) semata
kemakmuran dan
kebahagian dunia akhirat
Keuntungan Bagi Hasil Bunga
Hub. Nasabah dan Bank Kemitraan Kreditur dan Debitur
Keberadaan Dewan Ada Tidak Ada
Pengawas
PRODUK PERBANKAN SYARI'AH

1. Mudhorobah, adalah perjanjian antara penyedia


modal dengan pengusaha.
2. Musyarokah, keuntungan yang diraih akan dibagi
dalam rasio yang disepakati.
3. Murobahah,yaitu penyaluran dana dalam jual beli.
4. Takaful (asuransi Islam)
5. Wadi'ah (jasa penitipan)
6. Deposito mudhorobah, nasabah menyimpan uang di
bank dalam kurun waktu tertentu.
RIBA

Riba menurut bahasa menurut bahasa


Ziyadah (tambahan). Riba adalah suatu
pengambilan tambahan atau setiap kelebihan
nili antar suatu barang. Baik dalam transaksi
atau pinjam meminjam yang bertentangan
dengan ajaran agama islam.
Larangan Melakukan Riba
Allah swt melarang seseorang memakan riba dikarenakan
akan diberikan siksaan yang amat pedih bagi orang yang
memakan riba. Yang sudah disampaikan pada firman
Allah swt dalam Q.s An-Nisa:161 yaitu:

Dan dibebabkan karna mereka memakan


Riba,padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karna mereka memakan harta
orang dalam jalan bathil. Kami menyediakan untuk
orang orang kafir diantara merekayang amat pedih.
Jenis Riba
a) Ribā Faḍli, adalah pertukaran barang sejenis yang
tidak sama timbangannya.
b) Ribā Qorḍi, adalah pinjam meminjam dengan syarat
harus memberi kelebihan saat mengembalikannya.
c) Ribā Yādi, adalah akad jual-beli barang sejenis dan
sama timbangannya, namun penjual dan pembeli
berpisah sebelum melakukan serah terima. Seperti
penjualan kacang, ketela yang masih di dalam tanah.
d) Ribā Nasi’ah, adalah akad jual-beli dengan
penyerahan barang beberapa waktu kemudian. 
HIKMAH PRINSIP DAN PRAKTIK
EKONOMI ISLAM.
• Kita dapat melakukan kegiatan ekonomi secara
islami.
• Dapat mencapai kesejahteraan dunia dan
akhirat.
• Kita dapat mengetahui salah satu larangan
Allah yaitu melakukan Riba.
• Kita dapat menjaga kehalalan Rezeki.
• Dan kita mendapatkan Karunia dari Allah.

Anda mungkin juga menyukai