Anda di halaman 1dari 5

BUMS dan Krisis Ekonomi

Latar belakan krisis 1998 :

Fundamental ekonomi yang dianggap kuat


- Inflasi rendah
- Surplus anggaran
- Memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil
- Menjalankan system perdagangan yang terbuka
- Sentimen positif dari pasar, khususnya para kreditur luar negeri hingga banyak arus
modal masuk. (net capital inflows),
BUMS dan Krisis Ekonomi

Pemanfaatan hutang swasta


- Tidak untuk sektor yang produktif (pertanian atau indistri)
- Lebih banyak untuk sektor konsumtif (ledakan bisnis hunian/property)

Akibat strategi bisnis tersebut:


- kinerja ekspor yang selama ini menjadi andalan ekonomi nasional justru mengalami
perlambatan,
- hutang swasta tersebut banyak yang tidak dilandasi oleh kelayakan ekonomi, banyak
yang lebih mengandalkan koneksi politik dikenal istilah Korupsi Kolusi Nepotisme
(KKN) .
- Lembaga keuangan juga membuat pinjaman atas dasar perhitungan aset yang telah
“digelembungkan”
- Batas waktu pinjaman (maturity) hutang swasta tersebut rata-rata jangka pendek.
Sementara bisnis model sector property adalah bisnis jangka panjang dengan pembelian
melalui cara kredit, hingga terjadi mismatch.
- Hutang swasta dalam valuta asing dan saat itu rpiah anjlok. Dengan demikian kewajiban
swasta jadi semakin berat.
BUMS dan Krisis Ekonomi

Faktor lain yang meperdalam krisis :


• kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut,
masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.

• Banyak pelanggaran yang dilakukan perbankan dalam kebijakan pemeberian kreditnya, baik dari
review kelayakan kredit hingga pelanggaran ketetentuan pembatasan pemeberiankredit kepada
pihak terkait (Legal Lending Limit). Banyak bank yang sesunguhnya tidak bermodal cukup
(undercapitalized) atau kekurangan modal, tetapi tetap dibiarkan beroperasi. Maka ketika nilai
rupiah mulai terdepresiasi, sistem perbankan tidak mampu menempatkan dirinya sebagai
“peredam kerusakan”, tetapi justru menjadi korban langsung akibat neracanya yang tidak sehat.
BUMS dan Krisis Ekonomi

• perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada gilirannya
memberbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri. Krisis ekonomi melebar menjadi krisis
kepercayaan. Banyak terjadi pelarian modal keluar (capital flight) yang makin memperparah kurs
rupiah.

Kegagalan dalam mengembalikan stabilitas sosial-politik telah mempersulit kinerja perekonomian


dalam mencapai momentum pemulihan secara mantap dan berkesinambungan. Hingga terciptalah
krisis multi dimensi di Indonesia pada waktu itu.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai