Anda di halaman 1dari 43

TATA LAKSANA

EFEK SAMPING
OAT
dr Eko Prasetyo N. Sp.P
RSUD Berkah Pandeglang
Derajat ESO
• Obat TB dapat menyebabkan
reaksi efek samping.
• Mengelola reaksi obat dengan
cepat & agresif  meningkatkan
toleransi terhadap obat.
• Efek samping minor
• obat-obatan tidak perlu
dihentikan
• KIE pasien untuk terapi
simptomatis
• Efek samping major,
• obat sering harus dihentikan
• dilanjutkan dengan regimen
Manajemen
Efek samping
OAT
EFEK SAMPING MINOR

Mual, Arthralgia Peripheral Kencing


Berwarna Merah
muntah Neuropathy

R, H, Z Z H R
Normal  KIE
• Sering, terutama di minggu
awal

Gangguan gastro • Histamin antagonis


intestinal (ranitidine) / proton pump
(Mual, Muntah) inhibitors (omeprazole) bisa
membantu mengurangi
• E, H, Z, Eto/Pto, keluhan
Cfz, Bdq, Lfx, Mfx,
Lzd • Anti emetik jika diperlukan (30
menit sebelum minum obat)
• Bila muntah refrakter  OAT
bisa dihentikan sementara ,
atau ↓ dosis obat yg dicurigai
sbg penyebab.
Gangguan gastro
intestinal • Selalu periksa danger sign:
(Mual, Muntah) Dehidrasi, Ggn serum elektrolit,
hepatitis, perdarahan lambung
• E, H, Z, Eto/Pto,
Cfz, Bdq, Lfx, Mfx,
Lzd • Untuk semua pasien, mual
& muntah harus ditangani
dg 3 fase:
Sesuaikan jadwal pemberian
obat tanpa mengurangi
dosisnya:

01 • Berikan obat malam hari.

• KIE pasien bhw mual muntah


dapat membaik dlm beberapa
minggu, bahkan bisa hilang
seiring dengan waktu
Berikan Obat Anti-Emetik

• Mulai dengan metoclopramide PO: 10 mg,


30 menit sebelum OAT, max 15 mg 2x
sehari.
KI : problem neurologis

02
• Menetap dapat ditambah ondansetron
atau promethazine:

• Ondansetron PO: 2 x 8 mg (30 menit


sebelum OAT) KI : obat yg ↑ QT interval.

• Jika tidak ada ondansetron :


promethazine PO: 25 mg 30 menit
sebelum OAT.
Bila perlu, dosis promethazine dapat
dinaikkan menjadi 3 x 50 mg.
Kurangi dosis, atau hentikan
sementara OAT
• Jika menggunakan Eto/Pto, kurangi
dosisnya 1 tingkat, misal:
1000 mg/day reduce to 750 mg,

03
750 mg/day reduce to 500 mg.

(Hindari Eto/Pto <500 mg/hari pada


pasien dewasa dg BB>33k).

• Jika menggunakan Cfz, turunkan dosis


hingga 100 mg/hari.

• Jika benar-benar diperlukan, stop


semua OAT sampai gejala membaik.
• Pada fase manapun, jika ada
kecemasan berlebihan yg disebabkan
krn OAT, dapat diberikan short-acting
benzodiazepine (e.g. diazepam 5 mg
PO) 30 minutes sebelum OAT.

• Ini dapat meringankan kondisi


• Notes “anticipation nausea”. Hentikan
diazepam segera setelah mual
membaik.(sesingkat mungkin, krn
dapat  ketergantungan dan
tolerance

• Jangan berikan diazepam >2 minggu


• Biasanya akan hilang seiring dg waktu.
Kadar asam urat darah bisa meningkat,
tapi tidak terlalu berkorelasi dg keluhan.
Terapi anti-hyperuricemic bisa
diberikan pada pasien ini.

Arthralgia • Mulai terapi dg obat anti-inflamasi, misal:


Z, H, FQs, Bdq, Eto ibuprofen PO: 400 – 800 mg 3x/hari.
• Paracetamol PO: 500–1000 mg 2–3x/hari
dapat membantu meringankan keluhan
jika diberikan Bersama dg obat anti
inflamasi
• Jika gejala tidak membaik, coba kurangi
dosis obat yg kemungkinan menjadi
penyebab (biasanya Z)  hal ini tidak
mengurangi efektivitas terapi.
• Kerusakan saraf perifer.
• Biasanya pada ibu hamil, menyusui, pasien
dg HIV, pasien alcoholic, malnutrisi,
diabetes, chronic liver disease, & renal
impairment
• Preventif dengan pyridoxine po (5 – 10
mg/hari untuk anak; 10 mg / hari pada
Peripheral Neuropathy dewasa atau 3x 25mg seminggu atau ½
tab tiap hari.
• H, E Cs, Lzd, H, Eto/Pto
(jarang),
aminoglycoside, Cm,
FQs Jika muncul neuropati perifer:
berikan pyridoxine:
– anak , 12 tahun: 20 – 40 mg/hari in 2 divided
doses
– anak > 12 tahun : 60 – 100 mg/hari in 2
divided doses
– dewasa: 100 – 200 mg daily
Efek samping Major

1 Skin Rash
5 Hepatitis
2 Auditory toxicity
6 Optic Neuritis
3 Vestibular Toxicity
Thrombocytopenic
7
Purpura
4 Nephrotoxicity
• Reaksi hipersensitivitas : gatal & itching
and skin rashes.
• Tanda umum lain: demam, pusing, mual,
dapat juga muncul.

1. Skin Rash • Berat exfoliative dermatitis (Stevens-


(S, E, Z, R, H, all anti Johnson's syndrome) dapat muncul,
terutama jika obat tetap diberikan
TB drug) setelah tanda hipersensitivitas muncul..

• Jika keluhan hanya gatal biasa: terapi


simptomatis (mis: antihistamin) tanpa
interupsi atau modifikasi OAT
Jika muncul skin rash tanpa gatal:

1. Stop OAT, beri terapi simtomatik (bisa


1. Skin Rash dengan kortikosteroid) dan tunggu
(S, E, Z, R, H, all anti sampai rash menghilang
TB drug) 2. Identifikasi obat penyebab supaya
dapat memulai terapi sesegera
mungkin. Gunakan trial doses.
• Tanda: hearing loss dan/atau tinnitus.
• Hearing loss biasanya tidak reversible dengan
penghentian terapi.
• Audiometry untuk pemeriksaan baseline dan/atau
follow-up for baseline untuk mendeteksi early
2. Auditory Toxicity
hearing loss.
aminoglycosides • Progresivitas dapat dicegah dengan menghentikan
obat penyebab.
• Melanjutkan terapi injectable meskipun terjadi
hearing loss hamper selalu menyebabkan ketulian.
• Tanda awal vestibular toxicity : sensasi telinga
penuh & tinnitus intermiten  rubah dosis
obat injectable menjadi 2 – 3x /minggu

3. Vestibular Toxicity
• Jika menggunakan aminoglycoside, Cm dapat
Aminoglycoside (S, coba diberikan, tapi vestibular toxicity dapat
Cm,Km) Cs, FQs, tetap muncul
Eto/Pto, Lzd H)

• Jika muncul tinnitus & ketidak seimbangan 


tanda vestibular toxicity  stop obat injectable
untuk menghentikan progresivitas & ataxia.
• Gejala vestibular toxicity biasanya tidak
membaik dengan penghentian obat injectable
4. Nephrotoxicity
(Aminoglycosides)
Jika muncul renal failure:
– Stop the nephrotoxic agent.
• ↑ serum creatinine. Faktor komorbid ; – singkirkan penyebab lain (e.g.
• Awalnya : asimtomatik  DM atau CRF bukan DM, dehydration, medications,
sangat penting untuk
memonitor kadar kreatinin
kontra indikasi CHF, urinary obstruction, UTI,
prostate hypertrophy).
jika menggunakan obat untuk terapi
injectable dengan obat2 di – monitor Cr & SE tiap 1-2 minggu
hingga stabil.
• Symptom: ↓ urine atas, walaupun
production; tanda volume Jika fungsi renal membaik, berikan
harus dengan kembali obat injectable.
overload ; edema,
anasarca, or shortness of pengawasan ketat. Aminoglycoside  Cm
breath; or uremic Renal impairment
symptoms ; mental status Berikan 3x/minggu
dapat permanen.
changes (confusion, Resiko nefrotoksis dpt
somnolence) or serositis. diminimalisir dg menghindari obat
nefrotoksik yg lain
• Semua obat TB dapat menyebabkan hepatotoksisitas.
• Kadar serum aspartate aminotransferase (AST) & alanine
aminotransferase (ALT) meningkat pada liver toxicity.
• AST or ALT or serum bilirubin > 3x upper limit of normal +
symptoms
5. • or > 5 times normal limit in the absence of symptoms are
Hepatiti considered elevated.
s (Z, R,H, • AST or ALT or serum bilirubin < 5x normal limit = mild toxicity;
Eto/Pto, • 5 to 10x normal limit = moderate toxicity and

PAS) • > 10x normal limit = severe toxicity.


• Jika muncul gejala atau jika liver enzymes meningkat moderate /
severe  semua obat TB harus distop sambal menunggu perbaikan
gejala.
• Tujuan: memberikan terapi baik dengan regimen awal atau dengan
regimen lain sesegera mungkin (reintroduce)
• Jarang terjadi, biasanya disebabkan
karena E dan biasanya reversible
6. Optic Neuritis jika obat penyebab dihentikan.
E, and jarang Eto/Pto,
• Gejala awal: hilangnya kemampuan
Lzd melihat warna merah-hijau  obat
penyebab dihentikan seterusnya.
• Leukopenia, thrombocytopenia, anaemia,
dan kelainan koagulasi dapat muncul
karena beberapa OAT.
7. Thrombocytopeni • Thrombocytopeni purpura lebih sering
Purpura disebabkan karena pemberian R secara
R, Lzd, Rfb, all anti-TB intermiten.
drugs • Segera hentikan R dan terapi secara
agresif untuk shock, renal failure and
thrombocytopenia.
Manajemen Efek
samping
lanjutan obat TB
RO
• Menangani efek samping dengan segera dan tepat sangat penting untuk ↑ toleransi
dan memperbaiki outcome.

• Semua pasien harus diberi tahu bahwa mereka mungkin akan mengalami efek samping.

• Efek samping umumnya muncul pada awal terapi, terutama beberapa minggu pertama,
pasien bisa merasa tidak enak badan, & yg paling sering muncul adl mual muntah.

• Pasien harus diedukasi jika muncul eeksamping serius (mis: hearing loss, dizziness,
ringing in the ears, jaundice, edema, ↓urine output, skin rash, burning in the legs),
pasien harus segera menghubungi petugas kesehatan terdekat.

• Sulit untuk memastikan apakah efeksamping yg muncul disebabkan oleh 1 obat atau
beberapa obat.
• Pengurungan dosis permanen atau penghentian obat hanya dilakukan hanya
jika semua cara sudah dilakukan. Mis: organ dysfunction berat atau
intoleransi berat.

• PMO dan perawat TB DOTS harus melaporkan efek samping ke dokter sedini
mungkin. Hanya dokter yang terlatih yang dapat mengurangi dosis /
menghentikan obat TB.

• Seringkali, efek samping tidak dapat sepenuhnya hilang, pasien dapat


diminta untuk mentoleransi gejala sampai reda.

• Meyakinkan pasien dan support emosional dapat menghindari penambahan


obat lain.
1 ABDOMINAL PAIN
• Suspected agents:
Eto/Pto, Cfz, Lzd
• Abdominal pain biasanya krn gastritis.
• Dapat menjadi tanda efek samping serius,
misal: hepatitis, pancreatitis, & asidosis
laktat (terutama Lzd).
• Deposisi kristal Cfz dapat berhubungan dg
severe abdominal pain (tampak seperti
acute abdomen).
• Cfz harus di stop pada pasien dg nyeri
perut hebat.
• Kadang akan
terjadi mild hair
loss pada bulan
pertama
pengobatan.

2 Alopecia
Suspected agents:
H, Eto/Pto
“ • Belum ada
laporan tentang
perubahan
penampilan yg
signifikan.
5 Depression • OAT dapat menyebabkan depresi
Suspected agents: Cs, • Gejala depresi dapat fluktuatif selama terapi.
FQs, Eto/Pto • Adanya riwayat depresi sebelumnya akan
meningkatkan resiko depresi selama
pengobatan TB, tapi bukan kontraindikasi
pemberian OAT tersebut.
• Tata laksana: support psikologi untuk pasien
(bila perlu dengan keluarganya) dan terapi
antidepresan jika perlu.
• Selalu berikan pyridoxine untuk pasien yg
mendapat Cs (50 mg pyridoxine tiap 250 mg
Cs).
• Pertimbangkan untuk mengurangi dosis atau
menghentikan OAT penyebab  hal ini tidak
mempengaruhi efektivitas terapi
• Diare, sering flatus, dan kram, dapat menyulitkan pasien, tapi
6 Diarrhoea jarang sampai menyebabkan penghentian pengobatan.
Suspected agents: PAS,
FQs, Eto/Pto, Amx/Clv, • PAS sering menyebabkan diare pada awal pengobatan.
Ipm/Cln Beritahu pasien bahwa diare biasanya membaik setelah
ebberapa minggu.

• Untuk diare tanpa darah dan tanpa demam, loperamide PO (4


mg dilanjutkan 2 mg tiap BAB (maksimum 10 mg/hari)

• Cegah dan obati dehidrasi.

• Untuk diare berat, terutama jika ada darah di feces, nyeri perut
berat, demam >38,5oC, pikirkan penyebab lain, misal acute
bacterial enteritis, pseudomembranous enteritis (C.difficile) yg
berhubungan dg FQs

• Jangan gunakan loperamide pada bloody diarrhoea atau


diarrhoea yg disertai demam.
• Sering muncul pada Cm, tapi bisa juga pada obat injectable
yg lain.
7 Electrolyte loss
Suspected agents: Cm, • Jika memungkinkan ganti Cm ke aminoglycoside.
aminoglycosides

• Electrolyte imbalance biasanya reveribel dg penghentian


terapi.

• Obati penyebab electrolyte imbalance yg lain jika ada.

• Serum elektrolit sebaiknya diperiksa rutin selama terapi.

• Mild - moderate hypo-K (K: 2.5-3.4 mmol/L) perlu potassium


replacement: KCl PO, 10 - 20 mmol 2 – 4 x/hari (20 – 80
mmol/day), tergantung keparahan hipo-K  monitor kadar K
berkala
8 Fungal infection
• Suspected agents: FQs
• Vaginal, penile, skin fold and
oral candidiasis dapat terjadi,
terutama pada pasien yg
menggunakan FQs.
• Topical antifungals atau short-
course oral antifungals
biasanya efektif.
•Ditandai oleh rasa tdk nyaman atau terbakar di
epigastric, mulut asam, nyeri perut sebelum
makan yang berkurang setelah makan.

•Haematemesis & melena: gejala gastric ulcer


bleeding  perlu penanganan segera.

•Omeprazole PO: 10 to 20 mg once daily.


Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg twice
daily.

•Dispepsia : histamine H2-antagonists


(ranitidine )

•Jangan berikan Antacids bersama dengan FQs,


krn dapat mempengaruhi absorpsi FQs
9 Gastritis
• Suspected agents: PAS,
Eto/Pto, FQs, H, E, Z
10 Gynecomastia
• Suspected agents: Eto/Pto

• Eto/Pto dapat menyebabkan


pembesara payudara yang
dapat mengganggu pasien,
terutama laki-laki.
• Gejala akan menghilang bila
terapi dihentikan
13 Hypothyroidism
Eto/Pto, PAS

• Gx: fatigue, somnolence, cold intolerance, dry skin,


coarse hair, and constipation, as well as occasional
depression and psychosis.

• PF: Thyroid enlargement & Refleks tendon lambat

• Dx: kadar thyroid stimulating hormone (TSH) > 10.0


IU/ml.

• Eto/Pto & PAS mempengaruhi sintesa hormon 


jika digunakan Bersama sering menyebabkan
hipotiroid.
• Bila diperlukan terapi dapat dilanjutkan dengan
hormone replacement therapy.
14 Lactic acidosis
Suspected agent: Lzd

• Penumpukan asam laktat di


dalam tubuh
• Gejala: mual muntah, nyeri
abdomen, sesak nafas.
• Dapat dideteksi dg pengukuran
laktat darah dan pH.
• Dapat muncul dengan
penggunaan Lzd jangka
Panjang.
15 Metallic taste
Eto/Pto, FQs

• KIE pasien untuk mentoleransi


efek samping ini.

• Rasa akan kembali normal ketika


pengobatan dihentikan
20 Photosensitivity
Cfz, FQs
• Sarankan pasien untuk
menghindari paparan langsung
sinar matahari, pakai pakaian
pelindung (lengan Panjang, &
pakai tabir surya
21 Psychosis
• Gejala: halusinasi visual, delusi,
Cs, FQs, H, paranoia, perilaku aneh
Eto/Pto • Harus mengenali gejala ini
untuk memungkinkan deteksi
dini.
• Riwayat psikosis ini bukan
kontra indikasi untuk obat di
atas
• Beberapa pasien mungkin
memerlukan obat anti psikotik
selama masa terapi
• Eek samping umumnya dapat
kembali normal setelah terapi
dihentikan.
22. QT prolongation
• Bdq, FQs, Cfz • Beberapa obat dapat
menyebabkan prolonged QT 
torsade de pointes, aritmia,
sudden death
• Bedaquiline : ECG harus diperiksa
sebelum terapi dan dievaluasi tiap
bulan
• Floroquinolone:
• Mfx paling seing menyebabkan prolonged QT
• Lfx & Ofx memiliki resiko lebih rendah
23 Seizures
• Cs, H, FQs • Cek kadar K, Ca, Mg, glukosa
• Riwayat kejang bukan kontra
indikasi absolut untuk Cs, Fqs,
& H. Tapi jangan gunakan Cs
jika ada pilihan obat lain.
• Jika pasien mengalami kejang
untuk pertama kali:
• Hentikan Cs
• Berikan terapi anti-epileptic (carbamazepine,
phenytoin, asam valproate)
• Reintroduce Cs jika diperlukan dalam regimen
terapi, biasanya dapat ditolerir dg dosis yg lebih
rendah.
25 Suicide
• Cs, H, Eto/Pto
• Paling sering disebabkan
karena Cs
• Jika muncul ide bunuh diri:
• Rawat inap di RS sampai ide bunuh diri hilang
• Hentikan Cs
• Turunkan dosis Eto/Pto sampai 500 mg/ hari
sampai pasien stabil
• Konsul psikiatri
• Berikan terapi antidepresan
• Jika tidak ada perbaikan walau Cs sudah
dihentikan, jangan berikan Eto/Pto & H
26 Tendinitis/tendon rupture
FQs

• Biasanya terjadi pada pasien tua


dan diabetes
• Jika muncul inflamasi tendon:
• Istirahatkan sendi yg sakit, berikan NSAID
• Jika regimen OAT harus melibatkan FQs, coba
lanjutkan FQs, KIE pasien bahwa ada resiko
efeksamping berupa kerusakan tendon, tapi Fqs
harus diberikan untuk mencegah gagal terpai TB
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai